Proposal Penelitian
Oleh:
NPM. 1920111011
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan, karena kasih dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Gaya
Kepeminpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Kantor Camat Mandrehe Nias Barat”.
Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Manajemen Institut Bisnis Dan Komputer Indonesia Medan.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan penulis
menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal
penelitian ini. Maka, Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................................5
C. Perumusan Masalah.....................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................................6
F. Manfaat Penelitian.......................................................................................................6
BAB II....................................................................................................................................8
Kajian Literatur....................................................................................................................8
A. Kajian Teoritis............................................................................................................8
1. Kepemimpinan.....................................................................................................8
2. Teori Kepemimpinan................................................................................................9
4. Gaya Kepemimpinan..............................................................................................12
5. Motivasi..................................................................................................................14
6. Kinerja Pegawai.....................................................................................................16
ii
9. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja Pegawai........................19
B. Variabel Penelitian....................................................................................................21
C. Hipotesis...................................................................................................................22
D. Penelitian Terdahulu.....................................................................................................23
BAB III.................................................................................................................................25
METODOLOGI PENELITIAN........................................................................................25
A. Jenis Penelitian........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan kita tidak bisa terlepas dari kata kepemimpinan. Karena pada
hakikatnya kita diciptakan sebagai pemimpin di muka bumi ini. Thoha berpendapat bahwa
lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih lebih rendah daripada nya dalam
berfikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistik dan egosentrik
berubah menjadi perilaku organisasional.di tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin
Dalam praktek sehari-hari, kita dapat menemukan beberapa istilah yang mengandung
pengertian yang sama atau hampir sama dengan manajemen sumber daya manusia, dengan
fokus dan penekanan yang berbeda-beda. Dan dalam kehidupan sehari-hari juga, manusia
tidak lepas dari kehidupan organisasi, hal ini dikarenakan setiap orang cenderung untuk hidup
bermasyarakat.
Hal ini biasanya terlihat dalam kehidupan keluarga, organisasi, masyarakat maupun
dalam dunia kerja yang mana setiap orang akan melakukan interaksi dengan lingkungan
kerjanya. Setiap organisasi tentu saja harus mempunyai tenaga kerja untuk mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Pada perkembangan jaman saat ini sumber daya manusia sangat
diperhatikan dalam suatu perusahaan demi tercapainya tujuan organisasi. Selain itu juga tentu
saja instansi menginginkan tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik, maka harus
1
2
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar di tentukan olehh
bertanggung jawab atas kegagalan pelakasana suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang
menduduki posisi pemimimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting.
Kepemimpinan adalah kegiatan utntuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni
Menurut George R. Terry dalam Thora Miftah merumuskan bahwa kepemimpinan itu
adalah aktvitas untuk mempengaruhi orang- orang supaya diarahkan mencapai tujuan
suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga
Gaya dasar kepemimpinan dalam hubunganya dengan perilaku pemimpin, ada dua hal
sejau mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk
pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya
dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa dikerjakan,
dimana melakukan hal tersebut, bagimana melakukanya, dan melakukan pengawasan secara
melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyedikan dukungan dan
keputusan.2
dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan pegawai untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati bersama.suatu instansi dapat mencapai tujuan jika orang- orang yang
berada dalam instansi tersebut dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuannya.
motifasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas
tertentu.motivasi juga sering di artikan sebagi faktor pendorong perilaku seseorang, olehh
karena itu pemimpin dengan gaya kepemimpinan tertentu berperan dalam mencapai tujuan
instansi. Kesunguhan pegawai dalam bekerja dapat di picu dengan adanya motivasi yang
diberikan olehh pimpinan yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada pegawai dalam
Dalam ranah kepemimpinan ada tiga hal yang harus dikembangkan oleh seorang pemimpin
yakni seorang pemimpin harus mampu memimpin diri sendiri (managing self), memimpin
orang (managing people), dan memimpin tugas (managing job). Efektivitas dalam
2
Robet Tannenbaum dan Warren H. Sehmid”How to Choose a Leadership Pattwrn”,Harvard Business
Review,( Maret- April,1958),h 96.
3
https://Jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/Hubungan-Gaya-Kepemimpinan-Dengan.html
4
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika.4 Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur
pegawainya. Karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam
tampilan kerja dari pegawainya. Kinerja Pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai
dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja Pegawai sangatlah perlu, sebab dengan
kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.
penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan
Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja
semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan
demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja
pegawai.5
Berdasarkan observasi yang ada di Kantor Camat Tanjung Batu bahwa pemimpin
camat kurang mengarahkan pegawainya dalam melaksanakan tugas yang diberikan, sehingga
pegawai kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya karena untuk setiap
pekerjaan yang diberikan pada pegawai tersebut, ada yang tidak menyelesaikannya sesuai
4
Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 480-
481
5
Fred N Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gadjah Mada university Press,
2002), hlm. 67
5
waktu yang ditentukan. Dari setiap pekerjaan yang sudah ditentukan untuk diselesaikan dalam
satu hari, nyatanya ada beberapa pegawai yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
Pemimpin yang ada di kantor Camat Tanjung Batu dalam mengerjakan suatu kegiatan
atau pekerjaan selalu mendiskusikan kepada pegawainya, memberikan perintah dengan sopan
serta kekurang-tegasan dari pemimpin camat dalam menindak pegawai atau menegur
pegawai, camat juga kurang memberi pengarahan kepada pegawai mengenai Standar
Operasional Prosedur (SOP). Maka dari itu, disini perlu diperhatikan pada gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin camat dalam menunjang kinerja pegawainya.
Karena jika gaya kepemimpinan camat yang ada di Kantor Camat Tanjung Batu itu baik maka
Gaya Kepemimpinan Kepala Camat Terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Di Kantor Camat
B. Identifikasi Masalah
Terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan di Kantor Camat Mandrehe Nias Barat, karena
keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah maka
diperlukan batasan masalah. Yang dimaksud kepemimpinan dalam penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire yang menjadi fokus permasalahannya.
6
C. Perumusan Masalah
3. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepala camat terhadap kinerja pegawai
D. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan lanjutan
relevan terhadap pengaruh gaya kepemimpinan kepala camat kinerja pegawai di kantor
Manfaat Praktis
sebagai berikut:
7
Kajian Literatur
A. Kajian Teoritis
1. Kepemimpinan
Organisasi” menyatakan bahwa definisi kepemimpinan secara luas, adalah meliputi proses
sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orangorang di luar
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.15 Dari beberapa pengertian diatas dapat
dalam usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk mencapai
pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.
8
9
dasarnya menunjukkan perlu adanya pengarahan kepada karyawan atau bawahan, serta
2. Teori Kepemimpinan
1) Teori Kelebihan
Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki
2) Teori Sifat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik
3) Teori Keturunan
Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karenaketurunan atau warisan,
4) Teori Kharismatik
Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut
5) Teori Bakat
Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir
menjadi pemimpin.
1) Fungsi Instruktif
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah
2) Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
pelaksanaan.
3) Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang- orang yang
melaksanakannya.
4) Fungsi Delegasi
11
pimpinan.
1) Watak dan kepribadian yang terpuji. Agar para bawahan maupun orang yang
tentang apa yang sedang terjadi disekitarnya, tetapi juga harus memiliki
dikelolanya.
12
4. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak- gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
dapat pula dikatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan
Ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran
langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkat yang luas.
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya
6
Veitzhal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003),
hlm. 64
13
c) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian
organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Gaya kepemimpinan Kendali bebas
dari pemimpin.
orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya. Dia
c) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
Selanjutnya ada empat macam gaya kepemimpinan yang lazim digunakan, yaitu:7
risiko apapun.
4. Kepemimpinan Free Rein atau Laissez Faire yakni salah satu gaya
Jadi, gaya kepemimpinan di atas yang menjadi fokus dalam penelitian ini.
5. Motivasi
adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau pendorong semangat
kerja. Motivasi kerjajuga dapat memberikan energi yang menggerakkan segala potehsi yang
ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan dalam
mencapai tujuan organisasi dengankata lain motivasi kerja menurut pengertian tersebut
Pada dasarnya manusia memilik motivasi yang berbeda tergantung dan banyaknya
fikir seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Sehingga faktor pendorong penting
15
yang menyebabkan manusia bekerja karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhinya baik
kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, baik yang berbentuk materi
maupun non materi, baik kebutuhan fisik maupun mental yang akan merangsang semangat
kerja, sehingga para pegawai akan bekerja lebihsungguh-sungguh untuk dapat memberikan
Motivasi kerja menunjukkan bahwa tidak semata didasarkan pada nilai uang yang
diperoleh (monteray value) saja, karena ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang dapat
terpenuhi, maka dia akanmembutuhkan hal-hal yaug memuaskanjiwanya (to love) seperti
kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja dan hal-hal yang memuaskan hasratnya
untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk bekerja dan mengembangkan dirinya.
Sehingga akhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatu karena nilai, yakni ingin memiliki
hidup yang lebih bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya(to leave a
legacy). Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan dalam diri manusia terdapat
Motivasi bila dihubungkan dengan lingkungan kerja akan melahirkan motivasi kerja,
yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi kerja di sini akan merujuk pada
pencapaian tujuan organisasi dengan fokus perilaku yang berkaitan dengan kerja, dan pada
yang dialami pada suatu waktu tertentu (Gibson, Ivancevich, Donnelly, 2001).Kebutuhanjuga
16
dapat dikatakan sebagai suatu keadaan batin yang membuat hasil-hasil tertentu tampak
6. Kinerja Pegawai
Kinerja menurut Siswanto menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai
Menurut Wirawan kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
indikator-indikator atau suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Dimensi kinerja adalah unsur-unsur dalam pekerjaan yang menunjukkan menjadi tiga
jenis, yaitu:10
1) Hasil kerja, adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat
pekerjaan.
3) Sifat pribadi yang ada hubungan dengan pekerjaan yaitu sifat pribadi karyawan
8
Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, (Bandung: Bumi Aksara, 2005), hlm.
235
9
Rivai, Op.Cit, hlm. 309
10
22
Wirawan, Kepemimpinan (Teori, Psikolgi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian), (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 733
17
dalam bukunya “Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan antara lain sebagai
berikut:11
Pertama, Prawiro Suntoro mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka
definisi dari kinerja seseorang pegawai adalah sebagai hasil pekerjaan atau kegiatan
seorang pegawai secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
Menurut Mathis yang menjadi indikator dalam mengukur kinerja atau prestasi
11 23
Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hlm. 121.
12
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hlm. 198
18
• Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dalam kondisi normal.
• Kualitas kerja, yaitu dapat berupa kerapian ketelitian dan keterkaitan hasil
pekerjaan.
Menurut Lijan untuk memperoleh kinerja yang baik, harus diperhatikan tiga elemen
• Deskripsi jabatan yang akan menguraikan tugas dan tanggung jawab suatu
jabatan sehingga pejabat (pegawai) di posisi tersebut tahu secara pasti apa yang
harus dilakukannya.
dilaksanakannya.
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa
kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan
menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan
13
Mathis, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, (Jakarta: Salemba Empat),hlm. 78
19
b. Otoritas (Wewenang)
Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi
formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku berlaku.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya piker dan kreatifitas dalam membentuk ide
Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya
dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik,
Hubungan pimpinan dan bawahan dapat diukur melalui penilaian pekerja terhadap
14
Nawawi Hadari dan Martini Hadari, Kepemimpina yang Efektif, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2003), hlm. 126
20
Kematangan atau kedewasaan menurutnya bukan dalam arti usia atau stabilitas emosional
demikian tingkat kematangan bawahan, dan situasi tempat sangat berpengaruh terhadap gaya
terhadap kinerja, juga berpengaruh signifikan terhadap learning organisas. Temuan ini
terhadap kinerja bawahannya, di samping itu untuk mendapatkan kinerja yang baik
berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi
hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan
agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaannya. Atas dasar
inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya
akan tinggi.
Sedangkan kinerja pegawai adalah hasil pekerjaan atau kegiatan seorang pegawai
secara kuantitas dan kualitas untuk mencapai tujuan organisasi yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya dimana tugas pegawai negeri adalah bersifat pelayanan yang sebaik-baik
kepada masyarakat.
21
B. Variabel Penelitian
Di dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y.
1. Gaya Kepemimpinan
menyeluruh dari tindakkan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang
dari keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan juga merupakan berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
2. Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka untuk mewujudkan tujuan organisasi yang diukur dari
kuantitas dan kualitas pekerjaannya.
C. Hipotesis
15
Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta. PT.
Raja Grafindo Persada.
22
Hepotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik hipotesis
adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenaranya melalui data yang
hipotesissebagai berikut.
kepala camat terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Mendrehe Nias Barat.
yang akan diujikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penulisan statistic.
Berdasarkan kerangka teori, kerangka berfikir dan permasalahan tersebut maka dapat
Ha : Terdapat pengaruh yang positif antara gaya kepemimpinan kepala camat terhadap
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara gaya kepemimpinan kepala camat
D. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis juga mengambil referensi dari beberapa penelitian
terdahulu sebagai gambaran untuk mempermudah proses penelitian. Berikut ini adalah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pertanian dan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pertanian dan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan
dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Wenang Cemerlang Press dan
3. Indra Yugusna, Azis Fathoni, Andi Tri Haryono (2016) melakukan penelitian
Semarang.
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Apatel yaitu Gaya
karyawan dan Lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hipotesis dengan perumusan menggunakan metode kuantitatif. Metode kuanti adalah sebuah
metode penelitian yang di tentukan atau dihasilkan juga didapat dari hasil reponden data yang
Kuantitatif dapat dilakukan untuk meneliti hasil pupulasi, data, yang memiliki
Penelitian yang dilakukan berupa jenis penelitian lapangan dan penelitian kepestukaan.
Penelitian lapangan adalah penelitian yang digunakan dan dilakukan disuatu lemabaga.
Penelitian ini dilakukan pada pegawai Kantor Camat Mendrehe Nias Barat, yang sering
17
Sugiono, Cara Mudah Menyususn Skripsi, Tesis dan Desertasi, (Bandung) : CV Alfabeta, 2013), cet.
I, hal. 23
18
S. Margono, metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2012),cet. 8, hal.35
25
26
a. Populasi
Populasi adalah sebuah sumber daya yang memiliki populitas obyek yang di ambil
dari kuantitas dan karatereistik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari. 19
Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi tujuan seseorang dalam
b. Sampel
sampel adalah sebuah data yang dirangkup dari jumlah yang terdiri dari populasi, dan
sampel tidak bisa menjadi patokan ada pada populasi. Misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu.21
c. Jumlah Sampel
Metode pengumpulan yang di ambil dan dapat digunakan dalam penelitian yang
bersifat Purposive Sampling, teknik tersebut penentu sampel di pertimbangkan atas dasar-
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Untuk menghitung
jumlah sampel yang akan digunakan dalam penilitian ini, menurut penulis bertujuan
19
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Hal.63
20
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hal. 118
21
Sugiono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, hal. 63
22
Ibid, h. 124
27
berdasarkan kesalahan 5% jadi sample yang didapat memiliki tingkat kepercayaan 95%
populasi.23
X 2. N . P(1−P)
n=
( N −1 ) . d 2+ X 2. P(1−P)
Keterangan:
S= ukuran sampel
X2 = nilai Chi kuadrat untuk 1 derajat kebebasan dengan tingkat confidence (1,96)
x1,96=3,841)
Demi mendapatkan sebuah data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti
1. Angket
Angket ialah metode pengumpulan data yang disebar kepada reponden untuk
mengisi angket demi mendapatkan hasil yang dinginkan peneliti. 24 objek dalam
pemberian angket ini adalah pegawai Kantor Camat Mendrehe Nias Barat.
23
Indra Jaya, Statistik Penelitian Untuk, (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2010) hal. 28
24
Sugiono, Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:CV Alfabeta,
2012), Cet. 15, hal. 199
28
berupa pertanyaan yang disebarkan kepada responden dan memberikan panduan berupa
alternative jawaban. Adapun jenis angket yang dipakai menggunakan skala likers dengan
(TB) Tidak Baik = 1. (KB) Kurang Baik = 2. (B) Baik = 3. (SB) Sangat Baik = 4.
penelitian yang disusun untuk kisi-kisi instrument. Ada pun instrumen angket penelitian
NO Pernyataan Skor
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 Kurang Baik 2
4 Tidak Baik 1
Pengukuran variable bebas dan variabel terkait dalam hal ini adalah kualitas
administrasi tata usaha dan layanan pendidikan, disusun dalam bentuk skala likers dengan
empat pilihan alternative jawaban dengan bentuk pernyataan positif dan negative.
