Nim : 1401617034
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki landasan dalam penyelenggaraan negara.
Landasan tersebut kita kenal dengan Pancasila. Pancasila merupakan landasan sebagai dasar
negara dan sumber nilai dalam segala kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila pada
hakekatnya sistem nilai (Value System) yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur dan
kebudayaan bangsa Indonesia, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan secara keseluruhan,
Proses terjadinya Pancasila melalui suatu proses yang disebut kausa materialism, karena
nilai-nilai Pancasila sudah ada dan merupakan suatu realita yang hidup sejak jaman dulu,
yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini kebenarannya itulah
yang menimbulkan tekad bangsa Indonesia untuk mewujudkannya dalam sikap dan tingkah
terkandung dalam Pancasila. Itu agar nilai norma dan etika yang terkandung di dalam
Pancasila, benar-benar menjadi bagian yang utuh dan dapat menyatu dengan kepribadian
setiap manusia Indonesia. Sehingga, dapat membentuk pola sikap, pola pikir dan pola tindak
Menurut (Budiman & Nadiroh, 2017:14) hal tersebut dapat berkaitan dengan pola dan sistem
pembelajaran yang ada pada saat ini, karena pembentukan pola sikap dan pola pikir serta pola
tindak dapat dikaitkan dengan interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir,
memecahkan berbagai masalah lingkungan. Oleh karena itu implementasi nilai-nilai luhur
dapat dijalankan dengan interaksi antara penerapan nilai-nilai Pancasila dan gaya berpikir
karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kepekaan siswa dalam menangkap masalah
lingkungan.
merupakan dasar negara yang menjadi pandangan hidup dan menjadi alat pemersatu bangsa.
Nilai yang tertera pada lima sila tersebut, merupakan ideologi yang digunakan sebagai
Karena hal itu pancasila sangatlah penting dalam penyelenggaran negara untuk kelangsungan
hidup negara dan bangsa Indonesia. Tiap tiap keputusan dalam negara haruslah
legislatif dan yudikatif dalam bernegara haruslah mengikuti pedoman pedoman yang sesuai
dengan pancasila.
Setiap negara mempunyai sistem pemerintahan yang berbeda beda sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai oleh nilai nilai yang dianut negara. Khusus dalam Indonesia Pancasila
penyelenggaraan negara. Selain itu sebagai warga negara yang baik, kita juga dapat menjalani
fungsi social control jika kita memahami konsep penyelenggaraan negara yang dilandasi
pancasila. Dengan pahamnya kita terhadap pancasila khususnya, maupun 4 pilar pada
Seperti tugas dan fungsi dari setiap lembaga negara yang berbeda-beda jika kita sebagai
warga negara mengetahui tugas pokok dan fungsi lembaga negara maka kita tidak akan salah
negara.
Dalam penyelenggaraan negara di Indonesia pada khususnya menganut teori trias politica
yang di cetuskan oleh Montesque. Pada teori pemisahan kekuasaan yang dikemukakan oleh
kant teori ini disebut sebagai doktrin Trias Politica. Teori ini terinspirasi dari pemikiran Jhon
Locke yang dituangkan dalam bukunya “Two Treaties on Civil Government” yang
memisahkan kekuasaan negara tersebut dalam bentuk eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Secara garis besar ajaran Montesquieu ini membagi kekuasaan kedalam tiga bidang
pokok yang masing-masing berdiri sendiri, bahwa satu kekuasaan mempunyai satu
individu dari tindakan kesewenang-wenangan penguasa. Isi ajaran Montesqueiu ini adalah
mengenai pemisahan kekuasaan negara (the separation of power) yang lebih terkenal
dengan istilah trias politika dimana istilah ini diberikan oleh Immanuel Kant. Seperti
dikatakan Montesquie:“Experience shows us that every man invested with power is apt to
abuse it, and to carry his authority as far as it will go.”Keharusan pemisahan kekuasaan
negara menjadi tiga jenis itu adalah bertujuan agar tindakan sewenang-wenang dari raja
dapat dihindarkan.
Istilah trias politica berasal dari bahasa Yunani yang artinya “politik tiga serangkai”.
Menurut ajaran trias politica dalam tiap pemerintahan negara harus ada tiga jenis kekuasaan
yang tidak dapat dipegang oleh satu tangan saja, melainkan harus masing-masing kekuasaan
itu terpisah. Ajaran trias politica ini bertentangan dengan kekuasaan yang bersimaharajalela
pada zaman feodalisme dalam abad pertengahan. Pada zaman itu yang memegang ketiga
kekuasaan dalam negara ialah seorang raja, yang membuat sendiri undang-undang,
1. Kekuasaan Eksekutif
2. Kekuasaan Legislatif
3. Kekuasaan Yudikatif
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstisusi, Komisi Yudisial, Pengadilan Tinggi,
Tiap tiap dari jenis kekuasaan tersebut memiliki tugas dan fungsi masing masing untuk
dijalankan.
Kesimpulan
Meskipun konsep pembagian kekuasaan negara Indonesia mengikuti konsep dari Montesque,
konsep yang dipilih tersebut sudah sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia. Sebagai warga
negara Indonesia kita haruslah dapat memahami konsep pembagian kekuasaan tersebut
karena hal tersebut merupakan pengetahuan yang sangat penting untuk diketahui oleh warga
negara.
Politik, kekuasaan dan pemerintahan wajib kita pahami karena 3 hal tersebut selalu mengatur