Istilah desa bersal dari bahasa sanskerta “dehsi” yang artinya tanah air. Desa terbentuk dari
kumpulan unit pumukiman kecil, yaitu kampung atau dusun. Desa juga dikenal dengan istilah lain sesuai
dengan bahasa daerah masing-masing. Contohnya nagari di Sumatra Barat, huta di Sumatra utara,
wanus di Sulawesi Utara, atau gampong di DI Aceh. Ada beberapa pengertian desa menurut para ahli,
di antaranya sebagai berikut.
A. V .C. Finc berpendapat desa merupakan suatu tempat tinggal dan bukan pusatr perdagangan.
Didesa, bangunan utama berupa tempat tinggal petani dan bangunan –bangunan yang terkait
dengan kegiatan pertanian.
B. Misra mengatakan sebuah desa tidak hanya kumpulan tempat tinggal. Desa juga marupakan
wilayah pertanian yang kompak (compact agricultural area)dengan batas-batas yang telah
ditetapkan
C. R. Bintarti mengatakan desa merupakan perwujudan geografis yang disebabkan unsur
fisiografis, sosial, ekonomi politik, dan budaya setempat alam dalam hubungan serta pengaruh
timbal balik dengan daerah lain.
D. DAldjoeni mengatakan desa arti umum adalah permukiman manusia yang letaknya di luar kota
dan penduduknya berjiwa agraris.
E. R.H Unang Sunardjo berpendapat desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat
atau budaya dan hukum adat yang menetap didalam suatu wilayah dengan batas tertentu.
Masyarakat desa umumnya memiliki ikatan yang sangat kuat karena berasal dari keturunan
yang sama.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain,selanjutnya disebut desa,adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan,kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul,dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sementara itu, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penataan Ruang,kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian,termasuk pengelolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan,pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial,dan kegiatan
ekonomi.
Bentuk kawasan perdesaan dapat merupakan bagian wilayah kabupaten atau mencakup
dua atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi. Kawasan perdesaan
dapat pula berbentuk kawasan agropolitan.
a. Syarat Desa
Pembentukan desa ditetapkan dengan peraturan daerah dengan mempertimbangkan
inisiatif masyarakat desa,asal usul, adat istiadat,kondisi sosial budaya seta kemampuan dan
potensi desa.Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014,
pembentukan desa harus memenuhi syarat sebagai berikut.
1) Batas usia desa induk paling sedikit lima tahun terhitung sejak pembentukan.
2) Jumlah penduduk, yaitu sebagai berikut.
a) Wilayah Jawa paling sedikit 6.000 jiwa atau 1.200 kepala keluarga.
b) Wilayah Bali paling sedikit 5.000 jiwa atau 1.000 kepala keluarga;
c) Wilayah Sumatra paling sedikit 4.000 jiwa atau 800 kepala keluarga;
d) Wilayah Sulawesi selatan dan Sulawesi utara paling sedikit 3.000 jiwa atau 600
kepala keluarga kepala keluarga;
e) Wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 jiwa atau 500 kepala keluarga;
f) Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,Sulawesi Tenggara,Gorontalo,dam
Kalimatan paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 kepala keluarga
g) Wilayah Kalimantan Timur,Kalimatan Barat,Kalimantan Tengah,dan Kalimantan
Utara paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 kepala keluarga;
h) Wilayah nusa tengara timur maliuku dan Maluku dan Maluku utara paling
sedikit1.000 jiwa paling kepala keluarga
i) Wilayah pa;pua barat paling sedikit kepala krluarga jiwa atau 100 kepala keluarga.
3) Wilayah kerja yang memilki askes transportasi antar wilayah.
4) Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan
ada istiadat desa.
5) Memiliki potensi yg meliputi sumber daya alam ,sumber daya manusia.dan sumber daya
ekonomi pendukung.
6) Batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang telah ditetapkan
dalam peraturan bupati/walikota
7) Sarana dan prasarana bagi pemerintahan desa dan pelayanan publik.
8) Tersedianya dana operasional,penghasilan tetap,dan tunjungan lainnya bagi perangkat
pemerintah desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Ciri Khas Desa
Menurut direktorat Jenderal Pembangunan Desa,desa memiliki ciri khas tertentu. Beberapa
ciri khas desa adalah sebagai berikut.
1) Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar.
2) Sector pertanian(agraris) menjadi lapangan kerja yang dominan.
3) Adanya hubungan yang sangat akrab antarwarga
4) Masih berpegang teguh pada tradisi yang berlaku.
4. Fungsi Desa
Menurut Bintarro,ada tiga fungsi desa.Ketiga fungsi desa itu adalah sebagai berikut.
a. Dalam hubungannya dengan kota, desa dapat sebagai Hinterland atau daerah
dukung.Fungsinya adalah penyedia bahan makanan pokok,seperti padi,jagung,ketela,dan
makanan lain,seperti sayur-sayuran,buah-buahan dan makanan yang berasal dari sumber
hewani.
b. Ditinjau dari segi potensi ekonomi,desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan
tenaga kerja yang produktif
c. Dari segi kegiatan kerja, desa dapat berfungsi sebagai desa
agraris,manufaktur,industry,nelayan,dan sebagainya.
5. Tipologi Desa
1)desa geneologis adalah desa yang dicirikan oleh tali persaudaan antar warga desa yang masih kuat.
2)desa territorial adalah desa yang menjadi pemungkiman warga dengan beragam asal pemungkiman
d.tipologi desa berdasarkan pola mata pencarian atau kegiatan utama masyarakat meliputi desa-desa
berikut
1) Desa pertanian yang mata pencarian utamanya adalah bidang pertanian dan perkebunan.
3) Desa industry ( skala kerajinan dan/atau manufaktur dengan teknologi sederhana dan
madya),umumnya skla kecil industry rumah tangga
bintarto membedakan pola keruangan berdasarkan kondisi fisik daerah.ada enam pola
bersebaran desa keenam pola persebaran desa itu adalah sebagai berikut
D.pola persebaran desa memanjang pantai pantai dan sejajar jalan kereta api
pola persebaran desa memanjang panjang pantai dan sejajar jalan kereta api dapat ditemukan
yang dilandai
1. Pengertian Kota
Ada banyak pengeritian tentang kota. Dalam konteks ekonomi, Max Weber mengatakan kota
adalah permukiman penduduk yang hidup terutama dari perdagangan, bukan pertanian. Penduduknya
memenuhi sebagian besar kebutuhan sehari-hari di pasar lokal
Menurut Burkhard Hofmeister, kota merupakan suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal
dan tempat kerja manusia.
Menurut Michael Pacione,kota merupakan pusar produk dan konsumsi ekonomi, arena jaringan
sosial dan kegiatan budaya,serta pusat pemerintahan dan administrasi.
2. Kriteria dan Bentuk Kawasan Perkotaan
Kritetia kawasan perkotaan meliputi hal-hal berikut:
A. Memiliki karakteristik kegiatan utama budi daya bukan pertanian atau mata pencaharian
pendudunya terutama di bidang industry,perdagangan, dan jasa;
B. Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan jasa didukung
prasarana dan sarana termasuk pergantian moda transportasi dengan pelayanan skla kabupaten
atau beberapa kecamatan.
Bentuk-bentuk kawasan perkotaan,di antaranya berupa:
a. Kota sebagai daerah otonom;
b. Bagian daearah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan;atau
c. Bagian dari dua atau lebih daerah kabupaten yang berbatasan langsung dan memiliki ciri
perkotaan.
4. Fungsi Kota
Menurut Dickinson, ada tiga fungsi kota. Ketiga fungsi kota itu adalah sebagai berikut.
a. Kota memiliki fungsi budaya. Kota menjadi tempat permanen yang pertama untuk lembaga-
lembaga budaya.
b. Kota memiliki fungsi administrative. Fungsi ini mengacu pada kegiatan yang dipusatkan di kota
untuk mengatur wilayah di sekitarnya.
Kota memilki fungsi ekonomi. Fungsi ini berkaitan dengan berbagai kegiatan ekonomi, seperti
industry dan pedagangan.
Ketiga fungsi kota ini terlihat dalam bentuk bangunan kota yang berbeda-beda. Lebih perinci,
kota memiliki fungsi-fungsi seperti berikut.
a. Kota sebagai pusat pemerintahan
b. Kota sebagai pusat pendidikan
c. Kota sebagai pusat pelayanan kesehatan
d. Kota sebagai pusat produksi
e. Kota sebagai pusat perdagangan
f. Kota sebagai pusat kebudayaan
g. Kota sebagai pusat rekreasi
5. Tipologi Kota
Ada banyak pendapat tentang tipologi kota. Ada berbagai dasar untuk merumuskan tipologi kota.
Salah satunya berdasarkan fungsi kota.
Dalam menggambarkan lokasi kota sesuai fungsinya, menurut Aurousseau, ada enam tipologi
kota. Keenam tipologi kota itu adalah sebagai berikut.
Menurut Mumford, ada enam tahap perkembangan kota, yakni sebagai berikut.
a. Tahap eopolis.
b. Tahap polis
c. Tahap metropolis
d. Tahao megalopolis
e. Tahap tiranapolis
f. Tahap necropolis
A. Kota padat (compact city) merupakan kota yang memiliki kepadatan tinggi dan kosentrasi fungsi
sosio-ekonomi untuk mengurangi penggunaan energy, kerusakan lingkungan dan kota kampak
adalah sebagai berikut.
1) Kota bentuk persegi (the square cities)
2) Kota bentuk empat persegi panjang ( the rectangular cities)
3) Kota bentuk pita (ribbon shaped cities
4) Kota bentuk bulat (rounded cities)
5) Kota bentuk kipas (fan shaped cities
6) Kota bentuk gurita/bintang (octopus/star shaped cities)
7) Kota yang bentuknya tidak berpola (unpatterned cities)
B. Kota tidak padat ( non-compact city) adalah kawasan perkotaan yang memiliki wilayah terpisah-
pisah oleh kenampakan buka perkotaan dalam bentuk topografis maupun kenapakan agraris.
Kota yang termasuk bentuk tidak kompak adalah sebagai berikut.
1) Kota bentuk pecah (fragmented cities)
2) Kota bentuk berantai (chained cities).
3) Kota bentuk terbelah (spilit cities)
4) Kota bentuk stellar (stellar cities)
a. Wilayah administrasi.
b. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota.
c. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan.
d. Kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan; dan/atau
e. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang berupa kawasan perdesaan dan direncanakan menjadi
kawasan perkotaan.
Rencana pola ruang yang terdapat dalam RTDR merupakan rencana distribusi subzone peruntukan
zona lindung dan zona budi daya.
Kegiatan ekonomi kota berupa industry dan kegiatan jasa atau fasilitas yang tidak memerlukan
lahan yang luas. Struktur ekonomi kota dibedakan menjadi dua bedasarkan kegiatan ekonomi,yaitu
sebagai berikut.
a. Kegiatan ekonomi dasar yang meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk
keperluan luar kota atau dikirim ke daerah sekitar kota.
b. Kegiatan ekonomi bukan dasar yang meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk
keperluan sendiri.
Ada beberapa teori struktur keruangan kota yang paling luas diterima. Teori- teori itu adalah teori
konsentris (the concentric theory), terori sektoral (the sector theory),dan teori inti ganda (the multiple
nuclei theory).