Anda di halaman 1dari 18

PERUBAHAN SOSIAL DAN

BUDAYA MASA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Sosiologi Komunikasi

Kelompok 3

RAJIB KAMIL (1710631190116)


RIFA AZAHRA (1710631190122)
RIVANI NUR RIZKI (1710631190126)
ROFIQ MUHARAM ISHAQ (1710631190130)
SHAHAL RIZKY (1710631190136)
TIA DAMAYANTI (1710631190144)

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
2017/2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Perubahan Sosial dan Budaya Massa ini dengan baik. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Ana Fitriana, S.Sos., M.Ikom., selaku Dosen mata
kuliah Sosiologi Komunikasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami, dan
orang tua kami yang selalu memberikan support kepada kami serta rekan-rekan
anggota kelompok yang telah berkerja sama dengan baik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana perubahan sosial dan
budaya massa saat ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang lebih baik tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Karawang, 13 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

a) Latar Belakang .............................................................................. 1

b) Rumusan Masalah ........................................................................... 3

c) Tujuan Penulisan ........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

a) Perubahan sosial ............................................................................ 4

b) Budaya massa dan budaya populer ................................................ 7

BAB III PENUTUP

a) Kesimpulan .................................................................................... 13

b) Saran ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan sosial yang dialami anggota masyarakat untuk meninggalkan


unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang lama menjadi yang baru terjadi akibat
sifat budaya massa yang kontemporer. Munculnya kebudayaan secara instan
sesuai dengan minat yang diinginkan oleh masyarakat pada waktu
tertentu dengan mengikuti gelombang perubahan yang tengah terjadi di dalam
masyarakat yang melingkupinya. Oleh sebab itu, perubahan sosial yang terjadi
dapat memberikan perubahan pola pikir masyarakat, perilaku masyarakat, dan
budaya materi yang digunakan masyarakat. Perbedaan antara perubahan sosial
dengan perubahan budaya tergantung dari adanya perbedaan atas pengertian
tentang masyarakat dan kebudayaan itu sendiri.

Menurut Taylor, kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup


pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap
kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, setiap
perubahan-perubahan kebudayaan merupakan perubahan dari unsur-unsur
tersebut. Di dalam kehidupan sehari-hari, perubahan-perubahan masyarakat antara
perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan sangat sulit dipisahkan. Tidak
ada masyarakat di dunia yang tidak memiliki kebudayaan, sebaliknya tidak
mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam kehidupan masyarakat.

Kebudayaan itu mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku,


yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan
buah pikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang berdasarkan
keturunan. Oleh sebab itu, perubahan sosial dan kebudayaan memiliki satu aspek
yang sama yaitu keduanya saling berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara
baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Tetapi masih saja sulit untuk meletakkan zona pemisah antara

3
perubahan sosial dengan kebudayaan. Kedua gejala tersebut dapat ditemukan
diantara hubungan timbal balik sebagai sebab dan akibat.

Perubahan masyarakat yang juga mempengaruhi perubahan kebudayaan


bisa disebabkan karena suatu hal yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, ada
faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang
sudah ada sebelumnya. Atau perubahan terjadi karena adanya faktor keterpaksaan
masyarakat untuk menyesuaikan faktor yang sudah lama dengan faktor-faktor lain
yang sudah mengalami perubahaan terlebih dahulu.

Media massa merupakan institusi yang menghubungkan seluruh unsur


masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang dihasilkan.
Kehidupan masyarakat kota yang tidak saling mengenal jika melakukan interaksi
satu sama lainnya didasari oleh kepentingan dan kebutuhan yang dilandasi pada
hubungan yang sekunder. Sehingga lahirlah media massa yang merupakan
kebutuhan masyarakat perkotaan untuk saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Media massa berupaya menyesuaikan berbagai produk tayangannya terhadap
khalayak yang sifatnya heterogen dan berasal dari sosio-ekonomi, kultural, dan
lainnya. Produk tayangan media massa ditampilkan sedemikian rupa sehingga
mampu diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan
informasi tidak hanya dari dalam negeri saja melainkan dari berbagai negara. Oleh
sebab itu, media massa berusaha memberikan pilihan yang memuaskan bagi para
khalayak.

Budaya massa diproduksi dengan tujuan untuk menarik sebanyak


mungkin khalayaknya. Kebudayaan dalam masyakarat tidak hanya sampai di
budaya massa saja melainkan khalayak membutuhkan budaya populer seiring
berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin menguasai manusia. Budaya
populer lahir karena perkembangan kebudayaan lebih banyak menyajikan dari sisi
hiburan seperti film, buku, dan televisi. Budaya populer menjadi bagian dari
budaya elite dalam masyarakat tertentu seperti menggunakan kendaraan pribadi
kelas atas, mengikuti perkembangan fashion.

4
Namun, Allan Bloom menjelaskan bahwa kebudayaan baru merusak
kebudayaan tradisional yang sudah berkembang terlebih dahulu. Anehnya
kebudayaan populer lebih banyak berpengaruh kepada kelompok kaum muda dan
menjadi pusat ideologi masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya populer terus
menjadi kontradiksi dan perdebatan antara kaum konservatif dan neokonservatif.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial ?


2. Apakah yang dimaksud budaya massa dan budaya popular ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perubahan sosial.


2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan budaya massa dan budaya popular.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota


masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana
semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-
unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama
kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya,
dan sistem sosial yang baru.

Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk


meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih
menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial
dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat
baik pada tingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang
mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut
aspek-aspek sebagai berikut :

1) Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap


masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang
berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir yang di anut oleh masyarakat
sebagai sebuah sikap yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa
konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal (menjadi
pegawai negeri), sehingga konsep pekerjaan di bagi menjadi 2, yaitu sektor formal
dan informal. Saat ini terjadi perubahan terhadap konsep kerja lama di mana
pekerjaan konsep tidak sebagai sektor formal (menjadi pegewai negeri), akan
tetapi dikonsepkan sebagai sektor yang menghasilkan pendapatan maksimal.
dengan demikian, bekerja tidak saja di sektor formal, akan tetapi dimana saja yang
penting menghasilkan uang yang maksimal, dengan demikian konsep kerja
menjadi sektor formal, yaitu bekerja di pemerintahan, sektor swasta yaitu bekerja

6
di perusahaan swasta besar, sektor informal yaitu bekerja di sektor informal,
seperti wiraswasta kecil.

2) Perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sisten


sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan
sistem sosial baru.

3) Perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang


digunakan oleh masyarakat.

SKEMA 1

Tahapan Transisi Sosiologis

Primitif→Agrokultura→lTradisional→Transisi→Modern→Postmodern

Masyarakat memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut


Primitif dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan
dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. Terdapat beberapa
fase dalam kehidupan manusia yaitu :

 Fase Agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi
dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai
banyak, maka pilihan budayanya bercocok tanam di suatu tempat dan
memanen hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
 Fase Tradisional, masyarakat hidup secara menetap di suatu tempat yang di
anggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat,
seperti dipinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran
rendah ang datar, dan sebagainya. Dan mulai mengenal kata “Desa” dimana
beberapa band (kelompok kecil masyarakat) memilih menetap dan saling

7
berinteraksi satu dengan manusia lainnya sehingga menjadi kelompok nbesar
dan menjadi komunitas desa.
 Fase Transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir
tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer walaupun
untuk masyarakat desa tertentu masih menjadi masalah. Pengguna media
informasi sudah mulai merata, namun secara geografis masyarakat transisi
berada dipinggiran kota serta serta hidup mereka masih secara tradisional,
termasuk pola berfikir dan system sosial lama masih silih berganti digunakan
dan mengalami penyesuaian dengan hal-hal yang baru dan inovatif. Umumnya
masyarakat transisi bersifat mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan,
dan perilaku mereka sehari-hari.
 Fase Modern, di tandai dengan peningkatan kualita perubahan sosial yang
lebih jelas meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah
mulaikosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol.
System religi dan control sosial masyarakat serta system kekerabatan mulai di
abaikan. Masyarakat sudah mulai hidup dengan system mekanik, kaku, dan
hubungan-hubungan ditentukan berdasarkan pada kepentingan masing-masing
elemen masyarakat.
 Fase Postmodern, masyarakat secara financial, pengetahuan, relasi, dan semua
prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Walaupun
terkadang ada satu dua masyarakat modern yang memiliki cirri masyarakat
postmodern walupun belum memiliki kenampakan tersebut, namun hal itu
bersifat temporer dan meniru kelompok-kelompok lain yang lebih mapan. Dan
dapat disimpulkan masyarakat postmodern adalah masyarakat dengan
kelebihan-kelebihan tertentu dimana kelebihan itu menciptakan pola sikap dan
perilaku serta pandangan-pandangan terhadap diri dan masyarakat sosial yang
berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.

Sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern :

1. Memiliki pola hidup nonmaden, artinya kehidupan mereka yang terus


bergerak dari satu tempat ketempat yang lain menyebabkan orang sulit

8
menemukan mereka secara ajeg termasuk dapat mendeteksi dimana tempat
tinggal menetapnya.
2. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen,
yaitu pada kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturny, namun
pada sisi lain ia mengekspresiakn dirinya sebagai agen yang memproduksi
struktur atau paling tidak agen yang terlepas dari strukturnya.
3. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka
melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka.
4. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern
menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subyektif
dan liberal.
5. Pemahaman orang postmodern yang bebas menyebabkan cenderung
melakukan “gerakan kembali”. Namun itu akan menjadi perspektif yang
berbeda dengan orang yang selama ini sudah dan sedang ada di wilayah
tersebut

Perubahan sosial itu terjadi secara vertical, namun implikasi dari


perubahan sosial vertical itu mengubah semua aspek dalam kehidupan manusia,
masyarakat, dan dunia serta semua kehidupan sosial mereka yang umumnya
terjadi tidak saja vertical namun juga horizontal bahkan membentuk pola-pola
perubahan lainnya, seperti memutar, mengulang, memecah, dan menyatu.

B. Budaya Massa dan Budaya Populer

a. Budaya Massa

Makna kata massa mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang


komponen-komponannya sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian, maka massa sama dengan suatu kumpulan orang banyak yang tidak
mengenal keberadaan individualitas. Contoh budaya massa yaitu : Pakaian Batik.

Blumer dalam McQuail, mengemukakan ada empat komponen


sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu:

9
1. Anggota massa adalah orang-orang dari kelas social yang berbeda, jenis
pekerjaan yang berlainan, dengan latar belakang budaya yang bermacam-
macam, serta tingkat kekayaan yang beraneka atau berasal dari segala lapisan
kehidupan dari seluruh tingkat sosial.
2. Massa terdiri individu-individu yang anonym.
3. Anggota massa terpisah satu dengan yang lainnya dan hanya terdapat sedikit
interaksi atau pertukaran pengalaman antar-anggota massa yang dimaksud.
4. Keorganisasian bersifat longgar dan tidak mampu bertindak bersama atau
secara kesatuan.

Secara umum pengertian massa ditandai dengan:

1. Kurang memiliki kesadaran diri.


2. Kurang memiliki identitas diri.
3. Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
4. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas
wilayah yang selalu berubah pula.
5. Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptasi untuk
melakukan suatu tindakan.
6. Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu
bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan
mengkooptasi mereka.

Konsep massa kemudian mengandung pengertian masyarakat secara


keseluruhan “masyarakat massa” (the mass society). Menurut McQuail, massa
ditandai oleh :

 Memiliki agregat yang besar;


 Tidak dapat dibedakan;
 Cenderung berpikir negatif;
 Sulit diperintah atau diorganisasi; dan
 Refleksi dari khalayak massa.

10
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur
massyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa yang
dihasilkannya. Secara spesifikasi institusi media massa, yaitu: 1) Sebagai seluruh
produksi dan distribusi kotensimbolis, 2) Sebagai institusi publik yang bekerja
sesuai aturan yang ada, 3) Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima
adalah sukarela, 4) Menggunakan standar profsional dan birokrasi, dan 5) Media
sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasan.

Kehidupan masyarakat kota pada umunya media massa telah menjadi


salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu
dengan lainnya. Media massa memiliki persyaratan dalam pemakainnya yaitu:

 Orang harus bisa membaca sebelum menerima surat kabar atau majalah
 Orang harus memiliki pesawat radio atau televis, bila akan mengikuti
siarannya.
 Kebiasaan memanfaatkan media

Dalam penyampain berbagai produk tayangan media massa berupaya


menyesuaikan dengan khalayak yang heterogen dan berbagais osio-ekonomi,
kultural, dan lainnya. Di sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film,
informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media memuaskan
khalayaknya. Produk media baik yang berupa berita, program keluarga , kuis,
film, dan sebagainya, disebut juga upaya massa yaitu karya budaya. Budaya
massa di bentuk di sebabkan:

 Tuntutan industry kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak


dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang
banyak dalam tempo singkat, tak sempat lagi berfikir, dan dengan secepatnya
menyelesaikan karyanya. Dan memiliki target dalam waktu tertentu.
 Karena massa cenderung ‘ latah’ menyulap atau meniru sesuatu yang sedang
naik daun atau laris, sehingga media mencari keuntungan sebesar-besarnya.

11
Pada umumnya budaya massa di pengaruhi oleh budaya popular.
Pemikiran tentang budaya popular menurut Ben Agger (1992;24) dapat di
kelompokan pada empat aliran yaitu:

 Budaya di bangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan


mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
 Kebudayaan popular menghancurkan nilai budaya tradisional.
 Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx
kapitalis.
 Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas.

Kebudayan popular banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang


dapat di nikmati olehsemua orang atau kalangan orang tertentu, seperti
pementasan mega bintang, kendaran pribadi, fashion, model rumah, perawatan
tubuh, dan semacamnya. Kebudayaan popular lebih banyak berpengaruh pada
kelompok orang muda dan menjadi pusat ideology masyarakat dan kebudayaan,
padahal budaya popular pterus menjadi kontradiksi dan perdebatan. Budaya
popular lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian
mengesankan lebih konsumtif. Richard Dyer mengatakan hiburan merupakan
kebutuhan pribadi masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur kapitalis.

Hiburan menyatu dengan makna-makna hiburan yang saat ini


didominasi oleh music. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa
mengabaikan peran music. Music memiliki prinsip kesenangan yang tertanam dan
menjelma dalam kehidupan manusia sehingga terbentuk suatu kebudayaan. Dunia
hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi kepuasan manusia dalam sebuah
media. Hampir tidak ada lagi perbedaan antara kehidupan nyata dan dunia yang
digambarakan dalam film yang dirancang menggunakan efek suara dengan tingkat
ilusi yang sempurna sehingga tak terkesan imaginative.

12
b. Budaya Populer

Williams (1983) mendefinisikan kata ”populer” menjadi empat


pengertian yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang
dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh
orang untuk dirinya sendiri. Sedangkan pengertian budaya popular dijabarkan
dalam berbagai definisi. Menurut Ben Agger pemikiran tentang budaya popular
dapat dikelompokan menjadi yaitu:

1. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan


mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
2. Kebudayaan popular menghancurkan kebudayaan tradisional.
3. Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi kapitalis
Marx.
4. Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas

Kebudayaan popular berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat


dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu seperti mega bintang,
kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan sebagainya.
Menurut Ben Agger Sebuah budaya yang akan masuk dunia hiburan maka budaya
itu umumnya menempatkan unsure popular sebagai unsure utamanya. Budaya itu
akan memperoleh kekuatannya manakala media massa digunakan sebagai
penyebaran pengaruh di masyarat. Contoh budaya popular adalah Korean Pop (K
Pop). Adapun Ciri-ciri budaya popular :

1. Tren, sebuah budaya yang menjadi trend dan diikuti atau disukai banyak
orang berpotensi menjadi budaya popular
2. Keseragaman bentuk, sebuah ciptaan manusia yang menjadi tren akhirnya
diikuti oleh banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-
karya lain yang berciri sama, sebagai contoh genre musik pop (diambil dari
kata popular) adalah genre musik yang notasi nada tidak terlalu kompleks,
lirik lagunyasederhana dan mudah diingat

13
3. Adaptabilitas, sebuah budaya populer mudah dinikmati dan diadopsi oleh
khalayak, hal ini mengarah pada tren
4. Durabilitas, sebuah budaya populer akan dilihat berdasarkan durabilitas
menghadapi waktu, pionir budaya populer yang dapat mempertahankan
dirinya bila pesaing yang kemudian muncul tidak dapat menyaingi keunikan
dirinya, akan bertahan-seperti merek Coca-cola yang sudah ada berpuluh-
puluh tahun
5. Profitabilitas, dari sisi ekonomi, budaya populer berpotensi menghasilkan
keuntungan yang besar bagi industri yang mendukungnya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemaparan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat
serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-
unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial
lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,
budaya, dan sistem sosial yang baru. Terdapat beberapa fase dalam kehidupan
manusia yaitu : Fase Agrokultural, Fase Tradisional, Fase Transisi, Fase
Modern, dan Fase Postmodern.
2. Budaya massa adalah suatu budaya yang terus menerus direproduksi dan
dikonsumsi oleh suatu kelompok yang mempunyai akibat secara
menyeluruh. Williams (1983) mendefinisikan kata ”populer” menjadi 4 penger
tian yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang
dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh
orang untuk dirinya sendiri. Kebudayaan popular berkaitan dengan masalah
keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang
tertentu seperti mega bintang, kendaraan pribadi, fahion, model rumah,
perawatan tubuh. Ciri-ciri budaya popular yaitu : tren, keseragaman bentuk,
adaptabilitas, durabilitas, profitabilitas.

B. Saran

Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca.
Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat
penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bungin. 2007. “Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus


Teknologi Komunikasi di Masyarakat”. Jakarta: Kencana Prenada Media.

16

Anda mungkin juga menyukai