PENYUSUNAN
KELAYAKAN USAHA
& PENGEMBANGAN USAHA
BUM Desa
Hastowiyono
Suharyanto
Australian Community Development and Civil Society
Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Seri Buku Pintar BUM Desa
PENYUSUNAN
KELAYAKAN USAHA
& PENGEMBANGAN USAHA
BUM Desa
Hastowiyono
Suharyanto
Australian Community Development and Civil Society
Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Seri Buku Pintar BUM Desa
PENYUSUNAN KELAYAKAN USAHA DAN PERENCANAAN
USAHA BUM DESA
Penulis : Hastowiyono
Suharyanto
Kontributor : Sulfiani, Jaringmas Bantaeng
Penyunting : Sutoro Eko Yunanto
Reviwer : Rossana Dewi
Penata Letak : Candra Coret
Desain Cover : Candra Coret
llustrasi : Budi & Erni
D
esa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain dalam UU No. 6/2014 tentang Desa dinyatakan
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengu- rus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setem- pat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Substan- si undang-undang ini menegaskan
tentang janji pemenuhan kebutuhan (demand complience
scenario) dalam konteks pembangunan nasional di tingkat
desa.
Selanjutnya dalam UU No. 6/2014 tentang Desa juga
menyatakan bahwa “Desa dapat mendirikan Badan Usaha
Milik Desa”. Pendirian badan usaha tersebut berpedoman
pada peraturan perundang-undangan. Ini merupakan
bagi- an penting dan tidak terpisahkan dari keaslian otonomi
Kelayakan Usaha BUM Desa iii
desa.
Paul Boon
Direktur Program ACCESS Tahap II
B
adan Usaha Milik Desa yang disingkat BUM Desa
adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh ma-
syarakat dan pemerintah desa dalam upaya memper-
kuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebu-
tuhan masyarakat dan potensi desa. BUM Desa
merupakan bentuk kelembagaan desa yang memiliki
kegiatan menja- lankan usaha ekonomi atau bisnis untuk
memperoleh man- faat yang berguna bagi kesejahteraan
masyarakat desa. Desa mendirikan BUM Desa bukanlah
semata-mata untuk men- cari keuntungan ekonomis atau
laba, akan tetapi meliputi pula manfaat sosial dan manfaat
non ekonomi lainnya. Man- faat ekonomi yang ingin
diperoleh dari kegiatan usaha BUM Desa adalah
keuntungan atau laba secara finansial, PADes bertambah,
terbukanya lapangan kerja baru bagi warga desa, dan
kegiatan usaha ekonomi desa semakin dinamis. Manfaat
sosial dan non ekonomi lain dari BUM Desa, misal:
Bagian I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
Apa Itu Kajian Kelayakan Usaha?........................................1
Apa Manfaat dari Kajian Kelayakan Usaha?....................2
Apa Tujuan Kajian Kelayakan Usaha?...............................3
Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan
Kelayakan Usaha?......................................................................5
Aspek Apa yang Perlu Dikaji untuk Menentukan
Kelayakan Usaha?...................................................................10
Bagian II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN............................................11
Apa Makna Pasar dan Pemasaran?..................................11
x Kelayakan Usaha BUM
Apa yang harus dikaji dari segi pasar dan
pemasaran?...............................................................................14
1. Ketepatan Produk dengan Kebutuhan
Masyarakat.......................................................................14
2. Daya Beli Masyarakat...................................................18
3. Jumlah Konsumen.........................................................20
4. Kecenderungan Permintaan Konsumen...............21
5. Kesesuaian Harga Produk..........................................24
6. Kemudahan Mendapatkan Produk.........................26
7. Kemudahan Mendapatkan Informasi
tentang Produk...............................................................28
Bagian III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI........................................37
1. Perencanaan Produk....................................................37
2. Kualitas Produk..............................................................38
2. Perencanaan jumlah Produksi..................................40
3. Persediaan bahan baku...............................................41
4. Kapasitas Produksi........................................................42
5. Pemilihan Teknologi.....................................................43
6. Penentuan Lokasi Usaha.............................................44
7. Perencanaan Tata letak (Layout).............................48
Bagian IV
ASPEK MANAJEMEN DAN SDM.............................................55
Aspek Manajemen...................................................................55
Aspek Sumber Daya Manusia............................................61
Bagian VI
ASPEK SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, POLITIK,
LINGKUNGAN USAHA DAN LINGKUNGAN HIDUP........93
Aspek Sosial Budaya Setempat.........................................93
Aspek Perbaikan Ekonomi Desa.......................................95
Aspek Politik............................................................................. 96
Aspek Lingkungan Usaha....................................................97
Aspek Lingkungan Hidup..................................................100
Bagian VII
ASPEK HUKUM (YURIDIS)........................................................101
1. Bentuk Usaha dan Perijinannya............................102
Bagian VIII
PERENCANAAN USAHA.............................................................107
LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Bantu Penilaian Kelayakan Usaha....................127
Lampiran 2
Contoh Perencanaan Usaha (Business Plan).....................139
3. Jumlah Konsumen
Konsumen yang memiliki
kemauan dan kemampuan
untuk membeli seringkali
Sebelum kegiatan usaha BUM Desa dijalank
tidak sebanyak yang kita ha-
rapkan sehingga kegiatan
usaha tidak memperoleh ke-
untungan secara memadai,
atau bahkan mengalami ke-
rugian.
