BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Aceh merupakan salah satu Provinsi dari 34 Provinsi di
Indonesia. Kemudian Kabupaten/kota Langsa merupakan salah satu kabupaten
dari 23 Kabupaten/Kota yang di miliki Provinsi Aceh, dan Kabupaten/kota
Langsa, memiliki 5 daerah kecamatan dan salah satu kecamatan yang di milliki
adalah Kecamatan Gampong jawa. Yang mana memiliki luas daerah dan
jumlah penduduk terbilang paling banyak di antara beberapa kecamatan yang
dimiliki Kabupaten Kabupaten/kota Langsa, dengan adanya asas desentralisasi
dalam menyelengarakan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan
kepada daerah untuk menyelengarakan sebuah otonomi daerah. Karena itu,
pada pasal 18 undang-undang dasar 1945 menyatakan bahwa pembagian
daerah Indonesia atas dasar daerah besar atau kecil dengan bentuk suasana
pemerintahannya di tetapkan dengan undang-undang.1 Langsa kota merupakan
kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Langsa Barat, Kecamatan
Langsa Baro dan Kecamatan Langsa Lama. Kecamatan Langsa kota terdiri dari
10 desa, yaitu: Gampong Teungoh, Peukan Langsa, jawa, Paya bujok blang
pase, Blang, Alue Beurawe, Daulat, Meutia, Blang Seunibog dan Tualang
teungoh.
Desa yang akan saya bahas mengenai persiapan pemekaran Gampong
jawa yang akan di lakukan pemekaran adalah Gampong jawa baru menjadi
Gampong jawa metro yang berada di Kecamatan Gampong Jawa, dengan
jumlah penduduk 1.887 kepala keluarga.2 Kondisi sosial ekonomi masyarakat
di Gampong Jawa yang terdiri dari beberapa suku, diantaranya Suku gayo,
Suku batak, Suku karo, Suku melayu, Suku jawa, dan Suku Aceh. Bahasa
sehari-hari yang digunakan umumnya bahasa indonesia tetapi bisa juga
menurut bahasa masing-masing. Sektor perdagangan merupakan mata
pencaharian utama bagi masyarakat gampong jawa kecamatan langsa kota.
1
1945 Pasal 18 Ayat (1) Undang-undang Dasar Tentang Pemerintahan Daerah
2
Observasi awal peneliti di Gampong Jawa pada tanggal 10 Juli 2021
Proses pemekaran Gampong muncul dikarenakan Gampong jawa metro
menjadi gampong pemekaran dari gampong induk gampong jawa kecamatan
kota langsa. Pemekaraan desa akan menjadi salah satu dukungan bagi
perkembangan pembangunan di Kabupaten/Kota Langsa. Kemudian ada
langlah-langkah yang harus disiapkan menuju gampong definitif baik
administrasi, peta wilayah, tapal batas dan hal terkait lainnya. Kurangnya
pemeratan pembangunan Gampong jawa masyarakat merasa bahwa fasilitas
jalan yang masih harus dibenahi yang menjadikan masyarakat merasa
terbebani. Sewaktu ada permasalahan yang harus di selesaikan di kantor desa
tersebut, masyarakat mengalami beberapa hal yang harus di persiapkan dalam
pemekaran desa tersebut di antaranya mempersiapkan Fasilitas, SDM dan
Upaya. Pemenuhan fasilitas untuk meningkatkan pemekaran yang baik untuk
keperluan masyarakat desa, baik dari pembangunan fasilitas kantor desa dan
sekolah demi kenaikan taraf hidup Gampong Persiapan Gampong jawa metro.
Kemudian sdm yang bekerja secara profesional agar pembangunan di desa
cepat berkembang dan mampu bersaing dengan desa lain. dan juga perlunya
usaha dan upaya ataupun strategi untuk percepatan pembangunan di Gampong
jawa metro. Dengan kondisi Gampong jawa metro masih banyak kekurangan
di dalam infrastrukturnya maka Gampong jawa metro masuk ke dalam ketegori
desa berkembang. Pemekaran wilayah merupakan fenomena yang baru dalam
system otonomi daerah. Pemekaran wilayah memberikan ruang atau
wewenang terhadap pemerintah daerah untuk mencapai otimalisasi
pelaksanaan pemerintah dan memudahkan public service di daerah otonomi
baru (Syarbani, 2014 : 177).
Kesiapan rancangan pemekaran Gampong jawa Kecamatan Langsa
kota diharapkan akan memberikan kemudahan kepada masyarakat desa untuk
mempercepat proses pemerataan pembangunan, pelayanan publik, baik berupa
perizinan dan lain sebagainya. Pemekaran wilayah memberikan ruang atau
wewenang terhadap pemerintah daerah untuk mepercepat laju pertumbuhan
daerah. Pemekaran daerah dilakukan untuk mencapai optimalisasi pelaksanaan
pemerintah dan memudahkan public service didaerah otonomi baru. Dengan
pemekaraan tersebut akan menjadi salah satu dukungan bagi perkembangan
pembangunan di Kabupaten/ Kota Langsa. Selain itu masyarakat Gampong
Jawa merasa bahwa kurang meratanya pembangunan karena Gampong Jawa
metro memiliki jumlah penduduk yang cukup besar serta wilayah yang cukup
luas. Banyaknya jumlah penduduk memungkinkan akan mengganggu atau
mengurangi efektivitas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan,
sehingga wilayah atau daerah tersebut sangat sulit untuk dikembangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesiapan fasilitas pemekaran di Gampong Jawa Kabupaten/
Kota Langsa?
