DI SUSUN OLEH:
1. Razanah Desmi Ayu
2. Yuanita Damayanti
3. Rananda Dwi Hani Agustin
15111009
15111016
15111o45
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Media promosi kesehatan Sebagai Barang Berguna ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah,
dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
BandarLampung,
Desember 2016
Penyaji
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
Latar Belakang................................................................................1
Rumusan Masalah...........................................................................2
Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengerrtian Undang-undang Desa......................................................3
B. Keuntungan dari UU tentang Desa...................................................11
C. Kekurangan dari UU tentang Desa ..................................................13
BAB III PENUTUP
A.
B.
Kesimpulan...................................................................................16
Saran.............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah suatu bagian terdepan dari upaya gerakan pemerintah
dalam pembangunan yang mana berasal dari masyarakat itu sendiri, guna
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran sekaligus berkeadilan dan
berkesinambungan. Pengaturan desa didasarkan pada amanat UUD 1945
pasal 18B ayat (2) yang berbunyi Negara mengakui dan menghormati
kesatuan masyarakat hukum adat berserta hak-hak tredisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesui dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip negera kesatuan Rpublik Indonesia yang diatur dalam
undang-undang.
untuk kurang lebih 72 ribu desa yang ada di seluruh Indonesia, maka
setiap desa akan menerima Rp. 1,4 miliar setiap tahunnya. Tentu saja
penerimaan setiap desa akan berbeda, sesuai kondisi geografis, jumlah
penduduk, jumlah penduduk miskin dan parameter lainnya.
Desa yang memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berperan mewujudkan
cita-cita kemerdekaan berdasarkan undang-undang dasar Negara republic
Indonesia tahun 1945 perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi
kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan
yang kukuh dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju
masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa saja permasalahan yang ditimbulkan dari undang - desa ?
b. Siapa sajakah yang berperan penting dalam menjalankan undang
undang desa?
c. Mengapa undang undang desa berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat?
C.
Tujuan Penulisan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
pemerintah
desa
dengan
pertimbangan
telah
a. Tujuan pengaturan
Pemerintah negara Republik Indonesia dibentuk untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional telah menetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan
dibentuknya pemerintahan negara Indonesia
Desa yang memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berperan
mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
sehingga dapat menciptakan landasan yang kukuh dalam
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera. Dengan demikian, tujuan
ditetapkannya pengaturan Desa dalam Undang-Undang ini
merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan Pasal 18B ayat (2) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1) Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang
sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa
dalam
sistem ketatanegaraan
Republik
Indonesia
demi
pengembangan
potensi
dan
Aset
Desa
guna
kesejahteraan bersama;
5) membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan
efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
6) meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa
guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
7) meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna
mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara
kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
8) memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi
kesenjangan pembangunan nasional; dan
9) memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.
b. Asas pengaturan
Asas pengaturan dalam Undang-Undang ini adalah:
1) rekognisi, yaitu pengakuan terhadap hak asal usul
2) subsidiaritas, yaitu penetapan kewenangan berskala lokal dan
pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan
masyarakat Desa
3) keberagaman, yaitu pengakuan dan penghormatan terhadap
sistem nilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapi dengan
tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
4) kebersamaan, yaitu semangat untuk berperan aktif dan bekerja
sama dengan prinsip saling menghargai antara kelembagaan di
tingkat Desa dan unsur masyarakat Desa dalam membangun
Desa
5) kegotongroyongan, yaitu kebiasaan saling tolong-menolong
untuk membangun Desa
6) kekeluargaan, yaitu kebiasaan warga masyarakat Desa sebagai
bagian dari satu kesatuan keluarga besar masyarakat Desa
oleh
melalui
penyediaan
pemenuhan
kebutuhan
dasar,
pusat
dan
daerah
yang
diterima
oleh
pengaruh
adat
terhadap
sistem
pemerintahan
lokal,
yang
didukung
dengan
sistem
pengawasan
dan
khususnya
Badan
Permusyawaratan
Desa
yang
dalam
visi dan misi yang sama dengan Kepala Desa sehingga Badan
Permusyawaratan Desa tidak dapat menjatuhkan Kepala Desa yang
dipilih secara demokratis oleh masyarakat Desa.
8. Badan permusyawarahan desa
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah lembaga yang melakukan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
Badan
Permusyawaratan
Desa
merupakan
badan
masyarakat,
Pemerintah
Desa
dan/atau
Badan
segala
potensi
10
ekonomi,
kelambagaan
11
12
13
berkaitan
dengan
pentingnya
masyarakat
desa
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa telah
memberikan pemerintah desa dalam melakukan pembangunan desa
dengan sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya desa yang ada
dengan kewenangan yang dimilikinya. Arah pembangunan Indonesia harus
dimulai dari desa hingga bisa menjadi magnet bagi peningkatan
pembangunan ekonomi rakyat yang jelas akan berdampak pada
meningkatnya kesejahteraan rakyat desa menjadi lebih menarik.
Adapun kelebihan UU Desa yang paling terlihat adalah
pemanfaatan UU Desa sebagai dasar pijakan dan dasar hukum yang jelas
bagi setiap desa di Indonesia. Sedangkan, kekurangan UU Desa terletak
pada pengertian desa adat yang berbeda dengan pengertian masyarakat
desa adat itu sendiri. Perbedaan ini mungkin saja akan menimbulkan
15
dampak dikemudian hari jika tidak ditanggulangi sejak diri. Dana alokasi
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
tergolong cukup besar terhadap setiap desa per tahunnya, juga bisa
menjadi permasalahan jika tidak diawasi secara maksimal dan berkala.
Kemudian, tidak adanya pembahasan secara khusus pada UU Desa tentang
penempatan perempuan minimal 30 persen pada perangkat desa. Dan yang
terpenting adalah, belum siapnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada
di desa untuk menjalankan UU Desa ini dan tentunya akan berdampak
terhadap tata kelola pemerintahan desa itu sendiri.
B. Saran
Pemerintah dan masyarakat harus tetap bekerja sama dengan niat yang
baik agar dapat menjalankan Undang Undang Desa yg telah ada dan
dibuat. Dan sangat diharapkan bagi masyarakat agar dapat terus
bersosialisasi dengan baik sesama masyarakat agar dapat mengurangi
timbulnya masalah dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
2. http://setkab.go.id/berita-11923-presiden-teken-uu-desa-kepaladesa-kini-dapat-gaji-dan-tunjangantetap.html
(http://www.jurnas.com/news/133227/AntisipasiPermasalahan-dan-Usulan-Revisi-UU-Desa2014/1/Nasional/Opini
3. http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-56-63.html
16