Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPEMIMPINAN

KONSEP PENYUSUNAN DAN SIMULASI SKENARIO KEPEMIMPINAN


PUBLIK
Dosen Pengampu : Armin Rahmansyah Nasution, S.E., M.Si

OLEH :
Kautsar Fatin Dharmawan Nasution (7223540002)
Yolanda Novita Sari Hutabarat (7223540018)
Citra Wulandari Manik (7223240003)
Novita Hotma Uli Sitanggang (7223240026)

FAKULTAS EKONOMI
ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
Kata Pengantar

Rasa syukur kami sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Konsep Penyusunan dan Simulasi Skenario
Kepemimpinan Publik ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan. Pada kesempatan
ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Armin Rahmansyah Nasution,
S.E.,M.Si yang telah memberikan saran, pengarahan, bantuan serta dukungan kepada kami
secara langsung maupun tidak langsung.
Kami sangat berharap hasil makalah ini dapat berguna bagi yang membacanya. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, adanya
kritik, saran dan usulan akan sangat membantu menyempurnakan makalah yang akan buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.....................................................................................................................................
2
DAFTAR ISI
.....................................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
.....................................................................................................................................
4
A. Latar Belakang
...........................................................................................................................
4
B. Tujuan Penulisan
...........................................................................................................................
4
C. Manfaat Penulisan
...........................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
.....................................................................................................................................
5
A. Definisi Kepemimpinan Menurut para Ahli
...........................................................................................................................
5
B. Teori Kepemimpinan
...........................................................................................................................
5
C. Kepemimpinan Publik
...........................................................................................................................
6
D. Sejarah Kepemimpinan Sektor Publik
...........................................................................................................................
6

3
E. Substansi dan Proses Kepemimpinan Sektor Publik
...........................................................................................................................
9
F. Gaya Kepemimpinan yang Terbaik untuk Organisasi Sektor Publik
...........................................................................................................................
10
BAB III PENUTUP
.....................................................................................................................................
11.................................................................................................................................
A. Kesimpulan
...........................................................................................................................
11
B. Saran
...........................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................................................................
12

BAB 1
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam
mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau
organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan
kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil
kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi. Kemampuan dan
keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting dalam memotivasi pegawainya agar
lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang pimimpinan sangat menentukan arah
tujuan dari organisasi, karena untuk merealisasikan tujuan organisasi perlu menerapkan peran
dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu seorang
pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya menciptakan dan memelihara
hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif. Dengan
demikian, secara tidak langsung motivasi dari pegawai semakin meningkat. Pemimpin berfungsi
untuk memandu, menuntun, membimbing, membangunkan motivasi kerja, mengemudikan
organisasi, menjalin komunikasi yang baik, melakukan pengawasan secara teratur, dan
mengarahkan pada bawahannya kepada sasaran yang ingin dituju. Berhubungan dengan itu
menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar bawahannya termotivasi utuk bekerja lebih baik
lagi. Peran kepemimpinan juga merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang untuk
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan
penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu
organisasi baik secara keseluruhan maupun sebagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu,
sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan untuk membangkitkan motivasi atau semangat
kerja pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang konsep
dan simulasi skenario kepemimpinan publiK. Agar para pembaca dapat memahami lebih dalam,
tentang kepemimpinan khususnya tentang kepemimpinan publik.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat lebih dalam lagi mempelajari
tentang konsep dan simulasi scenario kepemimpinan publik. Dan juga supaya mahasiswa bisa
belajar menerapkan kepemimpinan yang baik dan benar.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kepemimpinan Menurut Para Ahli

5
“Leadership is interpersonal influence exercised in a situation, and directed, through the
communication process, toward the attainment of a specified goal or goals.” ( Tannembaum,
Weshler & Massarik, 1961; hlm 24).
Dalam studi kepemimpinan administratif, kepemimpinan publik ialah kemampuan untuk
melakukan psychological approach kepada mereka yang dipimpin, dikemukakan oleh Nigro dan
Nigro (1984:241), sebuah pendekatan yang digunakan olehnya ialah istilah human motivation
untuk mendefinisikan kepemimpinan dengan cara melihat kepuasan orang-orang, kita dapat
melihat bagaimana struktur formal bekerja daripada struktur formal. Dalam McGregory
(1977:4), konsep kepemimpinan moral memiliki tiga karakteristik, salah satunya ialah
mempengaruhi orang berdasarkan kekuasaan dan otoritas, pemahaman bahwa orang-orang
dibimbing oleh seorang pemimpin dan program-programnya untuk kebaikan bersama, dan
memiliki pemimpin dengan komitmen yang kuat dan bertanggung jawab.
Northouse (2013:5) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut:
"Leadership is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a
common goal". Defining leadership as a process means that it is not a trait or characteristic that
resides in the leader, but rather a transactional event that occurs between the leader and the
followers. Process implies that a leader affects and is affected by followers, it emphasizes that
leadership is not o linear, one-way event, but rather an interactive event. When leadership is
defined in this manner, it becomes available to everyone. It is not restricted to the formally
designated leader in a group"

B. Teori Kepemimpinan
Pada dasarnya, ada dua pandangan utama dalam teori kepemimpinan: teori sifat kepemimpinan
(trait theory) dan teori situasi (situational theory). Teori sifat didasarkan pada asumsi bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat yang dimiliki orang tersebut,
sedangkan teori situasi berpendapat bahwa keadaanlah yang menyebabkan keberhasilan
kepemimpinan seseorang, bukan sifatnya (Indrawijaya, 2010:135). Teori kepemimpinan
transformasional sendiri merupakan bagian dari teori situasional.
Teori kepemimpinan transformasional pertama kali diperkenalkan oleh James Mc. Gregory
Byrne (1978). Dikembangkan oleh Bernard Bass dan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menginspirasi perubahan pada pengikut dan meningkatkan kemampuan mereka untuk dipimpin
(Sedarmayanti, 2013:188). Teori kepemimpinan transformasional berkembang dari ide-ide
Burns, membangun pekerjaan empiris seperti Bass (1985). Efektivitas kepemimpinan empiris
yang berasalkan dari sebuah fakta empiris bahwa para pemimpin melihat diri mereka sebagai
agen perubahan. Pemimpin memiliki visi yang kuat yang menempatkan tingkat kepercayaan
yang tinggi dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah pengambil risiko, tetapi bukan yang
yang sembrono, pemimpin yang efektif mengartikulasikan nilai-nilai inti yang cenderung
memandu tindakan mereka, pemimpin mempercayai orang dan peka terhadap kebutuhan mereka,
pemimpin juga fleksibel dan terbuka untuk belajar dari pengalaman.

6
C. Kepemimpinan Publik
Pemimpin sektor publik adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menerapkan efisiensi,
melaksanakan perintah, membuat tindakan, dan berkomitmen pada lingkungan kerja. Di sektor
publik, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, termasuk
potensi masalah, dan pemimpin juga harus mampu berinovasi dalam organisasi yang
dikelolanya, apakah inovasi tersebut pada akhirnya berdampak pada penguatan sumber daya
manusia atau sistem yang ada dalam organisasi. Juga, seorang pemimpin harus merencanakan
dan memilih semua kegiatan bawahannya dengan sangat efektif, dan ini mengarah pada efisiensi
dalam banyak hal, yaitu dalam hal waktu, uang, dan jumlah orang yang melakukannya.
Fokus utama manajemen sektor publik adalah bagaimana konsep dalam melayani orang-orang
yang kita kelola, sehingga memunculkan hasil yang berupa layanan dan seni. Dalam bentuk
pelayanan, pemimpin harus dapat memberikan pelayanan yang meliputi barang yang
diperjualbelikan di pasar (pelayanan publik dengan harga serendah mungkin dan dapat
diprivatisasi) dan pelayanan public tanpa harga (pelayanan publik, yang tidak diprivatisasi).
seperti akta kelahiran, kartu identitas, izin dan layanan lainnya. Pelayanan sebagai seni adalah
suatu usaha untuk memberikan pelayanan antara pemimpin dan karyawan suatu organisasi untuk
meningkatkan kinerja pelayanan sesuai dengan kondisi dan situasi yang berlaku di organisasi
atau sesuai dengan situasi dan kondisi di luar organisasi pelayanan.

D. Sejarah Kepemimpinan Sektor Publik

ERA MAJOR TIME MAJOR


FRAME CHARACTERISTICS/
EXAMPLES OF
PROPONENTS
Great Man Pra- 1900, dimana teori ini  Penekanan pada
menjadi popular dalam Munculnya figur-
biografi figur ternama seperti
Napoleon, George
Washington, atau
Martin Luther,
yang memiliki
substansial dalam
mempengaruhi
masyarakat.
 Era ini dipengaruhi
oleh gagasan
perubahan
sosial yang masuk
akal
oleh individu unik

7
berbakat dan
berwawasan.
Trait 1900 – 1948; mulainya  Penekanan pada sifat-
kebangkitan dan sifat individu (fisik,
pengakuan pentingnya pribadi, motivasi,
bakat alami. sikap) dan
keterampilan
(komunikasi dan
kemampuan untuk
mempengaruhi)
bahwa para
pemimpin
membawa kesemua
tugas kepemimpinan.
 Era dipengaruhi oleh
Metodologi ilmiah
pada umumnya
(terutama pengukuran
industri) dan
manajemen ilmiah
khususnya (misalnya,
definisi
peran dan penugasan
kompetensi untuk
peran tersebut).
Contigency 1948-1980-an; mulai  Penekanan pada
menjadi dasar model Pemimpin dengan
yang paling ketat tetapi variabel situasional
dengan sangat situasional. yang terkait dengan
kinerja dan variabel
pengikut dan mulai
bergeser ke sifat-
sifat dan
keterampilan dari
perilaku (misalnya,
tingkat kemampuan
dan keterampilan
komunikasi untuk
kejelasan peran dan
memotivasi staf).
 Era dipengaruhi oleh
munculnya teori
relasi manusia,
ilmu perilaku (di
berbagai bidang
seperti teori motivasi)

8
dan penggunaan
kelompok kecil
dengan
desain eksperimental
dalam psikologi.
Transformation 1978-sekarang  Penekanan pada
kepemimpinan yang
menciptakan
perubahan dalam
struktur, proses,
atau mekanisme
budaya. Pemimpin
yang mempunyai
visi, efektif, wawasan
teknis yang brilian,
dan atau karismatik
yang berkualitas.
 Era dipengaruhi oleh
dominasi Amerika
dalam bisnis,
keuangan, dan ilmu
pengetahuan, dan
kebutuhan untuk
orientasi kembali
pada pengembangan
organisasi.

Servant 1977-sekarang.  Penekanan pada


tanggung jawab
etis untuk pengikut,
stakeholder, dan
masyarakat. Teori
bisnis cenderung
menekankan
pelayanan kepada
pengikut, ahli teori
politik menekankan
warga, analis
administrasi publik
cenderung
menekankan
kepatuhan hukum
dan / warga negara.
 Era dipengaruhi oleh
kepekaan sosial pada
tahun 1960-an dan

9
 1970-an.
Multifaceted 1990s-sekarang.  Penekanan pada
mengintergrasikan
aliran-aliran besar,
terutama transaksi
(sifat dan masalah
perilaku sebagian
besar mewakili
kepentingan
manajemen) dan
transformasial
(visioner,
kewirausahaan, dan
karismatik).
 Era dipengaruhi oleh
ekonomi global yang
sangat kompetitif
dan kebutuhan untuk
memberikan
pendekatan yang
lebih canggih dan
holistic mengenai
kepemimpinan.

E. Substansi dan Proses Kepemimpinan Sektor Publik


Perbedaan substansi dan proses merupakan salah satu perspektif yang membentuk pemahaman
dan pendekatan ke isu terkait. Di bawah ini akan dijelaskan tentang subtansi dan proses
kepemimpinan organisasi sektor publik:

Substansi
 Ancaman global. Isu terkait terorisme dan isu keamanan, isu lingkungan, pemanasan
global, dan ancaman kesehatan masyarakat seperti flu burung.
 Masalah keuangan. Infrastruktur, bantuan kesehatan dan sosial, kelangkaan sumber daya,
dan ketimpangan keuangan contohnya tingkat utang Indonesia.
 Tantangan demografis. Secara signifikan menua dan menurunnya generasi pemimpin
pemerintah dan non-profit, dan isu-isu yang berkaitan dengan akulturasi, diskriminasi dan
perpindahan ekonomi.
Proses

10
 Sinisme dan keterasingan yang meresap. Skandal dan kontrak pemerintah akibat
rendahnya kepercayaan pada instansi pemerintah dan lembaga besar (Morse, 2010),
perlunya transparansi dan standar etika yang tinggi. Perlunya kinerja pemerintah yang
lebih tinggi dan pengukuran kinerja yang lebih baik.
 Menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas. Konsep jaringan dan kemitraan dalam bentuk
pemerintahan hierarkis dan pemerintahan bersama.
 Kecepatan teknologi komunikasi dan informasi modern. Hal ini membuat publik semakin
sinis dan skeptis terhadap pemimpin tersebut.

F. Gaya Kepemimpinan yang Terbaik untuk Organisasi Sektor Publik


Pendekatan terintegrasi tampaknya menjadi pilihan utama dalam kaitannya dengan gaya dan
praktik kepemimpinan masa depan di sektor publik, jika teori-teori lain yang lebih kecil muncul
(Fairholm, 2004). Kebanyakan gaya kepemimpinan dapat dilihat sebagai nuansa yang
mencirikan perilaku seorang pemimpin lebih dari gaya kepemimpinan yang sama sekali baru.
Namun, semakin banyak peneliti yang menekankan pentingnya spiritualitas dan emosi dalam
kepemimpinan (Fairholm, 2004). Spiritualitas berfokus pada sifat holistik jiwa pemimpin dan
individu sebagai pengikut. Pemimpin melihat orang lain dengan berbagai emosi, keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan di luar kebutuhan pekerjaan mereka. Dengan penelitian lebih
lanjut tentang topik ini, kepemimpinan spiritual dapat dianggap sebagai kepemimpinan
terintegrasi untuk sector public (Fairholm, 2004).

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

11
Pemimpin sektor publik adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menerapkan efisiensi,
melaksanakan perintah, membuat tindakan, dan berkomitmen pada lingkungan kerja. Di sektor
publik, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, termasuk
potensi masalah, dan pemimpin juga harus mampu berinovasi dalam organisasi yang
dikelolanya, apakah inovasi tersebut pada akhirnya berdampak pada penguatan sumber daya
manusia atau sistem yang ada dalam organisasi. Juga, seorang pemimpin harus merencanakan
dan memilih semua kegiatan bawahannya dengan sangat efektif, dan ini mengarah pada efisiensi
dalam banyak hal, yaitu dalam hal waktu, uang, dan jumlah orang yang melakukannya.
Pada dasarnya, ada dua pandangan utama dalam teori kepemimpinan: teori sifat kepemimpinan
(trait theory) dan teori situasi (situational theory). Teori sifat didasarkan pada asumsi bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat yang dimiliki orang tersebut,
sedangkan teori situasi berpendapat bahwa keadaanlah yang menyebabkan keberhasilan
kepemimpinan seseorang, bukan sifatnya (Indrawijaya, 2010:135). Teori kepemimpinan
transformasional sendiri merupakan bagian dari teori situasional.
Kebanyakan gaya kepemimpinan dapat dilihat sebagai nuansa yang mencirikan perilaku seorang
pemimpin lebih dari gaya kepemimpinan yang sama sekali baru. Namun, semakin banyak
peneliti yang menekankan pentingnya spiritualitas dan emosi dalam kepemimpinan (Fairholm,
2004).
B. Saran
Adapun pemahaman tentang materi lanjutan dari materi yang kami angkat pada makalah ini
dapat diteliti lebih lanjut oleh pembaca melalui berbagai sumber yang ada, penulis berharap para
pembaca dapat mengembangkan ide-ide baru mengenai kepemimpinan publik setelah membaca
dari hasil makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA
Priyastiwi,”Karakteristik dan Gaya Kepemimpinan Organisasi Sektor Publik.” Jurnal
Kajian Bisnis Vol. 25, No. 1, 2017, 1-12

12
Abdul Fatah Fanani, Mahathir Muhammad Iqbal, Wahyu Astutik, Yuni Lestari
“Kepemimpinan Transformasional Sektor Publik” Journal of Public Innovations, Vol. 4. No. 2,
Mei 2020, 84-90
Wahjosumidjo 2013, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT RajaGrafndo Persada
http://fkppi.or.id/kepemimpinan-dalam-sektor-publik-dan-sektor-bisnis/

13

Anda mungkin juga menyukai