29
alangkah baiknya melakukan validitas isi, data tersebut diuji demi menemukan validitas dan
realibilitasn angket.
Hal ini mengacu pada saran Suharsimi Arikanto dalam Slamet Waljito, yang
menyarankan apabila uji coba yang diambil dari populasi yang sama sedangkan dari
pengelolaan data diketahui validitas dan realibilitasnya sudah memenuhi ketentuan, maka
a. Uji Validitas
sehinggah akan terlihat banyak koefesien antara setiap skor, rumus korelasi produt
moment yaitu.25
Keterangan:
25
Suharsimi Arikanto, Maanajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h. 327
30
Bila rxy di bawah rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak
valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Penelitian ini memerlukan butir-butir soal
dengan kriteria valid, sehingga butir-butir yang tidak valid akan dibuang.
b. Uji Reliabilitas
instrument penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang berbeda.
Untuk menentukan tingkatan reliabilitas tes digunakan metode Alpha cronbach. Kusioner
Sebagai ukuran ukuran yang menunjukkan konsitensi dari alat ukur dalam mengukur
gejala yang sama di lain kesempatan, instrument dalam variabel penelitian dikatakan reliable
apabila mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat pengumpulan data yang dibuat
oleh peneliti mempunyai taraf konsitensi dalam mengukur apa yang hendak diukur.26
Realibilitas pada suatu instrument merujuk pada adanya kepercayaan pada insrumen
untuk bisa digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument sudah dinyatakan sudah
baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikanto bahwa instrument yang dinyatakan baik
k
r= [ ] [1- o2b ]
k−1
o2t
Keterangan:
26
Sukan darrumidi, Metodologi Penelitian: petunjuk praktisuntuk peneliti pemula, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2004), hal. 127.
27
Suharsimi Arikanto, Prosedut Penelitian; suatu Pendekatan Praktek, 2002, hal. 178
31
r = Reliabilitas instrument
1. Uji Normalitas
Penelitian ini digunakan uji kolmogorov smirnov untuk uji normalitasnya kreterianya
adalah signifikan untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 berarti berdistribusi
Dst
Keterangan :
Fr= komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva
Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,5 atau sebaliknya
apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,5 maka data dikatakan tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians dilakkukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data
memiliki varians yang homoge aatau tidak. Untuk menguji homohenitas variansi maka
H1 012 ≠ 022 ( kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak homogen )
Untuk menghitung statistic uji levene, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
SSb
F=
SSw
Keterangan:
SSb = Jumlah kuadrat antara kelompok SSw = Jumlah kuadrat antara kelompok dengan
Dalam penelitian ini, uji levene dilakukan dengan bantuan softwer SPSS dengan
kreteria pengujian adalah jika nilai lebih besar dari a = 0,05 maka hipotessis di terima.
3. Uji Hipotesis
Untuk uji hipotesis, peneliti melakukan uji korelasi product moment pengujian ini
digunakan untuk menguji dua variabel apakah ada hubungan atau tidak, dengan jenis data
keduanya adalah sama yaitu rasio atau interval yang berdistribusi normal.
33
Keterangan:
4. Regresi Sederhana
variabel yaitu pengaruh kinerja pegawai tata usaha (X) terhadap kinerja kualitas layanan (Y)
Y=a+bX
Keterangan:
Y= variabel terikat
X= variabel bebas
a= bilangan konstan
b= koefisien regresi/slop
( Y )( x 2 )−( x )( XY )
a=
n ( X 2 ) −( X ) 2
34
n ( XY )−( x )( Y )
b=
n ( X 2 ) −( X ) 2
DAFTAR PUSTAKA
Press, 2002),
https://Jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/Hubungan-Gaya-Kepemimpinan-Dengan.html
Indra Jaya, Statistik Penelitian Untuk, (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2010)
Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),
Mathis, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, (Jakarta: Salemba Empat),
Nawawi Hadari dan Martini Hadari, Kepemimpina yang Efektif, (Yogyakarta: Gadjah Mada
Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006),
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negeri
35
36
2005),
Sugiono, Cara Mudah Menyususn Skripsi, Tesis dan Desertasi, (Bandung) : CV Alfabeta,
2013), cet. I,
2003),