Semakin banyak konsumen yang memiliki kemauan
(berminat) dan daya beli yang cukup/tinggi maka
produk yang ditawarkan BUM Desa dapat laku jual,
sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang
memadai. Keuntungan yang diperoleh dari kegiat-
an usaha itulah yang memungkinkan BUM Desa da-
pat menjalankan dan mengembangkan usaha secara
berkelanjutan. Dengan demikian, apabila jumlah
konsumen cukup banyak dan diperkirakan mampu
membeli sebagian besar atau semua produk yang di-
4. Kondisi persaingan.
Desa-desa terdekat dengan Desa Labbo tidak ada yang
me- lakukan kegiatan usaha pengelolaan air minum,
sehingga dapat dikatakan kegiatan usaha pengelolaan air
minum tidak ada pesaing. Keadaan ini memperbesar
peluang un- tuk memperoleh jumlah pelanggan atau
konsumen yang semakin banyak.
K
ajian terhadap aspek teknis dan teknologi merupa-
kan hal penting untuk dilakukan dalam penyusunan
kelayakan usaha. Kajian pada aspek ini dimaksud-
kan untuk mengetahui apakah secara teknis suatu unit
usa- ha BUM Desa dapat dioperasikan (dijalankan) dan
apakah teknologi yang diperlukan tersedia.
Ada 8 unsur pokok kelayakan usaha yang dinilai dari
aspek teknis dan teknologi, yaitu:
1. Perencanaan Produk
Agar barang atau jasa yang
Pastikan bahwa produk yang dihasilkan sesu
akan diproduksi laku dijual,
maka pilihan produk yang
akan dijual adalah barang
atau jasa yang dapat meme-
nuhi kebutuhan konsumen.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk (barang
atau jasa) merupakan hal
penting bagi konsumen.
Pastikan bahwa produk yang akan ditawark
Produk yang akan
dihasilkan unit usaha BUM
Desa akan laku jual apabila
berkualitas. Kualitas
produk, baik yang berupa
barang maupun jasa, dapat
dinilai berdasarkan be-
berapa segi.
4. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi berkaitan
dengan kemampuan unit
produksi untuk menghasil-
kan barang atau jasa dalam Pastikan bahwa kapasi- tas produksi dari un
waktu tertentu. Misalnya, me-
sin pompa air memiliki ke-
mampuan menghasilkan air
sekian meter kubik per jam,
berapa kuintal pupuk yang
dapat disediakan per bulan, berapa juta rupiah dana
yang mampu disediakan per hari atau per minggu un-
tuk usaha simpan-pinjam, dan lain-lain. Dalam hal ini
unit usaha BUM Desa harus dapat menentukan
berapa kapasitas produksi dari usaha yang akan
dijalankan. Kemudian menentukan apakah kapasitas
produksinya dapat memenuhi seluruh kebutuhan
konsumen dalam waktu tertentu. Jika kapasitas
produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan
konsumen, risikonya adalah kon- sumen akan kesulitan
mendapatkan produk tepat wak- tu dan tepat jumlah.
Jika ini terjadi, besar kemungkinan unit usaha BUM
Desa akan ditinggalkan konsumen dan pindah ke
perusahaan lain.
2 (http://www.academia.edu/2714019/ANALISIS_USAHA_UKM).
Kotak 2.
1. Perencanaan produk
Produk yang akan dihasilkan adalah layanan air minum
yang disalurkan langsung ke rumah pelanggan/konsumen
melalui instalasi perpipaan dan dilengkapi dengan alat me-
teran air. Jasa layanan air minum ini sesuai dengan kebu-
tuhan warga masyarakat, terutama mereka yang tinggal
di wilayah permukiman yang jauh dari lokasi sumber ai r
bersih. Dengan adanya layanan air minum tersebut,
masya- rakat akan terbantu dalam memenuhi kebutuhan
air bersih dengan mudah.
Aspek Manajemen
Aspek manajemen untuk membangun usaha di-
dasarkan pada pendekatan fungsi manajemen, meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pen-
gendalian. Tujuan kajian kelayakaan usaha pada aspek
manajemen adalah untuk mengetahui apakah pemben-
tukan dan pelaksanaan usaha dapat direncanakan, dilak-
sanakan, dan dikendalikan.
