Anda di halaman 1dari 17

PERAN PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KEBIJAKAN

ORGANISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen Pengampu

Armin Rahmansyah Nasution, SE., M.Si

Disusun Oleh :

1. Lathifah Aini (7223240022)

2. Rachel Meylani Situmorang (7223240005)

3. Salsabila Fayza (7221240009)

4. Elisa Clara Saragih (7223240016)

5. Hilkia Natasya Br. Ginting (7223540015)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya kita masih diberikan kesehatan serta kesempatan dalam menyelesaikan tugas pada
mata kuliah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kepemimpinan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai “Peran Pemimpin Dalam Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Organisasi”

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan Bapak
Armin Rahmansyah Nasution, SE., M.Si yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dan keterbatasan baik secara penulisan maupun secara isi. Untuk itu kami mengharapkan
masukkan terutama dari Dosen Pengampu yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 2 November 2022

Penulis
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..…ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………1

1.1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...2

1.1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian dari Pengambilan Keputusan Pada Seorang Pemimpin…………..………………
3
2.1.2 Peran Pemimpin Dalam Mengambil Keputusan……………...……………………..
……….4
2.1.3 Keterkaitan Antara Pemimpin dan Pengambilan Keputusan Organisasi……………..
……...6

2.1.4 Apa Saja Yang Dilakukan Seorang Pemimpin Untuk Mengambil Sebuah
Kebijakan……….7

2.1.5 Keterkaitan Antara Pengambilan Keputusan Dan Kebijakan Pada Kepemimpinan

Dalam Sebuah Organisasi…………………………………………………………………...9

BAB III PENUTUP


3.1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...12
3.1.2
Saran………………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………13
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki


jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama
bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang
positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam
posisi tertentu. Pemimpin di dalam organisasi mempunyai peranan setiap pekerjaan membawa
serta harapan Bagaimana penanggung peran berperilaku. Fakta bahwa organisasi
mengidentifikasi pekerjaan dan yang harus dilakukan dan perilaku peran yang diinginkan
berjalan dengan seiring pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan mengenai peran
penting dalam mengatur perilaku bawahan.

Kebijakan dan pengambilan keputusan adalah dua unsur yang saling berkaitan satu sama
lain. Kebijakan adalah sesuatu yang lebih bersifat teoretis, sedangkan pengambilan keputusan
lebih bersifat praktis. Tindakan pengambilan keputusan yang tidak didasarkan pada teoretis dapat
mengurangi nilai keilmiahan sebuah keputusan, sedangkan kebijakan yang tidak disertai dengan
pengambilan keputusan sulit akan menemukan wujudnya.

Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat urgen bagi setiap orang terutama bagi
pimpinan. Eksistensi seorang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilihat dari berbagai
bentuk kebijakan dan keputusan yang diambilnya. Seorang pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relevan.
1

1.1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari pengambilan keputusan pada seorang pemimpin

1.2.2 Bagaimana peran pemimpin dalam mengambil keputusan

1.2.3 Bagaimana keterkaitan antara pemimpin dan pengambilan keputusan organisasi

1.2.4 Apa saja yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah kebijakan

1.2.5 Keterkaitan antara pengambilan keputusan dan kebijakan pada kepemimpinan dalam
sebuah organisasi

1.1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan


 Mengetahui peran pemimpin dalam mengambil keputusan
 Mengetahui keterkaitan antara pemimpin dan pengambilan keputusan organisasi
 Mengetahui tindakan yang dilakukan pemimpin untuk mengambil sebuah kebijakan
 Mengetahui keterkaitan antara pengambilan keputusan dan kebijakan pada
kepemimpinan dalam sebuah organisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Dari Pengambilan Keputusan Pada Seorang Pemimpin

Menurut Miftah Thoha, kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku


orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik secara perorangan atau kelompok.
Sedangkan menurut, Soerjono Soekanto, kepemimpinan adalah: “Kemampuan dari seseorang
pemimpin atau leader untuk mempengaruhi orang lain (orang yang dipimpin atau pengikutya)
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana yang dikehandaki oleh pemimpin”.
G.R. Terry menyatakan bahwa syarat - syarat kepemimpinan berkaitan dengan pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:

1. Realistis
2. Banyak akal
3. Dapat mengambil inisiatif
4. Emosional stabil
5. Merupakan seorang komunikator yang stabil
6. Partisipatif dalam bidang sosial.

Menurut G.R. Terry , pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


tertentu atau dari dua atau lebih alternative yang ada. Sedangkan menurut Prof.Dr.Sondang. P.
Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat
alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling cepat. Adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah aturanaturan yang
akan dijadikan pegangan untuk mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Fokus pengambilan
keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi dengan memperoleh informasi
seakurat mungkin sehingga permasalahan dapat dituntaskan.

Pemimpin harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai situasi, dengan memilih
alternatis terbaik diantara sejumlah alternatif keputusan yang dihadapinya. Alternatif harus
dipilih yang resiko negatif nya paling kecil agar tidak merugikan organisasi. Pemimpin harus
mampu menjelaskan alasan - alasan memilih salah satu alternative keputusan dengan cara yang
paling mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. Pada dasarnya
pengambilan keputusan adalah merupakan tahap- tahap yang harus digunakan untuk membuat
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi juga merupakan
kunci kepemimpinan atau inti dari kepemimpinan.

2.1.2 Peran Pemimpin Dalam Mengambil Keputusan


Peran pemimpin sebagai model dengan memberikan rumus sederhana yaitu model
merupakan perpaduan antara karakter dan kompetensi. Karakter adalah siapa diri kita sebagai
pribadi dan kompetensi adalah apa yang bisa kita lakukan

Peran pemimpin dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan
oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin.

Covey membagi peran pemimpin menjadi tiga bagian yaitu :

1. Pathfinding (pencarian alur) ; peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti
2. Aligning (penyelesarasan) ; peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem dan proses
operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi.
3. Empowering (memperdaya) ; peran untuk menggerakkan semangat dalam diri orang-
orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreatifitas telaten untuk mampu
mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati.

Peran kepemimpinan dapat pula dibagi menjadi :

1. Pemimpin masa depan harus fleksibel dan mempunyai pengalaman yang luas.
2. Menganggap tanggung jawab “seremonial” atau “spiritual” sebagai kepala organisasi
menjadi suatu fungsi yang diperlukan, bukan suatu hal yang remeh yang hasru dialami
atau didelegasikan kepada orang lain.
3. Pembuatan tidak lagi dibuat secara efektif terpursat dipuncak organisasi.

Kepemimpinan seseorang sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan,


sehingga akan membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah
salah satu tugas seorang pemimpin. Dengan demikian, dapat diubah katakan bahwa jika
pemimpin tidak dapat membuat keputusan maka dia tidak dapat menjadi pemimpin.

Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter bagi seorang


pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil baik atau buruk
tidak hanya dinilai oleh setelah konsekuensinya terjadi, melainkan melalui berbagai
pertimbangan dalam prosesnya.

Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk


menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin, sehingga permasalahan
dapat dituntaskan.

Proses pengambilan keputusan dalam praktiknya dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan


berikut ini:

a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Meformulasikan dan mengembangkan alternatif
d. Implementasikan keputusan
e. Evaluasi keputusan
Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan
sebagai berikut:

a. Setiap masalah serta masalah


b. Identifikasi kriteria keputusan
c. Alokasi bobot dan pada kriteria
d. Kembangkan alternatif
e. Evaluasi alternatif
f. Pilih alternatif terbaik

5
1.2.3 Keterkaitan Antara Pemimpin dan Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka aktivitas
pengambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit, namun juga merupakan usaha yang
paling penting bagi pemimpin. Dalam pengambilan keputusan tercakup kemahiran menyeleksi
dan menentukan keuptusan yang paling tepat dari sekian banyak alternatif jawaban atau
pemecahan masalah. Khususnya, pengambilan keputusan tersebut terasa sangat sulit ditengah
masyarakat individualis yang memiliki macam-macam ideologi, kemauan dan kepentingan
sendiri-sendiri. Maka konflik dan oposisi menjadi way of life dalam masyarakat modern, dengan
banyak konflik intern organisasi dan antar organisasi, yang jelas menyulitkan pemimpin falam
mengambil keputusan yang paling benar.

Dalam kondisi demikian, kepemimpinan merupakan fungsi dari keefektifan operasional pada
pengambilan keputusan di satu organisasi. Apabila pemimpin mampu dengan tangkas, cerdas,
cepat dan arif bijaksana mengambil keputusan yang tepat maka organisasi bisa berfungsi secara
efektif dan produktif. Kepemimpinan itu merupakan kekuatan dinamis yang bisa menumbuhkan
motivasi, aspirasi koordinasi dan integrasi pada organisasi, yang semuanya sangat penting bagi
pencapaian tujuan bersama.

