Anda di halaman 1dari 16

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RIAU

SETIA AQIDAH

JURUSAN ENGLISH AND COMPUTER

TUGAS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Ilmu

pengetahuan tentang komputer di Bimbel Setia Aqidah

NAMA : AKU PADAMU

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Rasa puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian yang berjudul ″Peran
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Di Desa Cinta dan kasih Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar″. Penyelesaian
proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan, dan pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, SH, MCL, selaku Rektor Universitas Islam Riau
beserta jajarannya yang telah menyediakan fasilitas untuk menimbah ilmu di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau.
Bapak Indra Safri,S.Sos.M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Riau.
Bapak Dr. Ranggi Ade Febrian, S.IP.,M.Si selaku ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menimbah ilmu di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau.
Terima kasih Bapak Data Wardana.S,Sos.,M.Si yang relah memberikan waktu luang
siang malam untuk memberikan arahan bimbingan dan nasehat selaku Pembimbing
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar, sehingga Skripsi ini
dapat diselesaikan.
Para Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau, khususnya
pada prodi Ilmu Pemerintahan.
penulis dapat menyelesaikan penelitian.
Rekan-rekan seperjuangan ilmu pemerintahan angkatan 2017 yang telah membantu
dan memberikan semangat agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk


mengatur hubungan–hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-
gejala kekuasaan dalam masyarakat. Dengan demikian Negara memerlukan manusia
untuk mencapai jujuan yang diinginkan. Tujuan Warga Negara Indonesia dan
sekaligus tujuan Negara Indonesia dicantumkn dalam pembukaan Undang- Undang
Dasar 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamain abadi dan keadilan soaial, dengan tujuan yang ingin dicapai adalah
mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut Negara
membutuhkan yang berwenang untuk menentukan kebijakan dalam rangka
mewujudkan tujuan Negara yaitu pemerintah. Sebagai pengusa menetapka printah-
printah berupa kebijakan-kebijakan pemerintah (public polici).
Kebijakan pemerintah ditunjukan untuk pembangunan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pada hakikatnya bertujuan membangun kemandirian, termasuk
pembangunan pedesaan. Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah
pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
produktifitas dan keanekaragaman usaha pedesaan, ketersedian sarana dan fasilitas
untuk mendukung ekonomi pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang
mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumberdaya
sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan. Tujuannya, adalah untuk member
peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi
regiuonal dan nasional.
Kemajuan ekonomi nasional hanya akan tercapai jika terdapat iklim
perekonomian yang baik di tingkat provinsiakan tercapai jika kabupaten memiliki
kegiatan ekonomi yang baik. Kemajuan ekonomi sebuah kabupaten dapat tercapai
karena adanya sumbang sih dari ekonomi pedesaan yang kuat yang berimbas pada
kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini akan menjaminpenyelenggaraan pemerintah
yang baik untuk diterapkan di semua tingkat pmbangunan dan keputusan berdasarkan
kebutuhan nyata dari masyarakat. Pembanguan pedesaan merupakan salah satu cara
dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama dijalankan
oleh pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum membuahkan
hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersam. Salah satu faktor yang paling
dominan adlah intervensi pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat
daya kreatifitas dan inivasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin
ekonomi di pedesan. System dan mekanisme kelembagaan ekonami di pedesaan
tidak berjalan efekif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan
pemerintah sehinga mematikan semangat kemandirian.

Berdasarkan asumsi itula maka sudah seharusnya eksistensi desa merupakan


perhatian yang serius dari pemerintah pusat dengan lahirnya kebijakan-kebijakan
terkait dengan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan dengan cara menghimpun dan
melembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu pemerintah merupakan
pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan roda
perekonimian di pedesaan adlah melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang di
kelola sepenuhnya oleh masyarakat desa yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
sebagai salah satu program andalan dalam meningkatkan kemandirian perekonomian
desa. Badan Usaha Milik Desa dibina oleh Dinas pemberdayaan Masyarakat dan
pemerintah Desa.
Dalam perkembangannya dengan didukung peraturan perundang- undangan
semakin menguatkan landasan hokum mengenai keberadaan desa yang juga tidak
terlepas dari pemerintahan desa desa itu sendiri. Dengan dikeluarkan Undan-Undang
nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, semakin diperjelas oleh pemerintah mengenai
keberadaan desa. Pengertian desa yang tertuang pada pasal 1 ayat (1) Desa adalah
desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjudnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional
yang diakui dan di hormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selanjutnya, Agar desa dapat berkontibusi dengan pemerintahan maka
pada pasal 19 Undang-Undang
BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR

Secara etimologi, Pemerintahan berasal dari kata order yang berarti


melakukan pekerjaan dengan baik artinya ada pihak-pihak yaitu yang memerintah
memiliki wewenang dan yang diperintah memiliki kepatuhan terhadap tugas.
Kemudian pemerintah yaitu badan yang menjalankan kekuasaan administratif. Dan
pemerintah adalah tindakan, kebiasaan, hal atau hal yang memerintah
Strong memberikan definisi pemerintahan dan menyimpulkan bahwa
pemerintah harus memiliki otoritas militer, legislatif dan ekonomi. Definisi lain dari
pemerintahan diberikan oleh Montesquieu, yang menyatakan bahwa pemerintahan
adalah administratif, legislatif, dan legal.
Selain itu, menurut Samuel Edward Finer (dalam Syafiie, 2013:
32) ia menyimpulkan bahwa kata “pemerintahan” berarti bahwa pemerintahan adalah
tindakan (proses) yang terus menerus, keadaan di mana tindakan itu berlangsung
(negara), otoritas administratif (tugas), dan cara, metode dan sistem (Way, method).
dan sistem - dari pemerintah ke masyarakat.
Pemerintahan adalah suatu sistem multi proses yang tujuannya untuk
memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan yang diamanatkan dari pelayanan
publik dan pelayanan publik. Mengatakan dalam bukunya bahwa ilmu administrasi
adalah ilmu yang mempelajari koordinasi dan kemampuan mengelola bidang
legislasi, penegakan dan peradilan dalam hubungan pusat dan daerah, antar lembaga
dan antara pemerintah dengan mereka mengatakan dalam bukunya Cybernology
bahwa governance adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kebutuhan dan tuntutan
setiap orang terhadap pelayanan publik dan pelayanan publik dalam hubungan
pemerintahan dapat dipenuhi dan dilindungi (agar dapat diterima) pada saat yang
bersangkutan membutuhkannya. Ilmu manajemen mengkaji manajemen dari dua
sudut pandang, pertama dari sudut pandang bagaimana seharusnya (“agar yang
terlibat dapat menerimanya bila perlu”, yaitu normatif, ideal, yang seharusnya) dan
kedua, bagaimana seharusnya. itu nyata ("jika peserta membutuhkan" apakah ia
menerima manfaat yang diharapkan atau tidak, jadi itu empiris).Selanjutnya menurut
Wirjono Prodjodikoro dalam Munaf, (2016:77) Pemerintah dapat dibagi dalam arti
luas dan dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh
BAB III
METODE PENELITIAN

Tipe. Penelitian.

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.


Penelitian kuantitatif deskriptif mengacu pada metode yang mempelajari kegagalan
sekelompok orang, objek, ruang, sistem pemikiran atau peristiwa terkini. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk menghasilkan gambaran yang sistematis, faktual
dan akurat tentang suatu gambar atau lukisan nyata. Fitur seperti hubungan antara
fenomena yang dipelajari.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
berdasarkan filosofi positivisme yang digunakan untuk mempelajari populasi atau
sampel tertentu Teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan biaya murah
Alat penelitian digunakan dalam pengumpulan data Analisis data bersifat
kuantitatif/statistik. Tujuan pengujian hipotesis ditetapkan.
1. Penelitian yang menggambarkan ciri-ciri suatu masyarakat atau sekelompok orang
tertentu
2. Penelitian yang mendeskripsikan penggunaan fasilitas masyarakat
3. Penelitian yang memperkirakan proporsi orang yang memiliki pendapat, sikap,
atau perilaku tertentu
4. Penelitian mencoba membuat prediksi yang berbeda.

Kami ingin tahu kapan sebelum program dilaksanakan

berapa pesan atau berapa orang yang mendukung dan yang menentang dalam suatu
lingkungan masyarakat tertentu dalam melakukan suatu penelitian atas sampel yang
diambil dari masyarakat tersebut.
Lokasi. Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian Badan Usaha Milik Desa
Cinta dan kasih Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Itu semua mengingat
perusahaan milik Desa Cinta dan kasih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar itu
tidak beroperasi maksimal.
Aspek dasar dilakukannya penelitian ini adalah:

1.) Karena Desa Cinta dan kasih telah memiliki unit usaha,
2.) Karena Desa Cinta dan kasih merupakan tempat penulis mendapatkan informasi
pendukung berupa data primer dan data sekunder,
3.) Desa Cinta dan kasih sebagai tempat penulis menyebarkan kuesioner karena
bertetangga berada di Desa Cinta dan kasih, maka penulis memilih Desa Cinta dan
kasih Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar sebagai tempat penelitian.

Populasi Dan Sampel

Populasi

Markonah mengatakan bahwa populasi adalah suatu wilayah umum yang


terdiri dari benda-benda atau objek-objek yang menjadi himpunan dan sifat-sifat
tertentu yang peneliti tentukan untuk dipelajari dan kemudian diplot terkompresi
Selanjutnya menurut Riduwani dan Tita Lestari, populasi adalah himpunan
karakteristik atau satuan ukuran yang menjadi pokok kajian. Riduan (2015; 7-8) Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah suatu objek atau
subjek yang berada di daerah dan memenuhi persyaratan tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, subjek diperiksa oleh informan
kunci (key informant).
Key informan adalah pimpinan lembaga, tokoh masyarakat, orang-orang yang
lebih banyak dilihat atau dari situasi dan kondisi penelitian (lingkungan sosial).
Penelitian ini melibatkan 80 orang yang terdiri dari konsultan, supervisor, manajer,
asisten manajer, manajer unit usaha, karyawan unit usaha dan masyarakat pengguna
jasa BUM Desa Cinta dan kasih.

Sampel

Vares mengatakan bahwa populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri
dari benda-benda atau objek-objek yang menjadi himpunan dan sifat-sifat tertentu
yang peneliti tentukan untuk dipelajari dan kemudian diplot.
terkompresi Selanjutnya menurut Riduwani dan Tita Lestari, populasi adalah
himpunan karakteristik atau satuan ukuran yang menjadi pokok kajian. Riduan (2015;
7-8)
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
suatu objek atau subjek yang berada di daerah dan memenuhi persyaratan tertentu
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, subjek diperiksa oleh
informan kunci (key informant).
Key informan adalah pimpinan lembaga, tokoh masyarakat, orang-orang yang
lebih banyak dilihat atau dari situasi dan kondisi penelitian (lingkungan sosial).
Penelitian ini melibatkan 80 orang yang terdiri dari konsultan, supervisor, manajer,
asisten manajer, manajer unit usaha, karyawan unit usaha dan masyarakat pengguna
jasa BUM Desa Cinta dan kasih.

Teknik Penarikan Sampel

Sampel penelitian ini adalah Badan Usaha Milik Desa yang ada di Desa Cinta
dan kasih Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Dengan menggunakan dua
teknik, penulis menentukan sensus berdasarkan jumlah aparat pemerintah desa dan
jumlah usaha yang dimiliki desa tergolong kecil. Sedangkan terhadap masyarakat
pengguna jasa BUMDes Desa Cinta dan kasih dengan menggunakan teknik purposife
sampling. Teknik purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
dilakukan dengan cara memilih subjek berdasarkan criteria spasif yang ditetapkan
peneliti. Dikarenakan jumlah masyarakat cukup besar yang mana teknik penarikan
sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sample yang hendak di ambil,
kemudian pemilihan sample di lakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini lebih banyak menggunakan data
kuantitatif berdasarkan hasil wawancara dengan responden.

