Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nur Rini Handayani

NIM : 041205303
Matkul : Perencanaan Kota
Tugas Tutorial 1

Sumber Tugas
No Tugas Tutorial Skor Maksimal
Tutorial
1 Buatlah proposal 100 Modul 1, 2, 3
perencanaanpembangunankotamengenai
topic berikut (pilihsalahsatu): (1) Kota yang
barusajaterkenabencana; (2) Daerah
tertinggal; (3) Kota besar yang
mengalamipermasalahankompleks!
a. Proposal dibuatdengan system bab:
Bab 1 Pendahuluan, Bab 2
TinjauanLiteratur, Bab 3
MetodePenelitian
b. Jelaskanlatarbelakangmasalahkota
yang akandibangun!
c. Jelaskanmasalah yang
dihadapiolehkota yang akandibangun!
d. Jelaskankonsepdanteori yang
sesuaiuntukpembangunankota yang
akandibangun!
e. Tuliskandaftarpustaka yang
digunakanuntukmenulis proposal
f. Buat cover depan yang berisinama,
NIM, matakuliah, kelas,
dosenpengampu, nama program studi,
namafakultas , dantahun
g. Buatlah kata pengantaBuatlahdaftarisi
h. Batlahdaftartabel, dangambar
(jikaada)
i. Font 12, spasi 1.5
PROPOSAL
RENCANA PEMERINTAH MEMBANGUN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI DESA WARMON KOKODA,
KABUPATEN SORONG PAPUA BARAT
Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Nama : Nur Rini Handayani