1. Perencanaan
Tujuan dari gagasan menjalankan usaha/proyek ada-
lah untuk memperoleh keuntungan atau
kemanfaatan. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan
suatu perenca- naan secara menyeluruh beserta
kebijakan yang di- perlukan. Untuk itu perlu disusun
suatu program kerja
2. Pengorganisasian
Dalam menilai kelayakan usaha, BUM Desa mengkaji
beberapa hal, seperti:
a. Bagaimana langkah-langkah dalam pengorgani-
sasian?
Secara garis besar, langkah-langkah dalam mela-
kukan proses pengorganisasian meliputi.:
1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksa-
nakan untuk mencapai tujuan dari unit
usaha yang akan dijalankan.
2) Membagi beban kerja secara jelas dan pro-
porsional sehingga dapat dilakukan oleh se-
seorang atau oleh sekelompok orang.
3) Menetapkan mekanisme untuk mengkoordi-
nasikan pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis, memantau
efektivitas organisasi dan mengambil lang-
kah-langkah penyesuaian untuk memperta-
hankan atau meningkatkan efektivitas.
3. Pelaksanaan
Salah satu fungsi manajemen adalah pelaksanaan ke-
giatan. Apakah suatu kegiatan usaha dapat dilaksa-
nakan, sangat dipengaruhi
oleh kualitas perencanaan,
pengorganisasian, dan Sebelum unit usaha BUM Desa dijalankan,
kuali- tas sumber daya
manusia. Oleh karena itu
seluruh ke- giatan usaha
harus direnca- nakan
dengan matang dan rinci,
serta sistem pengor-
4. Pengendalian
Pengendalian atau penga-
wasan di dalam manajemen
memiliki berbagai fungsi
Pastikan bahwa fungsi pengendalian terhad
pokok. Fungsi pokok pe-
ngendalian tersebut adalah:
a. Mencegah terjadinya
penyimpangan-penyim-
pangan atau kesalahan.
Ini dapat dilakukan de-
ngan pengawasan secara rutin disertai adanya
ke- tegasan-ketegasan dalam pemberian sangsi
terha- dap penyimpangan yang terjadi.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang ter-
jadi. Jika penyimpangan telah terjadi, hendaknya
pengawasan/pengendalian dapat menghasilkan
perbaikan.
c. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya
pe- ngawasan diharapkan sedini mungkin dapat
dice- gah terjadinya penyimpangan-
penyimpangan, se-
2. Pengorganisasian
Pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan usaha pengelola-
an air minum meliputi: pekerjaan manajerial, pekerjaan
teknis, dan pekerjaan administratif. Pekerjaan manajerial
ditangani oleh Direktur BUM Desa dan Kepala Unit Usaha
Pengelolaan Air Minum. Tugas dan kewenangan Direktur
membuat program dan kebijakan BUM Desa, memimpin,
mengkoordinasi, serta melakukan pengawasan terhadap
kinerja Kepala Unit Usaha beserta seksi-seksi. Kepala Unit
Usaha bertugas memimpin, mengkoordinasi, dan menga-
wasi pelaksanaan tugas seksi-seksi.
Pekerjaan teknis meliputi pemasangan, perawatan, dan
perbaikan instalasi air. Pekerjaan ini ditangani seksi
instalasi dan perawatan. Pekerjaan administratif dibagi
menjadi 2, yaitu: pekerjaan pencatatan meteran air
ditangani oleh sek- si pencatat meteran, dan pekerjaan
administrasi ditangani seksi pelayanan administrasi.
4. Pengendalian
Pengendalian dapat dijalankan secara efektif, karena BUM
Desa Ganting telah memiliki mekanisme laporan pertang-
gungjawaban atas pelaksanaan kegiatan usaha. Disamping
itu, warga masyarakat juga dapat ikut melakukan penga-
wasan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha pengelolaan
air, dan jika terjadi penyimpangan dapat dibawa ke dalam
forum musyawarah desa.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kajian aspek manajemen dan sumb
Perhitungan Biaya Investasi (Modal Awal) Unit Usaha Pengelolaan Air Minum
BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
Kelayakan Usaha BUM
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi
dan rekalkulasi.
Keterangan : *) Biaya investasi tanah tidak diperhitungkan, karena tanah milik desa dan perorangan yang
digunakan untuk membangun bak penampungan dan menanam perpipaan tidak dipungut
biaya.
**) Kantor dan Gudang Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa Ganting menempati bangunan
milik Pemerintah Desa Labbo diasumsikan sewa per tahun Rp. 1,500,000.
Tabel 2.