2. Bagaimana upaya yang di ambil dalam melakukan kesiapan pemekaran
di Gampong Jawa Kabupaten/ Kota Langsa?
2. Manfaat penelitian
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan tentang
analisis kesiapan pemekaran Gampong jawa metro Kabupaten/ kota
Langsa.
b. Bagi pihak yang terkait, khususnya kepala Desa Gampong jawa
metro, dan aparatur pemerintahan penelitian ini dapat memberikan
masukan berupa saran tentang pemekaran desa guna lebih baik lagi
untuk desa yang baru kedepanya.
D. Batasan Masalah
Menginggat begitu luasnya permasalahan yang berkaitan dengan latar
belakang masalah dan rumusan masalah maka dalam penelitian ini secara rinci
di batasi dengan strategi pengelolaan data yang di peroleh dari hasil penelitian
dan tidak akan meluas dari pembahasaan pen elitian ini. Penulis membatasi
penelitian ini yang hanya terfokus pada:
1. Fasilitas: Kantor, Sekolah, Rumah sakit dan Luas wilayah
2. SDM: Tingkat pendidikan dan Usia produktif
3. Upaya: Usaha dan solusi
E. Kajian Pustaka
Peneliti dapat memastikan bahwa penelitian ini bukanlah yang pertama
kalinya membahas tentang Analisis Kesiapan Pemekaran Gampong Jawa
kecamatan langsa kota gampong jawa metro. Sebelumnya, sudah banyak bahan
berupa ensiklopedi, buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi yang membahas
persoalan tersebut. Karya ilmiah yang peneliti susun ini dimaksudkan untuk
melengkapi kajian yang sudah ada, sekaligus membahas fokus masalah yang
menurut peneliti belum terbahas dari karya-karya ilmiah yang ada. Penelusuran
peneliti atas sejumlah karya ilmiah yang serupa membahas Analisis Kesiapan
pemekaran gampong jawa kecamatan langsa kota. antara lain:
Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Samsir pada tahun 2014 yang
berjudul dampak yang ditimbulkan dari pemekaran wilayah terhadap
kesejahteraan masyarakat di Desa Baruga Riattang Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba berdampak positif di mana kesejahteraan masyarakat
meningkat melalui faktor pendorong dari segi ekonomi, pembangunan,
pendidikan dan sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Kendala-
kendala yang dihadapi dalam pemekaran wilayah di Desa Baruga Riattang
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba ialah pada saat pengusulan
pertama kepala Desa induk tidak menyetui adanya pemekaran, lalu yang kedua
susahnya mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada
di desa kambuno.
Kedua Penelitian yang dilakukan oleh Popi irwan pada tahun 2021
Analisis Kesiapan Pemekaran Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam
Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi berdampak positif juga dimana
kondisi sdm yang ada di desa sungai gelam yang semakin baik dapat di
pastikan bahwa desa yang akan di mekarkan pastinya akan berkembang pesat
dengan banyak nya orang yang berpendidikan. Kemudian hambatan didalam
birokrasi adalah faktor yang menghambat dalam mengurus segala keperluan
administrasi. Banyaknya aturan yang terkesan berbelit-belit menghambat
masyarakat untuk segera melaksanakan pemekaran gampong.
F. Kerangka Teoritis
1. Pengertian otonomi
Otonomi daerah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mengandung makna keistimewaan, kekhususan dan komitmen daerah untuk
mengatur dan mengurus daerahnya sendiri sesuai dengan ketentuan dan
pedoman materil.3 Pengertian ini tidak sama dengan Pasal 1 Huruf C UU
Nomor 32 Tahun 2004 Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan komitmen
daerah untuk mengatur sendiri usaha daerah sesuai dengan peraturan dan
pedoman yang berlaku.4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam Pasal 18A, dan 18B memberikan kedudukan yang baik
kepada legislatif daerah untuk mengkoordinasikan pemerintahannya sendiri,
yang sekarang dikenal dengan Pasal 1 angka 6 Peraturan Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Provinsi. komitmen daerah untuk menguasai dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan daerah tetangga dalam
penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mengarahkan
Otonomi lokal ini, kabupaten memiliki kesempatan dan kemampuan
beradaptasi untuk mengembangkan potensi provinsinya, menjalankan
pemerintahan mayoritas dan menelusuri keragaman sosial di lokalnya. Sebagai
aturan, pemekaran daerah dapat dikatakan sebagai pilihan untuk mengarahkan
dan mengawasi segala aspek yang ada didaerahnya
3
Pengertian Otonomi Daerah bedasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
4
Pasal 1 Huruf C UU Nomor 32 Undang-undang Rebublik IndonesiaTahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
.
Otonomi daerah adalalah daerah yang memiliki legal self suffiency yang
bersifat self government yang diatur oleh own laws karena itu otonomi lebih
menitik-beratkan aspirasi daripada kondisi.5 Otonomi merupakan fokus urusan
pemerintahan yang tugasnya berada dalam kerangka pemerintahan provinsi.
Alasan dari pemekaran adalah untuk mencapai kecakapan dan kecukupan
dalam mendukung daerah setempat. Sebagai aturan, pemekaran provinsi adalah
proses pemisahan daerah menjadi lebih dari satu lokal, dengan maksud penuh
untuk mengembangkan administrasi dan perbaikan lebih lanjut.
5
I Nyoman S, 2005. Efektifitas Implementasi Kebijakan Daerah, Citra Utama, Jakarta. h.39
6
Pengertian Pemekaran Daerah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
7
Yana, S. Hijri. 2016. Politik Pemekaran di Indonesia. UMM Press. h. 39
itudibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan Undang-undang.
Selain itu, pemerintahan daerah juga berhak menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat.