Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………..3
3.1 Tujuan………………………………………………………………………………………………………….6
Bab IV Pembahasan………………………………………………………………………………………………………8
Bab V Penutup……………………………………………………………………………………………………………..10
Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………….11
BAB I PENDAHULUAN
Bahan
1. Singkong 1,5 kg
2. Daun pisang
3. Air
5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira-kira terisi
seperempat.
6. Masukkan singkong ke dalam panci, lalu rebus singkong hingga ¾ matang kira-kira ketika
daging singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.
7. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu tempat atau wadah,
kemudian didinginkan.
8. Sambil mengipas-ngipas, kemudian ambil baskom yang bawahnya sudah dilapisi dengan
daun pisang.
9. setelah singkong benar-benar dingin, masukkan singkong kedalam wadah lalu taburi dengan
ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 2-3 hari hingga sudah
terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan penelitian selama 2 hari tentang pembuatan tape singkong, kami
dapat membahas bagaimana tape singkong dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat
dalam pembuatan ataupun dalam proses fermentasi tape
1. Konsentrasi Garam
Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15% (20-600S). Garam berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan jenis-jenis mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan selama
proses fermentasi yang berlangsung.
Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah untuk mengatur Aw (ketersediaan
air untuk kebutuhan mikroorganisme). Mikroorganisme yang diinginkan untuk tumbuh adalah
jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik
keluar cairan sel jaringan yang mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut
merupakan nutrient untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan
berubah karena cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik harus
penyesuaian harga garam.
2.Suhu
Suhu selama proses fernentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan yang
akan tumbuh. Bila suhu kurang dari 30oc. Pertumbuhan mikroorganisme mikroorganisme
penghasil asam akan lambat sehingga dapat menjadikan pertumbuhan produk.
3. Oksigen
Ketersediaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan dengan
sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti
biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Sedangkan untuk
bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi
berlangsung.
Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat
dibandingkan dengan ketan yang terbuka.
4.2 Reaksi Fermentasi
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa ( C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan. Persamaan
Reaksi Kimia:
Penjabarannya:
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada
sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam
singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak,
jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
5.2 Saran