Perhitungan Modal Kerja Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa
“GANTING” di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
HARGA
NO URAIAN VOLUME SATUAN JUMLAH
SATUAN
1. Alat Tulis dan Kantor (ATK) 1 paket 250,000 250,000
2. Insentif Pengurus/Pengelola:
a. Komisaris 12 bulan 60,000 720,000
b. Direktur 12 bulan 120,000 1,440,000
c. Sekretaris 12 bulan 80,000 960,000
d. Bendahara 12 bulan 80,000 960,000
e. Kepala Unit Usaha 12 bulan 100,000 1,200,000
Kelayakan Usaha BUM
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi dan
rekalkulasi.
7
Tabel 3
7
Jumlah Dana yang diperlukan untuk Investasi dan Modal Kerja Unit Usaha
Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo Kec. Tompobulu
Kelayakan Usaha BUM
Kabupaten Bantaeng
NO KLASIFIKASI MODAL SUMBER dan JUMLAH DANA
JUMLAH
Pem. Desa Pem. Kab Pem. Prov Lainnya
A. INVESTASI
1. Tanah dan Bangunan 1,500,000 - - - 1,500,000
2. Peralatan - 54,260,000 - - 54,260,000
3. Bahan, Pemasangan, Transport - 10,540,000 - - 10,540,000
4. Perlengkapan Kantor - 6,700,000 - - 6,700,000
5. Biaya lainnya - 3,450,000 - - 3,450,000
B. MODAL KERJA
1. ATK - 250,000 - - 250,000
2. Insentif Pengelola - 7,920,000 - - 7,920,000
3. Biaya lainnya - - - - -
TOTAL MODAL 84,620,000
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi dan
rekalkulasi.
Lebih lanjut, perlu dilakukan perhitungan biaya penyu-
sutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap, misal-
nya: gedung, mesin, komputer, meja-kursi, peralatan, dan
lain-lain. Perhitungan ini diperlukan untuk memperhitung-
kan laba/rugi dari kegiatan usaha. Perhitungan biaya pe-
nyusutan dapat dilakukan berdasarkan satuan waktu hari,
minggu, bulan dan tahun. Penentuan satuan waktu terse-
but disesuaikan keperluan dan sifat dari barang. Sebagai
contoh, Tabel 4 menggambarkan perhitungan biaya pe-
nyusutan dari investasi kegiatan usaha pengelolaan air
BUM Desa “GANTING”.
Tabel 4.
Perhitungan Biaya Penyusutan Investasi Unit Usaha Pe-
ngelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo
Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
JENIS HARTA UMUR BIAYA PENYU-
NO HARGA
TETAP EKONOMIS SUTAN/TH
1. Meteran air 30,000,000 12 tahun 2,500,000
2. Pipa type AW 3,060,000 12 tahun 255,000
3. Sambungan L 3,200,000 12 tahun 266,667
4. Double Neppel 4,000,000 12 tahun 333,333
5. Stop kran 14,000,000 5 tahun 2,800,000
6. Komputer 5,000,000 5 tahun 1,000,000
7. Kursi 300,000 12 tahun 25,000
8. Meja 900,000 12 tahun 75,000
9. Almari arsip 500,000 12 tahun 41,667
TOTAL 60,960,000 7,296,667
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa
“GANTING” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Perkiraan Arus Kas Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
Kelayakan Usaha BUM
TAHUN KE:
NO URAIAN
1 2 3 4 5
A. ARUS KAS MASUK
1. Penerimaan infak dan 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
biaya pemakaian air
2. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS MASUK (A) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
B. ARUS KAS KELUAR
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Bunga bank - - - - -
4. Pajak - - - - -
5. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS KELUAR (B) 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000
ARUS KAS BERSIH ( A – B ) 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000
Catatan: dalam periode 5 tahun jumlah pelanggan, tarif air dan biaya operasional diasumsikan
tetap.
Perkiraan Laba-Rugi
Perkiraan atau proyeksi laba-rugi penting dilakukan,
karena salah satu tujuan BUM Desa melakukan kegiatan
usaha adalah mendapatkan keuntungan atau laba usaha.
Apabila dari proyeksi laba-rugi menunjukkan rugi, maka se-
baiknya rencana kegiatan usaha perlu dicari alternatif usaha
lain dengan cara memperhitungkan kembali aspek-aspek
keuangan agar mencapai keadaan yang dapat menghasil-
kan laba. Jika tidak ada alternatif, dan hasil proyeksi tetap
rugi, sebaiknya rencana kegiatan usaha dihentikan saja.
Tabel 6 berikut ini merupakan contoh proyeksi laba-ru-
gi yang disarikan dari data kajian kelayakan usaha penge-
lolaan air BUM Desa “GANTING”.
Proyeksi Laba-Rugi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
Kelayakan Usaha BUM
TAHUN KE
NO URAIAN
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
D. BIAYA USAHA
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Gaji/Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Biaya promosi - - - - -
4. Biaya Penyusutan 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667
5. Lain-lain - - - - -
Total Biaya Usaha 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667
E. LABA USAHA (C – D) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
F. BUNGA - - - - -
H. PAJAK - - - - -
Keterangan : *) Kebetulan kasus pengelolaan air di Desa Labbo bahan baku air tinggal mengalirkan saja dari sum-
bernya sehingga tanpa biaya, dan tenaga kerja dirangkap oleh pengelola yang diberi tunjangan
(insentif) bulanan (dimasukkan dalam Biaya Usaha). Untuk kasus lain, harap menyesuaikan de-
Kelayakan Usaha BUM
Rumus:
Pay Back Period
= (Nilai Investasi Awal : Kas Masuk Bersih) X 1
tahun
Contoh:
Investasi Awal unit usaha pengelolaan air BUM Desa
“GANTING” adalah sebesar Rp. 76.450.000,- (lihat
Tabel 1), dan Arus Kas Masuk Bersih sebesar Rp.
24.230.000,-. Berdasarkan data ini, dapat diperhi-
tungkan Pay Back Period-nya sebagai berikut.
Payback Period = (76,450,000 / 24,230,000) X 1 ta-
hun
= 3,16 tahun atau 3 tahun lebih 2 bulan.
Rumu
Keterangan:
AKt = aliran kas per tahun pada periode t
Io = investasi awal pada tahun ke-0
b = suku bunga (discount rate) à biasanya suku
bunga sertifikat Bank Indonesia atau bunga de-
posito digunakan sebagai acuan
Contoh:
Berikut ini merupakan perhitungan NPV berdasarkan
biaya investasi dan arus kas bersih bagi unit usaha
pengelolaan air BUM Desa “GANTING”. Total investasi
awal sebesar Rp. 76.450.000,- (lihat Tabel 1). Arus
kas bersih diasumsikan tetap/konstan selama
periode 5 tahun, yaitu sebesar Rp.
24.230.000,-/tahun (lihat Ta- bel 5). Suku bunga bank
diasumsikan 7% per tahun (SBI Tahun 2010).
Rumus:
PI = PV Kas Masuk : PV Kas Keluar
Kriteria Penilaian:
— jika PI > 1, maka usulan rencana usaha dikatakan
menguntungkan;
— jika PI < 1, maka usulan rencana usaha tidak
menguntungkan.
Contoh :
Dengan menggunakan nilai Present Value yang
tercan- tum pada Tabel 7, kita dapat dengan mudah
menghi- tung Profitability Index.
Caranya: PV untuk arus kas bersih tahun ke-1 sampai
dengan tahun ke-5 dijumlahkan, kemudian hasil pen-
jumlahannya dibagi dengan PV investasi awal. Hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut:
PI = Rp 99.347.784,- / Rp 76.450.000,-
= 1,30
Contoh 1:
Biaya tetap pengelolaan air BUM Desa “GANTING”
sebesar Rp. 8.170.000,- per tahun atau Rp. 680.833,-
per bulan. Biaya tetap ini untuk membayar ATK dan
gaji/tunjangan pengurus dan pengelola. Biaya varia-
belnya Rp. 0,- karena produksi air tidak
menggunakan mesin (tinggal mengalirkan saja
melalui perpipaan) dan tidak ada biaya tenaga kerja
langsung. Jumlah pelanggannya sebanyak 400
rumahtangga. Berarti Bi- aya Tetap per pelanggan per
bulan = Rp. 680.833,- : 400 = Rp. 1.702. Harga jual
per M3 sebesar Rp. 250,-. Berdasarkan data tersebut
BEP dapat dihitung seba- gai berikut:
Contoh 2 :
Untuk memperjelas perhitungan BEP, berikut ini meru-
pakan contoh dengan permisalan seorang produsen
tempe:
Harga jual tempe per unit sebesar Rp 500,-, biaya
tetap sebesar Rp 10.000,-, dan biaya variabel sebe-
sar Rp 100,-/unit, maka jumlah yang diproduksi agar
mencapai BEP adalah:
A
spek sosial budaya, ekonomi, politik, dan
lingkungan perlu dipertimbangkan dalam menilai
kelayakan us- aha. Perlu ditegaskan kembali bahwa
tujuan usaha-
usaha yang akan dijalankan oleh BUM Desa tidak semata-
mata untuk mengejar keuntungan materi semata (profit),
tetapi juga bertujuan untuk mendatangkan kemanfaatan
(benefit) bagi seluruh stakeholders desa dan lingkungan
hidup. Oleh karena itu, setiap usaha yang akan dijalankan
oleh BUM Desa harus layak berdasarkan aspek-aspek
terse- but.
Aspek Politik
Aspek politik merupa-
kan hal penting yang
harus dipertimbangkan Usahakan unit kegiatan usaha BUM Desa mendapat
dalam merencanakan
suatu ke- giatan usaha,
karena aspek politik dapat
mendukung atau
sebaliknya mengga-
galkan kegiatan usaha
yang akan dijalankan. Dari
aspek politik yang perlu di-
pertimbangkan antara lain:
apakah warga desa memberi dukungan ataukah menolak
adanya rencana membuka suatu kegiatan usaha BUM
Desa? Apabila masyarakat memberi dukungan atas renca-
na tersebut, maka kegiatan usaha yang direncanakan
dapat
K
ajian aspek hukum untuk menilai kelayakan usaha
yang akan diselenggarakan oleh BUM Desa
merupa- kan langkah penting yang harus dilakukan.
Hasil kaji-
an aspek hukum ini sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya protes warga dan penutupan/pembekuan usaha
oleh pemerintah karena pelanggaran hukum positif yang
berlaku.
Berdasarkan UU No. 6/2014 tentang Desa pada Pasal
87 (khususnya ayat 1 dan 3) dan Pasal 88, apabila pendirian
BUM Desa itu berdasarkan kesepakatan Musyawarah
Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Desa, maka BUM
Desa itu legal atau sah menurut hukum. Namun demikian,
khu- sus untuk unit-unit usaha BUM Desa yang akan
ditangani, perlu memperhatikan aspek hukum sebagai
berikut:
Halaman Judul
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
Perencanaan Manajemen
Perencanaan Pengoperasian
Perencanaan Keuangan
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007
Tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan
Data Profil Desa dan Kelurahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
Tentang Badan Usaha Milik Desa.
Visi
Menjadi arena belajar pengembangan pembaharuan desa yang terper-
caya untuk mewujudkan masyarakat desa yang otonom dan
demokratis
Misi
Meningkatkan keterpaduan gerak antar pihak untuk pembaharuan
desa
Nilai-nilai Dasar
Menghormati keputusan bersama
Solidaritas
Tanggung-gugat
Menghargai perbedaan
Strategi
Konsolidasi gerakan pembaharuan desa
Petunjuk Penggunaan
4. Keuangan 6 6 30
Aspek Sosial-Budaya, Ekonomi, Politik,
5.
dan Lingkungan 15 15 75
TK = AL : A x 100%
TK = Tingkat Kelayakan Usaha
AL = Jumlah Aspek yang Layak
A = Jumlah seluruh Aspek yang dinilai (6 aspek)
Contoh:
Jumlah Aspek yang dinyatakan Layak (AL) sebanyak 5 as-
pek, maka:
TK = AL : A x 100%
= 5 : 6 x 100% = 83,33%
Kesimpulan: kegiatan usaha yang direncanakan layak un-
tuk dijalankan.
CATATAN:
1. Penentuan skor harus didasarkan pada data dan
infor- masi yang diperoleh dari kajian lapangan,
laporan/in- formasi dari warga desa, kajian data
sekunder (misal: data profil desa), dan sebagainya.
2. Penentuan skor harus dilakukan dalam forum rapat
atau musyawarah Tim Penyusunan Kelayakan Usaha
BUM Desa. Ini dimaksudkan agar penentuan skor da-
pat dilakukan seobyektif mungkin.
3. Meskipun kegiatan usaha dinyatakan layak tetapi Ting-
kat Kelayakan Usaha tidak mencapai 100%, maka ada
unsur-unsur yang bermasalah dan perlu dilakukan
upaya perbaikan.
JENIS USAHA :
NAMA BUM Desa :
NAMA DESA :
STATUS USAHA : £ BARU £ SUDAH BERJALAN
SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
kon- sumen
2. Produk (barang dan jasa) yang dihasilkan
meru- pakan produk berkualitas.
3. Memiliki teknologi yang tepat sehingga dapat
dioperasikan untuk menghasilkan produk
(barang atau jasa).
4. Kapasitas produksi dari usaha BUM Desa dapat
disesuaikan agar mampu memenuhi kebutuhan
konsumen
5. Pemilihan lokasi usaha BUM Desa sudah tepat
6. Tata letak fasilitas usaha BUM Desa sudah tepat
7. Rencana produksi dari usaha BUM Desa dapat
dikelola dengan baik
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 =
Sa- ngat Setuju
TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:
□ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
□ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
□ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
DAFTAR
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kelembagaan BUM Desa
Lampiran 2. Foto copy Akte Notaris
RINGKASAN EKSEKUTIF
Badan Usaha Milik Desa “GANTING” atau yang sering di-
singkat BUM Desa “GANTING” merupakan lembaga usaha eko-
nomi desa milik Pemerintah Desa Labbo Kecamatan
Tompobulu Kabaupaten Bantaeng. BUM Desa “GANTING”
didirikan pada tanggal 31 Desember 2008 melalui forum
musyawarah desa yang dihadiri perwakilan warga masyarakat,
Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan lembaga
kemasyarakatan lainnya.
BUM Desa “GANTING” telah memiliki struktur organisasi
kepengurusan yang lengkap dan cukup sederhana (ramping),
yaitu terdiri atas Komisaris, Direktur, Sekretaris, dan
Bendahara. Komisaris dijabat oleh Kepala Desa, Direktur
dijabat oleh Sa- haruddin, S.Ag, Sekretaris dijabat oleh
Jamaluddin, S.Pd, dan Bendahara dijabat oleh Darmiati, Sp.
Komisaris beserta seluruh pengurus lainnya dapat saling
bekerjasama sehingga kegiatan usaha BUM Desa yang sudah
ada dapat berjalan dengan baik.
Salah satu unit usaha yang akan dikembangkan BUM Desa
“GANTING” adalah kegiatan usaha pengelolaan air bersih de-
ngan pemasangan sambungan pipa dan meteran air. Muncul-
nya ide untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut dilatar
bela- kangi oleh keadaan warga desa yang mengalami kesulitan
untuk memperoleh air bersih. Ini disebabkan letak sumber air
bersih yang cukup jauh.
Kelayakan Usaha BUM 14
Kegiatan usaha pengelolaan air bersih ini memiliki pros-
pek yang sangat bagus, baik ditinjau dari segi sosial maupun
dari segi bisnis. Dari segi sosial, dengan adanya kegiatan usaha
tersebut akan sangat membantu warga desa dalam memenuhi
kebutuhan air bersih, sehingga akan mendukung peningkatan
kesehatan masyarakat. Dari segi bisnis, kegiatan usaha
pengelo- laan air bersih sangat diminati oleh warga desa,
sehingga untuk pemasaran produk sangat mudah karena
pasarnya selalu terse- dia. Terlebih di Desa Labbo tidak ada
pihak-pihak yang membu- ka usaha sejenis, sehingga tidak ada
pesaingnya.
Pada tahap awal usaha, target pasarnya adalah 400 rumah
tangga yang ada di Desa Labbo. Jumlah pelanggan diyakini
akan bertambah semakin banyak di masa yang akan datang.
Harga langganan telah diperhitungkan dan dimusyawarahkan
bersama warga desa, yaitu sebesar Rp. 250/m 3 ditambah infak
setiap pelanggan Rp. 500/bln. Harga tersebut dirasakan ringan
bagi warga dan BUM Desa tidak rugi.
Untuk merealisasikan rencana kegiatan tersebut tentu me-
merlukan dana sebagai biaya investasi maupun modal kerja
pada tahap awal usaha. Berdasarkan perhitungan yang cermat,
kebutuhan dana untuk biaya investasi sebesar Rp. 74,950,000,-
dan modal kerja sebesar Rp. 8,170,000,- sehingga total biaya
yang diperlukan Rp. 83, 120,000,-. Biaya investasi digunakan
untuk pengadaan sarana pipa air, meteran air, bahan-bahan,
biaya transportasi dan biaya pemasangan. Biaya modal kerja
digunakan untuk insentif pengurus/pengelola selama 12 bulan
terhitung sejak kegiatan usaha dapat dioperasionalkan. Total
b. Topografi Desa
Desa Labbo memiliki kondisi daerah yang berbukit-
bukit, berada di atas gunung dengan ketinggian anta-
ra 750 m sampai 1000 m di atas permukaan laut.
Kondisi tanah cukup subur untuk ditanami berbagai
jenis tanaman, baik tanaman jangka pendek maupun
tanaman jangka panjang. Tanaman jangka panjang
adalah kopi, cengkeh serta kakao, sedangkan tanam-
an jangka pendek adalah sayur-sayuran.
Daerah pegunungan di Desa Labbo terdapat hutan
yang terpelihara dengan baik. Oleh karena itu mata
air dan sungai hingga saat dapat menyediakan air un-
tuk kebutuhan warga desa. Namun demikian, karena
jauhnya lokasi sumber air tersebut sehingga warga
desa banyak yang mengalami kendala untuk
memper- olehnya.
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Desa Labbo memiliki jumlah penduduk 883 KK (741
KK laki-laki dan 142 KK perempuan) yang terdiri atas
1.529 jiwa laki-laki dan 1.644 jiwa perempuan se-
3. Administrasi Desa
Pusat pemerintahan Desa Labbo terletak di Dusun Labbo
dan untuk menuju Kantor Desa dapat dijangkau dengan
kendaraan umum atau jalan kaki, karena berada di jalan
poros yang terhubung langsung dengan pusat kota Kabu-
paten Bantaeng dan telah di-hotmix.
Secara administratif Desa Labbo terbagi atas 4 dusun yaitu:
1) Dusun Pattiro membawahi 2 RW dan 4 RT
2) Dusun Ganting membawahi 2 RW dan 4 RT
3) Dusun Panjang selatan membawahi 2 RW dan 4 RT
4) Dusun Bawa membawahi 2 RW dan 4 RT
5) Dusun Labbo Membawahi 2 RW dan 4 RT
6) Dusun panjang Utara membawahi 2 RW dan 4 RT
3. Badan Hukum
BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo belum berbadan hu-
kum, namun legal karena telah ditetapkan dengan
Peratur- an Desa Labbo sehingga pendiriannya telah
memiliki alas hukum. Perdes tentang pendirian BUM Desa
“GANTING” tersebut telah dicatatkan di Kantor Notaris
Eddy Tungge- leng, SH dengan akte notaris Nomor 50.
4. Organisasi
Susunan organisasi kepengurusan BUM Desa “GANTING”
Desa Labbo terdiri dari :
a. Komisaris : Kepala Desa Labbo
b. Direktur : Saharuddin,S.Ag
c. Sekretaris : Jamaluddin, S.Pd
d. Bendahara : Darmiati,Sp
6. Sumber keuangan:
a. Pemerintah Desa Labbo
b. Bantuan APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten
Bantaeng
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
d. Swadaya masyarakat
2. Perencanaan Produk
Produk yang akan dihasilkan oleh Unit Usaha Pengelolaan
Air adalah layanan jasa distribusi air melalui perpipaan yang
tersambung langsung ke rumah-rumah pelanggan. Produk
ini sangat dibutuhkan oleh warga desa (konsumen),
karena air bersih yang menjadi kebutuhan dasar warga
letak lokasi sumbernya jauh dari permukiman. Oleh
karena itu, dengan layanan jasa distribusi air bersih tersebut
selain warga desa terpenuhi kebutuhannya, juga terpenuhi
keinginannya un- tuk memperoleh air dengan mudah.
3. Perencanaan Pemasaran
Pasar yang dibidik adalah warga masyarakat Desa Labbo
yang memanfaatkan sarana perpipaan milik Pemerintah
Desa Labbo. Warga desa yang memanfaatkan sarana air
bersih tersebut cukup besar jumlahnya, yaitu sebanyak
400 KK, sehingga ini merupakan potensi pasar cukup
besar. Model pemasaran yang dilakukan adalah
menyambung pipa untuk menyalurkan air dari sumbernya
ke rumah kon- sumen dengan pemasangan meteran air.
Dengan pema- sangan meteran air, penggunaan air
menjadi terkontrol, dan ini menguntungkan semua pihak.
Bagi konsumen, adanya meteran air dapat mengatur
penggunaan air se- efisien mungkin sesuai dengan
kebutuhan dan kemam-
a. Strategi harga
Strategi penentuan Biaya pengelolaan air yang dibeban-
kan kepada masyarakat disesuaikan kualitas pelayanan
dengan mengedepankan musyawarah untuk mufakat.
b. Strategi distribusi
Strategi distribusi dilaksanakan dengan memaksimal-
kan potensi Sumber Daya Manusia pengurus BUM
Desa dan potensi SDM lainnya dari Desa sendiri de-
ngan prinsip pelayanan prima.
4. Perencanaan Manajemen
a. Kompetensi yang dimiliki pengelola dapat dimanfaat-
kan secara optimal, karena mereka:
1) Memahami kondisi masyarakat Desa Labbo
2) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
bi- dang pengelolaan Air
3) Memiliki pengalaman organisasi
5. Perencanaan Pengoperasian
Untuk mengoperasikan kegiatan usaha pengelolaan air di-
lakukan dengan menggunakan teknologi yang ramah ling-
kungan, tanpa menggunakan bahan bakar dan mudah
membangunnya. Teknologi yang dimaksud adalah sistem
grafitasi bumi. Untuk menyalurkan air dari sumbernya
menggunakan fasilitas sarana perpipaan sepanjang 7 Km
yang telah dimiliki BUM Desa “GANTING” Desa Labbo.
Proyeksi Laba-Rugi.
Berdasarkan hasil kajian kelayakan yang telah dilakukan,
kegiatan usaha pengelolaan air dalam keadaan laba
seperti yang ditunjukkan data pada Tabel 2 berikut ini.
D. BIAYA USAHA
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Gaji/Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Biaya promosi - - - - -
4. Biaya Penyusutan 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667
5. Lain-lain - - - - -
Total Biaya Usaha 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667
1
1
H. PAJAK - - - - -
I. LABA BERSIH (G – H ) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
Tabel 2 menunjukkan Unit Usaha Pengelolaan Air
memper- oleh laba bersih sebesar Rp. 16,933,333 setiap
tahunnya. Angka ini tentu bukan merupakan laba yang
besar, tetapi sesuai dengan prinsip usaha yang dianut
BUM Desa tidak untuk mengejar laba yang besar, tetapi
lebih mengedepan- kan kemanfaatan bagi warga desa.
ISBN 602-14643-
3-8