Disusun oleh :
Kelompok/Offering : 4/A
SEPTEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang mempunyai arti setiap warga
negara dalam kehidupannya menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka
mencapai daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun batin. Pada
zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan masyarakat,
karena didalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa indonesia yang sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia.
Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme,
serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara
berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat
menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu
realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut di rinci
dalam berbagai macam bidang antara lain politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan
kemananan (POLEKSOSBUDHANKAM) serta aspek Hak Asasi Manusia (HAM)
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Dalam buku Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi tahun 2015 dan pada buku
Materi Ajar Pendidikan Pancasila tahun 2013 menjelaskan bahwa pada pasal 26 ayat 1 dan 2,
27 ayat 1 dan 2, dan pasal 28 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat
dan kemanusiaan yang adil dan beradab yang masing-masing juga merupakan pancaran dari
sila ke empat dan ke dua Pancasila. Pokok pikiran tersebut merupakan landasan bagi
kehidupan nasional bidang politik di negara Republik Indonesia.
Dari penjabaran pokok pikiran tersebut sehingga dalam pembuatan kebijakan negara
dalam bidang politik harus berdasar pada manusia yang subjek pendukung Pancasila. Dengan
kata lain, pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik di Indonesia harus
memperhatikan rakyat karena yang memegang kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan
rakyat. Selain itu, sistem politik yang dikembangkan yaitu sistem yang memperlhatkan
Pancasila sebagai dasar-dasar moral politik. Dalam bidang ini harus bisa mewujudkan budi
pekerti kemanusiaan dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur untuk mencapai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
(Winarno, 2016) Dalam kehidupan politik, bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-
nilai demokrasi sebagaimana dengan negara lain sejalan dengan ideologinya, maka
demokrasi di Indonesia mendasarkan dirinya kepada ideologi politik yang dipunyai, yaitu
Pancasila yang disebut dengan demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila dalam arti yang
luas merupakan kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada rakyat yang
penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan nilai keadilan sangat
mendukung jalannya demokrasi di Indonesia.
Dalam buku Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi tahun 2015 dan pada buku
Materi Ajar Pendidikan Pancasila tahun 2013 menjelaskan bahwa pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Ketentuan ini memancarkan asas kesejahteraan atau asas keadilan sosial
dan kerakyatan yang merupakan hak asasi manusia atas penghidupan yang layak. Pada pasal
33 ayat (4) ditetapkan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
Sesuai dengan pernyataan ayat (5) pasal ini, maka pelaksanaan seluruh ayat dalam
pasal 33 diatur dalam undang-undang. Adapun pada pasal 34 ayat (4) ditetapkan bahwa
negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Pelaksanaan mengenai isi pasal ini, selanjutnya diatur dalam
undang-undang, sebagaimana dinyatakan pada ayat (5) pasal 34 ini.
Pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34 di atas adalah penjabaran dari pokok-pokok
pikiran kedaulatan rakyat dan keadilan sosial yang masing-masing merupakan pancaran dari
sila keempat dan kelima Pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi
pembangunan sistem ekonomi Pancasila dan kehidupan ekonomi nasional.
Sistem perekonomian yang berdasar pada Pancasila dan yang hendak dikembangkan
dalam pembuatan kebijakan negara bidang ekonomi di Indonesia harus terhindar dari sistem
persaingan bebas, monopoli dan lainnya yang berpotensi menimbulkan penderitaan rakyat
dan penindasan terhadap sesama manusia. Sebaliknya, sistem perekonomian yang dapat
dianggap paling sesuai dengan upaya mengimplementasikan Pancasila dalam bidang
ekonomi adalah sistem ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang bertujuan untuk
mencapai kesejahteraan rakyat secara luas.
Sistem ekonomi indonesia secara normatif telah memiliki pijakannya, yakni sistem
ekonomi yang berdasar pancasila. Sistem ekonomi yang berdasar pada kerakyatan dan
keadilan. Dalam sistem ekonomi pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak pada
(kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud pemerataan sosial dalam kemakmuran dan
kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratis yang melibatkan semua
orang dalam proses produksi, dan hasilnya dapat dinikmati oleh semua warga masyarakat.
Aturan main sistem ekonomi pancasila yang lebih ditekankan pada sila keempat menjadi
slogan baru yang diperjuangkan sejak reformasi.
Rumusan pasal 33 (ayat) 1, 2, 3, UUD 1945 tersebut merupakan rumusan asli sejak awal
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 agustus 1945 dan tidak berubah hingga saat ini. Hanya saja
setelah perubahan keempat UUD 1945 tahun 2002 terdapat penambahan ayat sebagai berikut.
Dalam buku Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi tahun 2015 dan pada buku
Materi Ajar Pendidikan Pancasila tahun 2013 menjelaskan bahwa menurut Penjelasan
Undang-Undang Dasar, ayat (1) pasal 29 ini menegaskan kepercayaan bangsa Indonesia
terhadap Tuhan Yang mahaesa. Adapun dalam pasal 29 ayat (2) ditetapkan bahwa negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Ketentuan ini jelas merupakan
pernyataan tegas tentang hak asasi manusia atas kemerdekaan beragama.
Pasal 31 ayat (1) menetapkan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Ketentuan ini menegaskan bahwa mendapat pendidikan adalah hak asasi manusia.
Selanjutnya pada ayat (2) pasal ini dikemukakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya. Pasal 32 ayat (1) menyatakan negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Pasal 29, pasal 31, dan pasal 32 di atas adalahpenjabaran dari pokok-pokok pikiran
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, dan persatuan yang masing-
masing merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ketiga Pancasila. Ketiga pokok
pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan keagamaan, pendidikan, dan
kebudayaan nasional. Pancasila sebagai sumber nilai dapat menjadi arah bagi kebijakan
negara dalam mengembangkan bidang kehidupan sosial budaya Indonesia yang beradab,
sesuai dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab.
Selain itu, pengembangan sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai-
nilai yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila. Hal ini tidak dapat
dilepaskan dari fungsi Pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya
bersumber dari harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Perbenturan
kepentingan politik dan konflik sosial yang pada gilirannya menghancurkan sendi-sendi
kehidupan bangsa Indonesia, seperti kebersamaan atau gotong royong dan sikap saling
menghargai terhadap perbedaan suku, agama, dan ras harus dapat diselesaikan melalui
kebijakan negara yang bersifat humanis dan
Beradab.
(Winarno, 2016) Sosial dan budaya adalah suatu kesatuan terikat yang sangat mudah
berubah, disebabkan karena seiringnya perkembangan zaman, seperti globalisasi yang dapat
memudahkan budaya luar masuk dan mempengaruhi negeri kita, perubahnya pola dan gaya
hidup, dan masuknya kebiasaan-kebiasaan negara lain yang bertentangan dengan kebiasaan
negara kita. Perubahan sosial dan budaya merupakan gejala yang sering terjadi dalam setiap
masyarakat, perubahan ini terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang ingin
selalu ada perubahan.
Dalam hal ini pancasila memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya
mempersatukan bangsa ini. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian aktualisasi sosial-
budaya yang tepat antara budaya satu dengan budaya yang lain yang ada di Indonesia.
Meskipun seimbang pastinya ada wilayah yang harus diprioritaskan dalam pengendalian
aktualisasi pancasila. Luas wilayah Indonesia memaksakan kita untuk memprioritaskan
wilayah-wilayah tertentu yang masih tertinggal agar terjadi keseimbangan antar wilayah di
Indonesia.
Berikut ini beberapa contoh dalam membudayakan Pancasila didalam aspek kehidupan
sosial-budaya.
a. Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam negara ini khususnya
pada masyarakat dan wilayah yang sering terjadi konflik antar suku/warga.
b. Aktualisasi sosial-budaya pada nilai agama, karena masih banyaknya perselisihan
yang terjadi karena perbedaan beragama.
c. Selalu terbuka dalam menerima budaya lain sebagai upaya untuk mempersatukan
umat manusia di dunia.
Semua ini dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam konteks
negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam melindungi dan
membela wilayah negara dan bangsa, serta dalam mengayomi masyarakat.
(Winarno, 2016) Istilah pertahanan dan keamanan baru muncul pada saat era Orde
Baru ketika pemerintah menyatukan unsur Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara,
serta Kepolisian RI dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Di era reformasi
sekarang pertahanan merupakan tugas TNI sedangkan keamanan dan ketertiban menjadi
tugas Kepolisian.
Hakikat pertahanan sendiri yaitu upaya pertahanan yang bersifat semesta dan
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada
kekuatan sendiri. Aspek pertahanan merupakan faktor yang nyata dalam menjamin
kelangsungan hidup suatu negara dan jika tidak mampu mempertahankan diri terhadap
ancaman dari luar dan dari dalam negeri, suatu negara tidak akan dapat mempertahankan
keberadaanya.
a. Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia yang siap digunakan untuk
melaksanakan tugas-tugas pertahanan.
b. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama.
c. Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan kemampuan komponen utama dan cadangan.
Pertahanan dan keamanan diatur dalam Pasal 30 UUD 1945 sebagai berikut :
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait
dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
UU pelaksanaannya yang berkaitan dengan hal di atas adalah :
A. Analisis Kasus
perilaku seperti yang dilakukan oleh Ketua DPR tentu akan juga menghambat tujuan
daripada negara ini untuk memajukan kesejahteraan umum dan negara akan mengeluarkan
lebih banyak biaya untuk menuntaskan sebuah permasalahan korupsi apabila oknum yang
menjadi terduga berperilaku seperti ini semua dan juga akan menghambat proses
penyelesaian kasus korupsi lainnya, dengan terhambatnya penyelesaian kasus korupsi juga
berarti menghambat kesejahteraan sosial didalam masyarakat atau bangsa ini dan justru akan
memunculkan permasalahan permasalahan baru.
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana
yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Kemiskinan ini
menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna padahal dalam konstisusi telah
ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada
kenyataanya malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin
dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka
tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjam-jam
tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut perusahaan
memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh
yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret
mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini.
Salah satu kasus yang terjadi adalah di daerah Maluku yang dimana sampai saat ini
masih dikenal dengan daerah yang masih memegang teguh budaya pela gandong sebagai
perekat hubungan persaudaraan. Di samping itu Maluku masih dihiasi dengan budaya
kekerasan yang tidak mencerminkan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kurangnya ketegasan
dari aparat dan konsistensi menindak tegas pelaku kriminal yang berlindung dari kelompok
suku adat tertentu.
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang mempunyai arti setiap warga Negara
dalam kehidupannya menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka mencapai
daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik dari lahir maupun dari batin. Oleh
karena itu politik, ekonomi, sosialbudaya, pertahanan dan keamanan Indonesia harus
diimplementasikan melalui nilai-nilai yang terdapat dalamsila Pancasila agar bias terwujud
kepribadian bangsa yang sebenarnya.
C. Saran
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang mempunyai arti setiap warga negara
dalam kehidupannya menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka mencapai
daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun batin. Maka dari itu
sebagai masyarakat indonesia kita harus menerapkan nilai-nilai pancasila di dalam setiap
kegiatan apapun.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Djoko. 2013. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta :
Kemendikbud