NIM : 041205303

Mata kuliah Perencanaan Kota


Program studi Ilmu Administrasi Negara
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Desa merupakan salah satu etnitas pemerintahan yang
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Kepala desa dianggap sebagai
wakil masyarakat ditingkat desa sehingga memiliki wewenang penuh terhadap
wilayahnya. Pemerintahan orde baru yang cenderung tidak memberi wewenang kepada
pemerintah daerah, memunculkan reaksi berupa gerakan reformasi untuk mengubah
sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik atau saat ini lebih dikenal
dengan otonomi daerah. Undang- undang yang mengatur otonomi daerah yaitu UU
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang- undang
No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas- batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan 2
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal- usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Dari dua pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa yang membedakan antara daerah otonom dan desa adalah dari segi
kewenangannya. Daerah otonom melaksanakan kewenangannya berdasarkan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa daerah tersebut dan berdasarkan
aspirasi masyarakat setempat, dan desa melaksanakan kewenangannya berdasarkan
prakarsa masyarakat desa, hak asal- usul, dan/atau hak tradisional setempat sehingga
pengaruh masa lalu desa sangat kental dan berpengaruh pada kewenangan desa.
Provinsi Papua merupakan salah satu daerah yang diberlakukan otonomi khusus,
berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2008 Pasal (1) tentang Otonomi khusus bahwa
Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Jaya yang kemudian menjadi Provinsi Papua dan
Papua Barat yang diberi otonomi khusus dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Otonomi khusus adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan
kepada Provinsi Papua untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak- hak dasar masyarakat
Papua. Keberadaan Provinsi Irian Jaya Barat kemudian berubah menjadi Provinsi
Papua Barat telah menjalankan urusan pemerintahan dan pembangunan serta
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada penelitian ini studi kasus yang
diambil yaitu Desa Warmon Kokoda, Kecamatan Mayamuk, Kabupaten Sorong yang
secara hukum terletak di Provinsi Papua Barat. 3 Untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, kepala desa dan perangkatnya memiliki peran yang penting
dalam mewujudkannya. Kepala desa sebagai kepala pemerintahan di desa dituntut
untuk mampu mengendalikan roda pemerintahan dalam hal tata kelola pemerintahan
dan memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan lancar, efektif
dan efisien. Kepala desa juga memiliki peran untuk memastikan pembangunan di desa
tersebut maju dan berjalan lancar. Suatu pembangunan dikatakan tepat sasaran apabila
pembangunan tersebut sesuai dengan kondisi desa dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya partisipasi dari masyarakat
karena untuk melihat kebutuhan dan potensi desa salah satunya berasal dari aspirasi
masyarakat. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat oleh kepala desa dan perangkat
desa menjadi hal positif untuk kedepannya karena melalui pemberdayaan masyarakat,
masyarakat akan mandiri bahkan membantu berjalannya roda pemerintahan karena
akan banyak inovasi yang bisa dilakukan berdasarkan hak otonom yang telah diterima.
Untuk menjalankan pemerintahan desa yang baik perlu adanya sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki integritas, loyalitas, serta pengetahuan untuk menjalankan
pekerjaan administrasi pemerintahan tersebut dan pertanggung jawaban keuangan.
Disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa telah menjadi landasan bagi
aparatur desa dalam melaksanakan roda pemerintahan. Realita yang terjadi dilapangan,
pemerintah desa akan berhadapan langsung dengan masyarakat dalam hal tata kelola
pemerintah desa dan pelayanan publik. Berbagai permasalahan dapat terjadi
dilapangan jika pemerintah desa 4 tidak pandai dalam pengelolaan pelayanan publik.
Seperti kurangnya kemampuan dalam penggunaan komputer tentu akan menghambat
pelaksanaan pelayanan publik. Masyarakat tentu akan merasakan dampaknya jika
pemerintah desa tidak bisa melaksanakan pelayanan dengan optimal. UU Nomor 6
Tahun 2014 memberi dorongan semangat dan optimis kepada pemerintah desa dalam
menjalankan roda pemerintahan karena pemerintah desa telah diberi hak otonom
sehingga pemerintah desa bisa leluasa dalam melaksanakan percepatan pembangunan
desa. Disisi lain, pemerintah desa harus siap dengan konsekuen yang ada diantaranya
tentu pemerintah desa dituntut untuk mandiri dalam pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan publik. Menghadapi masyarakat yang berbeda – beda membutuhkan
kemantapan skill dan kematangan emosional dalam menghadapi realita yang terjadi
dilapangan. Pemerintah desa harus mempersiapkan diri melakukan penguatan lembaga
dan pelatihan aparatur desa secara rutin bila perlu dilakukan secara intensif. Dalam
penguatan pemerintahan desa yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tata
kelola pemerintah desa dan pelayanan publik, tidak bisa hanya dilakukan oleh
pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Melihat latar belakang pemerintah desa yang
berbeda- beda, tentu membutuhkan pelatihan khusus secara intensif baik dalam bidang
IT, administrasi, tugas pokok, fungsi aparatur desa, pengelolaan keuangan dan
pembangunan.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengatasi permasalahan dan latar belakang pembangunan Desa


Warmon Kokoda yang tertinggal ?
2. Bagaimana peran Pemerintah dalam pembangunan Desa Warmon Kokoda?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Pembangunan Desa

1. Pengertian Pembangunan Desa

Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks
manajemen pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi karena
kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial, ekonomi, akses pasar, dan ploitik) harus
melihat keterkaitan antardesa, desa dalam kecamatan, antarkecamatan dan kabupaten dan
antarkabupaten. Pembangunan desa memiliki sebuah peran yang cukup penting dalam projek
pembangunan nasional. Karena pembangunan desa ini cakupannya sangat luas karena merupakan
dasar dari sebuah pembangunan. Pembangunan desa ditujukan untuk sebuah peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan masyarakat desa. Banyak hal yang harus dilaksanakan dalam hal pembangunan
desa itu. Dalam pelaksanaan pembangunan desa seharusnya mengacu pada pencapaian tujuan dari
pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju dan
berkembang. Adanya sebuah pembangunan desa ini memiliki peranan yang penting dalam konteks
pembangunan nasioanal. Pembangunan desa ini tidak hanya melulu memebicarakan tentang
pembangunan fisik saja, namun pembangunan non fisik juga sangat perlu diperhatikan dalam
konteks pembangunan. Faktor sumber daya manusi adalah modal utama dalam pelaksanaan
pembangunan khususnya pembangunan di desa. Pembangunan masyarakat desa harus diperbaiki
dan ditingkatkan untuk menunjang adanya pembangunan desa. Pembentukan karakter masyarakat
desa dapat dilakukan dengan diadakannya pengembangan kemampuan sumber daya manusianya
sendiri. Dengan adanya aktivitas-aktivitas yang positif akan dapat meningkatkan kreativitas serta
kesadaran lingkungan yang akan semakin tinggi. Pendampingan adalah salah satu hal yang sangat di
harapkan oleh pemerintah pusat khusunya Kementerian Desa yang mencetuskan adanya sebuh
pendampingan. Karena pendampingan ini bukan hanya mendampingi pelaksanaan proyek yang
masuk ke desa, bukan mendampingi dan mengawasi masalah Danan Desa, tetapi yang dimaksudkan
adalah pendampingan secara utuh terhadap desa.

1. Tujuan Pembangunan Desa Warmon Kokoda

Dalam sebuah pembangunan desa, maka akan terlaksana dengan baik dan terarah sesuai
dengan tujuan awal. Secara khusus dari pembangunan desa sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat desa dalam penyusunan


perencanaan pembangunan secara partisipatif;
2. Meningkatkan keterlibatan seluruh elemen masayarakat dalam memberikan makna dalam
perencanaan pembangunan Desa tertinggal;
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pembangunan di wilayah Warmon Kokoda ;
4. Menghasilkan keterpaduan antar bidang/sektor dan kelembagaan dalam kerangka.
Sebagian suku Kokoda yang berbentuk komunitas tersebut baru saja melepas diri dari masa
nomaden atau berpindah-pindah. Sebagian suku Kokoda yang berbentuk komunitas tersebut
merupakan suku asli Papua yang tidak memiliki tempat tinggal bahkan lokasi untuk bermukim.
Mereka berpindah dari kota kesatuan pemukiman (SP) suku transmigran untuk memenuhi
kebutuhan sehari- hari. Pada pertengahan tahun 2013 masuk kepemukiman suku Kokoda yang
lokasi pemukiman tersebut merupakan milik suku transmigran, sehingga dapat dikatakan suku
Kokoda yang merupakan suku asli Papua tersebut menumpang dilahan milik suku transmigran.
Melihat realita tersebut, hadir untuk melakukan pemberdayaan kepada suku Kokoda tersebut
dengan tujuan utama melakukan pemberdayaan masyarakat dengan tahap awal pembebasan
lahan dan mengajak masyarakat suku Kokoda tersebut mandiri dalam berbagai bidang. memiliki
peran penting dalam membantu mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat
suku Kokoda. Masyarakat suku Kokoda yang tinggal terpisah dengan pemukiman masyarakat
pada umumnya, membuat mereka terisolir dari akses publik seperti transportasi, sekolah,
puskesmas, dan layanan publik lainnya.Pemerintah wajib untuk mendampingi suku Kokoda
melalui pendekatan kultural dengan langsung turun dalam proses pendampingan teknis.
Sedangkan strategi struktural yang dibangun berupa advokasi, yaitu membangun kesadaran
masyarakat akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Bahwa perlu adanya koordinasi dan
kolaborasi dengan pemerintah ditingkat Kabupaten untuk membuka akses dan memfasilitasi
suku Kokoda supaya bisa terlib anfaat Pembangunan Desa Warmon Kokoda.
Lebih jauh bahwa Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa peranan Pemerintah mencakup
paling sedikit tiga hal, diantaranya yaitu :
a. Peranan meliputi saran yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian 12 peraturan- peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun
2015 tentang Pendampingan Desa, Pasal 1 Ayat 9 30 Wahjudin, dalam Nurman, Strategi Pembangunan
Daerah, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan ke-1, 2015, Hal: 266-267

Anda mungkin juga menyukai