Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA


1. FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA
1. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa indonesia melalui penjabaran
instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai serta sesuai
dengan nafas jiwa bangsa Indonesia dan karena pancasila lair bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Merupakan bentuk peran dalam menunjukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang
dapat di bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan
bangsa Indonesia.

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia


Merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa indonesia yang teah
membentuk sikap, watak, prilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan
pandangan hidup.

4. Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia.


Untuk Mengatur tatanan kehidupan bangsa indonesia dan negara Indonesia, yang mengatur
semua pelaksanaan sistem ketatanegraan Indonesia sesuai Pancasila.

5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi negara
Republik Indonesia
Sebagai segala sumber hukum di negara indonesia karena segala kehidupan negara indonesia
berdasarkan pancasila, juga harus berlandaskan hukum. Semua Tindakan kekuasaan dalam
masyarakat harus berlandaskan hukum.

6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara.
Karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang telah
disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara, dan di lestarikan.

7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.


Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan
pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.

8. Pancasila sebagai ligature bangsa


Pengikat budaya yang berkembang secara alami dalam kehidupan bermasyarakat. Mampu
menciptakan suatu bangsa dan Negara yang kokoh. Nilai yang terkandung dipahami dan
diyakini oleh masyarakat

9. Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia


Bersifat khusus, otentik, dan membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain
2. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4,
ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA


Makna dari ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
Ideologi Terbuka
a. merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
b. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
c. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
d. Bersifat dinamis dan reformis.

4. PANCASILA DISKUKUHKAN SECARA KONSTITUSIONAL PADA


TANGGAL 1 JUNI 1945

5. IDEOLOGI KOMUNIS
-Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan
-Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata.
-Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya
-komunisme juga disebut anti liberalisme.
-komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap
candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang
rasional dan nyata.

6. IDEOLOGI LIBERAL
1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar
individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan
manapun.
7. FUNGSI IDEOLOGI
1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk
memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan
tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta
mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
didalamnya.

8. NILAI DASAR INSTRUMENTAL DAN PRAKSIS


1. Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah nilai-nilai yang berasal dari nilai budaya bangsa Indonesia yang
bersifat abstrak dan umum, relatif tidak berubah namun maknanya selalu dapat
disesuaikan dengan perkembangan jaman. Artinya nilai dasar itu bisa terus menerus
ditafsirkan ulang baik makna maupun implikasinya. Melalui penafsiran ulang itulah akan
didapat nilai baru yang lebih operasional sesuai dengan tantangan zaman. Adapun nilai
dasar yang terkandung dalam Pancasila adalah Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan (musyawarah-mufakat), dan Keadilan.

2. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental yaitu penjabaran dari nilai dasar yang berbentuk norma sosial dan
norma hukum. Seperti UUD 1945, Tap MPR, UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, UU No.
39 Tahun 1999 tentang HAM, dan lain-lain.

3. Nilai Praksis
Nilai Praksis adalah nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan hidup sehari-hari yang
menandakan apakah nilai dasar atau instrumental masih hidup di tengah masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Contoh nilai praksis seperti saling menghormati, toleransi, kerja
sama, kerukunan, bergotong royong, menghargai, dan sebagainya.

9. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN


Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan
dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.

10. PEMERINTAH
 Arti luas pemerintah didefinisikan sebagai Suatu bentuk organisasi yang bekerja dengan
tugas menjalankan suatu sistem pemerintahan, sedangkan dalam arti sempit didefinisikan
sebagai Suatu badan persekumpulan yang memiliki kebijakan tersendiri untuk
mengelola,memanage,serta mengatur jalannya suatu sistem pemerintahan
 Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi
kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.
Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya
meliputi kekuasaan eksekutif.
11. Plato : membagi bentuk pemerintahan menjadi :
Aristokrasi : pemerintahan yang dipegang sekelompok orang yang dapat mencerminkan
rasa keadilan.
Timokrasi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang mengingin kan
kemashuran dan kehormatan
Oligarkhi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang dipengaruhi
kemewahan atau harta kekayaan.
Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.
Tyrani : pemerintahan yang dipimpin oleh seoarang yang jauh dari rasa keadilan.
Menurut Plato, bentuk pemerintahan tersebut di atas dapat berubah secara siklus, dari
Aristokrasi - Timokrasi - Oligarkhi - Demokrasi - Tyrani dan berputar kembali kebentuk
asal

Aristoteles :
Berdasarkan kreteria kuantitas (jumlah orang yang memgang kekuasaan) dan kualitas
(ditujukan untuk siapakah pelaksanaan pemerintahan itu), Aristoteles membagi bentuk
pemerintahan menjadi :
Monarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang ditujukan
untuk kepentingan umum. Bentuk monarkhi dapat merosot menjadi Tyrani.
Tyrani : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang
kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan sendiri.
Aristokrasi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh sejumlah/beberapa orang terbaik
(misalnya kaum cerdik pandai atau bangsawan), yang kekuasaannya ditujukan untuk
kepentingan umum. Bentuk aristokrasi dapat merosot menjadi oligarkhi dan bentuk
oligarkhi dapat melahirkan Plutokrani atau Plutokrasi.
Oligarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang, yang kekuasaannya
untuk kepentingan kelompok mereka sendiri.
Plutokrani : Adalah pemerintahan yang dijalankan oleh orang–orang kaya untuk
kepentingan mereka sendiri.
Polity : Adalah pemerintahan yang dipegang banyak orang, yang pelaksanaan
pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan umum.
Demokrasi : Adalah pemerintahan yang kekuasaan tertinggi negara dipegang oleh rakyat.
Menurut Aritoteles, bentuk pemerintahan demokrasi merupakan bentuk pemerosotan dari
bentuk polity. Sehingga menurutnya bentuk Monarkhi, Aristokrasi dan Polity merupakan
bentuk pemerintahan yang ideal (terbaik). Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat
Plato, dimana Plato berpendapat bahwa bentuk demokrasi merupakan bentuk ideal
(terbaik) yang dapat merosot menjadi mobokrasi (Okhlokrasi).

Polybios :
Dalam teorinya (disebut Cyclus Polybios), ia menyatakan bahwa bentuk pemerintahan
negara mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara siklus yaitu bentuk Monarkhi –
Aristokrasi – Demokrasi akan selalu berganti–ganti dan berputar ke bentuk asal.

Teori Modern.
Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk Monarkhi dan
Republik. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi Monarkhi dan Republik

Anda mungkin juga menyukai