Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE KEPEMIMPINAN

MENINGKATKAN KINERJA BPD DAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN


DESA HUTAGINJANG KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

Dose Pengampu : ARMIN RAHMANSYAH S.E.,M.Si

Disusun Oleh :

NAMA :KRISNAWATI SILABAN

NIM :7222540004

PRODI :ILMU EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan
Rekayasa Ide. Dan juga tidak lupa kami berterima kasih kepada Dosen mata kuliah
KEPEMIMPINAN Bapak Armin Nasution S.E., M.Si

Penulis sangat berharap tugas laporan rekayasa ide ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
katakata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Medan, 20 November 2022

Krisnawati Silaban
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desa merupakan daerah otonom yang berhak mengurus dan mengatur daerahnya
sendiri, hal ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6 Pasal 1 Tahun 2014 Tentang
Desa. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah dan berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (Undang-Undang Nomor 6 Pasal 1 Tahun
2014 Tentang Desa). Hal dipertegas oleh Awaeh dkk (2017) disebutkan bahwa Desa
adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut desa,
adalah kesatauan masyaarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,hak asal-usul.

Keterkaitan antara BPD dengan pemerintahan desa adalah sebagai rekan kerja, yaitu
dalam menjalankan pemerintahan desa dijalankan oleh pemerintah desa dengan BPD
secara bersama-sama. BPD dan pemerintah desa memiliki fungsi yang berbeda dalam
menjalankan pemerintahan desa, salah satunya yaitu BPD bertugas untuk mengawasi
kebijakan ataupun kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa dan melakukan
evaluasi terhadap kebijakan ataupun kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa
tersebut

Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan kinerja BPD dalam menyalurkan


aspirasi masyarakat. Tentang Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam
Menampung Dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Untuk Melestarikan Budaya
Masyarakat Di Desa Hutagunjang Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara, bahwa
kinerja BPD Desa Hutaginjang dalam menyalurkan aspirasi masyarakat dilakukan
dengan cara rapat. Setiap satu tahun sekali, Desa Hutaginjang melakukan rapat terbuka
antara masyarakat dengan BPD untuk membahas apa saja yang perlu diperbaiki dalam
memperbaiki desa tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas, peneliti merumuskan masalah yang
diungkapkan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana program kerja yang
ingin dilaksanakan oleh BPD desa hutaginjang untuk meningkatkan desa tersebut dan
apa yang sudah dilaksanakan untuk mencapai program kerja tersebut”

C. TUJUAN REKAYASA IDE


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPEMIMPINAN
2. Untuk menjelaskan program kerja BPD Desa Hutaginjang dalam miningkatkan
kinerja dalam pemabngunan desa tersebut.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. HASIL PENELITIAN

Sebagai seorang pemimpin, sudah seharusnya kepala desa semakin memikirkan


tentang bagaimana cara untuk meningkatkan kemajuan desanya dengan cara
meningkatkan prospek kerjanya. Dengan cara itu kepala desa lebih mudah untuk
meningkatkan pembangunan di desanya. Begitu juga dengan desa Hutaginjang yang
terkenal dengan objek wisatanya. Mau tidak mau desa tersebut harus meningkatkan
potensi agar semakin banyak pengunjung yang ingin berkunjung ke tempat wisata ini.
Dalam hal ini kepala desa dan perangkatnya harus berperan aktif.

Kepala Desa merupakan mesin utama dari jalannya pemerintahan desa. Pemerintah
sebagai service provider (penyedia jasa) bagi masyarakat dituntut untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu mentalitas aparat,
kemampuan dan keterampilan, sarana dan prasarana serta kesejahteraan pegawai.
Permasalah pelayanan public dan masalah perbaikan fasilitas di pemerintah Desa
Hutaginjang kecamatan Muara dirasakan belum teratasi dengan baik dan jauh dari
sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Ada beberapa faktor yang dinilai
sebagai kendala diantaranya: 1). Lemahnya ketepatan waktu proses pelayanan publik
yang diberikan petugas pelayanan kepada masyarakat; 2) Proses pengambilan sikap dari
perangkat desa yang lambat.

Bekerja di Pemerintahan Desa tidak sama dengan pegawai yang bekerja di instansi
dinas tingkat Kabupaten. Apalagi jika dibandingkan dengan karyawan perusahaan
swasta. Perangkat Desa adalah abdi masyarakat yang berada di tingkat paling bawah
dalam sistem pemerintahan kita. Tugas dan fungsi dari perangkat desa sudah ditentukan
masing-masing menurut urusan atau seksi bidangnya. Kepala Urusan (Kaur) Keuangan
misalnya, bertugas membantu Sekretaris Desa bidang keuangan yang fungsinya seperti
pengurusan administrasi keuangan desa. Penghasilan tetap perangkat dan lain-lain.
Dengan menguasai tugas dan fungsinya masing-masing, maka sistem pemerintahan
desa akan berjalan maksimal. Segala pekerjaan bisa dengan mudah dikordinir oleh
Sekretaris Desa, sehingga target dari kegiatan pembangunan desa bisa cepat tercapai dan
terrealisasi secara maksimal. Keuntungan lainnya, perangkat desa akan mudah merespon
berbagai masalah yang terjadi di masyarakat dan dalam pemerintahan desa itu sendiri.

B. PEMBAHASAN

Pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
menjelaskan bahwa tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut pemerintah akan
menyalurkan anggaran sebesar Rp 9,1 triliun kepada 72.944 desa yang tersebar di seluruh
Indonesia. Berdasarkan kucuran dana tersebut maka masing-masing desa akan
mendapatkan dana antara Rp 800 juta hingga Rp 1,4 milyar yang akan mulai berlaku pada
tahun 2015 (sumber: majalah Akuntan, September 2014).

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik krusial yang berpotensi


menimbulkan masalah dalam penyaluran dan pengelolaan dana desa yang bersumber dari
APBN dan pola pengawasan yang dibutuhkan, serta peran BPKP dalam meningkatkan
kapasitas APIP kabupaten/kota, khususnya Inspektorat kabupaten/kota. Kajian ini
diharapkan dapat memberikan masukan atau saran kepada pimpinan BPKP untuk
merumuskan kebijakan dalam rangka memenuhi kebutuhan stakeholders yang terkait
dengan pelaksanaan penugasan pemberian jasa konsultasi dan quality assurance, dalam
mendukung akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Berdasarkan kajian ini, terdapat beberapa titik yang berpotensi menimbulkan masalah
dalam pengelolaan dana desa yang bersumber dari APBN yaitu, 1) belum adanya
peraturan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan keuangan
desa, 2) perencanaan pembangunan desa tidak selaras dengan rencana pembangunan
pemerintah daerah kabupaten/kota, 3) perencanaan pembangunan desa dapat mengarah
kepada keuntungan kelompok tertentu sehingga tidak sesuai dengan kepentingan
masyarakat dan kekhasan daerah, 4) sumber daya manusia penyelenggaraan pemerintahan
desa belum memadai, 5) besarnya alokasi dana desa dapat dipengaruhi kepentingan
politik sehingga alokasi belum sesuai dengan kondisi desa yang sesungguhnya, 6)
pengadaan barang/jasa di desa berpotensi menyimpang dari aturan, dan 7) pencatatan,
penatausahaan dan pelaporan keuangan desa berpotensi tidak transparan dan akuntabel.

Permasalahan tersebut di atas membutuhkan peran Aparat Pengawasan Intern


Pemerintah (APIP) untuk melakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan pengelolaan
dana desa. Menurut Undang Undang Nomor 6 tahun 2014, kegiatan pembinaan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah dilakukan oleh pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, antara lain mengawasi penyelenggaraan
pemerintahan desa dimana kegiatan pembinaan dan pengawasan tersebut dapat
didelegasikan kepada perangkat daerah.

Dalam rangka menunjang impementasi Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai APIP dapat
mengambil peran dalam kegiatan pembinaan dan pengawasan baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, maupun pemantauan. Sesuai PP 60 Tahun 2008, peran pokok yang harus
dilaksanakan BPKP selaku pengawas (auditor) intern pemerintah, yaitu melalui
pemberian jaminan mutu (assurance), pemberian asistensi (consulting) kepada
stakeholders untuk mendorong peningkatan kinerja pengelolaan keuangan negara,
kegiatan pengawasan yang bersifat represif/investigatif, serta memberikan informasi yang
cepat dan akurat atas permasalahan yang bersifat current issues. Atas dasar hal tersebut,
BPKP diharapkan mempunyai peran yang strategis dalam mengawasi pengelolaan dana
desa sehingga tidak terjadi penyimpangan.

 
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Disadari bahwa untuk membangun masyarakat desa di Indonesia tidak hanya menjadi
tugas pemerintah, namun diperlukan dukungan dan partisipasi masyarakat, mengingat dua
pertiga jumlah penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan. Dalam pelaksanaan
pembangunan desa dari periode ke periode Pemerintahan hingga saat ini ternyata belum
sepenuhnya berjalan optimal untuk membebaskan masyarakat desa, khususnya
masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.

Berbagai program dan kegiatan yang dirancang dengan baik dan telah
diimplementasikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,
seperti Program Inpres Desa Tertinggal, Program Bantuan Pembangunan Desa, Program
Pengembangan Kawasan Terpadu, Program Bantuan Langsung Tunai, dan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Kemudian program dan kegiatan
yang masih berlangsung adalah Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin, Program
Keluarga Harapan dan Program Dana Desa termasuk program bantuan yang dilaksanakan
secara sektoral di bidang pertanian dalam arti luas, seperti bantuan di bidang tanaman
pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Bantuan
pupuk dan benih unggul untuk petani, bantuan untuk peternak dan nelayan serta bantuan
tanaman perkebunan dan kehutanan baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok.

B. SARAN

Dalam meningkatkan pembangunan desa, ada beberapa point yang harus lebih
diperhatikan oleh perangkat desa, yaitu :

1. Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui kebijakan yang memfasilitasi
berkembangnya kondisi kondusif bagi pelayanan masyarakat.

2. Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan aparatur Desa dan masyarakat sehingga
masyarakat juga mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas
pelayanan yang telah dibangun bersama.
3. Menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan tertentu sehingga
masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas.

4. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil,
sesuai dengan masukan atau aspirasi yang diharapkan masyarakat.

5. Lebih mengutamakan pelayanan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

6. Memberi akses kepada masyarakat dan responsif terhadap pendapat dari masyarakat
tentang pelayanan yang diterimanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.umm.ac.id

https://ejournal.ipdn.ac.id
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/radiwilaga,+4.+Yani+dan+Apip.docx%20(1).pdf

https://www.klampok.id/blog/2019/03/22/4-hal-yang-harus-dimiliki-perangkat-desa/

https://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/2473/14.127-Persiapan-Implementasi-UU-
No-6-Tahun-2014-Tentang-Desa#:~:text=Pembangunan%20desa%20adalah%20upaya
%20peningkatan,manusia%20serta%20penanggulangan%20kemiskinan%20melalui

http://eprints.ipdn.ac.id/5500/12/Pembangunan%20Desa%20editor%20Pak
%20Muhammad%20Faisal.pdf

Anda mungkin juga menyukai