Anda di halaman 1dari 28

DEMOKRASI PANCASILA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN dan BELA NEGARA

Dosen :

KAYUS KAYOWUAN LEWOLEBA, SH,MH

Disusun oleh:

KELOMPOK 3 KELAS A

1610713048 Marshela Arianty


1610713053 Annisa Fitri
1610713054 Vera Novalinda
1610713055 Sifa Nur Aeni
1610713056 Intan Marsha Rahmawati

S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UPN VETERAN JAKARTA
Tahun Ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN dan BELA NEGARA. Shalawat serta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN dan BELA NEGARA di
program studi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak KAYUS KAYOWUAN LEWOLEBA, SH,MH selaku
dosen pembimbing mata kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN dan BELA
NEGARA dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, Maret 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II ISI ................................................................................................................................. 3

A. PENGERTIAN DEMOKRASI ........................................................................................ 3


B. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI ............................................................. 3
C. PEMAHAMAN DEMOKRASI INDONESIA ............................................................... 4
D. KONSEP DEMOKRASI.................................................................................................. 6
E. HAKEKAT DEMOKRASI .............................................................................................. 7
F. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA ........................................................ 8
G. DEMOKRASI PANCASILA ......................................................................................... 11
H. PERMASALAHAN DEMOKRASI PANCASILA ....................................................... 14

BAB 1II PENUTUP ............................................................................................................... 24

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 24
3.2 Penutup ........................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau kekuasaan warga negara atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negaara tersebut. Demokrasi menempati posisi vital dalam
kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan
prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Demokrasi Indonesia adalah satu sistem pemerintah berdasarkan kedaulatan rakyat


dalam bentuk musyawarah untuk mufakat untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
berbangsa dan bernegara demi terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang adil dan
makmur, merata secara material dan spiritual.Mekanisme Demokrasi Indonesia pada dasarnya
adalah keseluruhan langkah pelaksanaan kekuasaan pemerintah rakyat yang dijiwai oleh nilai-
nilai falsafah pancasila dan yang berlangsung menurut hukum yang berkiblat pada
kepentingan, aspirasi, dan kesejahteraan rakyat banyak.

Demokrasi pancasila adalah suatu sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas
kekeluargaan dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki
kandungan berupa unsur-unsur kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran, budi
pekerti luhur dan kecintaan, berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia. Pada sistem
demokrasi pancasila, untuk sistem pengorganisasian negaranya dilakukan oleh rakyat itu
sendiri atau persetujuan melalui rakyat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian demokrasi?


2. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi?
3. Bagaimana pemahaman demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana konsep demokrasi?
5. Apa saja hakekat demokrasi?
6. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
7. Apa pengertian demokrasi pancasila?
8. Bagaimana permasalahan demokrasi pancasila?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian demokrasi.


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi.
3. Untuk memahami demokrasi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui konsep demokrasi.
5. Untuk mengetahui hakekat demokrasi.
6. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di indonesia
7. Untuk mengetahui pengertian demokrasi pancasila.
8. Untuk mengetahui permasalahan demokrasi pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki
kesetaraan hak dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah kehidupan. Demokrasi
mengandung pengertian secara tidak langsung bahwa rakyat memiliki kekuasaan tertinggi
dalam suatu negara.
Kata Demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
Kratei yang berarti pemerintah. Nah dengan demikian kita dapat mengartikan, demokrasi
adalah Sistem pemerintahan yang kekuasaan tertingginya dipegang oleh rakyat.

Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli :

Aristoteles, Demokrasi adalah suatu kebebasan, yang artinya kebebasan setiap warga
negara dapat berbagi kekuasan, Aristoteles mengutarakan bahwa setiap warga negara itu setara
dalam jumlah, yaitu satu individu, dalam demokrasi tidak ada penilaian terhadap tingginya nilai
individu tersebut, setiap warga negara sama.
Abraham Lincoln, Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI

Isitilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan
dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak negara.

Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal
ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara.

3
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara
yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan
anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk
rakyat.

Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.

C. PEMAHAMAN DEMOKRASI INDONESIA

Demokrasi dapat kita pandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup
berkelompok yang di dalam UUD 1945 disebut kerakyatan. Demokrasi Indonesia adalah
pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila Pancasila. Ini berarti bahwa:
1. Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah
sistem pemerintahan rakyat yang dijiwai dan dituntun oleh nilai-nilai pandangan hidup
bangsa Indonesia (Pancasila).
2. Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah transformasi nilai-nilai falsafah Pancasila
menjadi suatu bentuk dan sistem pemerintahan khas pancasila.
3. Demokrasi Indonesia yang dituntun oleh nilai-nilai Pancasila adalah konsekuensi dari
komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen di bidang
pemerintahan atau politik.
4. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan baik mensyaratkan pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila.

4
5. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan benar adalah pengamalan Pancasila melalui
politik pemerintahan.

Demokrasi Indoneisia dapat dirumuskan sebagai berikut:


Demokrasi Indonesia adalah satu sistem pemerintah berdasarkan kedaulatan rakyat dalam
bentuk musyawarah untuk mufakat untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan berbangsa
dan bernegara demi terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, merata
secara material dan spiritual.

Mekanisme Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah keseluruhan langkah


pelaksanaan kekuasaan pemerintah rakyat yang dijiwai oleh nilai-nilai falsafah pancasila dan
yang berlangsung menurut hukum yang berkiblat pada kepentingan, aspirasi, dan kesejahteraan
rakyat banyak. Paham yang dianut dalam sistem kenegaraan Republik Indonesia adalah negara
kesatuan/uni, United States Republic of Indonesia. Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat
yang membagi kekuasaan menjadi enam, yaitu:
1. Kekuasaan tertinggi diberikan oleh rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) yang disebut Lembaga Konstitutif.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai pembuat Undang-Undang disebut Lembaga
Legislatif.
3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan disebut Lembaga Eksekutif.
4. Dewan Pertimbangan Agung (DPA) sebagai pemberi saran kepada penyelenggara
pemerintahan disebut Lembaga Konsultatif.
5. Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga peradilan dan penguji undang-undang disebut
Lembaga Yudikatif.
6. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sebagai lembaga yang mengaudit keuangan negara
disebut Lembaga Auditatif.

Sistem demokrasi ini sebenernya telah memberi gambaran tentang adanya tujuan yang
ingin dicapai oleh negara melalui hak-hak individual sesuai dengan asasinya dalam koridor
manajemen nasional.

5
D. KONSEP DEMOKRASI

Konsep Demokrasi di Indonesia seperti yang kita ketahui, konsep demokrasi sepertinya
sudah berkembang sejak 2000 tahun yang lalu. Konsep demokrasi ini diperkenalkan oleh Plato
dan Aristoteles dengan isyarat untuk penuh hati-hati saat hendak menggunakan konsep
demokrasi ini. Menurut mereka, demokrasi itu memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Di satu
sisi sangat baik, namun di sisi lain dapat juga menjadi kejam. Mungkin Indonesia menjadi salah
satu penganut sistem demokrasi yang telah merasakan secara nyata apa yang dikhawatirkan
oleh Plato dan Aristoteles tadi. Masyarakat Indonesia tentu tidak akan melupakan bagaimana
ketika konsep demokrasi bisa membangun paham orde baru di tanah air di suatu masa, namun
bisa juga menjatuhkannya tanpa ampun di masa yang lainnya.

Konsep demokrasi sangat mendewakan kebebasan sehingga pada akhirnya nanti tidak
mustahil dapat menimbulkan anarki. Oleh sebab itu, yang diperlukan di sini adalah bagaimana
mekanisme yang paling tepat untuk mengontrol konsep demokrasi yang sangat bebas ini.
Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat
dipandang sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk mewujudkan suatu kehidupan
berkelompok yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945 yang disebut
kerakyatan. Selain itu, konsep demokrasi juga dapat dipandang sebagai pola hidup
berkelompok dalam organisasi negara yang sesuai dengan kehendak orang-orang yang hidup
dalam kelompok tersebut (demos).

Sementara itu, kehendak dan keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok sangat
ditentukan oleh pandangan hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche
gronslag) dan ideologi bangsa yang bersangkutan.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
konsep demokrasi atau pemerintahan rakyat yang diterapkan di Indonesia itu didasarkan pada
tiga hal berikut:
Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat berdasarkan
sila-sila pancasila.
Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.
Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

Ada dua bentuk demokrasi dalam pemerintahan negara, antara lain :


a. Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, dan monarki
parlementer)

6
b. Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa latin, RES yang artinya pemerintahan dan
PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan sebagai pemerintahan
yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

Montesque (teori Trias Politica) menyatakan bahwa kekuasaan negara harus dibagi dan
dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya
(berdiri sendiri/independent) yaitu :
a. Badan Legislatif (kekuasaan membuat undangundang)
b. Badan Eksekutif (kekuasaan menjalankan undangundang)
c. Badan Yudikatif (kekuasaan untuk mengadili jalannya pelaksanaan undang-undang)

Menurut John Locke kekuasaan pemerintahan negara dipisahkan menjadi tiga yaitu :
a. Kekuasaan Legislatif (kekuasaan untuk membuat undangundang yang dijalankan oleh
parlemen)
b. Kekuasaan Eksekutif (kekuasaan untuk menjalankan undang-undang yang dijalankan oleh
pemerintahan)
c. Kekuasaan Federatif (kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai dan tindakan-
tindakan lainnya dengan luar negeri).
Sedangkan kekuasaan Yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari kekuasaan eksekutif.

E. HAKEKAT DEMOKRASI

Hakekat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial politik. Hal ini
sesuai dengan tiga pilar penegak demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat (government of the
people), pemerintahan oleh rakyat (government by the people) dan pemerintahan untuk rakyat
(government for the people). Jadi, untuk dikatakan sebagai Negara yang demokratis maka
ketiga hal ini harus terpenuhi dalam suatu Negara. Berikut akan dipaparkan secara singkat
tentang penjabaran dari ketiga hal tersebut.

Pertama, pemerintahan dari rakyat (government of the people) berarti suatu


pemerintahan yang sah adalah yang mendapat pengakuan dan dukungan dari mayoritas
rakyatnya yang dalam prakteknya dilakukan dengan mekanisme demokrasi, pemilihan umum,
pengakuan dan dukungan rakyat bagi suatu pemerintahan sangatlah penting. Karena dengan

7
legitimasi politik tersebut pemerintah dapat menjalankan roda pemerintahan dan program-
programnya sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya.

Kedua, pemerintahan oleh rakyat (government by the people) berarti suatu


pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi elit
Negara atau elit birokrasi. Serta pemerintahan yang dijalankan harus diawasi oleh rakyat.
Pengawasan itu bisa dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun oleh para wakil rakyat di
parlemen.

Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the peple) berarti segenap
kekuasaan yang dipercayakan oleh rakyat kepada pemerintah hatrus digunakan dan dijalankan
sebaik-baiknya demi kepentngan rakyat sendiri. Kepentingan rakyat umum harus dijadikan
landasan utama kebijakan suatu pemerintahan yang demokratis.

F. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA


A. Demokrasi Di Awal Masa Kemerdekaan
Praktek demokrasi di Indonesia sesungguhnya telah dilaksakan menjelang
proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia atau bahkan jauh sebelum itu. Hal ini
terlihat dalam :
Rembug desa dalam masyarakat pedesaan.
Sidang BPUPKI dalam rangka menyusun dasar negara dan UUD 1945, melalui
musyawarah dengan prinsip demokrasi.
Sidang PPKI yang memutuskan UUD 1945 serta memilih presiden dan wakil
presiden.

B. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Revolusi (19451950)


Tahun 1945 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan
baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan
masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala
kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari
kesan bahwa negara Indonesia adalah negara absolut pemerintah mengeluarkan :
Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah
menjadi lembaga legislatif.

8
Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai
Politikz
Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahn presidensil menjadi parlementer

C. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama


a. Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau
berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.Namun demikian praktik demokrasi pada
masa ini dinilai gagal disebabkan :
Dominannya partai politik
Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 :

Bubarkan konstituante
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
Pembentukan MPRS dan DPAS

b. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 1966)


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara
gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
Dominasi Presiden
Terbatasnya peran partai politik
Berkembangnya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

9
Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
Peranan Parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR
Jaminan HAM lemah
Terjadi sentralisasi kekuasaan
Terbatasnya peranan pers
Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI


yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

c. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 1998


Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru
ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad
akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal
Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang
melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.Namun
demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab :
Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
Rekrutmen politik yang tertutup
Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
Pengakuan HAM yang terbatas
Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:

Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )


Terjadinya krisis politik
TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk
turun jadi Presiden.
Pelaksanaan Demokrasi Reformasi (1998-Sekarang)

10
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari
Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.Masa
reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok


reformasi
Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas
dari KKN
Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden RI
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah


empatkali yaitu tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014.

G. DEMOKRASI PANCASILA

Demokrasi pancasila adalah suatu sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas
kekeluargaan dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki
kandungan berupa unsur-unsur kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran, budi
pekerti luhur dan kecintaan, berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia. Pada sistem
demokrasi pancasila, untuk sistem pengorganisasian negaranya dilakukan oleh rakyat itu
sendiri atau persetujuan melalui rakyat. Pada demokrasi pancasila, untuk kebebasan individu
tidak memiliki sifat mutlak, akan tetapi mesti disesuaikan atau diselaraskan dengan adanya
tanggung jawab sosial. Dalam demokrasi pancasila, adanya keuniversalan cita-cita dimana
demokrasi telah dipadukan dengan apa yang menjadi cita-cita dalam hidup bangsa indonesia
yang dijiwai dengan adanya semangan kekeluargaan sehingga tak ada lagi yang mendominasi
minoritas atau mayoritas.

Adapun beberapa definisi demokrasi pancasila menurut para ahli yaitu

Pengertian demokrasi pancasila menurut Prof Notonegoro yang telah mengemukakan


bahwa pengertian demokrasi pancasila adalah suatu sistem dimana kerakyatan yang
dipimpin oleh adanya hikmat kebijaknaan dalam sebuah permusyawaratan dan adanya

11
perwakilan serta dengan ingin mewujudukan keadilan sosial untuk seluruh rakyat
Indonesia.
Pengertian Demokrasi Pancasila menurut Kansil adalah suatu sistem kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan yang
merupakan hasil sila keempat dari Dasar Negara Pancasila yang telah tercantum di
alinea ke 4 Pembukaan undang-undang dasar 1945.
Pengertian demokrasi pancasila menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo bahwa suatu
pahaman demokrasi yang berdasar pada sebuah kepribadian dan falsafah dalam
kehidupan bangsa indonesia yang telah dituangkan dalam ketentuan UUD 1945.
Pengertian demokrasi pancasila dalam GBHN pada tahun 1978 dan tahun 1983
menetapkan bahwa segala pembangunan politik Indonesia itu diarahkan untuk dapat
lebih memantapkan pada perwujudan demokrasi Pancasila. Dalam rangka untuk
memantapkan sebuah stabilitas politik yang dinamis serta adanya pelaksanaan
mekanisme pancasila, maka itu dibutuhkan adanya pemantapan dalam kehidupan
konstitusional, tegaknya hukum dan kehidupan demokrasi.

Ciri Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan yang ingin diterapkan oleh para
pendiri negara sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi
Pancasila yang berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan berpaham
kekeluargaan dan kegotongroyongan mempunyai ciri khas yang membedakan demokrasi yang
lainnya.

Ciri khas demokrasi Pancasila adalah:

1. Demokrasi Pancasila bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan yang bernapaskan


Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi Pancasila harus menghargai hak-hak asasi manusia serta menjamin adanya
hak-hak minoritas.
3. Pengambilan keputusan dalam demokrasi Pancasila sedapat mungkin didasarkan atas
musyawarah untuk mufakat.
4. Demokrasi Pancasila harus bersendikan hukum, rakyat sebagai subjek demokrasi berhak
untuk ikut secara efektif untuk menentukan kehidupan bangsa dan negara.

12
Asas Demokrasi Pancasila

Demokrasi pancasila memiliki 2 asas yang terbentuk yakni:

1. Asas kerakyatan yakni asas yang berdasar pada kesadaran terhadap kecintaan kepada
rakyat, nasib dengan manunggal dan cita-cita rakyat, serta mempunyai sebuah jiwa
kerakyatan atau dalam arti untuk menghayati kesadaran bahwa semuanya senasib dan
memiliki cita-cita yang sama dengan yang lain.
2. Asas Musyawarah untuk meraih mufakat, yakni asas yang berdasar pada memperhatikan
dan sikap menghargai aspirasi dari seluruh rakyat yang jumlah banyak dan melewati forum
permusyawaratan didalam rangka untuk pembahasan dalam menyatukan segala macam
pendapat yang keluar dan untuk mencapai mufakat yang dijalankan dengan adanya rasa
kasih sayang dan pengorbanan agar mendapatkan kebahagiaan bersama-sama.

Prinsip Demokrasi Pancasila

Pada demokrasi pancasila terdiri atas beberapa prinsip-prinsip demokrasi pancasila yaitu:

1. Prinsip demokrasi pancasila yang berTuhanan yang Maha Esa, yang berarti bahwa
demokrasi mesti selalu dijiwai dan mesti berdasar pada nilai-nilai ketuhanan.
2. Prinsip demokrasi pancasila dalam menjunjung tinggi HAM atau Hak Asasi Manusia)
yang berarti bahwa demokrasi pancasila mesti menghargai dan harus melindungi hak-hak
asasi manusia di Indonesia.
3. Prinsip demokrasi pancasila dalam berkedaulatan rakyat yang berarti bahwa kepentingan
rakyat mesti lebih dijunjung tinggi ketimbang kepentingan pribadi
4. Prinsip demokrasi pancasila mesti didukung oleh warga negara, yang berarti bahwa sistem
demokrasi pancasila mesti mendapat dukungan oleh warga negara Indonesia dalam hal
hak dan kewajibannya serta mampu melakukan perannya masing-masing dalam sistem
demokrasi pancasila yang telah diatur.
5. Prinsip demokrasi pancasila menggunakan prinsip pemisahan kekuasaan yang berarti
bahwa dala negara demokrasi mesti menganut sistem pemisahaan kekuasaan, dimana pada
setiap masing-masing di lembaga negara mempunyai wewenang dan fungsinya.
6. Prinsip demokrasi pancasila mesti menjamin adanya perkembangan otonomi daerah yang
berarti bahwa negara mesti menjamin terhadap adanya perkembangan setiap daerah untuk
memajukan segala potensi yang ada didaerahnya secara masing-masing dengan berdasar
pada ketentuan yang telah berlaku.

13
7. Prinsip demokrasi pancasila memiliki penerapan konsep negara hukum yang berarti bahwa
negara Indonesia mesti berdasar pada adanya ketentuan hukum, jadi bukan pada kekuasaan
semata, sehingga jika ada tindakan atau kebijakan pemerintah yang dilaksanakan mesti
mengacu pada hukum yang telah berlaku.
8. Prinsip demokrasi pancasila telah menjamin diselenggarakannya mengenai peradilan yang
bebas, tidak memihak dan merdeka, hal ini berarti bahwa badan peradilan tidak akan
mampu terpengaruh dan dipengaruhi oleh siapapun karena sudah ada aturan yang telah
mengikat.
9. Prinsip demokrasi pancasila, menumbuhkan sebuah kesejahteraan rakyat, yang berarti
bahwa demokrasi pancasila dikembangkan yang bertugas untuk menjamin dan
mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kualitas hidup rakyat pada segala
aspek kehidupan baik itu batin maupun yang lahir.
10. Prinsip demokrasi pancasila yang berkeadilan sosial yang berarti bahwa sistem demokrasi
pancasila memiliki tujuan akhir dengan berupaya mewujudkan ketatanegaraan yang baik
dan dapat terwujudnya keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia.

Nilai Demokrasi Pancasila

Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi pancasila

Adanya rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Menjunjung tinggi kepada nilai-nilai kemanusiaan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia.
Menjamin dan dapat mempersatukan bangsa;
Berguna untuk mewujudkan keadilan sosial.

H. PERMASALAHAN DEMOKRASI PANCASILA

1. Buruknya Kinerja Lembaga Perwakilan dan Partai politik

Lembaga perwakilan merupakan suatu kekuatan dalam demokrasi. Dikatakan sebagai


kekuatan dalam demokrasi karena lembaga perwakilan ini menjadi tempat atau wadah
yang menampung aspirasi rakyat dan segala curahan hati rakyat. Segenap keinginan rakyat
disalurkan melalui lembaga perwakilan rakyat yang dibentuk secara demokratis, yakni
melalui jalan pemilu yang diadakan tiap lima tahun sekali. Melalui naungan partai politik,

14
para wakil rakyat dipilih secara langsung oleh rakyat siapa yang akan menjadi wakil-
wakilnya dalam pemerintahan. Wakil-wakil itulah kelak yang akan menyuarakan segala
keinginan dari rakyat. Artinya lembaga perwakilan memegang amanat dan mandat
langsung dari rakyat. Dibutuhkan lembaga perwakilan untuk menjadikan sistem demokrasi
berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh rakyat. Karena lembaga perwakilan ini
merupakan wakil-wakil yang telah di pilih oleh rakyat. Artinya rakyat telah
mempercayakan segala hal yang berkaitan tentang kelangsungan hidup rakyat kepada
badan perwakilan. Intinya, keberadaan badan perwakilan merupakan karakteristik utama
bagi sistem politik yang menganut demokrasi.

Pada saat ini nampaknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik menjadi
persoalan yang sangat berat. Masalah-masalah yang terjadi contohnya adalah :

Para wakil rakyat yan telah terpilih sering lalai dalam melaksanakan tugas sebagai
wakil rakyat
Kurangnya perhatian lembaga perwakilan terhadap rakyat karena di dominasi oleh
kepentingan partai mereka
Partai politik dijadikan kekuatan seorang penguasa yang mengatas-namakan rakyat
untuk memperoleh kekuasaan
Agenda dan program partai politik belum memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting
rakyat
Dari beberapa masalah di atas dapat kita lihat, buruknya kinerja lembaga perwakilan
saat sekarang ini membuat semakin terpuruknya pelaksanaan demokrasi pancasila di
Indonesia.
Para wakil rakyat yan telah terpilih sering lalai dalam melaksanakan tugas sebagai
wakil rakyat

Banyak para wakil rakyat yang melalaikan tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat.
Kelalaian lembaga perwakilan rakyat dapat kita saksikan saat diadakannya rapat paripurna.
Banyak anggota dari lembaga perwakilan yang tidak hadir. Banyak kursi-kursi kosong saat
melakukan rapat. Kemanakah perginya para wakil rakyat? Padahal rapat paripura
merupakan urusan yang sangat penting disitu akan dibahas persoalan-persoalan yang
sedang terjadi mengenai rakyat atau pemerintahan.Tidak hanya itu saja, banyak ditemukan
pada saat rapat paripurna berlangsung,banyak anggota dewan perwakilan yang tidak serius
dalam menjalankan rapat. Ada yang sibuk main handphone, bahkan yang baru-baru ini

15
terjadi ditemukan adanya salah satu anggota dewan perwakilan rakyat yang sedang
menonton video porno saat rapat paripurna berlangsung. Dari sini dapat kita lihat betapa
wakil-wakil rakyat lalai dalam menjalankan tugas dan amant dari rakyat. Demokrasi yang
diharapkan oleh rakyat pada kenyataannya kurang memberikan pilihan orang-orang yang
berkualitas. Lebih seperti bungkus makanan, yang dari luar sangat bagus, namun di
dalamnya rasanya sangat pahit. Dari sini dapat kita lihat betapa wakil-wakil rakyat tidak
menunjukkan kinerja yang bagus dalam menjalnkan tugas dan amant dari rakyat.
Kurangnya perhatian lembaga perwakilan terhadap rakyat karena di dominasi oleh
kepentingan partai mereka

Selain itu, kurangnya perhatian lembaga perwakilan terhadap kepentinagan rakyat


disebabkan karena kepentingan partai yang lebih diutamakan oleh lembaga perwakilan.
Itu yang membuat kerja dari mereka tidak mewakili aspirasi rakyat. Hal ini membuat
keterlibatan maupun dukungan rakyat diabaikan sama sekali. Misalnya rakyat yang
menginginkan pendidikan murah, namun lembaga perwakilan tetep ingin memperoleh
keuntungan untuk kepentingn mereka dan partai mereka, Keterlibatan partai ini hanya
untuk menjadikan para pengurus yang telah duduk di lembaga perwakilan tetap bertahan
dan menduduki kursi kekuasaan. Akibat sibuk mengurusi partai, mereka
mengesampingkan kepentingan rakyat. Mereka lebih mementingkan kepentingan
partainya daripada rakyat. Ada banyak partai yang yang lebih suka untuk menjalankan
fungsi penguasa ketimbang memperhatikan kepentingan rakyat. Keadaan ini mencolok
dalam lembaga perwakilan dimana dalam menetapkan suatu ketetapan kurang melibatkan
suara dari rakyat mereka memilih lebih mendebgarkan partai, demi kepentingan partai.
Pengurus partai juga hanya diisi oleh orang-orang elit, yang memiliki modal dan pengaruh
kekuasaan daripada kader-kader partai yang ada dibawah. Ini sungguh tidak adil, padahal
kader-kader partai yang ada dibawah inilah yang berasal dari rakyat kecil, jadi secara tidak
langsung mereka mengetahui persis apa yang diinginkan oleh rakyat. Sedangkan mereka
yang hanya memiliki modal hanya mengurusi kepentingan mereka dan partai nya saja.
Saat pemilihan umum berjalan rakyat sangat antusias dalam memberikan pilihannya.
Lembaga perwakilan hasil pilihan rakyat kemudian menunjukkan watak sesugguhnya,
yakni membajak kedaulatan rakyat untuk kepentingan yang bertolak belakang dengan
keinginan rakyat.Partai politik dijadikan kekuatan seorang penguasa yang mengatas-
namakan rakyat untuk memperoleh kekuasaanHal itu pulalah yang kemudian membuat
partai menjadi ancaman bagi rakyat. Disebut ancaman karena ditakutkan partai menjadi

16
kaki tangan dari penguasa. kemudian juga melalui partai kekuasaan rakyat dihilangkan.
Dihilangkannya kekuasaan rakyat ini disebabkan oleh rendahnya dukungan suara bagi
partai-partai politik yang pengurusnya tidak diisi oleh orang-orang kalangan menengah ke
atas yang memiliki uang, pengaruh dan kekuasaan. Padahal partai-partai yang diisi oleh
kalangan menengah yang lebih memiliki ruang kedekatan dengan rakyat. Sehingga mereka
dapat mengetahui dengan jelas apa yan sebenarnya yang diinginkan oleh rakyat. Masalah
ini juga bisa disebabkan salah satunya oleh adanya dominasi kepentingan kelas atas yang
kurang memperhatikan dan menangani masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh
rakyat. Keberadaan orang dalam partai menjadi tempat atau sarana untuk masuk
mendapatkan kekuasaan. Seperti perebutan dalam menjadi menteri. Yang bisa
dimanfaatkan sebagai dana untuk kebutuhan-kebutuhan partai dan memperoleh
kekuasaan.Saat partai politik akan menjadi kekuasaan yang mengatas-namakan rakyat.
Para politisi yang menjarah uang rakyat lewat perebutan posisi menjadi hal yang sering
muncul. Belum lagi bagaimana mereka membuat perundang-undangan yang banyak
mengatur sumber daya alam maupun uang negara bukan untuk kepentingan rakyat
melainkan untuk kepentingan mereka. Karir menjadi politisi bukan saja akan mendapat
penghasilan yang tinggi dan harta yang berlimpah. Melainkan juga mampu untuk
mendapatkan kekuasaan. Partai politik memang menjadi kekuatan yang mengancam
rakyat selama tidak digerakkan oleh prinsip demokrasi untuk rakyat melainkan keinginan
untuk mendapatkan untung. Agenda dan program partai politik belum memenuhi
kebutuhan-kebutuhan penting rakyat
Diantaranya lembaga perwakilan rakyat dan partai politik agenda maupun programnya
belum memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting rakyat. Ini bisa dibuktikan dengan sangat
sedikit kebutuhan-kebutuhan yang mereka perjuangkan. Saat perubahan politik ekonomi
terjadi dalam Negara, respon lembaga perwakilan cenderung lamban. Beberapa masalah
ekonomi seperti kenaikan BBM, tarif listrik maupun tingginya biaya pendidikan kurang
mendapat respon yang besar dan luas. Padahal tema-tema seperti ini memiliki efek
langsung pada kehidupan sehari-hari rakyat. Agenda partai yang bertolak belakang dengan
kebutuhan- kebutuhan rakyat. misalnya saja, rakyat menginginkan pendidikan murah
tetapi partai punya keinginan untuk tetap memperoleh keuntungan. Jika rakyat
berkeinginan untuk memperoleh pemimpin yang yang bisa di kontrol oleh rakyat, partai
mempunyai kehendak lain. Partai dan rakyat, terutama setelah pemilu, sering kali memiliki
kepentingan yang saling bertolak belakang. Agenda partai saat pemilu, jauh berbeda
pelaksanaannya saat berakhirnya pemilu.Meski ada banyak persoalan yang menghimpit
17
pada kaum miskin tetapi lembaga perwakilan sebagai wakil rakyat belum begitu mampu
untuk mengatasinya. Perwakilan yang dibebankan kepada mereka, Sangat sedikit sekali
yang mereka perjuangkan untuk rakyat. Saat perubahan politik ekonomi terjadi dalam
Negara, respon lembaga perwakilan cenderung lambat dan menimbulkan kekesalan dari
rakyat.

Jika diringkaskan, peran lembaga perwakilan dan partai politik dalam menjalankan
demokrasi untuk rakyat masih jauh dari harapan. Agar kinerja dari lembaga perwakilan
dan partai politik ini tidak buruk, mereka harus lebih mahir lagi menjadi wakil dari rakyat
yang duduk dalam pemerintahan. Cara yang dilakukan adalah dengan membentuk
kekuatan yang mampu menjalankan agenda dan program-program yang penting bagi
kebutuhan rakyat, sehingga mereka bisa mendapatkan tempat dihati rakyat. Tidak ada lagi
ketidakpercayaan rakyat terhadap lembaga perwakilan. Selain itu, rakyat juga harus
objektif dalam memilih wakil rakyat. Wakil rakyat yang dipilih adalah orang yang benar-
benar mampu untuk menyuarakan dan membela kepentingan rakyat. Sehingga dengan
demikian, akan terciptanya lembaga perwakilan dan partai politik dapat menjalankan
tugasnya dengan baik yaitu menempatkan demokrasi untuk rakyat.

2. Krisis Partisipasi Politik Rakyat

Peranan masyarakat dalam menciptakan demokrasi sangat ditentukan oleh partisipasi


politiknya. Namun demikian tidak semua anggota massyarakat dapat memberikan
partisipasi politiknya. Penyebab dari rakyat yang tidak mampu memberikan partisipasi
politiknya adalah karena terbatasnya kemampuannya untuk berpartisipasi dalam
politik. Sebagai seorang rakyat yang bertanggung jawab kepada Negara, semua rakyat
harus mengambil peranan dalam partisipasi politik. Karena rakyat memiliki peran sebagai
pengontrol dari pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah. Di
saat sekarang ini peluang rakyat untuk berpartisipasi politik sebenarnya cukup lebar. Saat
sekarang telah banyak berdiri partai-partai politik dan media sosial yang bisa digunakan
untuk menyampaikan aspirasi. Partai-partai politik ini berfungsi sebagai salah satu wadah
untuk menyalurkan partisipasi politik. Selain itu ikut dalam pemilihan umum yang
diadakan tiapa lima tahun sekali merupakan salah satu dari partisipasi politik rakyat.
Namun, saat ini terjadi masalah-masalah yang mengakibatkan rendahnya partisipasi rakyat
dalam politik seperti :

18
Pendidikan yang rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam melaksanakan
partisipasi politik
Tingkat ekonomi rakyat yang mempengaruhi rakyat dalam melaksanakan partisipasi
politik
Partisipasi politik dari rakyat yang kurang mendapatkan tempat dari pemerintah

Pendidikan yang rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam melaksanakan


partisipasi politik. Pendidikan adalah salah satu masalah yang menjadi dampak rendahnya
partisipasi aktif dari rakyat. Tingkat pendidikan yang ada di Indonesia masih
membutuhkan adanya peningkatan. Kita lihat sekarang masih banyak tenaga kerja di
Indonesia yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan akan sangat mempengaruhi
pandangan rakyat terhadap partisipasi aktif rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, termasuk untuk berpolitik. Di daerah pedesaan merupakan suatu
hal yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. Saat sekarang rata-rata anggota
masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi jarang kita jumpai ada di pedesaan. Mereka
cenderung memilih untuk mengadu nasib di daerah perkotaan. Pendidikan memberikan
pengaruh terhadap partisipasi rakyat. Keadaan yang diperhitungkan adalah masalah yang
berkaitan dengan makna partisipasi politik bagi rakyat. Tingkat kemampuan dalam
membaca atau memahami keberadaan partai politik yang jumlahnya banyak juga menjadi
masalah. Di daerah pedesaan masih banyak kita jumpai masyarakat yang buta huruf dan
masih sulit untuk membaca. Dengan keadaannya seperti ini, bagaimana mereka dapat
berpartisipasi akitif dalam politik sementara mereka buta huruf. Tingkat ekonomi rakyat
yang mempengaruhi rakyat dalam melaksanakan partisipasi politik. Masalah selanjutnya
adalah tingkat ekonomi rakyat. Masyarakat miskin biasanya tidak begitu berpartisipasi di
bidang politik. Namun yang jadi masalahnya adalah, kebanyakan saat sekarang ini hanya
rakyat dengan golongan menengah ke atas saja yang dapat ikut aktif dalam partisipasi
politik. Biasanya rakyat miskin tidak begitu berpartisipasi dalam politik karena partisipasi
politik itu menurut mereka tidak sesuai dengan kehidupan yang mereka jalani. Bagi rakyat
miskin masalah yang paling mendesak atau masalah yang paling dibutuhkan oleh mereka
adalah masalah pekerjaan, masalah pangan untuk hari ini, besok, dan seterusnya. Hanya
sebagian kecil saja orang-orang yang memiliki penghasilan rendah dan pendidikan yang
rendah yang mempunyai minat untuk ikut serta dalam partisipasi politik. Padahal dalam
demokrasi itu sangat diharapkan partisipasi aktif rakyat. Tidak hanya itu, anggota partai
politik saat ini yang hanya memberikan peluang kepada beberapa orang untuk duduk di

19
partai politik. Karena kebanyakan partai politik hanya memberikan peluang bagi orang-
orang yang mampu memberikan sumbangan bagi partai.

Partisipasi politik dari rakyat yang kurang mendapatkan tempat dari pemerintah. Pada
saat sekarang ini partisipasi politik dari rakyat juga kurang mendapatkan tempat didalam
pemerintahan. Pemerintahan lebih di dominasi oleh orang-orang kalangan atas tanpa
memperdulikan aspirasi rakyat. Rakyat yang ingin berpartisipasi di dalam pemerintahan
merasa sulit untuk berpartisipasi. Krisis partisipasi politik terjadi jika tindakan-tindakan
atau aspirasi rakyat tidak tertampung atau tersalurkan melalui lembaga perwakilan, media
masa,dan organisasi politik. Krisis partisipasi politik rakyat yang terjadi saat pemerintah
tidak memperbolehkan rakyat untuk ikut campur dalam sistem politik Negara.Keadaan
yang menimbulkan partisipasi politik itu jika pemerintahan menganggap hanya dirinya lah
yang berhak memerintah. Mereka mengabaikan dan menolak tuntutan-tuntutan dari rakyat
untuk berperan serta dalam pemerintahan. Contohnya adalah pemerintah membubarkan
organisasi buruh dan mahasiswa yang membala aspirasi anggotanya. Contoh lainnya
adalah cara-cara yang dilakukan oleh rakyat dalam melakukan partisipasi politik dianggap
tidak sah oleh pemerintah. Umpamanya adanya pelarangan rakyat untuk berdemonstrasi.
Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan kecinya semangat rakyat untuk ikut aktif
berpartisipasi di dalam politik.

Melihat dari krisis partisipasi politik rakyat, solusi yang tepat adalah perlu diadakannya
upaya terhadap aspirasi rakyat yang disampaikan sehingga terlihat jelas apa yang
diharapkan dan bagaimana bentuk dari partisipasi aktif dari rakyat. Disinilah peran
pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pendidikan politik sebagai wujud upaya
untuk menumbuhkan partisipasi aktif dari rakyat. Pelatihan dan pendidikan politik ini di
berikan agar rakyat dapat mengetahui manfaat dari partisipasi rakyat di dalam
pemerintahan. Pelatihan dan pendidikan politik yang diberikan kepada rakyat haruslah
menyeluruh ke segala lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat golongan menengah ke
atas, sampai pada masyarakat golongan menengah ke bawah. Sehingga seluruh rakyat
dapat ikut berpartisipasi aktif di dalam pemerintahan.

3. Munculnya Penguasa di dalam Demokrasi

Dalam demokrasi masalah kepentingan penguasa yang sejak awal memang telah di
khawatirkan, menjadi persoalan utama dalam demokrasi. Pesta pora meriah saat pemilu
kemudian berakhir dengan istirahat panjang politisi. Dikatakan istirahat, karena seusai

20
pemilu pekerjaan utama mengunjungi raktyat menjadi terhenti. Berada di gedung DPR
yang mewah, jauh lebih menyenangkan ketimbang bertukar sapa dengan rakyat. Andaikata
rakyat hendak bertamu ke gedung parlemen, jika mau di dengar, itu harus membawa
segerombolan massa sambil meneriakkan yel-yel yang nyaring dan keras. Gedung DPR
seperti sebuah lorong yang sangat sempit, yang tidak semua orang dapat masuk
kedalamnya. Jika orang masuk dan diterima, memiliki aturan tersendiri. Bukan asal
menang pemilu, melainkan harus memiliki beberapa modal yang bisa disumbang.
Masalah-masalah yang terjadi:

Modal dan uang rakyat sering dijadikan alat untuk memperoleh dukungan rakyat dan
menyebabkan munculnya penjahat dalam demokrasi.
Aturan hukum yang dikuasai oleh penguasa.

Modal dan uang rakyat sering dijadikan alat untuk memperoleh dukungan rakyat dan
menyebabkan munculnya penjahat dalam demokrasi. Modal dan uang memiliki peranan
yang besar bagi pembentukan dukungan. Siapa yang kaya maka dia akan sangat mudah
memperoleh dukungan rakyat. Kemudian setelah mendapatkan dukungan mereka akan
mudah untuk memperoleh kekuasaan. Berkat modal dan uang, Tidak pandang apakah
mereka memiliki kemampuan untuk memimpin, dan apakah mereka dapat benar-benar
membela kepentingan rakyat, seperti yang disuarakan saat pemilu digelar. Padahal uang
yang mereka gunakan itu adalah uang rakyat. Kebanyakan uang itu berasal dari uang hasil
korupsi. Demokrasi ternyata memberikan ruang yang luas bagi munculnya penjahat
demokrasi. Penjahat disini adalah mereka kaum penguasa yang menjadikan demokrasi
sebagi kedok untuk kepentingan mereka. Gejala kemunculannya disini bisa dibuktikan
oleh saat ini banyak anggota pemerintahan yang menjarah uang rakyat dengan melakukan
korupsi dimana-mana misalnya uang rakyat dari pajak yang dibayarkan rakyat tiap tahun.
Padahal uang itu seharusnya digunakan untuk hal-hal yang menjadi kepentingan dan
kebutuhan rakyat. Bukanlah digunakan untuk kepentingan penguasa. . Disini konsep
perwakilan yang dijalankan dalam sistem demokrasi tidak berjalan. Karena dalam politik
yang dijalankan oleh penjahat demokrasi politiknya ditentukan oleh uang. Intinya para
penjahat demokrasi menjadi penguasa baru karena kondisinya yang memberi dukungan.
Kondisi ini semakin ditunjang dengan lembaga keuangan yang menjadi sumber uang bagi
politik penguasa. Penguasa yang memiliki politik yang luas mulai memanfaatkan dan
memaksimalkan pendapatannya dari lembaga keuangan tersebut. Bahkan dengan uangnya
itulah mereka merusak kepentingan hidup masyarakat banyak. Kumpulan penjahat

21
demokrasi itu berkuasa disemua bidang dan akan selalu merugikan rakyat banyak. Meski
ada banyak catatan yang patut untuk kita kutip bagaimana pemerintahan mengalami
penyelewengan terhadap demokrasi pancasila, namun melakukan perlawanan terhadap
hal-hal itu diperlukan suatu usaha yang lebih keras lagi untuk mengembalikan demokrasi
kembali ke tangan rakyat. Sebuah kenyataan bagi kita betapa tidak mudahnya untuk
mengembalikan demokrasi ke tangan rakyat. Aturan hukum yang dikuasai oleh penguasa

Kekuasaan para penjahat demokrasi di Indonesia menunjukan bagaimana penjahat


demokrasi dapat memberikan sumbangan besar terhadap kekuasaan. Kekuasaan penjahat
demokrasi yang menindas kedaulatan rakyat makin merajarela ketika wilayah kekuasaan
menyebar dan sistem demokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Di Indonesia
walaupun terkenal dengan Negara yang korup, tapi sedikit sekali pelaku korupsi yang
dihukum. Bahkan makin besar uang yang dikorupsi, akan makin besar peluang lolos dari
jeratan hukum. Karena semakin banyak uang yang mereka dapatkan dari hasil korupsi,
semakin mudah bagi mereka mengeluarkan uang untuk membeli hukum di negeri ini. Para
koruptor yang mengkorupsi uang negara milyaran rupiah, hanya sebentar berada di dalam
penjara. Sedangkan rakyat biasa yang hanya mencuri ayam milik tetangganya bisa
mendapat hukuman lebih lama. Tidak ada badan pemerintah yang tidak bisa dicuri, bahkan
lembaga perbankan dengan gampang dicuri. Cukup melakukan kerja sama dengan orang
dalam maka pencurian dengan leluasa dapat dilakukan. Para penegak hukum sangat mudah
untuk dibeli dan itu sebabnya beberapa penegak hukum banyak di demo oleh massa.
Malahan ada kantor pengadilan yang di bakar oleh massa karena memutus perkara dengan
cara tidak adil. Situasi inilah makin menuntut munculnya kepemimpinan yang terdiri dari
orang kuat. Kuat dalam artian kepemimpinan yang mampu menangani masalah yang
berhubungan dengan rakyat. Agar rakyat dapat hidup makmur, sejahtera, dan dapat
memenuhi harapan-harapan rakyat. Kekuatannya didasarkan pada kemahirannya dalam
mencegah penindasan pada kedaulatan rakyat.
Terlebih-lebih seperti yang kita saksikan saat sekarang ini, kekuasaan penjahat demokrasi
ini menguasai diantaranya aparat pemerintah terutama militer yang menjadi aparat
keamanan bagi rakyat, berubah menjadi aparat keamanan bagi penguasa dan orang-orang
berduit. Dengan uang aparat keamanan dengan mudahnya dapat disogok dan dengan uang
yang mereka tunduk kepada penguasa, menjalankan perintah penguasa walaupuh perintah
itu merugikan kepentingan rakyat banyak.

22
Sekarang ini masa dimana para penjahat demokrasi mengubah prinsip kedaulatan. Kata
demokrasi dari rakyat untuk rakyat berubah menjadi dari penguasa untuk penjahat.
Solusinya disini adalah pendidikan yang menjadi jalan utama untuk memperkuat dan
merebut demokrasi kerakyatan yang dikuasai oleh penjahat demokrasi. Pendidikan yang
menerjunkan secara langsung kaum terpelajar perlu dilaksanakan. Karena sentuhan
keadaan nyata dan sebenarnya dapat membuat pengetahuan demokrasi menjadi lebih
nyata, tidak hanya berada di angan-angan semata. Mungkin saat ini waktunya kita sebagai
penerus bangsa untuk mendorong sebuah gerakan yang memiliki tujuan yang seragam
yaitu merebut demokrasi rakyat yang sesungguhnya, dan merontokkan kekuasaan kaum
penjahat demokrasi di negeri ini.

4. Penyampaian aspirasi yang kebablasan

Penyampaian aspirasi di era ini dapat dilakukan melalui media sosial sehingga siapa
saja dapat menyampaikan aspirasi dan kritiknya tentang pemerintahan dengan syarat
mereka mampu menggunakan internet dan sejenisnya. Akan tetapi kian lama penyampaian
aspirasi tersebut seakan keluar dari etika berdemokrasi yang sesungguhnya bahkan
menggunakan kata-kata yang tidak layak. Ini merupakan suatu keadaan kritis karena disatu
sisi mereka yang tidak mampu menggunakan internet tidak mampu menyampaikan
aspirasinya namun di sisi lain mereka yang menggunakan internet justru menyampaikan
aspirasi dengan tidak layak, seperti melecehkan Presiden dan sejenisnya. Solusi disini
adalah dengan peningkatan pendidikan dan penegakkan hukum. Pendidikan tentang etika
berdemokrasi harus ditanamkan sejak dini di bangku sekolah lalu dilakukan pengawasan
penggunaan media sosial dan diperketatnya Undang-Undang tentang menyampaikan
pendapat yang harus dibatasi oleh pemenuhan kewajiban untuk menghargai orang lain
sehingga dapat tercipta demokrasi yang sehat dan terkendali.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demokrasi merupakan cerminan dari ideologi Pancasila yang harus ditanamkan kepada
segenap bangsa Indonesia sejak dini dan pelaksanaannya harus diimbangi dengan etika
berdemokrasi agar dapat tersalurkan dengan baik dan demi tercapainya keadilan dan
ketentraman bersama.

3.2 Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti dan kurang lugas. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dan kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

24
DAFTAR PUSTAKA

http://raihanv.blogspot.co.id/2015/03/konsep-dasar-demokrasi-dan-sistem.html

http://www.gardabala.id/2014/12/pengertian-dan-hakikat-demokrasi.html

http://www.softilmu.com/2015/01/pengertian-ciri-macam-macam-demokrasi-adalah.html

https://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah-perkembangan-demokrasi-di-indonesia/

https://rakyatdemokrasi.wordpress.com/2013/01/01/sejarah-dan-perkembangan-demokrasi-
di-indonesia/

S. Sumarsono [et.al].Pendidikan Kewarganegaraan.2005.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai