Anda di halaman 1dari 12

A.

Struktur keruangan dan perkembangan desa


1. pengertian Desa

Istilah desa bersal dari bahasa sanskerta “dehsi” yang artinya tanah air. Desa terbentuk dari
kumpulan unit pumukiman kecil, yaitu kampung atau dusun. Desa juga dikenal dengan istilah lain sesuai
dengan bahasa daerah masing-masing. Contohnya nagari di Sumatra Barat, huta di Sumatra utara,
wanus di Sulawesi Utara, atau gampong di DI Aceh. Ada beberapa pengertian desa menurut para ahli,
di antaranya sebagai berikut.

A. V .C. Finc berpendapat desa merupakan suatu tempat tinggal dan bukan pusatr perdagangan.
Didesa, bangunan utama berupa tempat tinggal petani dan bangunan –bangunan yang terkait
dengan kegiatan pertanian.
B. Misra mengatakan sebuah desa tidak hanya kumpulan tempat tinggal. Desa juga marupakan
wilayah pertanian yang kompak (compact agricultural area)dengan batas-batas yang telah
ditetapkan
C. R. Bintarti mengatakan desa merupakan perwujudan geografis yang disebabkan unsur
fisiografis, sosial, ekonomi politik, dan budaya setempat alam dalam hubungan serta pengaruh
timbal balik dengan daerah lain.
D. DAldjoeni mengatakan desa arti umum adalah permukiman manusia yang letaknya di luar kota
dan penduduknya berjiwa agraris.
E. R.H Unang Sunardjo berpendapat desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat
atau budaya dan hukum adat yang menetap didalam suatu wilayah dengan batas tertentu.
Masyarakat desa umumnya memiliki ikatan yang sangat kuat karena berasal dari keturunan
yang sama.

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain,selanjutnya disebut desa,adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan,kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul,dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sementara itu, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penataan Ruang,kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian,termasuk pengelolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan,pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial,dan kegiatan
ekonomi.
Bentuk kawasan perdesaan dapat merupakan bagian wilayah kabupaten atau mencakup
dua atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi. Kawasan perdesaan
dapat pula berbentuk kawasan agropolitan.

2 Syarat dan Ciri Khas Desa

a. Syarat Desa
Pembentukan desa ditetapkan dengan peraturan daerah dengan mempertimbangkan
inisiatif masyarakat desa,asal usul, adat istiadat,kondisi sosial budaya seta kemampuan dan
potensi desa.Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014,
pembentukan desa harus memenuhi syarat sebagai berikut.
1) Batas usia desa induk paling sedikit lima tahun terhitung sejak pembentukan.
2) Jumlah penduduk, yaitu sebagai berikut.
a) Wilayah Jawa paling sedikit 6.000 jiwa atau 1.200 kepala keluarga.
b) Wilayah Bali paling sedikit 5.000 jiwa atau 1.000 kepala keluarga;
c) Wilayah Sumatra paling sedikit 4.000 jiwa atau 800 kepala keluarga;
d) Wilayah Sulawesi selatan dan Sulawesi utara paling sedikit 3.000 jiwa atau 600
kepala keluarga kepala keluarga;
e) Wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 jiwa atau 500 kepala keluarga;
f) Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,Sulawesi Tenggara,Gorontalo,dam
Kalimatan paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 kepala keluarga
g) Wilayah Kalimantan Timur,Kalimatan Barat,Kalimantan Tengah,dan Kalimantan
Utara paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 kepala keluarga;
h) Wilayah nusa tengara timur maliuku dan Maluku dan Maluku utara paling
sedikit1.000 jiwa paling kepala keluarga
i) Wilayah pa;pua barat paling sedikit kepala krluarga jiwa atau 100 kepala keluarga.
3) Wilayah kerja yang memilki askes transportasi antar wilayah.
4) Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan
ada istiadat desa.
5) Memiliki potensi yg meliputi sumber daya alam ,sumber daya manusia.dan sumber daya
ekonomi pendukung.
6) Batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang telah ditetapkan
dalam peraturan bupati/walikota
7) Sarana dan prasarana bagi pemerintahan desa dan pelayanan publik.
8) Tersedianya dana operasional,penghasilan tetap,dan tunjungan lainnya bagi perangkat
pemerintah desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Ciri Khas Desa
Menurut direktorat Jenderal Pembangunan Desa,desa memiliki ciri khas tertentu. Beberapa
ciri khas desa adalah sebagai berikut.
1) Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar.
2) Sector pertanian(agraris) menjadi lapangan kerja yang dominan.
3) Adanya hubungan yang sangat akrab antarwarga
4) Masih berpegang teguh pada tradisi yang berlaku.

3. Kriteria Kawasan Perdesaan

Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang


penyelengaraaan Penataan Ruang,kawasan perdesaan harus memenuhi kriteria berikut.

a. Fungsi kawasan produksi pertanian kabupaten.


b. Sistem jaringan prasarana pendukung kegiatan pertanian.
c. Aglomerasi penduduk yang bermata pencarian petani,nelayan,penebang rakyat,atau perajin
kecil.
d. Tatanan nilai budaya lokal dan berfungsi sebagai penyangga budaya dan lingkungan hidup bagi
wilayahnya.
e. Kegiatan utama pertanian dan pengelolahan sumber daya alam,termasuk perikanan tangkap
f. Susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,termasuk kawasan
transmigrasi,pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial,dan kegiatan ekonomi
g. Kerapatan system permukiman dan penduduk yang rendah.
h. Bentang alam berciri pola ruang pertanian dan lingkungan alami.

Kawasan perdesaan dapat diklasifikasikan berdasarkan luas wilayah, kepadatan penduduk,dan


jumlah penduduknya.

4. Fungsi Desa

Menurut Bintarro,ada tiga fungsi desa.Ketiga fungsi desa itu adalah sebagai berikut.

a. Dalam hubungannya dengan kota, desa dapat sebagai Hinterland atau daerah
dukung.Fungsinya adalah penyedia bahan makanan pokok,seperti padi,jagung,ketela,dan
makanan lain,seperti sayur-sayuran,buah-buahan dan makanan yang berasal dari sumber
hewani.
b. Ditinjau dari segi potensi ekonomi,desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan
tenaga kerja yang produktif
c. Dari segi kegiatan kerja, desa dapat berfungsi sebagai desa
agraris,manufaktur,industry,nelayan,dan sebagainya.

5. Tipologi Desa

Menurut Peraturan Menteri Desa,Pembagunan Daerah Tertinggal,dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun
2017,tipologi desa merupakan fakta,karekteristik,dan kondisi nyata yang khas keadaan terkini didesa
seta keadaan yang berubah dan berkembang diharapkan terjadi di masa depan (visi desa).
Pengelompokan tipologi desa dapat dilakukan sekurang-kurangnya berdasarkan
kekerabatan,pola permukiman,pola mata pencarian atau kegiatan utama masyarakat,dan tingkat
perkembagan kemajuan desa.

a.tipologi desa berdasarkan kekerabatan meliputi desa-desa berikut

1)desa geneologis adalah desa yang dicirikan oleh tali persaudaan antar warga desa yang masih kuat.

2)desa territorial adalah desa yang menjadi pemungkiman warga dengan beragam asal pemungkiman

3)Desa campuran geneologis-teritorial

b.Tipologi desa berdasarkan hamparan meliputi desa-desa berikut.

1) Desa pesisir/desa pantai

2) Desa dataran rendah/lembah.

3) Desa dataran tinggi.

4) Desa campuran geneologis-teritorial

c.Tipologi desa berdasarkan pola permukiman meliputi desa-desa berikut.

1) Desa dengan permukiman menyebar.

2) Desa dengan permukiman melingkar.

3) Desa dengan permukiman mengumpul.

4) Desa dengan permukiman memanjang(seperti pada bantaran sungai/pinggir jalan).

d.tipologi desa berdasarkan pola mata pencarian atau kegiatan utama masyarakat meliputi desa-desa
berikut

1) Desa pertanian yang mata pencarian utamanya adalah bidang pertanian dan perkebunan.

2) Desa nelayan,mata pencarian utama di bidang perikanan dan pertambakan.

3) Desa industry ( skala kerajinan dan/atau manufaktur dengan teknologi sederhana dan
madya),umumnya skla kecil industry rumah tangga

4) Desa Perdangangan (jasa-jasa)


6. Struktur Keruangan Desa

Struktur Keruangan desa merupakan penyusunan keruangan desa,yang berkaitan dengan


penggunaan lahan didesa tersebut. Struktur keruangan desa menunjukkan hubungan yg kompleks
antara manusia dan lingkungan. Pada umumnya, struktur keruangan desa berbeda antara desa yang
satu dan desa yang lain. Namun, kita dapat mengklafikasikannya ke dalam bentuk-bentuk tertentu.
Menurut Daldjoeni, bentuk-bentuk desa secara sederhana dapat dikelompokan dalam bentuk-bentuk

A. Bentuk desa memanjang di pesisir


Desa dengan bentuk memanjang terlihat pada desa-desa nelayan di wilayah pesisir. Deretan
rumah searah dengan garis pantai hingga bertemu dengan desa yg lain.
B. Bentuk desa yang terpusa
Pada umumnya, bentuk desa terpusat ditemukan didaerah pegunungan. Pada bentuk desa
terpusat,letak rumah-rumah penduduk membentuk sebuah kelompok
C. Bentuk desa linear
Bentuk desa linear dapat ditemui didataran rendah. Permukiman pendudukan diwilayah ini
berderet sejajar dengan jaringan jalan raya.

bintarto membedakan pola keruangan berdasarkan kondisi fisik daerah.ada enam pola
bersebaran desa keenam pola persebaran desa itu adalah sebagai berikut

a.pola persebaran desa memanjang jalan


pola persebaran desa memanjang jajan dapat ditemukan diwilayah yang arealnya datar.

b.pola persebaran desa memanjang sungai


pola persebaran desa memanjang sungai ditemukan diwilayah aliran sungai ditemukan diwilayah
aliran sungai didaerah dataran.

c.pola persebaran desa memanjang pantai


pola persebaran desa memanjang pantai dapat ditemukan didaerah pantai yang landai

D.pola persebaran desa memanjang pantai pantai dan sejajar jalan kereta api
pola persebaran desa memanjang panjang pantai dan sejajar jalan kereta api dapat ditemukan
yang dilandai

e.pola persebaran desa radial


pola persebaran desa radial atau melingkar dapat ditemukan didaerah gunung berapi.

f.pola persebaran desa tersebar


pola persebaran desa tersebar dapat ditemukan didaerah dengan tingkat kesuburan tidak
merata seperti di pegunungan kapur atau padang pasir
Menurut evetret m.ronger dan rabel j.burbge,ada tiga jenis pola pemukiman. Ketiga jenis pola
pemukiman itu adalah sebagai berikut.
a.the scanttered farmstead community
pola pemukiman ini mengacuh pada desa yang dicirikan oleh suatu lokasi agribisnis (farmastead).
lokasi ini meliputi rumah,tanah,peternakan,dan rumah pekerja. Rumah itu dipusatkan pada tanah
yang luas.
b.the ckuster village
pola pemukiman ini mengacu pada desa dimana penduduknya berdiam pada suatu tempat sentral.
lahan pertanian mereka ada di sekitarnya.
c.the line village
pola pemukiman ini mengacu pada desa dimana rumah penduduknya berada di deretan kedua sisi
sungai atau jalan utama
Desa merupakan awal dari pusat pertumbuhan.Pemerataan pembangunan dapat dicapaiketika

terjadinya persebaran pusat pertumbuhan.didalam desa istilah ‘perkembangan” secara umum,tersirat


suatu perubahan yang diinginkan.perubahan dari suatu keadaan yang kurang baik menjadi keadaan
yang lebih baik dalam yang kurang baik menjadi keadaan yang lebih baik dalam waktu yang
berbeda.perkembangan merupakan penyebab dan konsekuensi perubahan.perkembangan desa tidaklah
sama.
Menurut peraturan Menteri desa,pembangunan Daerah Tertinggal, dan transmigrasi republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang indeks Desa pembangunan ,potensi desa adalah sumber daya
sosial,ekonomi dan ekologi yang terdapat di deas,yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa.

B. Struktur Keruangan dan Perkembangan Kota

1. Pengertian Kota
Ada banyak pengeritian tentang kota. Dalam konteks ekonomi, Max Weber mengatakan kota
adalah permukiman penduduk yang hidup terutama dari perdagangan, bukan pertanian. Penduduknya
memenuhi sebagian besar kebutuhan sehari-hari di pasar lokal

Menurut Burkhard Hofmeister, kota merupakan suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal
dan tempat kerja manusia.

Menurut Michael Pacione,kota merupakan pusar produk dan konsumsi ekonomi, arena jaringan
sosial dan kegiatan budaya,serta pusat pemerintahan dan administrasi.
2. Kriteria dan Bentuk Kawasan Perkotaan
Kritetia kawasan perkotaan meliputi hal-hal berikut:

A. Memiliki karakteristik kegiatan utama budi daya bukan pertanian atau mata pencaharian
pendudunya terutama di bidang industry,perdagangan, dan jasa;
B. Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan jasa didukung
prasarana dan sarana termasuk pergantian moda transportasi dengan pelayanan skla kabupaten
atau beberapa kecamatan.
Bentuk-bentuk kawasan perkotaan,di antaranya berupa:
a. Kota sebagai daerah otonom;
b. Bagian daearah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan;atau
c. Bagian dari dua atau lebih daerah kabupaten yang berbatasan langsung dan memiliki ciri
perkotaan.

3. Unsur dan Karakteristik Kota


Kota memiliki ruang permukiman ,jalur transportasi,kegitan ekonomi,infrastruktur jasa, sentra-
sentra perdagangan dan bangunan-bangunan public. Setiap kota juga memiliki masalah yang hamper
sama dengan tingkat yang berbeda-beda. Contohnya, perumahan kumuh,kemiskinan,tingkat kesehatan
yang rendah,polarisasi sosial, dan kerusakan lingkungan.

a. Aspek Fisik Kota


Berdasarkan aspek fisik, kota merupakan kawasan terbangun (built up area) yang saling
berdekatan dan meluas dari pusat ke wilayah pinggiran,atau wilayah geografis yang didomoinasi
oleh sturktur binaan (man-made structure). Karakteristik fisik kota dipengaruhi oleh unsur-unsur
berikut.
1) Bentuk dan fitur lahan yang memengaruhi unsur-unsur yang berada didalam kota.misalnya,
ditempat-tempat alur gempa,dataran alluvial yang rentan terhadap getaran seismologi, kota
dibangun dengan perancangan khusus.
2) Bangunan sebagai unsur perkotaan yang paling jelas terlihat. Kategori utama penggunaan
bangunan yang terdiri atas pemerintahan, komersial,industry,permukiman,dan transportasi
menjadi unsur-unsur pembentuk pola “penggunaan tanah”kota.
3) Struktur atau bangunan infrastruktur, seperti jembatan, gorong-gorong, saluran irigasi dan
pengendali banjir,jalur transportasi, jaringan utilitas umum, gardu-gardu listrik, fasilitas
pengelolahan limbah, bak-bak penampungan, pengilang minyak, dan berbagai instalasi lain
juga merupakan pembentuk pola penggunaan lahan.
b. Aspek sosial Kota
Berdasarkan aspek sosialnya,kota merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk suatu
komunitas dengan tujuan sebagai berikut.
1) Meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialasi tenaga kerja.
2) Meningkatkan diversal intelektual,kebudayaan,dan kegiatan rekreatif.

Karakteristik sosial kota dipengaruhi oleh unsur-unsur berikut.


1) Jumlah dan komposisi penduduk yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan angka
kelahiran,kematian,dan perpindahan penduduk.
2) Keruangan, dimana ada distribusi penggunaan lahan dan penduduk.
c. Aspek ekonomi kota
Berdasarkan aspek ekonomi,kota berfungsi sebagai penghasil barang dan jasa untuk kehidupan
penduduknya dan keberlangsungan kota itu. Ekonomi perkotaan dapat ditinjau dari tiga
bagian,yaitu sebagai berikut.
1) Ekonomi public terkait dengan kegiatan ekonomi pemerintahan kota sebagaimana terlihat
pada anggaran pendapatan dan belanja kota.
2) Ekonomi swasta(privat) terkait dengan kegiatan ekonomi perusahaan swasta dalam
penyediaan barang dan jasa yang bertujuan utamanya mencari keuntungan.
3) Ekonomi khusus terkait dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh badan-badan usaha
nonprofit, para pekerja sukarela dan berbagai organisasi yang bebas pajak.

4. Fungsi Kota
Menurut Dickinson, ada tiga fungsi kota. Ketiga fungsi kota itu adalah sebagai berikut.

a. Kota memiliki fungsi budaya. Kota menjadi tempat permanen yang pertama untuk lembaga-
lembaga budaya.
b. Kota memiliki fungsi administrative. Fungsi ini mengacu pada kegiatan yang dipusatkan di kota
untuk mengatur wilayah di sekitarnya.

Kota memilki fungsi ekonomi. Fungsi ini berkaitan dengan berbagai kegiatan ekonomi, seperti
industry dan pedagangan.

Ketiga fungsi kota ini terlihat dalam bentuk bangunan kota yang berbeda-beda. Lebih perinci,
kota memiliki fungsi-fungsi seperti berikut.
a. Kota sebagai pusat pemerintahan
b. Kota sebagai pusat pendidikan
c. Kota sebagai pusat pelayanan kesehatan
d. Kota sebagai pusat produksi
e. Kota sebagai pusat perdagangan
f. Kota sebagai pusat kebudayaan
g. Kota sebagai pusat rekreasi
5. Tipologi Kota
Ada banyak pendapat tentang tipologi kota. Ada berbagai dasar untuk merumuskan tipologi kota.
Salah satunya berdasarkan fungsi kota.

Dalam menggambarkan lokasi kota sesuai fungsinya, menurut Aurousseau, ada enam tipologi
kota. Keenam tipologi kota itu adalah sebagai berikut.

a. Kota administrasi adalah kota yang menjadi ibukota suatu wilayah.


b. Kota pertahanan adalah kota yang memiliki fungsi dominan yang berkaitan denhan keamanan
dan pertahanan negara.
c. Kota budaya adalah untuk tujuan budaya.
d. Kota produksi adalah kota-kota yang terkait dengan kegiatan produksi, baik produksi massal
(munafaktur) atau untuk kerajinan khusus.
e. Kota komunikasi adalah kota-kota yang bertindak sebagai penghubung dalam rantai komunikasi.
f. Kota rekreasi adalah kota sebagai tujuan rekreasi.

Menurut Mumford, ada enam tahap perkembangan kota, yakni sebagai berikut.
a. Tahap eopolis.
b. Tahap polis
c. Tahap metropolis
d. Tahao megalopolis
e. Tahap tiranapolis
f. Tahap necropolis

A. Kota padat (compact city) merupakan kota yang memiliki kepadatan tinggi dan kosentrasi fungsi
sosio-ekonomi untuk mengurangi penggunaan energy, kerusakan lingkungan dan kota kampak
adalah sebagai berikut.
1) Kota bentuk persegi (the square cities)
2) Kota bentuk empat persegi panjang ( the rectangular cities)
3) Kota bentuk pita (ribbon shaped cities
4) Kota bentuk bulat (rounded cities)
5) Kota bentuk kipas (fan shaped cities
6) Kota bentuk gurita/bintang (octopus/star shaped cities)
7) Kota yang bentuknya tidak berpola (unpatterned cities)
B. Kota tidak padat ( non-compact city) adalah kawasan perkotaan yang memiliki wilayah terpisah-
pisah oleh kenampakan buka perkotaan dalam bentuk topografis maupun kenapakan agraris.
Kota yang termasuk bentuk tidak kompak adalah sebagai berikut.
1) Kota bentuk pecah (fragmented cities)
2) Kota bentuk berantai (chained cities).
3) Kota bentuk terbelah (spilit cities)
4) Kota bentuk stellar (stellar cities)

6. Pola Keruangan Kota


Kota akan terus berkembang seiring meningkatnya jumlah aktivitas dan penduduk, sementara
lahan semakin terbatas. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk funsi budi daya.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/Prt/M/2011 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Detail Tatag ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, rencana pola ruang
terdapat dalam rencana detail tata ruang (RDTR) kabupaten/kota.

Wilayah perencanaan rencana detail tata ruang mencakup hal-hal berikut.

a. Wilayah administrasi.
b. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota.
c. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan.
d. Kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan; dan/atau
e. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang berupa kawasan perdesaan dan direncanakan menjadi
kawasan perkotaan.

Rencana pola ruang yang terdapat dalam RTDR merupakan rencana distribusi subzone peruntukan
zona lindung dan zona budi daya.

a. Zona lindung meliputi hal-hal berikut.


1) Zona hutan lindung adalah peruntukan ruang yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir,mengendalikan erosi,mencegah intrusi air laut,dan memelihara kesuburan tanah.
2) Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya yang meliputi zona
bergambut dan zona resapan air.
3) Zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai,sempadan sungai,zona sekitar
danau atau waduk,dan zona sekitar mata air;
4) Zona ruang terbuka hijau kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota
dan pemakaman;
5) Zona suaka alam dan cagar budaya
6) Zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah longsor,zona rawan
gelombang pasang,dan zona rawan banjir;
7) Zona lindung lainnya.
b. Zona budi daya meliputi hal-hal berikut.
1) Zona perumahan,yakni peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah tinggal yang
mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitasnya.
2) Zona perdagangan dan jasa adalah peruntukan ruang yang berfungsi untuk pengembangan
kegiatan usaha yang bersifat komersial,tempat bekerja,tempoat berusaha,serta tempat
hiburan dan rekreasi,serta fasilitas umum/sosial pendukungnya
3) Zona perkantoran, yakini peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya
difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat
bekerja/berusaha,dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya.
4) Zona sarana pelayanan umum,yakni peruntukan ruang yang dikembangkan untuk
menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan,kesehatan,peribadatan,sosial
budaya,olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya yang dikembangkan dalam bentuk
tunggal/renggang,deret/rapat dengan skala pelayanan yang ditetapkan dalam rencana tata
ruang wilayah kota (RTRWK).
5) Zona industri, yakini peruntukan ruang untuk industry.
6) Zona peruntukan khusus, yang berada dikawasan perkotaan
7) Zona peruntukan campuran, yaitu zona budi daya dengan beberapa peruntukan fungsi
dan /atau bersifat terpadu
8) Zona lainnya,yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara lain meliputi zona
pertanian, zona pertambangan,dan zona pariwisata.

7. Struktur Ruang kota


Struktur ruang kawasan perkotaan dipengaruhi oleh fungsi kota tersebut. Pada kota
industry,struktur kota akan cenderung mengarah pada jenis kegiatan industry. Struktur kota dapat
ditinjau dari dua aspek, yaitu struktur ekonomi kota yang berkaitan dengan pusat kegiatan ekonomi
penduduk kota dan struktur intern kota yang berhubungan dengan struktur bangunan dan demografis.

Kegiatan ekonomi kota berupa industry dan kegiatan jasa atau fasilitas yang tidak memerlukan
lahan yang luas. Struktur ekonomi kota dibedakan menjadi dua bedasarkan kegiatan ekonomi,yaitu
sebagai berikut.

a. Kegiatan ekonomi dasar yang meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk
keperluan luar kota atau dikirim ke daerah sekitar kota.
b. Kegiatan ekonomi bukan dasar yang meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk
keperluan sendiri.
Ada beberapa teori struktur keruangan kota yang paling luas diterima. Teori- teori itu adalah teori
konsentris (the concentric theory), terori sektoral (the sector theory),dan teori inti ganda (the multiple
nuclei theory).

a. Teori konsentris (the councentric theory)


Ernest W.Burgess dianggap sebagai bapak teori kosentris. Menurut Burgess,pertumbuhan
setiap kota terjadi melalui ekspansi radial dari pusat.
b. Teori sektoral (the sector theory)
Teori sector dikembangkan pada tahun 1930 oleh Homer Hoyt,seorang ahli ekonomi. Menurut
Hoyt,pola penggunaan lahan cenderung bersifat sektoral dan bukan lingkaran konsentris.
c. Teori ganda (the multiple nuclei theory)
Pada tahun 1945, Chauncy Harris dan Edward Ullman mengembangkan teori ketiga untuk
menjelaskan pola pengunaan lahan perkotaan
d. Teori konsektoral (tipe Eropa)
Peter H. Mann (1965) mencoba menerapkan teori kosentris dan teori sector pada struktur tiga
kota di inggris, yaitu Huddersfield, Nothhingham ,dan Sheffield. Peter H. Mann
mengembangkan teori struktur ruang yang menggabungkan unsur-unsur teori kosentris dan
teori sector.

Anda mungkin juga menyukai