Anda di halaman 1dari 7

Mengidentifikasi Permasalahan Dan Upaya Pemerataan

Pembangunan Desa Dan Kota

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 XII IIS 3
Zulfan Nursaid (Ketua)
Siti Karida Nur Aini (Sekretaris)
Angel (Anggota)
Rifky Fahma Putra (Anggota)
Rena Melati (Anggota)
Zalwa Aulia R.A (Anggota)

SMAN 1 MUARA TEWEH


KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2022
Mengidentifikasi Permasalahan Dan Upaya Pemerataan Pembangunan
Desa Dan Kota

A.Pengertian Desa
Desa memiliki banyak sebutan di masyarakat di Indonesia. Di daerah Sunda, desa
kerap disebut dengan kampung. Sementara, di Madura desa disebut dengan kanpong. Lalu, di
Aceh desa dikenal dengan nama gampong dan di Padang disebut dengan nagari. Selain
penyebutannya yang beragam, para ahli juga mendefinisikan desa dengan beragam
pengertian. Berikut uraiannya: 

 Dalam bukunya yang berjudul “Desa” (1953)Sutardjo Kartohadikusumo


mendefisinikan desa sebagai suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal
suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
 Dalam buku berjudul “Desa-Kota dan Permasalahannya” (1983), Bintarto, Mantan
Guru Besar Fakultas Geografi UGM, menyebut bahwa desa adalah sebuah
perwujudan geografis (wilayah) yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis
sosial, ekonomi, politik, dan kultural dalam hubungan dan pengaruh timbal
baliknya dengan daerah-daerah lain di sekitarnya.
 Selain dua pengertian tersebut, definisi desa juga disebutkan dalam
“Encyclopaedia Britannica” (2015). Dalam buku disebutkan, desa didefinisikan
sebagai komunitas yang tidak terlalu padat penduduk, dengan kegiatan ekonomi
utama berupa produksi pangan dan bahan-bahan mentah.
 Sementara itu, menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.

Selain dua pengertian tersebut, definisi desa juga disebutkan dalam “Encyclopaedia
Britannica” (2015). Dalam buku disebutkan, desa didefinisikan sebagai komunitas yang tidak
terlalu padat penduduk, dengan kegiatan ekonomi utama berupa produksi pangan dan bahan-
bahan mentah. Desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 merupakan kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Secara singkatnya desa merupakan kesatuan wilayah yang
dihuni oleh masyarakat yang mempunyai sistem pemerintahannya sendiri

Desa sendiri memiliki kewenangan yang sudah diatur dalam UU No 6 tahun 2014 tentadalah
sebagai berikut

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;


2. Kewenangan lokal berskala desa

3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau


pemerintah daerah kabupaten/kota; dan

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pembangunan desa memiliki peran yang penting dan strategis dalam rangka
Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah, karena didalamnya terkandung unsur
pemerataan pembangunan dan hasilnya. Serta menyentuh kepentingan sebagian besar
masyarakat yang bermukim di pedesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan
mereka. Dalam proses pembangunan desa pemerintah sebagai subsistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintah di Indonesia, sehingga desa mempunyai 3 wewenang, tugas dan
kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri atau biasa
disebut dengan otonomi desa.

Dalam menyelanggarakan wewenang, tugas, dan kewajiban desa dalam penyelenggaraaan


pemerintah maupun pembangunan maka dibutuhkan sumber pendapatan desa (Moh.
Sofiyanto, Dkk. 2016). Menanggapi adanya peristiwa tersebut, maka pemerintah mengadakan
kebijakan berupa suntikan bantuan yang biasa disebut dengan Dana Desa. Menurut PP No 11
tahun 2019 Dana Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi desa dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

2.Klasifikasi Desa

Mungkin sebagian dari kita masih banyak yang bertanya-tanya tentang pembagian desa
menurut tingkat perkembangannya, karna dalam Permendagri No 84 Tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi Pemerintah Desa disebutkan bahwa jumlah perangkat desa akan
ditentukan sesuai dengan klasifikasi desa menurut tingkat perkembangannya. Nah dari sinilah
kami akan menjelaskan tentang klasifikasi desa menurut tingkat perkembangannya agar kita
tidak bingung desa kita masuk dalam kategori desa apa.
Menurut klasifikasi tingkat perkembangan desa terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Desa Swadaya,
Desa Swakarya dan Desa Swasembada.
1.Desa swadaya dicirikan dengan penduduknya yang sangat sederhana. Mereka
memanfaatkan alam dan potensinya secara tradisional. Desa ini masih kental dengan hukum
adat. Hubungan sosial masyarakat tertutup dan berpendidikan rendah. Contoh desa swadaya
seperti desa di Suku Anak Dalam Jambi dan Desa Suku Baduy.
2. Desa Swakarya dikenal dengan desa transisi atau peralihan, artinya masyarakat mulai
mengembangkan sumber daya alam untuk membangun desanya. Masyarakat mulai memiliki
mata pencaharian yang beragam dan adat istiadat yang dipegang mulai longgar karena
pengaruh dari luar. Contoh desa swakarya di Indonesia yakni desa-desa yang terletak di pulau
Kalimantan.
3. Desa Swakarya dikenal dengan desa transisi atau peralihan, artinya masyarakat mulai
mengembangkan sumber daya alam untuk membangun desanya. Masyarakat mulai memiliki
mata pencaharian yang beragam dan adat istiadat yang dipegang mulai longgar karena
pengaruh dari luar. Contoh desa swakarya di Indonesia yakni desa-desa yang terletak di pulau
Kalimantan.

B.Berbagai Permasalahan Pembangunan Desa Dan Penyebabnya.

Pembangunan desa merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa,


dalam rangka tersebut maka pemerintah desa harus menyusun perencanaan pembangunan
desa berdasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta memanfaatkan seluruh
potensi atau sumber daya yang dimiliki sesuai kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Beberapa masalah yang berkaitan erat dengan pembangunan desa, antara lain
sebagai berikut.a). Lingkungan desa yang meliputi perumahan, penyediaan air bersih,
kesehatan lingkungan, dan penerangan belum memadai.

b). Adanya pemuda putus sekolah dan penganggur yang tidak memiliki keterampil an untuk
mengolah sumber daya alam di desanya.

c). Masih ada daerah-daerah pedesaan yang mengalami kekurangan pangan dan kekurangan
gizi.

d). Masih ada desa-desa yang terpencil, berpenduduk jarang dan terpencar-pencar, serta taraf
hidupnya rendah.

e). Struktur dan aparat pemerintahan desa serta lembaga penyalur pendapat masyarakat
pedesaan belum berfungsi dengan baik.

f). Penyediaan modal untuk kegiatan usaha masyarakat pedesaan belum mencukupi,
khususnya untuk golongan ekonomi lemah.

g). Pola penggunaan, pemilikan, dan penguasaan tanah yang belum mencerminkan jaminan
pemerataan pendapatan.

h). Kurangnya koordinasi antarlembaga masyarakat yang ada di pedesaan dalam


melaksanakan pembangunan.

i). Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan luas areal pertanian.

j). Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan luas desa.

k). Kurangnya prasarana desa menyebabkan desa tidak dapat berkembang dengan baik,

l). Beberapa desa di daerah pinggiran kota kewalahan menerima penduduk yang
berurbanisasi sehingga timbul masalah baru seperti meningkatnya angka ke jahatan,
pengangguran, dan rumah liar.

m). Kurang serasinya hubungan antarlembaga pemerintahan desa.


Faktor-faktor yang menghambat pembangunan desa yaitu sebagai berikut.

a). Penyebaran penduduk belum merata (65% bermukim di Pulau Jawa yang luasnya ± 7%
dari luas seluruh Indonesia). Daerah yang paling padat penduduknya kurang memiliki tanah
garapan.

b). Karena keadaan geografis Indonesia dan perkembangan sejarahnya, mengakibatkan


timbulnya perbedaan adat kebiasaan dan perbedaan tingkat sosial ekonomi di setiap desa.

c). Sebagian besar rakyat desa terdiri atas petani dan buruh tani. Tingginya laju
perkembangan penduduk dan sempitnya lapangan kerja di desa akan mengaki batkan
terjadinya urbanisasi.

d). Tingkat perkembangan masyarakat desa dewasa ini dalam struktur desa yang dualistis,
yaitu sebagian sudah mengalami pengaruh kehidupan kota dan se bagian lagi masih secara
tradisional.

e). Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya masih sangat rendah tingkat kehidupannya.

C.Solusi Permasalahan Dan Upaya Mengatasinya.

dalam artikel berikut akan dijelaskan beberapa bentuk usaha pemerataan pembangunan di
desa dan di kota. Kira-kira seperti apa ya bentuk usahanya? Keep scroll ya Squad!:

1. Percepatan pembangunan secara optimal

2. Fokus pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil

3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan

4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan

5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi.

6. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang.

7. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat

8. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan

9. Pemerataan kesempatan kerja


D.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1) Partispasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan terlihat bahwa masyarakat Desa
cukup tanggap dalam memahami permasalahan di desanya. meskipun pada kenyataannya
dalam setiap rapat musrembag lebih didominasi tokoh masyarakat.
2) Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dapat dilihat dari keterlibatan
masyarakat dalam memberikan sumbangsih tenaga dan uang. namun pada kenyataannya
tidak semua masyarakat mampu memberikan partisipasinya karena sepenuhnya biaya
pembangunan diserahkan kepada pihak pemerintah.
3) Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan dapat dilihat pada upaya pemeliharaan
dan merawat hasil pembangunan. Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat sebagai
kesatuan yang memiliki tanggungjawab akan aset pembangunan desa.
4) Partisipasi dalam evaluasi dapat terilihat pada keterlibatan masyarakat dalam menilai hasil
pembangunan. pemerintah desa melalui wadah rapat evaluasi hasil pembangunan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai ketercapaian program sebagai
upaya mengatasi masalah. masyarakat memberikan dukungan penuh terhadap kinerja
pemerintah dalam merangkul program pembangunan.

Saran
Selanjutnya dihaapkan kepada pemerintah desa dan masyaraka dapat menjalin hubungan
dan kerjasama yang baik. dengan tujuan yang sama yaitu keberhasilan pembangunan Desa
yang nantinya akan berdampak baik pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah yang telah dibahas dalam penelitian, perlu adanya tindakan yang
serius bagi pemerintah desa babalonge untuk mningkatkan kesadaran masyarakat desa dalam
pembangunan dengan memotivasi mengenai pentingnya pembangunan desa Dalam konteks
ini juga diharapkan kepada masyarakat desa babalong untuk lebih kreatif dan antusiasdalam
proses pembangunan di Desa karna untuk menciptakan keberhasilan pembangunan
dibutuhkan peran serta atau partisipasi masyarakat.
Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1981. Geografi Indonesia I. Jakarta


Datta Wardana,Drs. 1980. Bangsa Dan Tanah Air.Jakarta .Balai Pustaka
Adisasmita, Rahardjo. (2006), Pembangunan Pedesaan Dan Perkotaan, Yokyakarta:
Graham Ilmu.
Soemantri, (2011), Pedoman Penyelanggaraan Pemerintahan Desa, Bandung. Focus
Media.
Sudirwo, Daeng. (1991). Pokok-pokok pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa,
Angkasa : Bandung.
Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia. 1990. Jakarta: PT Intermasa.
Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Afrika. 1990. Jakarta: PT Intermasa.
Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Eropa. 1990. Jakarta: PT Intermasa.
Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Amerika. 1990. Jakarta: PT Intermasa.
Harsoyo, Prof. 1979. Pengantar Antropologi. Bandung: Bina Cipta. Ilmu Pengetahuan
Populer. 1990. Jakarta: PT Widyadara Grolier International Inc. Koentjoroningrat. 1986.
Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Perkins, Otho E. 1981. Work a Text in Earth Science. New York: Globe Book Company,
Inc. Press, Frank and Siever, Raymon. 1986. Earth, New York: W.H. Freeman and
Company. Reso Sudarmo, Sudjiran. 1959. Ilmu Bumi Alam. Bandung: Masa Baru,
Schaim, Haber. 1986. Physics Sixth Edition. Canada: DC Heath and Company. Statistik
Indonesia. 1990. Jakarta: Biro Pusat Statistik.
Strahler, Arthur N. 1975. Physical Geography, 4th Editions. Canada: John Wiley & Sons,
Inc. Sumitro Djojohadikusumo. 1987. Indonesia Dalam Pembangunan Dunia, Kini dan
Masa Datang. Jakarta: LP3ES.
Zazoeli. 1980. Atlas Persada dan Dunia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai