DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 XII IIS 3
Zulfan Nursaid (Ketua)
Siti Karida Nur Aini (Sekretaris)
Angel (Anggota)
Rifky Fahma Putra (Anggota)
Rena Melati (Anggota)
Zalwa Aulia R.A (Anggota)
A.Pengertian Desa
Desa memiliki banyak sebutan di masyarakat di Indonesia. Di daerah Sunda, desa
kerap disebut dengan kampung. Sementara, di Madura desa disebut dengan kanpong. Lalu, di
Aceh desa dikenal dengan nama gampong dan di Padang disebut dengan nagari. Selain
penyebutannya yang beragam, para ahli juga mendefinisikan desa dengan beragam
pengertian. Berikut uraiannya:
Selain dua pengertian tersebut, definisi desa juga disebutkan dalam “Encyclopaedia
Britannica” (2015). Dalam buku disebutkan, desa didefinisikan sebagai komunitas yang tidak
terlalu padat penduduk, dengan kegiatan ekonomi utama berupa produksi pangan dan bahan-
bahan mentah. Desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 merupakan kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Secara singkatnya desa merupakan kesatuan wilayah yang
dihuni oleh masyarakat yang mempunyai sistem pemerintahannya sendiri
Desa sendiri memiliki kewenangan yang sudah diatur dalam UU No 6 tahun 2014 tentadalah
sebagai berikut
4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembangunan desa memiliki peran yang penting dan strategis dalam rangka
Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah, karena didalamnya terkandung unsur
pemerataan pembangunan dan hasilnya. Serta menyentuh kepentingan sebagian besar
masyarakat yang bermukim di pedesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan
mereka. Dalam proses pembangunan desa pemerintah sebagai subsistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintah di Indonesia, sehingga desa mempunyai 3 wewenang, tugas dan
kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri atau biasa
disebut dengan otonomi desa.
2.Klasifikasi Desa
Mungkin sebagian dari kita masih banyak yang bertanya-tanya tentang pembagian desa
menurut tingkat perkembangannya, karna dalam Permendagri No 84 Tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi Pemerintah Desa disebutkan bahwa jumlah perangkat desa akan
ditentukan sesuai dengan klasifikasi desa menurut tingkat perkembangannya. Nah dari sinilah
kami akan menjelaskan tentang klasifikasi desa menurut tingkat perkembangannya agar kita
tidak bingung desa kita masuk dalam kategori desa apa.
Menurut klasifikasi tingkat perkembangan desa terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Desa Swadaya,
Desa Swakarya dan Desa Swasembada.
1.Desa swadaya dicirikan dengan penduduknya yang sangat sederhana. Mereka
memanfaatkan alam dan potensinya secara tradisional. Desa ini masih kental dengan hukum
adat. Hubungan sosial masyarakat tertutup dan berpendidikan rendah. Contoh desa swadaya
seperti desa di Suku Anak Dalam Jambi dan Desa Suku Baduy.
2. Desa Swakarya dikenal dengan desa transisi atau peralihan, artinya masyarakat mulai
mengembangkan sumber daya alam untuk membangun desanya. Masyarakat mulai memiliki
mata pencaharian yang beragam dan adat istiadat yang dipegang mulai longgar karena
pengaruh dari luar. Contoh desa swakarya di Indonesia yakni desa-desa yang terletak di pulau
Kalimantan.
3. Desa Swakarya dikenal dengan desa transisi atau peralihan, artinya masyarakat mulai
mengembangkan sumber daya alam untuk membangun desanya. Masyarakat mulai memiliki
mata pencaharian yang beragam dan adat istiadat yang dipegang mulai longgar karena
pengaruh dari luar. Contoh desa swakarya di Indonesia yakni desa-desa yang terletak di pulau
Kalimantan.
Beberapa masalah yang berkaitan erat dengan pembangunan desa, antara lain
sebagai berikut.a). Lingkungan desa yang meliputi perumahan, penyediaan air bersih,
kesehatan lingkungan, dan penerangan belum memadai.
b). Adanya pemuda putus sekolah dan penganggur yang tidak memiliki keterampil an untuk
mengolah sumber daya alam di desanya.
c). Masih ada daerah-daerah pedesaan yang mengalami kekurangan pangan dan kekurangan
gizi.
d). Masih ada desa-desa yang terpencil, berpenduduk jarang dan terpencar-pencar, serta taraf
hidupnya rendah.
e). Struktur dan aparat pemerintahan desa serta lembaga penyalur pendapat masyarakat
pedesaan belum berfungsi dengan baik.
f). Penyediaan modal untuk kegiatan usaha masyarakat pedesaan belum mencukupi,
khususnya untuk golongan ekonomi lemah.
g). Pola penggunaan, pemilikan, dan penguasaan tanah yang belum mencerminkan jaminan
pemerataan pendapatan.
k). Kurangnya prasarana desa menyebabkan desa tidak dapat berkembang dengan baik,
l). Beberapa desa di daerah pinggiran kota kewalahan menerima penduduk yang
berurbanisasi sehingga timbul masalah baru seperti meningkatnya angka ke jahatan,
pengangguran, dan rumah liar.
a). Penyebaran penduduk belum merata (65% bermukim di Pulau Jawa yang luasnya ± 7%
dari luas seluruh Indonesia). Daerah yang paling padat penduduknya kurang memiliki tanah
garapan.
c). Sebagian besar rakyat desa terdiri atas petani dan buruh tani. Tingginya laju
perkembangan penduduk dan sempitnya lapangan kerja di desa akan mengaki batkan
terjadinya urbanisasi.
d). Tingkat perkembangan masyarakat desa dewasa ini dalam struktur desa yang dualistis,
yaitu sebagian sudah mengalami pengaruh kehidupan kota dan se bagian lagi masih secara
tradisional.
e). Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya masih sangat rendah tingkat kehidupannya.
dalam artikel berikut akan dijelaskan beberapa bentuk usaha pemerataan pembangunan di
desa dan di kota. Kira-kira seperti apa ya bentuk usahanya? Keep scroll ya Squad!:
Saran
Selanjutnya dihaapkan kepada pemerintah desa dan masyaraka dapat menjalin hubungan
dan kerjasama yang baik. dengan tujuan yang sama yaitu keberhasilan pembangunan Desa
yang nantinya akan berdampak baik pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah yang telah dibahas dalam penelitian, perlu adanya tindakan yang
serius bagi pemerintah desa babalonge untuk mningkatkan kesadaran masyarakat desa dalam
pembangunan dengan memotivasi mengenai pentingnya pembangunan desa Dalam konteks
ini juga diharapkan kepada masyarakat desa babalong untuk lebih kreatif dan antusiasdalam
proses pembangunan di Desa karna untuk menciptakan keberhasilan pembangunan
dibutuhkan peran serta atau partisipasi masyarakat.
Daftar Pustaka