H. A. Simon dalam bukunya Administrative Behaviour (1974) mengemukakan tiga proses


dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1. Inteligence Activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang
intelligent.
2. Desain Activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan
menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta Tindakan lebih lanjut. Jadi ada
perencanaan pola kegiatan.
3. Choice Activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecatan.

Kepemimpinan melibatkan kemampuan untuk membawa perubahan atau tindakan yang


diinginkan untuk mencapai tujuan organisasi, jika diperjelas maka kepemimpinan merupakan
seseorang yang bertanggung jawab untuk mengendalikan situasi tertentu yang berada pada posisi
mengarahkan atau membimbing anggotanya. Seiring dengan perkembangan zaman,
kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh pemimpin kontemporer dalam memimpin
organisasi semakin menjadi. Mengenai hal tersebut, maka penting untuk memiliki pemimpin
yang inovatif, kreatif dan mampu beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada akhirnya, efektivitas kepemimpinan diukur dari kecekatan, kemahiran dan kemampuan
dalam mengambil keputusan. Pemimpin yang memiliki kompetensi yang mempuni dapat
melakukan pengambilan keputusan dengan baik. Pengambilan keputusan menjadi inti dari
kepemimpinan, hal ini didasarkan pada aktivitas intelektual yang secara sadar dilakukan oleh
pemimpin. Selanjutnya terdapat beberapa langkah atau pedoman yang dapat digunakan oleh
pemimpin dalam organisasi layanan manusia dalam proses pengambilan keputusan, meliputi:
menentukan situasi atau masalah; mengumpulkan dan mempelajari fakta; merumuskan pilihan;
antisipasi kemungkinan hasil dan pilihan; mempertimbangkan perasaan; memilih tindakan yang
tepat; menindaklanjuti; bersikap fleksibel dan evaluasi hasil.

1.2.4 Apa Saja yang Dilakukan Seorang Pemimpin Untuk Mengambil Sebuah Kebijakan
Dalam sebuah organisasi pemimpin memiliki tugas penting untuk menentukan yang
terbaik bagi organisasi dan para anggotanya. Namun dalam mengambil keputusan, terkadang
mereka bisa mengalami berbagai masalah. Mereka dihadapkan pada serangkaian pilihan yang
seringkali menyangkut kepentingan orang banyak atau memberikan resiko yang akan merugikan
pihak lain. Tetapi keputusan harus tetap diambil oleh pemimpin, apapun hasilnya dan apapun
hasil dari keputusan tersebut masih lebih baik.

Berikut cara-cara yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah kebijakan :

1. Tetapkan sasaranmu (set your goals)

Langkah pertama tentu saja kamu harus mengetahui dengan jelas masalah apa yang
sedang kamu hadapi. Kamu juga harus memiliki tujuan dan hasil yang ingin dicapai setelah
kamu mengambil keputusan. 7

2. Cari informasi yang tepat

Informasi adalah kunci untuk mengambil keputusan yang benar. Carilah fakta dan opini
yang mendukung keputusanmu. Lakukanlah observasi, interview, survey, membaca literatur,
atau meminta pendapat orang lain untuk mendapatkan informasi baik yang subyektif maupun
obyektif. Tapi ingat, jangan sampai mencari suatu informasi pada orang yang salah atau meminta
sarat dari orang yang tidak berpengalaman.

3. Mencari opsi dan kemungkinan yang ada dari berbagai sudut pandang

Dalam mengambil keputusan, kamu harus mempertimbangkan segala kemungkinan yang


ada terutama apabila keputusan yang kamu ambil adalah suatu keputusan yang besar. Jelajahi
setiap perspektif yang berbeda, jangan batasi dirimu oleh sesuatu yang sudah tersedia atau
sesuatu yang sudah ada di pikiranmu. Berpikir out-of-the-box awalnya pasti tampak tidak
relevan atau tidak sesuai dengan situasi yang ada, namun justru solusi sering muncul dari ide-ide
semacam itu. Tapi, tentu saja berbagai kemungkinan itu harus didukung oleh fakta dan riset yang
benar.

4. Menganalisis tiap kelebihan dan kekurangan opsi yang akan kamu ambil

Gunakan logika dan akal sehatmu untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan atau
keuntungan dan kelemahan dari setiap opsi yang ada. Apa keputusan ini masuk akal? Jika ya,
mengapa, jika tidak, mengapa tidak? Apa resiko dari keputusan ini? Apa yang bisa dilakukan
untuk meminimalisir resiko yang ada? Tanyalah pertanyaan-pertanyaan itu pada dirimu sendiri.
Setelah kamu membuat sebuah keputusan, bukan berarti pekerjaanmu selesai disitu saja. Kamu
harus memonitor dan mengevaluasi dampak dan efek nyata dari keputusan yang sudah kamu
buat. Apabila ternyata hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasimu, kamu bisa memutar jalan dan
mengambil jalan yang lain.

8
Contoh Kasus :
Isu kepemimpinan perempuan yang terus menjadi kajian untuk kepentingan kesetaraan. Di
beberapa wilayah termasuk desa, tradisi patriaki masih terus dirawat. Peran perempuan dalam
wilayah publik untuk mengambil keputusan sering di sampingkan. Walaupun kepemimpinan dan
keterwakilan perempuan sudah mulai masif dari tingkatan lembaga eksekutif, legislatif, dan
daerah lokal. Namun, perempuan di tingkatan desa masih membutuhkan perhatian lebih. Kajian
yang berada di Kawasan Temanggung, tepatnya di Kecamatan Bulu di dua desa yakni
Danupayan dan Putat. Konteks kepemimpinan perempuan di dua desa tersebut cenderung masih
ada faktor genealogis dari keluarga laki-laki. Relasi antar kerabat yang terjalin dalam
kepercayaan bersama membawa ke tatanan sosial masyarakat desa. Pengaruh status keluarga
pemimpin perempuan memberikan dampak yakni munculnya pemimpin perempuan desa yang
kuat dengan iklim masyarakat yang terintegrasi dalam sistem tradisi dan keyakinan.
Keterhubungan pemimpin, kerabat, dan warga yang terus dirawat sehingga bertahan dalam
menjalankan kuasa. Dengan begitu menimbulkan kepemimpinan yang bersifat konservatif.
Dalam artian, pemimpin perempuan yang masih terhambat dengan psikologisnya untuk
mengambil kebijakan yang inovatif.
1.2.5 Keterkaitan Antara Pengambilan Keputusan Dengan Kebijakan Dalam Sebuah
Organisasi

Kebijakan berasal dari kata bijak yang artinya mahir, pandai, menggunakan akal
(Muksin, 2019). Namun dari kata kebijakan dapat diartikan sebagai rangkaian garis besar yang
terdiri dari asas dan konsep dalam melaksanakan proses kepemimpinan (Munawar, 2017). Dari
pengertian tersebut terdapat dua point utama yang perlu dikaji yaitu sebuah keputusan yang
dapat diterima oleh semua pihak harus didasarkan dengan pertimbangan yang logis disaat proses
pengambilan keputusannya. Selain itu pengembilan keputusan akan menghasilkan sebuah
maupun beberapa keputusan yang menjadi landasan pekerjaan dalam sebuah organisasi.

Pengertian kebijakan dari Departemen Pendidikan Nasional dapat disimpulkan


setidaknya memberikandua poin penting yang perlu dipahami, yaitu: pertama, pengambilan
keputusan mesti didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan logis sehingga dapat diterima
oleh semua pihak yang menjadi sasaran keputusan tersebut. Kedua, pengambilan keputusan yang
pada gilirannya melahirkan satu atau lebih keputusan dapat dijadikan sebagai garis-garis besar
untuk melakukan suatu pekerjaan, profesi atau kepemimpinan.

Pengertian Pengambilan Keputusan, Keputusan merupakan akhir dari sebuah pemikiran


mengenai permasalahan yang dianggap asebagai penyimpangan dari sesuatu hal yang telah
direncanakan dengan memilih pilihan terhadap saah satu pemecahannya. Pengambilan keputusan
merupakan sebuahan pendekatan yang digunakan untuk menghadapi permasalahan secara
sistematis (Anwar, 2014). Masalah yang dipecahkan dianalisis dengan mempertimbangkan fakta-
fakta kemudian dicarikan solusi alternatif yang logis dan dilakukan penilaian terhadap
pencapaian yag didapatkan (Lipursari, 2013). Maka dapat diartikan bahwa pengambilan
keputusan merupakan sebuah proses dalam menentukan alternatif solusi dari berbagi solusi yang
dirumuskan. Sebuah keputusan harus bersifat analitis, fleksibel dan dapat dilaksanakan melalui
bantuan sarana dan prasarana yang ada.

Kebijakan merupakan keseluruhan dari proses maupun hasil pengorganisasian langkah


strategis, sedangkan pengambilan keputusan merupakan merupakan sebuah proses dalam
menentukan alternatif solusi dari berbagi solusi yang dirumuskan. Jenis pengambilan keputusan
terdiri dari keputusan individual dan keputusan kelompok. Dalam pengambilan keputusan terdiri
dari tahapan penyelidikan, perancangan dan pemilihan. Ada tiga tipe kepemimpinan yaitu tipe
normatif, personal dan transaksional.

Berdasarkan penjabaran perbedaan antara kebijakan dan pengambilan keputusan, jenis


pengambilan keputusan, tahapan pengambilan keputusan serta gaya dan model pengambilan
keputusan diharapakan pimpinan lembaga pendidikan mampu untuk mengambil kebijakan yang
tepat untuk lembaga yang dipimpin.

10

Contoh Kasus :

Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial senantiasa dihadapkan kepada
berbagai persoalan atau masalah yang dijumpai hampir di setiap sisi kehidupannya. Semua
bentuk persoalan atau masalah tersebut menuntut adanya pengambilan keputusan yang tepat dari
sejumlah alternatif pemecahan agar semua yang direncanakan dapat tercapai secara optimal.
Begitu pula halnya posisi dan kedudukan seseorang, baik dalam organisasi maupun lembaga,
terkait dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, seringkali pula
dihadapkan kepada kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan yang harus diambil secara
tepat agar roda organisasi beserta administrasinya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kebijakan dan pengambilan keputusan dalam lembaga pendidikan Islam secara substantif tidak
terlalu jauh berbeda dengan teori-teori kebijakan dan pengambilan keputusan yang ada. Hanya
saja kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam lebih mengacu kepada
prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam al-Quran dan hadist Nabi SAW.Dasar utama
kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam adalah visi dan misi pendidikan
Islam itu sendiri. Oleh sebab itu, apapun bentuk kebijakan dan keputusan yang diambil
senantiasa mengacu kepada visi dan misi tersebut tanpa mengabaikan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya. Secara teknis, pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam mesti didasarkan
kepada musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga hasil dari keputusan secara bersama itu
dapat pula dipertanggungjawabkan secara bersama.

11

BAB III

PENUTUP

3.1.1 Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan dari seseorang pemimpin atau leader untuk


mempengaruhi orang lain (orang yang dipimpin atau pengikutya) sehingga orang lain tersebut
bertingkah laku sebagaimana yang dikehandaki oleh pemimpin. Pengambilan keputusan
merupakan pusat aktivitas organisasi dan inti kepemimpinan atau inti kepemimpinan.

Kepemimpinan seseorang memegang peranan yang sangat penting dalam setiap


keputusan, sehingga mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan hasil merupakan
salah satu tanggung jawab seorang pemimpin. Oleh karena itu, pengambilan keputusan berfokus
pada kemampuan menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin,
sehingga memecahkan masalah.

Kepemimpinan merupakan fungsi dari keefektifan operasional pada pengambilan


keputusan di satu organisasi. Pengambilan keputusan menjadi inti dari kepemimpinan, hal ini
didasarkan pada aktivitas intelektual yang secara sadar dilakukan oleh pemimpin.

Kebijakan adalah keseluruhan proses, hasil pengorganisasian langkah-langkah strategis,


dan pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi solusi alternatif dari berbagai solusi
yang dirumuskan.

3.1.2 Saran

Peranan pemimpin dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pada organisasi saling
berhubungan. Sehingga jika seorang pemimpin dalam menggunakan atau menerapkan peran
kepemimpinan yang baik dalam sebuah organisasi, maka pemimpin tersebut dapat mengambil
keputusan serta kebijakan yang baik pula.

12

DAFTAR PUSTAKA

Nurwahyuliningsih Eka, Nulhaqim Soni, Rachim Hadiyanto.(2022). Kepemimpinan dan


Pengambilan Keputusan Pada Organisasi Layanan Manusia . Kebijakan: Jurnal Ilmu
Administrasi.13(2)

Ahmad Sabri.(2013). Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan Islam.


Jurnal Al-Ta’lim. 5(1)

Fitri Hayati, Riri Zulvira, Nurhizrah Gistituati.(2021). Kebijakan dan Pengambilan


Keputusan. Jurnal Riset Tindakan Indonesia. 6(1)

Muliani. Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan. Universitas Negeri Padang Indonesia.


Kartono Kartini. (2016). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal
Itu?. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Veithzal Rivai, dkk. (2014). Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.

Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi
3. Jakarta. PT.RajaGrafindo Persada.

13

Anda mungkin juga menyukai