Sumber Data yang digunakan


a. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui
wawancara langsung dengan pengguna dan sebagai subjek penelitian.
b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk membandingkan berbagai hal
yang berkaitan dengan penelitian, seperti. jumlah pemustaka, buku-buku di
perpustakaan.

Teknik pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang siap
memberikan jawaban (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan
responden tanpa khawatir jika responden memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan kenyataan saat mengisi survey. (Ridwan 2015; 52-53)
2. Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung
kepada entitas yang menggunakan dana Bumdes di Desa Cinta dan kasih untuk
mendapatkan informasi dan pengetahuan guna mendukung analisis dalam penelitian.

3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi berupa dokumen tertulis,
gambar atau monumental dan dengan menyalin, melihat dan mengevaluasi laporan
dan dokumen tentang objek penelitian.

Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis materi penelitian, materi dianalisis dengan menggunakan


metode deskriptif, dimana hasil wawancara yang dilakukan di lapangan
dideskripsikan. Setelah informasi yang diterima dari responden diolah,
dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk analisis detail kuesioner dan wawancara,
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan lain-lain, ditarik kesimpulan.

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Sejarah Desa

Desa Cinta dan kasih merupakan desa pemekaran dari Desa Rindu pada tahun
2003. Ketika digabung dengan desa Rindu (1977-2003), desa Cinta dan kasih
merupakan desa bernama Dusun III Watas Hutan dengan jumlah penduduk lebih dari
900 jiwa. Seiring waktu dan pertumbuhan penduduk saat itu, atas inisiatif tokoh
masyarakat desa III Watas Hutan yaitu Pak Ali Amran dll, dan pemerintah desa
Rindu saat itu yaitu Pak Kaharuddin (kemudian), untuk memisahkan III Watas. Desa
hutan dari desa Rindu ke desa baru kemudian disebut Desa Cinta dan kasih.
Desa Cinta dan kasih merupakan bagian dari Desa Buluh Cina yaitu Desa
Hutan Watas dan Desa Empang Kampar. Karena hubungan yang jauh, kota Watas
Hutan dan Empang Kampar bergabung dengan kota Rindu, yang saat itu masih
menyatu dengan kota Teratak Buluh, pada tahun 1977 membentuk kota baru yang
kemudian disebut Desa Rindu. . Meskipun secara administratif desa Watas Hutan dan
Empang Kampar tergabung dengan desa Rindu, namun secara budaya desa Empang
Kampar dan Watas Hutan (desa Cinta dan kasih) masih mengikuti adat istiadat desa
Buluh Tionghoa sebagai desa utama sebelum bergabung dengan desa Rindu.
Selama 36 tahun bergabung menggunakan Rindu, kehidupan warga dusun
Watas Hutan secara generik masih berada dibawah garis kemiskinan. Hal inilah yg
memicu semangat tokoh warga dusun Watas Hutan (Dusun III Rindu), buat
mengusulkan pemekaran dusun Watas hutan sebagai desa, sebagai akibatnya dalam
tahun 2001 dibentuklah Tim spesifik pemekaran dusun Watas Hutan menurut desa
Rindu. Tim ini dimotori sang Bapak Ali Amran bekerja sama menggunakan Bapak
Camat Siak Hulu waktu yakni Bapak Ramli. T & anggota DPRD utusan Siak Hulu
periode 1999-2004 yakni Bapak Rustam. Perjuangan tim ini berbuah baik, sebagai
akibatnya dalam lepas lima Mei 2003 Dusun Watas Hutan sebagai Desa Percobaan
menggunakan nama desa Percobaan Cinta dan kasih yg selanjutnya sebagai desa
defenitif tahun 2005 sebagai Desa Cinta dan kasih. Desa Cinta dan kasih merupakan
sebuah desa yg masih sangan menghormati tata cara istinorma yg diwariskan secara
turun temurun. Desa Cinta dan kasih memiliki 2 pimpinan suku tata cara yaitu suku
Domo & Melayu. Suku Domo dipimpin sang datuk tumenggung semantara suku
melayu pada pimpin melajo lelo yg berada pada desa Buluh Cina lantaran jeda yg
jauh menurut Buluh Cina maka pada Cinta dan kasih suku melayu pada pimpin sang
datuk jelo sultan. Sebagi warga tata cara yg masih menhormati sisilah tata cara
istinorma & sejarah tata cara istinorma, maka warga setuju member nama dusun
watas hutan & simpang Kampar menggunakan mana desa Cinta dan kasih. Hal ini
bertujuan buat mengenang keliru seseorang pimpinan tata cara desa Cinta dan kasih
yaitu sejarah lepasnya burung balam datuk tumenggung.

BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasaan yang telah di uraikan pada bab
sebelumnya, maka peran badan usaha milik desa (BUMDes) dalam meningkatkan
kesejateraan masyarakat di desa Tanjung Balam kecamatan siak hulu kabupaten
kampar dapat dilihat dari beberapa indikator yang menjadi alat ukur dari sebuah
penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Peran BUMDes dalam Meningkatkan Kesejateraan Masyarakat Desa, dikategorikan


“Baik atau Berperan” yaitu dalam hal meningkatkan perekonomian masyarakat dan
dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa
di desa Tanjung Balam.
Peran BUMDes Meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha dalam Mendorong
perekonomian desa, dikategorikan “Kurang Baik atau kurang Berperan” yaitu dalam
hal pembentukan jumlah pengurus Bumdes yang kemudian mengakibatkan 1 orang
mempunyai 2 jabatan, yang dalam hal ini tentu akan membuat pekerjaan menjadi
terhambat.

Saran
Adapun saran penulis dalam peran badan usaha milik desa Tanjung Balam dalam
meningkatkan kesejateraan masyarakat di desa Tanjung Balam kecamatan siak hulu
kabupaten kampar adalah :
Perlunya upaya penambahan modal yang di berikan kepada BUMDes Tanjung Balam
agar program-program yang masih dalam perencanaan bisa terlaksanakan dan
potensi-potensi yang ada di desa bisa dijadikan jenis usaha seperti usaha hasil
perikanan, usaha hasil pertanian, gedung olahraga dan sebagainya. Dengan
bertambanya unit usaha yang dikelolah oleh BUMDes Tanjung Balam maka akan
menikatkan juga jumlah penghasilannya, dan akan bertambah juga pendapatan yang
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU

Adnan Buyung Nasution. 2001. Konsep Otonomi Daerah dan Persoalan Federalism
Tinjaun Historis Dalam Kaitannya Dengan UUD 1945.
Ala, Andrebayo. 1981. Kemiskinan dan Strategi Memarangi Kemiskinan Edisi II.
Liberti : Yogyakarta.

Amandemen Undang-Undang Pemda. UU RI No. 9 Tahun 2015. Jakarta: Redeksi


Sinar Grafika.
Dunn, William N. 2000. Analis Kebijakan Publik. Jakata: Bumi Aksara.

Edward III, George C., 2008, Implementing Public Policy. Washington:


Congressional Quarterly Press.

Labolo, Muhadam. 2014. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta, Rajawali Pers.


Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta: Airlangga
Mardiasmo. 2007. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:
Andi.
Maryunani. 2008. Pembangunan bumdes dan pemberdayaan pemerintahan desa.

Maulidah, Sri, dan Rauf, Rayunir. 2015. Pemerintahan Desa. Yokyakarta: Zanafa
Publishing.
Munaf, Yusri. 2016. Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru: Marpoyan Tujuh.
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Jakarta: Erlangga.
Syamsuddin, Haris. 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Desentralisasi-
Demokrasi dan Akuntabilitas Pemerintah Dareah. Jakarta: LIPI Press.
Ndraha, Taliziduhu, 2011 Kybemologi (Ilmu Pemerintahan Baru)1. Jakarta, PT.
Rineka Cipta.
Purnomo, 2004, Pembangunan Bumdes dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Makalah, BPMPD, Lombok Timur.
Riduan, 2015. Dasar-Dasar Stastistika. Bandung,Alfabeta.

Seyadi, 2003, Bumdes sebagai Altematif keungan Desa. Yokyakarta, UPP


STMYKPN.
Soekanto, soerjono, 2009. Sosiologi Suatu pengantar, Jakarta, PT,Raja Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai