ORGANISASI
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya kita masih diberikan kesehatan serta kesempatan dalam menyelesaikan tugas pada
mata kuliah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kepemimpinan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai “Peran Pemimpin Dalam Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Organisasi”
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan Bapak
Armin Rahmansyah Nasution, SE., M.Si yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dan keterbatasan baik secara penulisan maupun secara isi. Untuk itu kami mengharapkan
masukkan terutama dari Dosen Pengampu yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..…ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian dari Pengambilan Keputusan Pada Seorang Pemimpin…………..………………
3
2.1.2 Peran Pemimpin Dalam Mengambil Keputusan……………...……………………..
……….4
2.1.3 Keterkaitan Antara Pemimpin dan Pengambilan Keputusan Organisasi……………..
……...6
2.1.4 Apa Saja Yang Dilakukan Seorang Pemimpin Untuk Mengambil Sebuah
Kebijakan……….7
Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam
posisi tertentu. Pemimpin di dalam organisasi mempunyai peranan setiap pekerjaan membawa
serta harapan Bagaimana penanggung peran berperilaku. Fakta bahwa organisasi
mengidentifikasi pekerjaan dan yang harus dilakukan dan perilaku peran yang diinginkan
berjalan dengan seiring pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan mengenai peran
penting dalam mengatur perilaku bawahan.
Kebijakan dan pengambilan keputusan adalah dua unsur yang saling berkaitan satu sama
lain. Kebijakan adalah sesuatu yang lebih bersifat teoretis, sedangkan pengambilan keputusan
lebih bersifat praktis. Tindakan pengambilan keputusan yang tidak didasarkan pada teoretis dapat
mengurangi nilai keilmiahan sebuah keputusan, sedangkan kebijakan yang tidak disertai dengan
pengambilan keputusan sulit akan menemukan wujudnya.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat urgen bagi setiap orang terutama bagi
pimpinan. Eksistensi seorang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilihat dari berbagai
bentuk kebijakan dan keputusan yang diambilnya. Seorang pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relevan.
1
1.2.4 Apa saja yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah kebijakan
1.2.5 Keterkaitan antara pengambilan keputusan dan kebijakan pada kepemimpinan dalam
sebuah organisasi
1. Realistis
2. Banyak akal
3. Dapat mengambil inisiatif
4. Emosional stabil
5. Merupakan seorang komunikator yang stabil
6. Partisipatif dalam bidang sosial.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai situasi, dengan memilih
alternatis terbaik diantara sejumlah alternatif keputusan yang dihadapinya. Alternatif harus
dipilih yang resiko negatif nya paling kecil agar tidak merugikan organisasi. Pemimpin harus
mampu menjelaskan alasan - alasan memilih salah satu alternative keputusan dengan cara yang
paling mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. Pada dasarnya
pengambilan keputusan adalah merupakan tahap- tahap yang harus digunakan untuk membuat
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi juga merupakan
kunci kepemimpinan atau inti dari kepemimpinan.
Peran pemimpin dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan
oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin.
1. Pathfinding (pencarian alur) ; peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti
2. Aligning (penyelesarasan) ; peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem dan proses
operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi.
3. Empowering (memperdaya) ; peran untuk menggerakkan semangat dalam diri orang-
orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreatifitas telaten untuk mampu
mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati.
1. Pemimpin masa depan harus fleksibel dan mempunyai pengalaman yang luas.
2. Menganggap tanggung jawab “seremonial” atau “spiritual” sebagai kepala organisasi
menjadi suatu fungsi yang diperlukan, bukan suatu hal yang remeh yang hasru dialami
atau didelegasikan kepada orang lain.
3. Pembuatan tidak lagi dibuat secara efektif terpursat dipuncak organisasi.
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Meformulasikan dan mengembangkan alternatif
d. Implementasikan keputusan
e. Evaluasi keputusan
Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan
sebagai berikut:
5
1.2.3 Keterkaitan Antara Pemimpin dan Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka aktivitas
pengambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit, namun juga merupakan usaha yang
paling penting bagi pemimpin. Dalam pengambilan keputusan tercakup kemahiran menyeleksi
dan menentukan keuptusan yang paling tepat dari sekian banyak alternatif jawaban atau
pemecahan masalah. Khususnya, pengambilan keputusan tersebut terasa sangat sulit ditengah
masyarakat individualis yang memiliki macam-macam ideologi, kemauan dan kepentingan
sendiri-sendiri. Maka konflik dan oposisi menjadi way of life dalam masyarakat modern, dengan
banyak konflik intern organisasi dan antar organisasi, yang jelas menyulitkan pemimpin falam
mengambil keputusan yang paling benar.
Dalam kondisi demikian, kepemimpinan merupakan fungsi dari keefektifan operasional pada
pengambilan keputusan di satu organisasi. Apabila pemimpin mampu dengan tangkas, cerdas,
cepat dan arif bijaksana mengambil keputusan yang tepat maka organisasi bisa berfungsi secara
efektif dan produktif. Kepemimpinan itu merupakan kekuatan dinamis yang bisa menumbuhkan
motivasi, aspirasi koordinasi dan integrasi pada organisasi, yang semuanya sangat penting bagi
pencapaian tujuan bersama.
1.2.4 Apa Saja yang Dilakukan Seorang Pemimpin Untuk Mengambil Sebuah Kebijakan
Dalam sebuah organisasi pemimpin memiliki tugas penting untuk menentukan yang
terbaik bagi organisasi dan para anggotanya. Namun dalam mengambil keputusan, terkadang
mereka bisa mengalami berbagai masalah. Mereka dihadapkan pada serangkaian pilihan yang
seringkali menyangkut kepentingan orang banyak atau memberikan resiko yang akan merugikan
pihak lain. Tetapi keputusan harus tetap diambil oleh pemimpin, apapun hasilnya dan apapun
hasil dari keputusan tersebut masih lebih baik.
Berikut cara-cara yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah kebijakan :
Langkah pertama tentu saja kamu harus mengetahui dengan jelas masalah apa yang
sedang kamu hadapi. Kamu juga harus memiliki tujuan dan hasil yang ingin dicapai setelah
kamu mengambil keputusan. 7
Informasi adalah kunci untuk mengambil keputusan yang benar. Carilah fakta dan opini
yang mendukung keputusanmu. Lakukanlah observasi, interview, survey, membaca literatur,
atau meminta pendapat orang lain untuk mendapatkan informasi baik yang subyektif maupun
obyektif. Tapi ingat, jangan sampai mencari suatu informasi pada orang yang salah atau meminta
sarat dari orang yang tidak berpengalaman.
3. Mencari opsi dan kemungkinan yang ada dari berbagai sudut pandang
4. Menganalisis tiap kelebihan dan kekurangan opsi yang akan kamu ambil
Gunakan logika dan akal sehatmu untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan atau
keuntungan dan kelemahan dari setiap opsi yang ada. Apa keputusan ini masuk akal? Jika ya,
mengapa, jika tidak, mengapa tidak? Apa resiko dari keputusan ini? Apa yang bisa dilakukan
untuk meminimalisir resiko yang ada? Tanyalah pertanyaan-pertanyaan itu pada dirimu sendiri.
Setelah kamu membuat sebuah keputusan, bukan berarti pekerjaanmu selesai disitu saja. Kamu
harus memonitor dan mengevaluasi dampak dan efek nyata dari keputusan yang sudah kamu
buat. Apabila ternyata hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasimu, kamu bisa memutar jalan dan
mengambil jalan yang lain.
8
Contoh Kasus :
Isu kepemimpinan perempuan yang terus menjadi kajian untuk kepentingan kesetaraan. Di
beberapa wilayah termasuk desa, tradisi patriaki masih terus dirawat. Peran perempuan dalam
wilayah publik untuk mengambil keputusan sering di sampingkan. Walaupun kepemimpinan dan
keterwakilan perempuan sudah mulai masif dari tingkatan lembaga eksekutif, legislatif, dan
daerah lokal. Namun, perempuan di tingkatan desa masih membutuhkan perhatian lebih. Kajian
yang berada di Kawasan Temanggung, tepatnya di Kecamatan Bulu di dua desa yakni
Danupayan dan Putat. Konteks kepemimpinan perempuan di dua desa tersebut cenderung masih
ada faktor genealogis dari keluarga laki-laki. Relasi antar kerabat yang terjalin dalam
kepercayaan bersama membawa ke tatanan sosial masyarakat desa. Pengaruh status keluarga
pemimpin perempuan memberikan dampak yakni munculnya pemimpin perempuan desa yang
kuat dengan iklim masyarakat yang terintegrasi dalam sistem tradisi dan keyakinan.
Keterhubungan pemimpin, kerabat, dan warga yang terus dirawat sehingga bertahan dalam
menjalankan kuasa. Dengan begitu menimbulkan kepemimpinan yang bersifat konservatif.
Dalam artian, pemimpin perempuan yang masih terhambat dengan psikologisnya untuk
mengambil kebijakan yang inovatif.
1.2.5 Keterkaitan Antara Pengambilan Keputusan Dengan Kebijakan Dalam Sebuah
Organisasi
Kebijakan berasal dari kata bijak yang artinya mahir, pandai, menggunakan akal
(Muksin, 2019). Namun dari kata kebijakan dapat diartikan sebagai rangkaian garis besar yang
terdiri dari asas dan konsep dalam melaksanakan proses kepemimpinan (Munawar, 2017). Dari
pengertian tersebut terdapat dua point utama yang perlu dikaji yaitu sebuah keputusan yang
dapat diterima oleh semua pihak harus didasarkan dengan pertimbangan yang logis disaat proses
pengambilan keputusannya. Selain itu pengembilan keputusan akan menghasilkan sebuah
maupun beberapa keputusan yang menjadi landasan pekerjaan dalam sebuah organisasi.
10
Contoh Kasus :
Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial senantiasa dihadapkan kepada
berbagai persoalan atau masalah yang dijumpai hampir di setiap sisi kehidupannya. Semua
bentuk persoalan atau masalah tersebut menuntut adanya pengambilan keputusan yang tepat dari
sejumlah alternatif pemecahan agar semua yang direncanakan dapat tercapai secara optimal.
Begitu pula halnya posisi dan kedudukan seseorang, baik dalam organisasi maupun lembaga,
terkait dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, seringkali pula
dihadapkan kepada kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan yang harus diambil secara
tepat agar roda organisasi beserta administrasinya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kebijakan dan pengambilan keputusan dalam lembaga pendidikan Islam secara substantif tidak
terlalu jauh berbeda dengan teori-teori kebijakan dan pengambilan keputusan yang ada. Hanya
saja kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam lebih mengacu kepada
prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam al-Quran dan hadist Nabi SAW.Dasar utama
kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam adalah visi dan misi pendidikan
Islam itu sendiri. Oleh sebab itu, apapun bentuk kebijakan dan keputusan yang diambil
senantiasa mengacu kepada visi dan misi tersebut tanpa mengabaikan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya. Secara teknis, pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam mesti didasarkan
kepada musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga hasil dari keputusan secara bersama itu
dapat pula dipertanggungjawabkan secara bersama.
11
BAB III
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
3.1.2 Saran
Peranan pemimpin dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pada organisasi saling
berhubungan. Sehingga jika seorang pemimpin dalam menggunakan atau menerapkan peran
kepemimpinan yang baik dalam sebuah organisasi, maka pemimpin tersebut dapat mengambil
keputusan serta kebijakan yang baik pula.
12
DAFTAR PUSTAKA
Veithzal Rivai, dkk. (2014). Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi
3. Jakarta. PT.RajaGrafindo Persada.
13