Anda di halaman 1dari 6

3Ni Kadek Juniawati / 2105551041

Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan Negara dalam


Bidang Politik dan Ekonomi
1. Bidang Politik

2. Sekumpulan orang atau


beberapa orang yang
berkumpul dan
membicarakan masalah
yang
3. dihadapi daerahnya
dengan musyawarah. Seperti
itulah implementasi
4. Pancasila dalam
perumusan kebijakan politik
terjadi di lingkungan tempat
5. tinggal. Mereka
merumuskan kebijakan
bukan dengan suara
terbanyak,
6. melainkan saling
memberi dan saling
menerima argumen dari
peserta
7. musyawarah. Dengan
demikian, kepentingan
masyarakat secara
keseluruhan
8. akan lebih diutamakan
dalam kebijakan yang
dirumuskan.
 Sekumpulan orang atau beberapa orang yang berkumpul dan membicarakan
masalah yang dihadapi daerahnya dengan musyawarah. Seperti itulah
implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan politik terjadi di
lingkungan tempat tinggal. Mereka merumuskan kebijakan bukan dengan
suara terbanyak, melainkan saling memberi dan saling menerima argumen dari
peserta musyawarah. Dengan demikian, kepentingan masyarakat secara
keseluruhan akan lebih diutamakan dalam kebijakan yang dirumuskan.
 Pancasila perlu diimplementasikan dalam bidang politik agar terwujudnya
politik yang sehat.
Berikut merupakan implementasi Pancasila dalam bidang politik :
a. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
 Artinya setiap warga negara harus memiliki keimanan yang kuat kepada
Tuhan dan memiliki kehidupan yang berpedoman pada agama sehingga setiap
orang bisa memiliki kehidupan yang harmonis satu dengan yang lain.
 Kegiatan politik yang berlandaskan pada agama akan berjalan dengan baik dan
minim dengan konflik. Dengan adanya sikap saling menghargai yang kuat
maka siapapun yang memegang kekuasaan akan diterima bersama sama
dengan baik.
 Sila pertama menandakan bahwa kegiatan politik di Indonesia harus
menjunjung tinggi moral. Seperti yang kita tahu, nilai moral tertinggi berdasar
pada nilai – nilai ketuhanan. Sedangkan moral keagamaan sendiri bersumber
pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan, Indonesia
adalah negara yang memberi kebebasan pada rakyatnya untuk memeluk
beberapa agama yang diakui Indonesia. Karena Indonesia mengakui beberapa
agama, maka kebijakan politik di Indonesia juga tidak boleh memihak atau
memberi keuntungan pada satu agama saja.
Penerapannya :
1. Untuk calon dewan tidak menggunakan cara curang.
2. Untuk calon dewan atau calon presiden dan wakil tidak membeli suara.
3. Pejabat di semua lapisan tidak melakukan korupsi yang merugikan rakyat.
4. Tidak menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan politik.
5. Pemerintah tidak boleh memihak atau cenderung aktif pada satu agama/ salah
satu organisasi.

b. Sila “ Kemanusiaan yang adil dan beradab”


 Pada Sila kedua ini, telah dicantumkan dengan jelas bahwasanya setiap
kegiatan politik untuk bangsa dan negara harus mengedepankan kemanusiaan
yang adil dan beradab. Adanya sila kemanusiaan yang adil dan beradab
seharusnya mampu menjadi pengingat terhadap pelaksanaan politik di
Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang yang memanusiakan
manusia, serta bangsa berkeadilan
Penerapannya :
1. Calon pemimpin atau calon dewan rakyat harus memperhatikan kehidupan
rakyatnya.
2. Negara Indonesia bersifat monodualis, yaitu memfasilitasi peran warga negara
sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial.
3. Negara mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban warga negara dalam
bidang politik.
4. pemerintah harus menegakkan HAM dan melindungi rakyatnya.

c. Sila “ Persatuan Indonesia”


 Dalam sila ketiga ini juga, persatuan merupakan hal yang sangat penting bagi
negara Indonesia. Negara dengan keberagaman yang luar biasa kaya ini
memerlukan persatuan yang kuat. Tentunya persatuan yang kuat sangat
diperlukan jika eksistensi bangsa Indonesia ingin terus ada
 Negara Kesatuan republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasar
pada persatuan. Banyak perbedaan yang harus disatukan untuk menjadi
Indonesia. Seperti yang kita tahu, Indonesia mempunyai beragam agama,
suku, dan ras di dalamnya. Oleh kerana itu, tanpa adanya persatuan dari setiap
elemen, beberapa elemen kehidupan tidak akan berjalan baik.
Penerapannya :
1. Memahami perbedaan
2. Semua calon pemimpin dilarang saling menjatuhkan.
3. Menghindari isu SARA dalam persaingan politik.
4. Memupuk rasa cinta tanah air dan menjaga nama baik Indonesia dalam
kegiatan politik Internasional.
5. Menghargai pendapat orang lain, meski berbeda visi dan misi untuk menjadi
pemimpin.

d. Sila “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan”
 Dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Permusyawaratan/ Perwakilan ini
ditegaskan pula bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat. Kedaulatan rakyat
juga merupakan esensi dari demokrasi Pancasila.
 Sila keempat dalam Pancasila menjadi dasar Indonesia untuk menjadi negara
demokrasi. Hal itu menjadi perwujudan dalam penerapan asas-asas demokrasi
pancasila. Dalam hal ini, Indonesia memberi kebebasan kepada rakyat untuk
mengemukakan pendapat. Selain itu, Indonesia juga sangat menghargai suara
rakyat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan politik.
 Implementasi sila keempat pada bidang politik dengan dewan perwakilan
rakyat harus mendengarkan suara rakyat karena yang merasakan semua
kebijakan yang biduat pemerintah adalah rakyat itu sendiri.
Penerapannya :
1. Penerapan pemilihan langsung dalam sistem pemilu di Indonesia.
2. Pengambilan kebijakan politik selalu diputuskan dengan sistem musyawarah
mufakat yang melibatkan pimpinan dan perwakilan rakyat.
3. Pihak oposisi menghormati dan tetap melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan sebagai wujud penghormatan pada hasil musyawarah mufakat.

e. Sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”


 Keadilan, lagi-lagi menjadi aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keadilan yang adil bagi seluruh rakyat, bukan hanya adil bagi para
penguasa. Inilah yang harus dipahami. Bahwa keadilan adalah hak bagi
seluruh rakyat Indonesia. Setiap kebijakan yang dibuat jika berasaskan pada
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia maka tidak akan ada rakyat yang protes
terhadap pemerintah. Semua kebijakan yang berkeadilan akan diterima dengan
baik. Membentuk keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
mempunyai arti yang sangat luas. Beberapa hal yang berkaitan contoh
penerapan nilai–nilai pancasila dalam bidang politik yang erat dengan konsep
sila kelima ini antara lain adalah gotong royong, tolong menolong, dan kasih
sayang terhadap sesama. Dalam ranah politik, keadilan sosial juga harus
diterapkan.
Penerapannya :
1. Penetapan kebijakan politik yang lebih menjunjung kepentingan umum dari
pada kepentingan pribadi atau golongan.
2. Para pejabat selalu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban selama
menjalankan tugas nya.
3. Tidak menggunakan kekuasaan politik untuk hal – hal yang bersifat pribadi.
4. Pemimpin harus berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
5. Menganggap semua rakyat sama.

2. Bidang Ekonomi
 Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
ekonomi dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34.
Pasal 27 ayat (2) berbunyi “Setiap Warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
Pasal 33 ayat (1) menegaskan tentang “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan”
Pasal 34 ayat (1) mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir
miskin dan anak terlantar.
 Pasal-pasal itu merupakan penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat
dan keadilan sosial yang masing-masing adalah pancaran dari sila ke-4 dan sila
ke-5 pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan
sistem ekonomi Pancasila dan kehidupan nasional
 Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang ekonomi di indonesia dimaksudkan untuk
menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan
berkeadilan

Berikut merupakan implementasi Pancasila dalam bidang ekonomi :


a. Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Keimanan dan ketakwaan menjadi landasan spiritual, moral dan etik bagi
penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan.
Dengan demikian sistem ekonomi Pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah
moral dan etika, sehingga pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang
berakhlak. Ekonomi Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab

b. Sila Kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”


Menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi manusia dalam
kehidupan ekonomi. Dengan dasar-dasar moral dan kemanusiaan seperti di atas,
Ekonomi Pancasila meskipun tidak menghalangi motivasi ekonomi untuk
memperoleh keuntungan, namun tidak mengenal predator-predator ekonomi, yang
satu memangsa yang lain

c. Sila Ketiga “Persatuan Indonesia”


Mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai penjabaran wawasan nusantara di
bidang ekonomi.
Globalisasi kegiatan ekonomi tidak menyebabkan internasionalisasi kepentingan
ekonomi. Kepentingan ekonomi kita tetap diabdikan untuk kepentingan bangsa
Indonesia. Ekonomi Pancasila dengan demikian berwawasan kebangsaan dan
tetap membutuhkan sikap patriotik meskipun kegiatannya sudah mengglobal.

d. Sila Keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan”
Menunjukkan pandangan bangsa Indonesia mengenai kedaulatan rakyat dan
bagaimana demokrasi dijalankan di Indonesia. Di bidang ekonomi, Ekonomi
Pancasila dikelola dalam sebuah sistem demokratis yang dalam Undang-undang
Dasar secara eksplisit disebut demokrasi ekonomi.

e. Sila Kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”


Menunjukkan betapa seluruh upaya pembangunan kita, untuk mengembangkan
pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.

3. Sosial Budaya
4. Pertahanan dan Keamanan

Anda mungkin juga menyukai