.
Implementasi terhadap aspek sumber daya
alam
Dalam sila ini terdapat beberapa nilai yang terkandung, diantaranya :
a. Kedaulatan berada di tangan rakyat
b. Rakyat memilikiutusan atau perwakilan untuk menjalankan tugasnya
c. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat
Kaitanya dengan sumber daya alam, pasal ini mengajarkan betapa pentingnya
adanya peraturan atau undang undang yangmengatur tentang sumber daya alam yang
berdasarkan dari hasil musyawarah mufakat. Peraturan yang dibuat berguna untuk
mengatur dan menentukan bagaimana cara mengelola suber daya alam dengan baik dan
benar. Adapun implementasi dari pasal ini terkait dengan sumber daya alam, seperti
pembuatan undang-undang tentang sumber daya alam, memiliki rasa tanggung jawab
bersama, menumbuhkan rasa percaya dan mengawasi perwakilan rakyat dalam kaitanya
dengan sumber daya alam.
Implementasi terhadap aspek ideologi
Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Nasional memiliki arti sebagai cita cita dalam
bernegara dan sarana yang dapat menyatukan masyarakat. Hal ini dibutuhkan perwujudan
yang konkret dan operasional aplikatif yang dapat membuatnya sebagai betul betul sebuah
ideologi yaitu cita cita. Dalam ketetapan MPR. No. XVIII/MPR/1998 dijelaskan bahwa
Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan
bernegara.
Implementasi pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti menjadi cita cita
penyelenggaraan bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No. XVII/MPR/2001 tentang
visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Visi Indonesia
Masa Depan terdiri atas tiga visi yaitu:
• Visi ideal, yaitu cita cita luhur sesuai yang termaktub dalam Pembukaan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pada Alinea kedua dan Keempat.
• Visi Antara, yaitu visi Indonesia 2020 yang berlaku hingga tahun 2020
• Visi lima tahunan, sesuai yang tertulis dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Implementasi terhadap aspek politik
• Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, memperhatikan pengakuan
negrara serta pelindungannya terhadap kedaulatan rakyat
yang dilaksanakan dalam iklim musyawarah dan mufakat
dalam iklim keterbukaan untuk saling mendengarkan,
mempertimbangkan satu sama lain dan juga sikap belajar
saling menerima dan memberi. Hal ini berarti bahwa setiap
orang di akui dan dilindungi haknya untuk berpartisipasi
dalam kehidupan berpolitik.
Implementasi terhadap aspek ekonomi
Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi:
(1) ekonomika etik dan ekonomika humanistik (dasar)
(2) nasionalisme ekonomi & demokrasi ekonomi (cara/metode operasionalisasi)
(3) ekonomi berkeadilan sosial (tujuan).
Kontekstualisasi dan implementasi Pancasila dalam bidang ekonomi cukup
dikaitkan dengan pilar-pilar di atas dan juga dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar
yang harus dipecahkan oleh sistem ekonomi apapun.
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah:
(a) Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlahnya
(b) Bagaimana pola atau cara memproduksi barang dan jasa itu, dan
(c) Untuk siapa barang tersebut dihasilkan, dan bagaimana mendistribusikan barang
tersebut ke masyarakat.
Implementasi terhadap aspek sosial budaya
• Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas sistem
nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Terutama
dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-
klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi
berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis,
bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah
politik.
• Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus
mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila
itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai
pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya.
Implementasi terhadap aspek pertahanan
keamanan
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara pada bidang
pertahanan dan keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa indonesia adalah
negara hukum. Pertahanan dan keamanan negara di atur dan dikembangkan menurut
dasar kemanusiaan, bukan kekuasaan dengan kata lain, pertahanan dan keamanan
indonesia berbasis pada moralitas keamanan sehingga kebijakan yang terkait
dengannya harus terhindar dari pelanggaran hak-hak asasi manusia. Kebijakan Dalam
Bidang Pertahanan dan Keamanan Pertahanan keamanan negara harus berdasar pada
harus mampunya menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan
kemanusiaan. Semua ini dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat
ditempatkan dalam konteks negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan
negara dalam melindungi dan membela wilayah negara dengan bangsa, serta dalam
mengayomi masyarakat.
Penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4
Adapun penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan terhadap sila ke-4 adalah:
1. Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam hukum.
2. Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam
sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada
pemerintah.
3. Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang seharusnya mereka
adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan Negara Indonesia.
4. Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk
mencapai mufakat, sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
5. Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-peraturan yang
dibuat oleh pemerintah.
6. Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.
7. Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi dari
kuantitas.
8. Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama
atau masyarakat.
9. Menciptakan perilaku KKN.
10. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan
mendukung kelangsungan kekuasaan presiden.
Kesimpulan