Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

Nama Kelompok : Kelompok 3


Program Studi : Teknik Komputer
Kelas : 2A
Anggota Kelompok :
1. Andika Adnan Tamami 2301966
2. Nayla Salsabila 2301440
3. Raras Noviana Putri 2301810
4. Rhyno Fairuz Melin 2304673
5. Rizqi Tsalats Fauzan 2303964
6. Subhan Alief Putra Firdaus 2301425

PANCASILA
A. Makna dan hakikat dasar negara.
Pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia, hal ini karena di dalam
setiap silanya terkandung cita-cita, tujuan dan harapan terbentuknya negara Indonesia. Pada
dasarnya Pancasila sebagai sistem pemerintahan berfungsi sebagai landasan cara menjalankan
kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan sesuai dengan isi Pancasila tersebut. Oleh sebab
itu, dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima nilai yang menjadi dasar luhur yang ada dan
berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak masa kemerdekaan.
Dasar negara adalah landasan atau fundamen yang menjadi sebuah dasar pijakan dan
mampu memberikan sebuag kekuatan kepada sebuah negara. Dasar negara Indonesia adalah
Pancasila, ini dijelaskan dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945, dokumen konstitusi utama
Indonesia. Pembukaan UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa Pancasila sebagai ideologi dasar
negara yang menjadi panduan bagi pembentukan dan kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara merupakan cita-cita hukum dan norma hukum
yang menguasai hukum negara Indonesia dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945 serta diatur
dalam peraturan perundangan, hal ini berarti Pancasila termasuk yuridis konstitusional. Selain
termasuk kedalam yuridis konstitusional, Pancasila juga termasuk yuridis ketata negaraan yakni,
pada hakikatnya Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Hal ini berarti segala perturan perundangan yang ada harus berdasar dan bersumber pada
Pancasila. Maka, berdasarkan uraian tersebut Pancasila mempunyai sifat imperative atau
memaksa, yang berarti Pancasila mengikat setiap warga negara untuk patuh dan tunduk kepada
Pancasila.
B. Tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai dasar negara.
Tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai dasar negara meliputi:
1. Gerakan separatisme, radikalisme, dan liberalisme: Pada masa Reformasi, Pancasila
menghadapi tantangan dari gerakan separatisme, radikalisme, dan liberalisme. Hal ini
membuat Pancasila sebagai dasar negara harus memiliki kuat dalam menjawab tantangan
tersebut.
2. Dinamika dan tantangan unsur-unsur kehidupan bernegara: Pancasila harus senantiasa
menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur
kehidupan bernegara, yaitu sosial, politik, ekonomi, dan lainnya. Hal ini membuat
Pancasila sebagai dasar negara harus memiliki keterampilan dan ketahanan dalam
menjawab tantangan tersebut.
3. Implementasi dalam praktik politik: Pancasila memberikan arah tentang hukum harus
menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Hal ini membuat Pancasila
sebagai dasar negara harus memiliki implementasi yang benar dan efektif dalam
praktik politik.
4. Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan dalam kehidupan bernegara dalam
era reformasi ini karena perubahan sistem pemerintahan yang begitu cepat termasuk
digulirkannya otonomi daerah yang seluasluasnya, di satu pihak, dan di pihak lain,
masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan norma dalam kehidupan bernegara.
Akibatnya, sering ditemukan perilaku anarkisme yang dilakukan oleh elemen masyarakat
terhadap fasilitas publik dan aset milik masyarakat lainnya yang dipandang tidak cocok
dengan paham yang dianutnya. Masyarakat menjadi beringas karena code of conduct yang
bersumber pada nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi. Selain itu, kondisi euforia
politik tersebut dapat memperlemah integrasi nasional.
5. Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik aparatur pemerintahan, baik
sipil maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa
kenegarawanan. Terdapat fenomena perilaku aparatur yang ajimumpung atau
mementingkan kepentingan kelompoknya saja. Hal tersebut perlu segera dicegah dengan
cara meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan melakukan upaya secara masif serta
sistematis dalam membudayakan nilai-nilai Pancasila bagi para aparatur negara.
C. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam perumusan suatu kebijakan pemerintah.
Dalam perumusan kebijakan, Pancasila harus menjadi acuan utama yang menginspirasi
dan mengarahkan isi, proses, dan hasil kebijakan. Implementasi Pancasila dalam perumusan
kebijakan dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
1. Bidang Politik
Dalam bidang politik, implementasi Pancasila dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menghormati kedaulatan rakyat sebagai sumber legitimasi pemerintahan.
Hal ini sesuai dengan sila keempat Pancasila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum yang mengatur mekanisme pemilihan presiden, wakil presiden,
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota secara langsung oleh
rakyat.
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam keragaman.
Hal ini sesuai dengan sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”. Contoh kebijakan
yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah
pusat dan daerah berdasarkan prinsip otonomi daerah, desentralisasi, tugas pembantuan,
dekonsentrasi, dan koordinasi.
c. Menegakkan supremasi hukum yang adil dan demokratis.
Hal ini sesuai dengan sila kelima Pancasila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang mengatur
kemandirian lembaga peradilan dalam menjalankan fungsi yudikatif untuk menegakkan
hukum dan keadilan.
d. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik.
Hal ini sesuai dengan sila kedua Pancasila”Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang mengatur hak dan kewajiban
organisasi kemasyarakatan sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam berbagai bidang.
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, implementasi Pancasila dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menerapkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.
Hal ini sesuai dengan sila keempat dan kelima Pancasila “Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini
adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mengatur
peran koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang berdasarkan asas
kekeluargaan, gotong royong, dan demokrasi.
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan sumber daya alam secara
optimal dan berkelanjutan.
Hal ini sesuai dengan sila pertama dan kedua Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan
nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengatur pengelolaan sumber daya alam dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan, pemanfaatan berkeadilan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, dan tanggung jawab sosial.
c. Mendorong kemandirian ekonomi nasional dengan mengembangkan sektor-sektor
strategis dan unggulan.
Hal ini sesuai dengan sila ketiga dan kelima Pancasila “Persatuan Indonesia dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara yang mengatur pengembangan kompetensi aparatur sipil negara
dalam bidang-bidang strategis seperti pertahanan, energi, teknologi informasi,
kesehatan, pendidikan, dan pariwisata.
d. Meningkatkan kerjasama ekonomi internasional dengan mengedepankan kepentingan
nasional dan prinsip saling menguntungkan.
Hal ini sesuai dengan sila kedua dan ketiga Pancasila “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab dan Persatuan Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai
ini adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang mengatur
hubungan perdagangan Indonesia dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip saling
menghormati, saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling memperkuat.
3. Bidang Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, implementasi Pancasila dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Hal ini sesuai dengan sila pertama dan kedua Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan
nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
yang mengatur perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pelestarian kebudayaan
nasional sebagai warisan leluhur yang memiliki nilai strategis bagi identitas bangsa.
b. Mengembangkan potensi diri masyarakat melalui pendidikan yang berkualitas.
Hal ini sesuai dengan sila kelima Pancasila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur
penyelenggaraan pendidikan nasional yang bermutu, merata, dan berkeadilan bagi
seluruh warga negara tanpa diskriminasi.
c. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
bermutu.
Hal ini sesuai dengan sila kelima Pancasila”Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengatur penyelenggaraan
kesehatan nasional yang berorientasi pada pencegahan, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif, serta melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak terkait.
d. Membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini sesuai dengan sila pertama dan ketiga Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Persatuan Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini adalah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Penanganan Perusakan
Rumah Ibadah yang mengatur perlindungan terhadap rumah ibadah dari tindakan
perusakan, penghinaan, atau penodaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
4. Bidang Pertahanan Keamanan
Dalam bidang pertahanan keamanan, implementasi Pancasila dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Membangun sistem pertahanan keamanan nasional yang tangguh dan profesional.
Hal ini sesuai dengan sila ketiga dan kelima Pancasila “Persatuan Indonesia dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara yang mengatur penyelenggaraan pertahanan negara yang melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam sistem pertahanan semesta.
b. Meningkatkan kemampuan deteksi dan antisipasi terhadap ancaman non-tradisional
seperti terorisme, radikalisme, narkoba, siber, dan bencana alam.
Hal ini sesuai dengan sila kedua dan kelima Pancasila”Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang mengatur upaya pencegahan,
penindakan, penanganan korban, dan kerjasama internasional dalam menangani tindak
pidana terorisme.
c. Membina hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan mitra strategis dalam
rangka menjaga perdamaian regional dan global.
Hal ini sesuai dengan sila kedua dan ketiga Pancasila “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab dan Persatuan Indonesia”. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai
ini adalah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri yang
mengatur hubungan luar negeri Indonesia dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip
bebas aktif, saling menghormati, saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan
saling memperkuat.

DAFTAR PUSTAKA
Alviani, A., (2011). PPT Pancasila. Diperoleh dari https://www.academia.edu/35005310/
INDONESIA, M. S. K. B. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLITIK.
Muslimin, H. (2016). Tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi dan dasar negara pasca
reformasi. Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 30-38.
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jch/article/download/1791/1155
Ningsih, I. S. (2021). Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara. OSF
Preprints, 7(1).
Putra, Y. D. (2021). MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.
https://sipejar.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=670484
PUTRI, M. S. F. PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI BANGSA INDONESIA.
Rahayu, I. (2022). IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN
NEGARA DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN
PERTAHANAN DAN KEAMANAN. Constitutional and Administrative Law Review, 1(1),
19-23.
Sabilla, A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Ranah Politik.
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 154-162.

Anda mungkin juga menyukai