Anda di halaman 1dari 8

TUGAS I

ETIKA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH

DI SUSUN OLEH :

DIKI PUTU TAMO YAMKO


NIM : 030160146

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) TUAL, MALUKU
TAHUN 2020

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beberapa provinsi yang
tersebar dibeberapa pulau. Masing-masing provinsi tersebut telah memiliki kewenangan
penuh dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Sehingga dalam pelaksanaanya pun
dibutuhkan sebuah administrasi pemerintah daerah.
Sejak digulirkannya reformasi pada tanggal 21 mei 1998 maka sistem politik dan
pemerintahan di indonesia berubah paradigmanya dari monolitik sentralistik ke “demokrasi”
terutama demokrasi lokal atau desentralisasi atau otonomi. Selama lebih kurang 53 tahun di
dalam kungkungan sentralistik yang otoritarian, kebebasan di rasakan sangat kurang, baik
dalam kalangan masyarakat maupun daerah-daerah. Masayarakat dan daerah menjadi sangat
bergantung ,tidak saja kepada birokrasi pemerintah pusat atau pun provinsi ,tetapi juga
masyarakat dan daerah menjadi seakan akan terbelenggu sehingga tidak memiliki inisiatif
dan kreativitas sendiri.
Dengan bergulirnya demokratisasi, kebebasan menjadi dimiliki oleh daerah dan
masyarakat , meskipun euphoria yang terlalu berlebihan. Dampaknya adalah sering terjadi
aktivitas –aktivitas, baik yang dilakukan masyarakat maupun daerah yang keluar dari tatanan,
kesepakatan, hukum peraturan,pranata,maupun kebiasaan yang berlaku di dalam masyarakat
dan daerah.
Di dalam kebebasan, kemandirian ini, masyarakat pada umumnya khususnya elit
politik dan elit kekuasaan sering lepas kendali, disebabkan oleh belum ditemukannya wujud
dan makna sesungguhnya dari reformasi maupun demokrasi. Kebebasan, kemerdekaan,
kemandirian yang diinginkan dan dirasakan belum memaknai kehidupan seluruh lapisan
masyrakat diindonesia.
Pada zaman demokrasi saat ini setiap daerah diberikan kewenagan untuk mengelola
pemerintahanya sediri, bila kita lihat dengan situasi saat ini dimana situasi pandemic covid-
19 sedang terjadi, para pimpinan daerah tertentu ingin melakukan lock down wilayahnya
tanpa melakukan kordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah pusat, karena takut penyebaran
covid-19 bertambah luas di daerahnya, hal ini tentunya tidak sesuai dengan etika adminisrasi
daerah, yang mana secara struktur organisasi setiap pimpinan daerah wajib melakukan
kordinasi kepada pimpinan daerah di atasnya.

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang di maksud dengan etika dan etika Administrasi publik?

3 TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa defisini etika etika Administrasi publik?

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
.BAB II
TEORI TENTANG ETIKA DAN ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK

A. Etika
Dalam Ensiklopedi Indonesia, etika disebut sebagai “Ilmu tentang kesusilaan
yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat; apa yang baik dan
apa yang buruk”. Sedangkan secara etimologis, Etika berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti kebiasaan atau watak. Etika menurut bahasa Sansekerta lebih
berorientasi kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika
menurut Bertens dalam (Pasolong, 2007:190) adalah kebiasaan, adat atau akhlak dan watak.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah etika selalu


berhubungan dengan kebiasaan atau watak manusia (sebagai individu atau dalam kedudukan
tertentu), baik kebiasaan/watak yang baik maupun kebiasaan/watak buruk. Watak baik yang
termanifestasikan dalam perilaku baik, sering dikatakan sebagai sesuatu yang patut atau
sepatutnya. Sedangkan watak buruk yang termanifestasikan dalam perilaku buruk, sering
dikatakan sebagai sesuatu yang tidak patut atau tidak sepatutnya.

Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang artinya cara
hidup atau kebiasaan. Dari istilah ini muncul pula istilah morale atau moril, tetapi artinya
sudah jauh sekali dari pengertian asalnya. Moril bisa berarti semangat atau dorongan batin.
Di samping itu terdapat istilah norma yang berasal dari bahasa Latin. (norma: penyiku atau
pengukur), dalam bahasa inggris norma berarti aturan atau kaidah. Dalam kaitannya dalam
perilaku manusia, norma digunakan sebagai pedoman atau haluan bagi perilaku yang
seharusnya dan juga untuk menakar atau menilai sebelum perilaku dilakukan.

Moral merujuk kepada tingkah laku yang bersifat spontan seperti rasa kasih,
kemurahan hati, kebesaran jiwa, yang kesemuanya tidak terdapat dalam peraturan-peraturan
hukum, sedangkan moralitas mempunyai makna yang lebih khusus sebagai bagian dari etika.
Moralitas berfokus pada hukum-hukum dan prinsip abstrak dan bebas. Orang yang telah
mengingkari janji yang diucapkannya dapat dianggap sebagai orang yang tidak dipercaya
atau tidak etis, tetapi bukan berarti tidak bermoral, namun menyiksa anak disebut tindakan
tidak bermoral.

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
Dalam hal ini juga ahli James J. Spillane SJ berpendat bahwa Etika ialah
mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi suatu
keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi
manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku
seseorang kepada orang lain.

Dalam kehidupan bermasyarakat, istilah Etika sering dipersamakan atau


dipergunakan secara bergantian dengan istilah Moral, Norma dan Etiket. Etika cenderung
dipandang sebagai suatu cabang ilmu dalam filsafat yang mempelajari nilai baik dan buruk
manusia. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong manusia untuk melakukan
tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma.

B. Etika administrasi publik

Administrasi adalah sebuah usaha perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian


serta aktivitas pergerakan yang berhubungan secara langsung dengan pengaturan pada
kebijakan supaya bisa mencapai tujuan. Jadi, administrasi tidak hanya melibatkan satu orang
saja, namun dua orang atau lebih agar benar-benar tercapai tujuan bersama. Selain itu, hanya
usaha kelompok seperti organisasi, perusahaan, lembaga, instansi, dan sebagainya saja yang
membutuhkan administrasi. Sebab, semuanya itu tidak bisa dijalankan dengan sempurna
hanya dengan satu orang saja.

Dalam ensiklopedi Indonesia, etika disebut sebagai ilmu kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam masyarakat; apa yang baik dan menurut Bertens
dalam (Pasolong, 2007: 190) adalah kebiasaan, adat atau akhlak dan watak. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah etika selalu berhubungan dengan kebiasaan atau
watak manusia (sebagai individu atau dalam kedudukan tertentu), baik kebiasaan atau watak
yang baik maupun kebiasaan atau watak buruk. Watak baik yang termanifestasikan dalam
kelakuan baik, sering dikatakan sebagai sesuatu yang patut atau sepatutnya.

Sedangkan watak buruk yang termanifestasikan dalam kelakuan buruk, sering


dikatakan sebagai sesuatu yang tidak patut atau tidak sepatutnya. Dalam lingkup pelayanan
publik, etika administrasi publik (Pasolong, 2007: 193) diartikan sebagai filsafat dan
profesional standar (kode etik) atau right rules of conduct (aturan berperilaku yang benar)
yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik atau administrasi publik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa etika administrasi publik adalah aturan atau standar

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi atau pekerjaan manajemen; aturan atau
standar pengelolaan yang merupakan arahan moral bagi administrator publik dalam
melaksanakan tugasnya melayani masyarakat. Aturan atau standar dalam etika administrasi
negara tersebut terkait dengan kepegawaian, perbekalan, keuangan, ketatausahaan, dan
hubungan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etika bertalian
erat dengan administrasi publik.

Etika mempelajari tentang filsafat, nilai, dan moral sedangkan administrasi publik
mempelajari tentang pembuatan kebijakan, pengambilan keputusan, dan pengimplementasian
kebijakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan
administrasi bersifat konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah dirumuskan dan
disepakati dalam kebijakan publik. Pembicaraan tentang etika dalam administrasi publik
adalah bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-gagasan administrasi, seperti
efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, kemanfaatan, produktivitas dapat menjelaskan etika dalam
prakteknya, dan bagaimana gagasangagasan dasar etika, seperti mewujudkan yang baik dan
menghindari yang buruk, dapat menjelaskan hakikat administrasi publik. Sehingga
diharapkan seorang administratur publik selalu menggunakan pertimbangan etika dalam
melakukan segala aktivitas yang menyangkut kepentingan publik.

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
BAB III

PEMBAHASAN

Etika merupakan induknya filsafat nilai dan moral sedangkan administrasi publik
merupakan dunianya keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenan dengan
persoalan “baik dan buruk” sedangkan administrasi negara bersifat konkrit dan harus
mewujudkan apa yang diinginkan.

Salah satu agenda Reformasi dalam bidang administrasi publik adalah mengupayakan
terwujudnya Good Governance yaitu sistem penyelenggaraan pemerintahan yang bersih,
bertanggung jawab dan profesional yang ditandai adanya aparat birokrasi pemerintahan yang
senantiasa mengedepankan terpenuhinya publicaccountability and responsibility.untuk itu
setiap aparat birokrasi pemerintah yang ada diseluruh level pemerintah harus memiliki rasa
kepekaan (responsiveness) terhadap kepentingan masyarakat maupun terhadap masalah-
masalah yang ada dan harus dipecahkan di masyarakat, bertanggungjawab dalam
pelaksanaantugas/pekerjaan, dan harus pula bersifat representatif dalam pelaksanaan tugas.
Hal ini berarti dihindarinya penyalahgunaan wewenang ataupun tindakan yang melampaui
wewenang yang dimiliki baik ditinjau dari berbagai peraturan yang berlaku maupun
dari nilai-nilai etika administrasi publik dan etika pemerintahan dan perlu ditekankan pula
bahwa Good Governance hanya akan terwujud apabila setiap aparat birokrasi pemerintah
dalam pelaksanaan tugasnya senantiasa melandasi pengambilan kebijakan dengan prinsip
ekonomis, efisien dan efektif sebagai perwujudan tanggung jawab yang bersifat obyektif, di
samping adanya tanggung jawab yang bersifat subyektif yaitu sikap tidak membedakan
kelompok sasaran pembangunan dan senantiasa berupaya mewujudkan keadilan serta adanya
keterbukaan/kejujuran.

Dalam etika Administrasi Publik menekankan tentang pentingnya kordinasi antara


kepala pemerintah daerah dengan pemerintah pusat terkait setiap kebijakan yang di ambil,
apabila hal tersebut sudah dinstruksikan dari pemerintah pusat maka wajib bagi pemerintah
daerah melakukan kordinasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan hal ini sesuai
dengan pendapat ahli Pasolong (2007:193) yang menyatakan bahwa etika administrasi publik
sebagai filsafat dan profesional standar (kode etik) atau right rules of conduct (aturan
berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik atau
administrasi publik.

Hal ini terlihat pada saat situasi pandemic covid-19 yang sedang terjadi, para
pimpinan daerah tertentu ingin melakukan lock down wilayahnya tanpa melakukan kordinasi
terlebih dahulu dengan pemerintah pusat, karena takut penyebaran covid-19 bertambah luas
di daerahnya, tentunya hal tersebut tidak sesuai dengan etika adminisrasi yang dijelaskan oleh
ahli Pasolong (2007: 193), yang mana secara struktur organisasi apabila sudah dinstruksikan
dari pemerintah pusat agar melakukan kordinasi terlebih dahulu sebelum melakukan lock
down maka setiap pimpinan wajib mematuhinya.

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
DAFTAR PUSTAKA

The Liang Gie. 2006. Etika Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Utomo, Tri Widodo W., 2000. Etika dan Hukum Administrasi Publik. STIA LAN Bandung.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta

This study source was downloaded by 100000837866746 from CourseHero.com on 10-24-2022 14:11:00 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70179811/TUGAS-1-Makalah-Etika-Administrasi-Pemerintahan-Daerahdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai