Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKARYA

MAKALAH
PEMBUATAN TAPE SINGKONG

Disusun oleh :
RAMADHAN PUTRA NUGROHO
MUHAMMAD RISKY
YOPI

SMA N 1 ALALAK
KABUPATEN BARITO KUALA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Kehidupan manusia semakin berkembang dan sejahtera karena adanya


bioteknologi, yang semakin berkembang.
Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan secara sederhana tentang proses
pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Makalah ini membantu untuk lebih
jauh mengetahui tentang bagaimana proses pembuatan tape singkong dan manfaat
yang ada di balik tape singkong sebagai proses fermentasi makanan.
Seperti pepatah mengatakan bahwa, “Tak ada gading yang tak retak”
demikian pula dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan
kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini
dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan
saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga
selasai makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.

Handil Bakti, 28 Mei 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Indonesia memiliki beragam makanan tradisional yang tak kalah
enaknya dengan masakan modern (misal makanan cepat saji). Rata-rata
makanan tradisional, khusunya di Indonesia, menggunakan bioteknologi
tradisional dalam proses pembuatannya. Namun, keberadaan bioteknologi
tradisional di Indonesia masih terkendala oleh beberapa masalah. Masalah-
masalah tersebut antara lain, harga bahan baku yang tinggi, kondisi cuaca
yang tak menentu, dan juga persaingan dengan makanan modern. Masalah-
masalah tersebut membuat keberadaan makanan tradisional di Indonesia
makin terkikis, misal makanan tradisional rata-rata dijual di pasar tradisional
meskipun beberapa swalayan modern (mall) juga menjualnya. Oleh karena itu,
masyarakat diharapkan untuk menjaga kelestarian makanan tradisional yang
menggunakan bioteknologi tradisional secara baik dan benar (tidak
menambahkanbahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia). Masyarakat
juga diharapkan untuk mengembangkan bioteknologi tradisional yang ada saat
ini sehingga dapat meningkatan kesejahteraan.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing
lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon).
Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan
satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman
alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang
terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan
Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga,
Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri
Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut
bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim
amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula
yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering
dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah
sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang
menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat,
semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera
Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan
diminum sebagai minuman beralkohol.

1.2. Permasalahan
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahn yang
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah proses fermentasi makanan itu?
2. Bagaimana proses fermentasi pada tape?
3. Apa kegunaan ragi dalam proses pembuatan tape singkong?
4. Ada berapa macam langkah-langkah dalam proses pembuatan tape
singkong?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan karya tulis ilmiah:
1. Mendeskripsikan pengertian fermentasi makanan dan menyebutkan
faktor-faktor yang mendorong terjadinya fermentasi makanan pada
tape?
2. Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan tape singkong?
3. Menjelaskan tujuan fermentasi makanan?
4. Menyebutkan nama jamur yang menyebabkan fermentasi pada tape
singkong?

1.4. Metode Penulisan


Karya tulis ini dibuat dengan menggunakan metode pustaka dan metode
pengamatan.
1.5. Kegunaan Karya Tulis Ilmiah
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat berguna bagi sekjolah
khususnya dalam proses belajar mengajar serta berguna bagi masyarakat
umum. Karya tulis ini juga dapat mengembangkan proses fermentasi makanan,
khususnya yang terjadi pada tape singkong dengan baik dan benar.

1.6. Sistematika Penulisan


Karya tulis ini tersusun dalam 4 bab, Bab I memuat pendahuluan yang
berisi latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan. Bab II
landasan teori yang akan dibahas. Bab III menguraikan proses penelitian
perrmentasi makanan pada tape singkong. Bab IV berisi kesimpulan hasil
penelitian dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Fermentasi


Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.

2.2. Teori – teori yang akan disajikan

a. Pemanfaatan Fermentasi
b. Proses penelitian pada pembuatan tape singkong
c. Kelebihan bahan makanan hasil fermentasi, dibandingkan makanan
biasa yaitu muda dicerna, dapat dimanipulasi menjadi berbagai jenis
makanan

2.3. Landasan Pembahasan Makalah


Dengan adanya fermentasi, kita dapat memanfaatkan keahlian khusus
untuk menghasilkan produk dan jasa atau jasa organisme untuk mengelola
bahan baku menjadi bahan yang berguna / bermanfaat misalnya dalam
fermentasi pembuatan, tempe, tahu, tape dll.
BAB III
PROSES PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat:

1) Pisau
2) Panic
3) Plastic
4) Ember

3.1.2. Bahan:

1) 1.5 kg singkong, kupas, cuci bersih, potong menurut selera (mau


dibiarkan utuh juga ga dilarang kok)
2) 1.5 butir ragi tape, dihaluskan
3) daun pisang untuk alas (ga pake juga ga papa)

3.2. Metoda Penelitian


Penelitian biologi ini menggunakan metoda:

1) Melakukan pembuktian langsung dengan cara membuat tape singkong.


2) Melakukan wawancara
3) Meneliti hasil pembuktian/pecobaan
4) Mengumpulkan data dari sumber lain, seperti media informatika yang
mendukung hasil penelitian pada proses pembuatan tape singkong.

3.3. Proses Penelitian


Proses penelitian adalah dengan terjun langsung membuktikan sendiri untuk
membuat tape singkong:
1) Kukus singkong hingga matang. (Jangan kematangan ya karena nanti
hasilnya jadi benyek). Dinginkan.
2) Setelah dingin, tata singkong dalam wadah bertutup yang telah dialasi
daun pisang. (wadahnya kalo bisa disteril dulu biar ga ada bakteri yang
bisa menghambat proses fermentasi).
3) Taburi dengan ragi tape hingga rata. (kata mbak Rini, sampai terlihat
putih).
4) Tutup kembali dengan daun pisang lalu tutup dengan tutup wadahnya.
Diamkan di tempat hangat selama 2-3 hari.

3.4. Hasil Penelitian


Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan
pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia


C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per
mol)

Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi (ATP)

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula


yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan
bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur
terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan Penelitian


Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong
atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia.
Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai
dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang
sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada
organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer
seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi
energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi
penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau
akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung
dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi
ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida.
Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila
dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk
memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen
berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang
(vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang
effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali
lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat
membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak
dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang
kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya
mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.

4.2. Saran

1. Sebaiknya para pemuda dinekali ilmu pengetahuan yang cukup supaya


cepat diterapkan dalam setiap langkah kehidupannya masing-masing.
2. Kita harus menyambut fermentasi dengan baik sehingga
pemanfaatannya dapat kita rasakan dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai