Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN TEAM BASED PROJECT

ANALISIS MOTIVASI KERJA DAN IDENTIFIKASI POLA


KOMUNIKASI KARYAWAN GARASI SENI CALLISTA SUKOHARJO

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TEAM BASED PROJECT BLOK 3

Dosen Pengampu:
1. Dr. Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si.
2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi.

Anggota Kelompok 4
1. Alinna Fara Putri Maharani (P0122013)
2. Ardhia Regita Cahyani (P0122031)
3. Aura Layinatul Ummi (P0122039)
4. Az Zahra Callista Larasati (P0122043)

KELAS A
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 2


BAB 1 ......................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
1.1.1 Curriculum Vitae Karir Karyawan .................................................................................. 3
1.1.2 Kajian Teori....................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan ...................................................................................................................................... 13
1.3 Manfaat .................................................................................................................................... 13
BAB II ...................................................................................................................................................... 14
RENCANA TEAM BASED PROJECT .................................................................................................. 14
2.1 Rencana Kegiatan ................................................................................................................... 14
2.1.1 Wawancara ...................................................................................................................... 14
2.1.2 Observasi ......................................................................................................................... 17
2.1.3 Diskusi Pembuatan Perencanaan Karir ........................................................................ 18
2.2 Timeline Kegiatan ................................................................................................................... 19
BAB III .................................................................................................................................................... 21
HASIL TEAM BASED PROJECT ......................................................................................................... 21
3.1 Hasil Kegiatan ......................................................................................................................... 21
3.1.1 Data Hasil Wawancara ................................................................................................... 21
3.1.2 Observasi ......................................................................................................................... 38
3.1.3 Hasil Diskusi Pembuatan Karir ..................................................................................... 41
3.2 Pembahasan Hasil Kegiatan ................................................................................................... 42
3.2.1 Analisis Motivasi Kerja .................................................................................................. 42
3.2.2 Identifikasi Pola Komunikasi ......................................................................................... 43
BAB IV .................................................................................................................................................... 49
KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 50
LAMPIRAN ............................................................................................................................................ 51

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Curriculum Vitae Karir Karyawan
a. Data Pribadi
Nama: Ismanto
Usia: 38 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Kewarganegaraan: Indonesia
Status: Sudah Menikah
Alamat: Mlajon, Kemasan, Polokarto, Sukoharjo
Telepon: 085280851221
b. Pendidikan
1997-2000 SMP Negeri 1 Polokarto
2000-2003 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
c. Skills
Soft Skills
 Team leadership
 Interpersonal skills
 Project Management
 Team work
 Communicative
 Fast learner
 Problem Solving
Hard Skills
 Photography skill
 Videography skill
 Microsoft Word
 Microsoft Powerpoint

3
 Microsoft Excel
 Computer programming
 Machine operation
d. Pengalaman Kerja
2008 – Sekarang CV. Garasi Seni Callista sebagai staff teknis

1.1.2 Kajian Teori


Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi adalah sebuah dorongan yang memiliki tiga fungsi, yaitu memberi
energi atau menyebabkan orang bertindak, mengarahkan perilaku menuju
pencapaian tujuan tertentu, dan menopang usaha yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan (Steers & Porter dalam Riggio, 2013). Ernest J. McCormick mengemukakan
bahwa motivasi kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi,
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja.

Teori Motivasi Kerja


a. Achievement Motivation (David Mc Clelland)
● Need for Achievement: Kebutuhan/dorongan untuk berkembang/maju.
Individu dengan need for achievement yang besar memiliki gairah
untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
hasil sebelumnya. Mereka mencari kesempatan di mana mereka
memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban
terhadap masalah- masalah. Mereka tidak suka berhasil secara
kebetulan. Tujuan yang mereka tetapkan merupakan tujuan dengan
derajat kesulitan menengah, bukan tujuan yang tidak terlalu sulit
dicapai dan bukan tujuan yang terlalu mudah dicapai.
● Need for Power: Kebutuhan untuk mengendalikan, mempengaruhi
orang lain, dan memiliki dampak terhadap orang lain. Individu dengan
need of power yang besar menyukai pekerjaan-pekerjaan di mana
mereka menjadi pemimpin dan mereka berupaya mempengaruhi orang
lain.

4
● Need for Affiliation: Kebutuhan untuk diterima dan disukai orang lain.
Individu dengan need for affiliation yang tinggi ialah mereka yang
berusaha memperoleh persahabatan. Mereka lebih menyukai situasi-
situasi kooperatif, sangat menginginkan hubungan yang melibatkan
saling pengertian dalam derajat yang tinggi, dan akan berusaha untuk
menghindari konflik. Individu yang memiliki need for achievement,
need for power, dan need for affiliation yang tinggi sekaligus akan
memiliki motivasi kerja yang proaktif.
b. Needs Hierarchy (A. Maslow)
Gambar 1. Maslow's hierarchy of needs

Teori ini menjelaskan bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi


mengejar yang berkesinambungan. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung
kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Individu sejak lahir hingga
meninggal dimotivasi oleh proses berkeinginan secara nonstop untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya hirarkis dari kebutuhan
paling dasar (fisiologis) sampai dengan kebutuhan tertinggi (aktualisasi
diri). Dua tingkat kebutuhan dapat beroperasi pada waktu yang sama, tetapi
kebutuhan pada tingkat lebih rendah yang dianggap menjadi motivator yang
lebih kuat dari perilaku. Maslow membedakan 2 kategori kebutuhan:
1) Deficiency Needs
Apabila kebutuhan ini terpenuhi, maka akan menghasilkan
kepribadian yang sehat, diantaranya yaitu:

5
● Physiological Needs: Kebutuhan yang timbul berdasarkan
kondisi fisiologis badan kita. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan primer atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
● Safety Needs: Dalam pekerjaan, kita jumpai kebutuhan ini dalam
bentuk ‘rasa asing’ saat menjadi tenaga kerja baru atau saat
pindah ke kota baru.
● Love/Belongingness Needs: Dalam pekerjaan kita temukan
kelompok informal yang merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan sosial seorang tenaga kerja.
2) Growth Needs
Merupakan kebutuhan untuk pengembangan dan prestasi dari
potensi seseorang, yaitu:
a. Esteem Needs: Kebutuhan ini meliputi dua jenis, yaitu
kebutuhan mencakup faktor-faktor internal, seperti kebutuhan
harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan kompetensi serta
kebutuhan yang mencakup faktor-faktor eksternal, seperti
kebutuhan untuk dikenal dan diakui, serta status.
b. Actualization Needs: Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan
ini menekankan kebebasan dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya.
c. Reinforcement Theory (B. F. Skinner)
Teori ini menyatakan bahwa sebuah perilaku dimotivasi oleh konsekuensi
yang menyertainya.
 Reinforcer
Merupakan konsekuensi yang menyertai perilaku dan berfungsi
meningkatkan motivasi untuk perilaku tersebut dilakukan kembali.
o Positive reinforcer: Kejadian-kejadian yang dengan
diinginkan oleh individu, seperti menerima pujian, uang, dan
tepukan tangan saat di panggung.

6
o Negative reinforcer: Penguat yang meningkatkan motivasi
untuk melakukan perilaku yang diinginkan agar kondisi
yang tidak menyenangkan tidak terjadi.
 Punishment
Merupakan konsekuensi yang tidak menyenangkan yang secara
langsung menyertai suatu perilaku. Pengaruh dari punishment
adalah melemahkan kecenderungan untuk melakukan kembali
sebuah perilaku. Punishment diterapkan pada perilaku yang
dianggap tidak pantas. Contoh punishment adalah menerima
penurunan pangkat karena ceroboh dalam bekerja.

Pola Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses berkelanjutan yang
berfungsi sebagai sumber kehidupan organisasi. Dalam setting kerja, komunikasi
terdapat dalam berbagai bentuk, seperti perintah tertulis atau lisan, obrolan
informal, pesan elektronik, laporan cetak, diskusi di antara para eksekutif di ruang
rapat perusahaan, pengumuman yang di pasang di papan, atau pun komunikasi
berbasis web.
a. Fungsi Komunikasi
 Kendali: Untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara.
Komunikasi menjalankan fungsi kendali ketika karyawan harus
mengikuti pedoman formal organisasi, seperti haru mengomunikasikan
keluhan terkait pekerjaan kepada atasan langsung mereka, harus
mengikuti deskripsi pekerjaan mereka, atau harus mematuhi kebijakan
perusahaan.
 Motivasi: Komunikasi menumbuhkan motivasi dengan menjelaskan
kepada karyawan apa yang harus mereka lakukan, seberapa baik
mereka melakukannya, dan bagaimana mereka dapat menjadi lebih baik
jika kinerja mereka di bawah standar.
 Pernyataan emosi: Kelompok kerja merupakan sumber utama interaksi
sosial bagi karyawan. Komunikasi dalam kelompok adalah mekanisme

7
mendasar yang mana anggota menunjukkan kepuasan dan rasa frustasi
mereka. Oleh karena itu, komunikasi berfungsi sebagai pernyataan
ekspresi emosi dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
 Informasi: Komunikasi menyediakan informasi yang dibutuhkan
individu dan kelompok untuk membuat keputusan dengan
mentransmisikan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi pilihan.
b. Arah Komunikasi
1) Vertikal
 Ke bawah
Terdiri dari pesan-pesan yang dikirim dari atasan ke
bawahan. Sebagian besar komunikasi formal yang terjadi di
dalam organisasi kerja menggunakan arah komunikasi ke
bawah karena tingkat atas (atasan) terlibat dalam
pengambilan keputusan penting yang harus
dikomunikasikan ke tingkat yang lebih rendah (bawahan).
Seperti:
• Instruksi atau arahan mengenai kinerja pekerjaan
• Informasi tentang prosedur dan kebijakan organisasi
• Umpan balik kepada yang diawasi mengenai kinerja
pekerjaan
• Informasi untuk membantu dalam koordinasi tugas kerja
 Ke atas
Aliran pesan dari tingkat bawah organisasi ke tingkat
atas. Biasanya terdiri dari informasi yang dibutuhkan
manajer untuk melakukan pekerjaan mereka, seperti laporan
hasil produksi. Umpan balik komunikasi ke atas sangat
penting bagi manajer yang harus menggunakan informasi ini
untuk membuat keputusan penting terkait pekerjaan. Arah
komunikasi ini dapat juga berupa keluhan dan saran untuk
perbaikan dari pekerja tingkat bawah.

8
2) Lateral (Horizontal)
Terjadi di antara orang-orang yang berada pada level yang
sama dalam hierarki organisasi dalam bentuk koordinasi aktivitas
mereka untuk mencapai suatu tujuan. Dapat pula terjadi antara dua
atau lebih departemen dalam suatu organisasi. Misalnya,
komunikasi lateral yang efektif antara departemen produksi dan
kontrol kualitas di pabrik produksi televisi dapat membantu kedua
departemen untuk mengkoordinasikan upaya untuk menemukan dan
memperbaiki kesalah perakitan. Komunikasi lateral yang “tidak
sah” seperti terlalu banyak bersosialisasi di tempat kerja dapat
mengurangi kinerja pekerjaan yang efektif.
c. Jaringan Komunikasi
Secara umum terdapat beberapa pola atau struktur komunikasi
dalam organisasi, yaitu: bentuk roda, Y, lingkaran, rantai, dan informasi
untuk semua arah (Barker, 1981: 220) dikutip dari buku (Haryani, Sri, 2001:
45).
Gambar 2. Jaringan Komunikasi

1) Roda
Pola roda merupakan komunikasi dengan dua saluran, di
mana setiap karyawan akan mengirim dan menerima pesan ke pusat
komunikasi, dan pusat komunikasi akan menerima serta
mendistribusikan informasi yang diterimanya. Pada contoh bentuk
roda ini, atasan biasanya merupakan sumber komunikasi, ia dapat

9
mengirimkan informasi ke semua bawahannya. Masing-masing
bawahan dapat mengirim pesan jaringan yang menggambarkan
situasi di mana kedua anggota pada bagian ujung rantai hanya dapat
berkomunikasi dengan orang di antara mereka dan orang yang
berada di pusat. Dengan demikian, kedua orang yang berada di
tengah-tengah menyampaikan informasi ke atas. Jaringan ini dapat
dipandang sebagai sentralisasi informasi, tetapi dengan kadar
sentralisasi lebih rendah dibandingkan dengan jaringan roda. Pola
komunikasi tersebut jelas mempunyai dampak terhadap organisasi.
Jaringan komunikasi yang desentralisasi seperti yang diilustrasikan
dengan bentuk roda dan rantai boleh jadi cocok untuk menghimpun
informasi guna menanggulangi masalah-masalah rutin. Untuk
menghindarkan komunikasi yang tidak diperlukan, figur sentral juga
memiliki kesempatan besar untuk mempengaruhi yang lain dan
untuk mempraktikkan keorganisasian.
Jaringan komunikasi mempunyai karakteristik lain, yang
biasanya disebut dengan pola atau bentuk. Pola atau bentuk jaringan
ini mempengaruhi kinerja organisasi. Sentralisasi menunjukkan
pada tingkat di mana suatu kelompok berpusat di sekitar satu orang.
Posisi yang paling sentral adalah seseorang yang berinteraksi
dengan semua atau sebagian besar anggota organisasi. Pola atau
struktur komunikasi sentralisasi akan efisien untuk tugas bersifat
komplek. Seorang individu pada saat-saat tertentu hanya dapat
menangani sejumlah informasi tertentu, dan dalam tugas-tugas yang
komplek seseorang akan kelebihan informasi, yang disebut dengan
kejenuhan informasi. Ke atas tersebut, namun tidak dapat mengirim
dan menerima pesan langsung dari karyawan.
2) Y
Pada pola Y ini pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi
langsung dengan seluruh individu, tetapi ada individu yang
komunikasinya harus melalui individu lain.

10
3) Rantai (Chain)
Pola rantai hampir sama dengan pola lingkaran, hanya saja
di sini ada dua individu yang berada di akhir jaringan, sehingga
hanya dapat mengirim dan menerima pesan dari satu posisi.
4) Lingkaran
Pola komunikasi lingkaran memungkinkan masing-masing
individu untuk mengirim pesan ke sebelah kiri atau ke sebelah
kanannya. Namun demikian individu tidak dapat mengirim dan
menerima pesan secara langsung ke seluruh karyawan.
5) Formasi Semua Arah
Pada jaringan semua arah, semua individu pada semua posisi
dimungkinkan untuk mengirim dan menerima informasi ke segala
arah. Jaringan, struktur, pola ini digunakan untuk menentukan tipe
interaksi antara individu dalam perusahaan.
d. Hambatan bagi komunikasi yang efektif
1) Filtering (penyaringan)
Manipulasi informasi oleh pengirim untuk membuat pihak
penerima menjadi lebih nyaman. Seorang manajer yang memberi
tahu atasannya apa yang menurutnya ingin didengar oleh atasannya
sedang melakukan penyaringan informasi. Semakin banyak level
vertikal dalam hierarki organisasi, semakin banyak peluang untuk
terjadinya penyaringan. Tetapi beberapa penyaringan akan terjadi di
mana pun terdapat perbedaan status. Faktor-faktor seperti ketakutan
untuk menyampaikan kabar buruk dan keinginan untuk
menyenangkan atasan sering membuat karyawan memberitahu
atasan mereka apa yang menurut mereka ingin atasan dengar
sehingga mendistorsi komunikasi ke atas.
2) Selective Perception
Kondisi yang mana penerima melihat dan mendengar
berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan
karakteristik pribadi lainnya. Penerima juga memproyeksikan minat

11
dan harapan mereka ke dalam komunikasi saat mereka memecahkan
kodenya. Seorang pewawancara kerja yang mengharapkan pelamar
kerja wanita untuk menempatkan keluarganya di atas kariernya
kemungkinan besar akan melihat hal itu pada semua pelamar wanita,
terlepas dari apakah mereka benar-benar merasa seperti itu.
3) Kelebihan informasi
Suatu kondisi yang mana aliran informasi yang masuk
melebihi kapasitas pemrosesan seorang individu. Ketika kelebihan
informasi terjadi, individu cenderung memilih, mengabaikan,
melewatkan, melupakan, atau mereka mungkin menunda
pemrosesan lebih lanjut sampai situasi information overload
berakhir.
4) Emosi
Emosi yang ekstrem, seperti kegembiraan atau depresi
memiliki potensi untuk menghambat komunikasi yang efektif
karena mengabaikan proses pemikiran rasional dan objektif serta
menggantinya dengan penilaian emosional.
5) Bahasa
Kata-kata atau istilah dapat memiliki arti yang berbeda untuk
orang yang berbeda. Pengirim pesan cenderung menganggap kata
dan istilah yang mereka gunakan memiliki arti yang sama bagi
penerima dan bagi mereka. Asumsi ini seringkali salah.
6) Sikap Diam
Diam dapat diartikan tidak bertindak, merasa khawatir, takut
untuk berbicara, sinyal persetujuan, perbedaan pendapat, frustasi
atau kemarahan.
7) Ketakutan Komunikasi
Ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam
komunikasi lisan, komunikasi tertulis maupun keduanya. Individu
yang mengalami hal-hal tersebut mungkin merasa sangat sulit untuk
berbicara dengan orang lain secara langsung atau menjadi sangat

12
cemas ketika harus menggunakan telepon. Ketakutan
berkomunikasi yang tinggi dapat mendistorsi tuntutan komunikasi
dari pekerjaan mereka untuk meminimalkan kebutuhan akan
komunikasi. Mereka cenderung rasionalisasi tindakan mereka
dengan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa komunikasi
tidak diperlukan bagi mereka untuk melakukan pekerjaan mereka
secara efektif.
8) Kebohongan
Kebanyakan orang tidak pandai mendeteksi kebohongan
dikarenakan tidak adanya syarat non-verbal atau verbal yang unik
dari sebuah kebohongan. Kebanyakan individu yang berbohong pun
mengusahakan agar kebohongannya tidak terdeteksi sehingga
kebohongan menjadi penghalang yang sangat kuat untuk
terbangunnya komunikasi yang efektif dalam organisasi.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui motivasi kerja narasumber
2. Untuk mengetahui pola komunikasi narasumber

1.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan mahasiswa psikologi
terhadap motivasi kerja dan pola komunikasi yang dimiliki seorang karyawan dan
diterapkan dalam lingkungan kerja yang diharapkan dapat memberi lebih banyak
pengetahuan untuk kajian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
 Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan
kemampuan berpikir melalui penulisan laporan dan untuk menerapkan
teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan.
 Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
dan penunjang penelitian-penelitian di masa yang akan datang.

13
BAB II
RENCANA TEAM BASED PROJECT

2.1 Rencana Kegiatan


2.1.1 Wawancara
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang
dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, di mana pihak yang di ajak wawancara dimintai pendapatnya, dan
ide-idenya. Wawancara dilakukan kepada salah satu karyawan perusahaan Garasi
Seni Callista Sukoharjo.

Nama: Ismanto
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 38 Tahun
Jabatan: Karyawan

Guideline Wawancara Semi Terstruktur

Opening
Assalamualaikum Wr.Wb.
Selamat pagi/sore/malam Mas
Sebelumnya kami izin memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya Az Zahra Callista
Larasati dan teman-teman Mahasiswa dari Psikologi UNS Angkatan 2022 ingin
melakukan wawancara dengan mas sebagai narasumber dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana motivasi kerja dan pola komunikasi karyawan di perusahaan Garasi Seni
Callista Sukoharjo.

Body
Apakah benar dengan Mas (nama)? Sebelumnya bagaimana kabar Mas?
Sebelum memulai sesi wawancara, saya akan menjelaskan teknis wawancara ya Mas.
Proses wawancara akan berlangsung sekitar 20 menit dan kami akan mengajukkan

14
beberapa pertanyaan terkait motivasi kerja dan pola komunikasi karyawan di perusahaan
Garasi Seni Callista Sukoharjo. Kami mohon izin untuk merekam proses wawancara
nanti Mas, apakah diperbolehkan?
Apakah Mas sudah siap?
Pertanyaan Pembuka
1. Sudah berapa lama Mas bekerja di perusahaan ini?
2. Apa saja pekerjaan yang Mas lakukan di perusahaan ini?

Variabel Aspek Pertanyaan

Motivasi Kerja Reinforcer ● Positive Reinforcer


Organisasi 1. Apa saja hal yang dapat
(Reinforcement membuat Anda
Theory dari B.F berantusias/bersemangat
Skinner) dalam bekerja?
2. Bagaimana perasaan Anda
ketika mendapat pujian
dari atasan maupun
sesama karyawan
mengenai hasil pekerjaan
yang telah anda lakukan?
● Negative Reinforcer
1. Apa yang membuat Anda
tidak mendapatkan
evaluasi dari atasan?

Punishment 1. Apa yang membuat anda


mendapatkan sanksi
dalam bekerja?
2. Jenis hukuman/sanksi
seperti apa yang ada di
perusahaan?

15
3. Menurut Anda, seberapa
besar pengaruh sanksi itu
terhadap motivasi Anda
dalam bekerja?

Komunikasi Fungsi Komunikasi 1. Menurut anda, seberapa


Organisasi penting komunikasi dalam
perusahaan?

Arah Komunikasi 1. Bagaimana cara anda


menjalin komunikasi
dengan atasan, bawahan
maupun sesama
karyawan? Apakah
menggunakan bahasa
formal informal atau
seperti apa?

Jaringan Komunikasi 1. Bagaimana cara karyawan


dapat berkomunikasi
dengan sesama karyawan
maupun ke atasan?

Hambatan Komunikasi 1. Apa saja hambatan yang


anda pernah alami dalam
menjalin komunikasi antar
karyawan?
2. Bagaimana cara anda
mengatasi hambatan
komunikasi yang pernah
anda alami?

Rencana karir Rencana Karir Organisasi 1. Bagaimana rencana karir

16
yang anda rencanakan
baik bagi diri sendiri
maupun perusahaan?

Closing
Baik Mas, sesi wawancara telah selesai, kami mengucapkan terima kasih pada Mas telah
memberikan kesempatan dan waktu untuk berkenan menjadi narasumber wawancara ini.
Apabila kami ada kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf Mas, terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

2.1.2 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku
objek sasaran. Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan
di mana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan orang yang diobservasi dan
observasi berstruktur di mana dalam melakukan observasi peneliti menggunakan
pedoman yang telah disusun terlebih dahulu oleh peneliti. Teknik pencatatan yang
dilakukan dalam kegiatan observasi adalah pencatatan naratif. observer melakukan
pengumpulan data sesuai dengan kejadian dan urutan kejadian sebagaimana yang
terjadi di situasi nyata nyata.

Variabel Aspek Keterangan

Motivasi Kerja Organisasi Reinforcer Dilakukan saat sesi


(Reinforcement Theory dari wawancara dan di luar sesi
B.F Skinner) wawancara

Punishment Dilakukan saat sesi


wawancara dan di luar sesi
wawancara

Komunikasi Organisasi Fungsi Komunikasi Dilakukan saat sesi


wawancara dan di luar sesi

17
wawancara

Arah Komunikasi Dilakukan saat sesi


wawancara dan di luar sesi
wawancara

Jaringan Komunikasi Dilakukan saat sesi


wawancara dan di luar sesi
wawancara

Hambatan Komunikasi Dilakukan saat sesi


wawancara dan di luar sesi
wawancara

Rencana Karir Rencana Karir Organisasi Dilakukan saat sesi


wawancara dan di luar sesi
wawancara

2.1.3 Diskusi Pembuatan Perencanaan Karir


Diskusi perencanaan karir untuk karyawan dan perusahaan dilakukan
berdasarkan jawaban dari narasumber saat wawancara dan diskusi lebih lanjut oleh
peneliti. Saat sesi wawancara, peneliti memberikan satu pertanyaan untuk menggali
informasi mengenai perencanaan karir baik untuk diri narasumber sendiri yang
merupakan karyawan perusahaan dan perencanaan karir untuk perusahaan dari
sudut pandang narasumber. Dari jawaban narasumber saat wawancara tersebut
didiskusikan lebih lanjut oleh peneliti mengenai perencanaan karir baik untuk
karyawan sendiri maupun untuk perusahaan.

18
2.2 Timeline Kegiatan

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. Persiapan kegiatan 29 November 2023 - 1. Alinna Fara Putri


5 Desember 2023 Maharani (P0122013)
2. Ardhia Regita Cahyani
(P0122031)
3. Aura Layinatul Ummi
(P0122039)
4. Az Zahra Callista Larasati
(P0122043)

2. Kunjungan dan perizinan Senin, 4 Desember 1. Az Zahra Callista Larasati


ke Perusahaan Garasi 2023 (P0122043)
Seni Callista Sukoharjo

3. Pelaksanaan kegiatan Rabu, 6 Desember 1. Aura Layinatul Ummi


wawancara dengan 2023 (P0122039)
narasumber 2. Az Zahra Callista Larasati
(P0122043)

4. Pelaksanaan kegiatan Rabu, 6 Desember 1. Alinna Fara Putri


observasi 2023 Maharani (P0122013)
2. Ardhia Regita Cahyani
(P0122031)

5. Diskusi perencanaan 1. Alinna Fara Putri


karir Maharani (P0122013)
2. Ardhia Regita Cahyani
(P0122031)

19
3. Aura Layinatul Ummi
(P0122039)
4. Az Zahra Callista Larasati
(P0122043)

6. Analisis data dan 29 November 2023 - 1. Alinna Fara Putri


penyusunan laporan 16 Desember 2023 Maharani (P0122013)
2. Ardhia Regita Cahyani
(P0122031)
3. Aura Layinatul Ummi
(P0122039)
4. Az Zahra Callista Larasati
(P0122043)

7. Pengumpulan laporan 17 Desember 2023 1. Alinna Fara Putri


Maharani (P0122013)
2. Ardhia Regita Cahyani
(P0122031)
3. Aura Layinatul Ummi
(P0122039)
4. Az Zahra Callista Larasati
(P0122043)

20
BAB III
HASIL TEAM BASED PROJECT

3.1 Hasil Kegiatan


3.1.1 Data Hasil Wawancara
Verbatim Motivasi Kerja Dan Pola Komunikasi

Subjek Transcript Original Exploratory Emergent Tema


Comments Themes

Pewawancara 1 Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Narasumber Waalaikumsalam
Warahmatullahi Wabarakatuh

Pewawancara 1 Selamat siang mas jadi


sebelumnya kami izin
memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Kami eee dari
mahasiswa psikologi angkatan
2022 dari Universitas Sebelas
Maret ingin melakukan
wawancara dengan mas
sebagai narasumber dengan
tujuan untuk mengetahui
bagaimana sih motivasi kerja
dan pola komunikasi
karyawan di Garasi Seni
Callista Sukoharjo. Nah,
sebelumnya bagaimana kabar
mas?

21
Narasumber Alhamdulillah sehat waras,
pokoke selalu semangat

Pewawancara 1 Hehehe, oke jadi sebelum


memulai sesi wawancara saya
akan menjelaskan teknis
wawancara. Proses
wawancara akan berlangsung
sekitar 20 menit dan kami
akan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang motivasi
kerja dan pola komunikasi
karyawan. Nah, kami mohon
izin untuk merekam proses
wawancara itu apakah boleh?

Narasumber Boleh silahkan

Pewawancara 1 Oke jadi apakah mas sudah


siap?

Narasumber Ya ee Insya Allah siap,


sebisanya nanti tak jawab, opo
onone

Pewawancara 1 Hehe jadi untuk pertanyaan


pertama nih mas, sudah berapa
lama Mas Is itu bekerja di
Garasi Seni Callista?

Narasumber Ya kurang lebih kalau ada 10 Mas Is bekerja di Bekerja sekitar Pengalaman
tahunan lah. 10 tahun itu juga Garasi Seni Callista 10 tahun bekerja
sudah cukup lama sekitar 10 tahunan

22
Pewawancara 1 Oke 10 tahun, nah lalu apa aja
pekerjaan yang mas lakukan?

Narasumber Maksudnya?

Pewawancara 1 Apa ya, rincian jobdesk nya


tuh apa aja?

Narasumber Ya kalau untuk Garasi Seni Mas Is bekerja pada Bekerja di Rincian
Callista untuk saya sendiri bagian video shooting bagian video jobdesk
fokusnya di video shooting, dan video liputan. shooting dan
video liputan. Nah, kebetulan liputan yang
saya sendiri untuk teknis merupakan
lapangan jadi bukan editing, Mas Is sebagai teknis teknis lapangan
untuk lapangan sendiri yang lapangan bukan
pertama mungkin persiapan editing.
alat, alat yang harus dibawa
apa dan konsumen mintanya
seperti apa, kita crosscheck Untuk lapangan, yang
alat kita bawa alat yang harus disiapkan adalah
seperlunya seperti apa yang alat yang
sesuai permintaan konsumen menyesuaikan
lalu menuju ke lokasi. Untuk permintaan dari
acara seperti apa kita fleksibel, konsumen.
kita mengikuti kalo resepsi ya
dari protokol lah, seperti apa
Acara berjalan secara
fleksibel

Pewawancara 1 Ohhh, jadi memang fokusnya


ke teknis lapangan ya mas?

Narasumber Heem teknis lapangan Fokus Mas Is di teknis Di teknis Fokus

23
lapangan lapangan pekerjaan

Pewawancara 1 Nah, untuk pertanyaan


selanjutnya nih mas. Hal apa
saja yang membuat mas tuh
berantusias atau bersemangat
dalam bekerja?

Narasumber Kalo secara global sih kalo Bekerja untuk Sebagai kepala Hal yang
kita bekerja tuh untuk memenuhi kebutuhan, keluarga membuat
memenuhi kebutuhan. Kita sebagai kepala bertugas untuk berantusias
sebagai kepala keluarga keluarga bertugas mencari nafkah dan semangat
mungkin satu mencari nafkah untuk mencari nafkah
untuk anak, yang kedua kalo
apapun yang kita bidangi itu
kita suka kita otomatis tetap Apapun yang
semangat tapi kalo apapun dibidangi itu disukai,
pekerjaan itu ga disukai mbok akan tetap semangat
ameh dimodel pie itu tetep ga untuk bekerja, begitu
semangat, seperti itu juga sebaliknya

Pewawancara 1 Oh okee, untuk pertanyaan


selanjutnya bagaimana
perasaan mas ketika mendapat
pujian atau sanjungan dari
atasan maupun sesama
karyawan?

Narasumber Kalo masalah pujian itu Bagi Mas Is pujian Mendapatkan Perasaan
sebenere kaya ga begitu tidak begitu penting pujian dari ketika
penting banget, intinya kita karena Mas Is bekerja atasan itu jika mendapat
disini tuh kerja tim. Kalo tim dalam tim, di mana tanggung pujian

24
kita ibarate untuk satu job itu jika untuk satu job jawab sudah
sukses yaudah itu sukses, maka terpenuhi, itu
keberhasilan satu tim bukan keberhasilannya untuk menjadi
keberhasilan satu orang, dua satu tim, bukan untuk kebahagiaan
orang, individu kan enggak, individu. tersendiri buat
kita kerja tim. Kalo ibarate tim.
dapat pujian dari atasan itu hal
yang sudah terpenuhi atas apa
yang kita kerjakan intine kita
bertanggung jawab, dan Mendapatkan pujian
tanggung jawab itu sudah dari atasan itu jika
dilaksanakan dengan hasil tanggung jawab sudah
yang maksimal itu sudah, terpenuhi, itu menjadi
kebahagiaan tersendiri buat kebahagiaan tersendiri
saya dan temen-temen, intine buat tim.
buat crew bukan individu lo ya

Pewawancara 1 Okee, apa saja hal yang


membuat mas tuh tidak pernah
mengalami evaluasi dari
atasan?

Narasumber Kalo masalah evaluasi tetep Masalah evaluasi tetap Diperlukan Hal yang
ada, pekerjaan apapun tetep ada, tanpa evaluasi evaluasi jika membuat
ada, tanpa evaluasi itu hasil hasil akan monoton salah satu tidak
monoton tidak bisa meningkat dan tidak bisa proses ada mengalami
kan. Semua kan proses, dari meningkat. yang belum evaluasi
proses lapangan seperti apa, maksimal
editing seperti apa, kan itu kita
perlu evaluasi. Hasilnya dari Evaluasi diperlukan
lapangan sudah maksimal, dari proses lapangan

25
kalo editingnya belum dan proses editing.
maksimal itu juga perlu
evaluasi, begitu juga
sebaliknya. Baiknya kan dari Diperlukan evaluasi
lapangan maksimal, editing jika salah satu proses
maksimal tinggal finishing ada yang belum
kita ke pelanggan seperti apa maksimal
penyampaiannya

Pewawancara 1 Jadi emang evaluasi tuh pasti


ada ya mas?

Narasumber Iya pasti ada, pekerjaan Pekerjaan apapun Pekerjaan Evaluasi


apapun pasti ada. Intinya kan akan tetap ada apapun akan
untuk mengembangkan, evaluasi dengan tujuan tetap ada
masalahnya ke depannya ga untuk evaluasi
cuma seperti itu tok, perlu mengembangkan dan dengan tujuan
inovasi apa, inovasi apa gitu perlu inovasi untuk
mengembangk
an dan perlu
inovasi

Pewawancara 1 Okayy nah untuk pertanyaan


selanjutnya mas apa yang
membuat mas tuh pernah
mendapatkan sanksi dalam
bekerja?

Narasumber Kalo masalah sanksi sebenere Mas Is belum pernah Masalah sanksi Sanksi ketika
belum pernah ya, intinya kita mendapatkan sanksi. jika bekerja
kerja tim bagaimana kita permasalahan
membentuk tim itu yang di luar

26
bertanggung jawab. Kalo kemampuan
masalah sanksi itu tim.
kemungkinan kalo kita Masalah sanksi jika
permasalahan di lapangan di permasalahan di luar
luar nalar kita. Semisal kita kemampuan tim.
ada job streaming, dalam
streaming itu di lokasi kita
gaada sinyal, gimana kita mau
streaming, seperti itu kan. Itu
tetep gabisa kan, bisanya itu
kita rekam dulu baru diupload
di youtube di rumah,
kendalanya seperti itu, itu
kendala pertama yaitu
streaming. Kedua, di luar
kemampuan kita itu listrik.
Kalo kita kesana gada listrik
yang maksimal otomatis kan
kita juga gabisa kerja
maksimal, gitu loh. Sebenere
bisa kita pakai baterai, tapi kan
ga maksimal, kalo
maksimalnya tetep harus
pakai listrik. Masalahe listrik
tuh untuk pencahayaan, untuk
monitor apa gitu.

Pewawancara 1 Hmm okay, nah buat jenis


hukuman atau sanksi tuh
seperti apa sih mas di
perusahaan? Mungkin kalo di

27
perusahaan lain seperti dikasih
surat SP. Apakah di tempat
mas ada semacam itu atau
langsung diberhentikan?

Narasumber Kalo disini tuh istilah Di Garasi Seni Callista Tidak ada Jenis sanksi
memberhentikan atau SP tuh tidak ada istilah sanksi secara
sebenere gaada, cuma kita memberhentikan atau tertulis, yang
evaluasi bareng, “Ayo koe SP, yang ada hanyalah ada hanyalah
kerjane kurang seperti ini” evaluasi bersama- evaluasi
“Misal kamu terlambat, sama. bersama.
kesepakatane berangkat jam 7,
kamu datang jam setengah 8,
berarti kamu nanti langsung
nyusul ke lokasi”. Berarti kalo Jika terlambat dan
kita berangkat jam 7 yaudah kemudian ditinggal,
kita berangkat jam 7, yang itu menjadi resiko diri
terlambat yaudah urusane sendiri
sendiri, itu resiko transport
dan apa dia sendiri

Pewawancara 1 Ohh gitu, menurut mas sendiri


berapa besar sih pengaruh
sanksi itu terhadap motivasi
mas tuh dalam bekerja?

Narasumber Kalo masalah sanksi, kita Mas Is dan teman- Berusaha untuk Pengaruh
sama temen-temen berusaha teman berusaha untuk tidak sanks
untuk tidak mendapatkan hal tidak mendapatkan mendapatkan terhadap
seperti itu, bagaimanapun sanksi dengan cara sanksi motivasi
caranya kita tetep kesepakatan membuat kesepakatan kerja
A yaudah A. Jadi mungkin A maka akan tetap A.

28
kalo dalam tim itu juga ada
tugas sendiri-sendiri kan,
misal Mas Geger bagian
komputer, yang lain ada yang
masang tv, masang kamera.
Nah disitu ada tanggung jawab
sendiri, semisal ada kendala
“Oh mas tv-ne mati”, yaudah
yang bagian tv siapa
crosscheck. Kalau untuk
sanksi itu semisal kita
bagaimana menyikapine intine
kalo untuk keterlambatan itu
sebisa mungkin di minimalis,
diminimkan sedemikian
mungkin, jadi ibarate semisal
kita berangkat jam 7, jam 7
lebih lima menit belom dateng
kita terus chat wa "ayo
mangkat" belom ada jawaban
10 menit kita tinggal, jadi masi
tetep ada toleransi sih
sebenere, gitu, ya namanya
orang kan mungkin dalam
perjalanan atau apa, ahahah

Pewawancara 1 Yaa, ada sesuatu, ahahah,


okee, untuk pertanyaan
selanjutnya mas, eehh,
menurut Mas Is itu seberapa
penting sih komunikasi dalam

29
perusahaan itu

Narasumber Komunikasi itu sebenere yang Yang paling utama Yang paling Pentingnya
utama disitu, kalo dalam dalam bekerja yaitu utama dalam komunikasi
sebuah perusahaan itu ehh, ya komunikasi. bekerja yaitu
itu tadi kita komunikasi komunikasi.
bagaimana kita mencari solusi
yang terbaik bagaimana kita
evaluasinya nanti kedepannya,
ada inovasi seperti apa, ada...,
kalau dunia video shooting
kan ada mungkin ya, tiap
tahun itu ada alat yang muncul
yang baru, inovasi, yang lebih,
saya yakin yang produk baru
itu lebih canggih bisa dibilang,
nah itu pasti ada alat seperti
ini, nanti ini fungsinya seperti
ini, nanti mempermudah
seperti ini. Dengan, apa, Dengan komunikasi,
omongan, kita evaluasi Mas Is dan tim
bareng, kedepannya berharap mengevaluasi bersama
kan, satu tadi hasil maksimal, dan berharap hasil
dua berkembang dimana kita maksimal,
inovasinya, tetep ada inovasi berkembang, dan
lagi gitu loh, ini kan seperti inovasi.
itu.

Pewawancara 1 Berarti memang pengaruhnya


tuh, besar banget ya Mas?

30
Narasumber He'eh, komunikasi tu seperti Karyawan melapor ke
Komunikasi Pentingnya
itu, jadi kadang, kadang atasan jika ada alat
sangat penting komunikasi
semisal di lapangan ada yang trouble.
ketika bekerja.
trouble, nah kita trouble nya
alat, otomatis yang selaku
pimpinan kan dilapori kan,
pak bos misalnya "bos ini alate
ono sing suloyo iki sesuk ra
iso dinggo, piye carane, opo
didandakne sek, opo beli yang
baru" atau gimana kan setiap
keputusan tetep di tangan bos,
bukan di tangan karyawan,
mosok karyawan arep tuku Setiap keputusan ada
dewe gitu, kan ngga. Nah di tangan atasan.
pentingnya komunikasi seperti
itu kan, semisal di lapangan
ada trouble seperti itu kita
laporan nanti untuk
pengolahannya kita beli baru
apa didandakke sek sementara
atau kita bincang itu nanti
ehhh, ya keputusan di tangan
pimpinan seperti itu, jadi enak
lah cara ngomongnya daripada
besok kita kerja lagi, alate Komunikasi sangat
besok ngga bisa bekerja, penting ketika bekerja.
nggak maksimal seperti itu.
Jadi komunikasi itu yooo,
penting banget bisa dibilang

31
juga begitu.

Pewawancara 1 Jadi untuk pertanyaan


selanjutnya bisa dilanjutkan
oleh rekan saya Aura

Pewawancara 2 Ya jadi pertanyaan


selanjutnya karna komunikasi
tadi itu kan sangat penting ya
bagi atasan dan karyawannya
juga, nah gimana cara Mas Is
tu menjalin komunikasi
dengan atasan bawahan atau
sesama karyawan gitu, apakah
komunikasinya disitu pake
bahasa formal atau informal,
dan arahnya tuh apakah satu
arah atau dua arah misalkan
dari atasan ke bawahan aja
atau bawahan ke atasan aja
atau dua arah atau bisa banyak
arah gitu misalkan, dari atasan
bisa langsung ke, apa ya?
Misalkan ada banyak divisi
yaa editing, apakah bisa
langsung ke editing atau harus
melewati divisi lain?

Narasumber Yaa, kembali lagi evaluasi Evaluasi berlanjut ke


Bawahan dan Cara menjalin
berlanjut ke komunikasi, komunikasi dan
atasan sudah komunikasi
komunikasi berlanjut gimana komunikasi berlanjut
seperti saudara
caranya bawahan sama atasan ke bagaimana cara

32
sinkron, bawahan minta bawahan dan atasan sendiri dan
seperti A, konsep seperti A, sinkron. komunikasi
diajukan ke pihak pimpinan tidak perlu
"oh kowe pengen konsep yang terlalu
seperti, yaudah ini alat tak formal
konsep seperti ini, ini silakan
dijalankan" dari atasan sendiri
"aku tak tukokne alat seperti
ini nanti hasilnya seperti ini,
bisa ga menjalankan seperti
itu” nah ibarate, timbal balike
seperti itu mba, jadi cara
carane, piye ya? Aku minta A
dia menyediakan alat yang
seperti A, otomatis kita
bertanggung jawab atas apa
yang kita minta, kalo kita udah
dikasi sama bos seperti itu,
dan komunikasi itu kaya ngga,
ngga sama pimpinan yang
muluk muluk itu ngga, kita Bawahan minta A,
sama pimpinan ini dah kaya, kemudian atasan
apa ya. Kita sama pimpinan menyediakan A,
udah kaya saling akrab, otomatis bawahan
ngomong juga biasa ga perlu harus bertanggung
pakai formal, seperti ini jawab atas apa yang
seperti pengajuan ditulis kan sudah diminta.
enggak. Cuma “Bos ini alate
enek sing suloyo iki” “Yowis
sesuk didandakke, yen wis

33
raiso didandakke yowis sesuk
golek alat, golek sing podo kui
opo sing duwure kui”. Nah itu
kan bisa didiskusikan,
kebutuhan untuk lapangan
seperti apa kita diskusiin
bareng, perlune seperti apa
Bawahan dan atasan
nanti bos yang membelikan
sudah seperti saudara
alat itu. Jadi untuk komunikasi
sendiri dan
antara crew dan bos itu enak
komunikasi tidak
banget, udah kaya saudara
perlu yang terlalu
sendiri gitu, jadi ga perlu yang
formal
formal banget enggak, enggak
terlalu formal lah. Ada lagi?

Pewawancara 2 Oke, ada lagi. Pertanyaan


selanjutnya apa aja hambatan
yang Mas Is pernah alami
dalam menjalani komunikasi
antar karyawan?

Narasumber Antar karyawan?

Pewawancara 2 Heem antar karyawan

Narasumber Kalo antar karyawan itu Hambatan antar Zaman Hambatan


intinya gini, hambatan dalam karyawan yaitu sekarang sudah komunikasi
komunikasi, perusahaan kita komunikasi. zamannya hp, antar
kan video shooting, itu kadang jika di satu karyawan
setiap ada job itu ada double. tempat sudah
Semisal lokasi 1 pakai alat A, tidak ada
lokasi B pakai alat B, nah sinyal atau

34
kadang untuk trouble mungkin
shooting-nya di wilayah lokasi sedang tidak
A, mungkin komunikasi ke on hp-nya,
pihak yang lokasi B. otomatis tidak
Kesulitannya, sekarang kan bisa
jamannya hp, kalo sana udah komunikasi.
gada sinyal atau mungkin dari Zaman sekarang sudah
tim kita ada yang tidak on hp- zamannya hp, jika di
nya, misal di kantong, di tas satu tempat sudah
saat kita kerja, kita jadi gabisa tidak ada sinyal atau
komunikasi kan, seperti itu. mungkin sedang tidak
Mungkin ada pertanyaan lain? on hp-nya, otomatis
Dari jawaban itu menjurus gak tidak bisa komunikasi.
ke pertanyaannya hehe

Pewawancara 2 Eeee iya untuk mengatasi


hambatan komunikasi tuh
yang dilakuin gimana?

Narasumber Yaudah mungkin dari awal ya Untuk mengatasi Dengan Mengatasi


dari persiapan tadi, gimana hambatan komunikasi persiapan alat hambatan
caranya mempersiapkan alat, dengan cara persiapan dan persiapan komunikasi
gimana nanti mempersiapkan alat dan persiapan SDM dapat
SDM-nya itu kita bagi rata. SDM-nya. meminimalisir
Misal jangan sampai, yang trouble di
pinter di grub A semua, yang lapangan.
menengah di grub B. Itu
engga, kita campur jadi dalam
setiap tim itu ada semua,
mungkin untuk teknisi
komputernya ada, untuk Dengan persiapan alat

35
kamera ada. Jadi dan persiapan SDM
meminimalisir trouble di dapat meminimalisir
lapangan, trouble tetep ada di trouble di lapangan.
lapangan namanya aja juga
pekerjaan. Nah, mungkin
dengan seperti itu kan kalo
kita komunikasi gabisa lancar
yaudah kita rembug bareng di
tim yang ada di situ, masa juga
mau nyusul ke sana, di sini aja
ada acara, ya kan? Intinya kita
mengatasi masalah itu tadi di
lokasi acara, tapi ya kembali
ke itu tadi pertama persiapan Apapun trouble-nya,
alat, kedua SDM-nya. Jadi, jika SDM-nya sudah
apapun trouble-nya kalo mumpuni, tidak usah
SDM-nya udah bisa, yaudah minta ke lokasi yang
gausa minta yang lokasi lain, lain.
seperti itu.

Pewawancara 2 Hmmm hehe pertanyaan


terakhir gimana rencana karir
yang mas rencanakan baik
bagi diri sendiri maupun
perusahaan?

Narasumber Kalo untuk perusahaan tuh Mas Is berharap untuk Mas Is Rencana karir
gimana caranya ke depannya mendapatkan banyak berusaha
satu, kita standar alat job. memberikan
digunakan untuk wilayah hasil video
Sukoharjo dan sekitarnya. shooting

36
Alat itu kan, kalo kita bekerja, dengan
kalo alat sudah mumpuni, maksimal dan
kerja enak dan hasil bakal konsumen
tetep maksimal. Jadi, ke tidak kapok
depannya tetep pengen banyak untuk di-
job juga kan? Tiap hari dapet shooting
job atau apa, nah untuk Garasi Garasi Seni
Seni Callista sendiri untuk Mas Is berusaha Callista.
yang divisi video shooting memberikan hasil
gimana caranya bisa diterima video shooting dengan
masyarakat dengan baik, maksimal dan
otomatis masyarakat sendiri konsumen tidak kapok
akan tetep nambah job lagi. untuk di-shooting
Intinya tuh ga kapok gitu lo, Garasi Seni Callista.
di-shooting sama Callista, ga
kapok wah gambarnya jelek
gini-gini, enggak. Kita kasih
service yang baik lah, intine
seperti itu.

Pewawancara 2 Nah, itu pertanyaan terakhir.


Sesi wawancara kita sudah
selesai kami mengucapkan
terima kasih buat Mas Is sudah
memberikan kesempatan dan
waktunya untuk berkenan
menjadi narasumber kami.
Apabila ada kesalahan atau
kekurangan kami mohon
maaf, Mas.

37
Narasumber Terima kasih kembali. Itu kita
jawab juga sebisa mungkin
apa adanya, blak-blakan saja
seperti itu. Kalo mungkin
belum ada jawaban yang
diperlukan, bisa ditanyakan
lagi.

Pewawancara 1 Udah cukup, Mas hehe.


dan
Pewawancara 2

Narasumber Udah cukup? Udah puas? Puas


100% lo heheehe.

Pewawancara 2 99% hehe. Baik selanjutnya,


sesi dokumentasi, apakah Mas
berkenan?

Narasumber Boleh boleh.

3.1.2 Observasi

ASPEK PERILAKU YANG MUNCUL

Raut wajah Antusias dan sering berkontak mata dengan pewawancara,


memperhatikan dengan baik ketika interviewer bertanya.

Kelancaran menjawab Terlihat lancar menjawab, tidak banyak mengatakan emmm emmm,
menjawab dengan sangat hati-hati, menjawab disertai canda tawa,
menanyakan kembali pertanyaan yang belum jelas.

Perilaku/tingkah laku Menjawab pertanyaan dengan memperagakan menggunakan tangan,


memposisikan tubuh menghadap interviewer yang memberi pertanyaan.

38
Motivasi Kerja: Reinforcer Saat penerimaan gaji karyawan, pimpinan perusahaan mengumpulkan
karyawan miliknya. Dalam penerimaan gaji, setiap karyawan
menunjukkan perasaan senang ada yang tertawa, tersenyum, dan
mengucapkan terima kasih pada pimpinan. Sehari setelah penerimaan
gaji, karyawan terlihat semangat dalam melaksanakan pekerjaannya.
Saat pelaksanaan evaluasi, pimpinan dan karyawan berada di satu
tempat. Suatu ketika, pimpinan memberikan pujian atau applause
terhadap kinerja karyawan, respon karyawan adalah sangat bahagia.
Pada jam kerja, pimpinan mengarahkan dengan benar apa yang harus
dilakukan karyawan. Arahan dari pimpinan tersebut dilaksanakan
dengan baik dan dikerjakan dengan ekspresi yang antusias.

Motivasi Kerja: Untuk hukuman/sanksi yang diberikan perusahaan adalah berupa


Punishment teguran dari pimpinan. Teguran ini bisa dikatakan sebagai evaluasi dari
kinerja karyawan. Pimpinan akan memberikan teguran apabila terdapat
karyawan yang tidak melaksanakan tanggung jawab pekerjaan dengan
baik. Setelah mendapat teguran itu, karyawan kembali melakukan
tugasnya dengan baik sesuai dengan evaluasi dari pimpinan. Saat
kembali melakukan pekerjaannya, karyawan terlihat lebih serius dari
sebelum mendapat teguran.

Komunikasi Kerja: Fungsi Dalam komunikasi, pimpinan memberikan perintah dan arahan kepada
Komunikasi karyawan dalam menjalankan tugasnya. Saat sesi evaluasi bersama
pimpinan perusahaan, karyawan mendapatkan informasi mengenai apa
yang sebaiknya harus dilakukan dan diperbaiki. Setiap karyawan
menyimak serius pada evaluasi dari pimpinan. Komunikasi terjalin
antara satu karyawan dengan karyawan lain saat berada di tempat kerja.
Contohnya ketika operator mengarahkan posisi kamera kepada
kameramen saat bekerja dan juga koordinator tiap tim yang selalu
mengecek keperluan kelengkapan alat sebelum keberangkatan bekerja
menuju lokasi yang dituju.

39
Komunikasi Kerja: Arah Komunikasi yang ada di perusahaan Garasi Seni Callista memiliki arah
Komunikasi komunikasi secara vertikal maupun horizontal. Komunikasi terjadi
antara pimpinan kepada karyawan, karyawan kepada pimpinan, dan
karyawan satu ke karyawan lain. Saat bekerja secara tim di lapangan,
komunikasi terjadi antar karyawan satu dengan yang lain. Sesi evaluasi
terjadi komunikasi antara pimpinan kepada karyawan ataupun karyawan
kepada pimpinan dan karyawan satu dengan karyawan lain.

Komunikasi Kerja: Komunikasi yang terjadi di perusahaan memiliki kebebasan dalam


Jaringan Komunikasi alurnya, yaitu tanpa narahubung lebih lanjut. Setiap karyawan dapat
berkomunikasi dengan karyawan lainnya, tiap karyawan dapat
berkomunikasi secara langsung dengan atasan maupun sebaliknya.
Dalam berkomunikasi langsung dengan atasan, karyawan bisa langsung
berkomunikasi langsung tanpa adanya alur yang harus dilewati terlebih
dahulu seperti narahubung. Saat bekerja sebagai tim, karyawan dapat
secara bebas berkomunikasi dengan karyawan lain.

Komunikasi Kerja: Hambatan komunikasi yang terjadi di perusahaan adalah terkadang


Hambatan Komunikasi mengalami kesulitan dalam menghubungi salah satu karyawan,
contohnya adalah saat berada di lokasi kerja, entah karyawan sedang
melakukan pekerjaan sehingga tidak sempat untuk membuka ponsel
ataupun saat berada di luar lokasi kerja. Saat kondisi yang penting,
pimpinan pernah menghubungi salah satu karyawan melalui telepon
seluler, tetapi karena karyawan yang dihubungi tersebut sedang sibuk
melaksanakan pekerjaannya, jadi ia tidak sempat membuka ponsel.
Suatu ketika pimpinan memberikan arahan pada karyawan, tetapi
mungkin karena ada kesalahpahaman jadi karyawan melakukan
pekerjaannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pimpinan
sehingga kinerja yang dihasilkan tidak maksimal.

Sistem Kerja Sistem kerja yang dilakukan karyawan adalah mengutamakan kerja tim.
Apabila mendapatkan pesanan double maka tim video shooting akan

40
dibagi menjadi 2 kelompok di setiap kelompok berisi anggota karyawan
yang memiliki keahlian sangat tinggi, sedang dan menengah begitu juga
dengan tim kelompok yang lain. Komunikasi yang dilakukan di
perusahaan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung dilakukan dengan bertatap muka sedangkan secara tidak
langsung dilakukan menggunakan aplikasi whatsapp, sms, ataupun
telepon seluler.

Rencana Karir Pimpinan dan karyawan sering mengadakan evaluasi untuk perusahaan
seperti pembaruan alat video shooting, pembaruan sistem live streaming
dan rencana pengembangan sistem kerja yang inovatif. Evaluasi juga
dilakukan setelah karyawan menyelesaikan pekerjaannya, evaluasi
dilakukan untuk mencari solusi apabila di pekerjaan yang telah
dilakukan terdapat kendala sehingga kedepannya kinerja lebih
maksimal yang dapat berdampak positif pada perusahaan.

3.1.3 Hasil Diskusi Pembuatan Karir


Dilihat dari hasil wawancara dan observasi, narasumber sepertinya sudah
sangat menyukai pekerjaannya saat ini. Narasumber sudah bekerja sesuai dengan
kemampuan minat dan bakat sehingga narasumber dapat dengan enjoy ketika
sedang bekerja. Pimpinan dan karyawan sering mengadakan evaluasi untuk
perusahaan. Evaluasi yang dilakukan perusahaan sangat bermanfaat bagi
perkembangan perusahaan ke depannya. Evaluasi juga dapat mengenai
pembahasan tentang inovasi baru untuk perusahaan seperti pembaruan alat video
shooting, pembaruan sistem live streaming, pembaruan konsep video shooting,
rencana pengembangan sistem kerja yang inovatif, serta pengembangan ide yang
telah ada. Narasumber juga berharap untuk perusahaan ke depannya akan
mendapatkan banyak job dan untuk divisi video shooting, narasumber berusaha
supaya hasil video bisa diterima masyarakat dengan baik. Jika hasil video
maksimal, otomatis masyarakat akan repeat order ke Garasi Seni Callista.

41
3.2 Pembahasan Hasil Kegiatan
3.2.1 Analisis Motivasi Kerja
Reinforcement Theory
Skinner berpendapat bahwa perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh
penguatan atau reinforcement, baik positif maupun negatif. Dalam konteks
motivasi kerja, penguatan positif dapat berupa penghargaan atau insentif yang
diberikan kepada karyawan yang berhasil mencapai target atau kinerja yang baik,
sedangkan penguatan negatif dapat berupa sanksi atau hukuman yang diberikan
kepada karyawan yang tidak mencapai target atau kinerja yang buruk.
a. Reinforcer: Merupakan konsekuensi yang menyertai perilaku dan berfungsi
meningkatkan motivasi untuk perilaku tersebut dilakukan kembali.
Berdasarkan hasil wawancara, narasumber menyatakan bahwa salah
satu motivasinya dalam bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan dan itu
tidak lepas dari perannya sebagai kepala keluarga yaitu mencari nafkah.
Selain itu juga narasumber menyukai apa yang ia kerjakan sekarang
sehingga itu memotivasi dirinya untuk selalu semangat dalam menggeluti
pekerjaannya. Aspek selanjutnya adalah pujian dimana terkait hal ini
narasumber menyatakan bahwa jika terkait kerja tim dan mereka mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan baik, itu bermakna bahwa mereka sudah
berhasil mencapai apa yang diinginkan dan itu wujud dari pujian itu sendiri
dimana ketika mereka berhasil melaksanakan tanggung jawab dengan baik,
maka seluruh tim akan merasa bahagia.
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi, misalnya saat penerimaan
gaji, pimpinan perusahaan mengumpulkan karyawannya dimana ketika
situasi itu datang, setiap karyawan menunjukkan perasaan senang dengan
tertawa, tersenyum, dan mengucapkan terima kasih pada pimpinan sehingga
di hari-hari berikutnya, karyawan terlihat lebih semangat dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kemudian terkait pujian yang diberikan atasan
pada karyawan ketika berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tentu
akan membuat karyawan merasa senang dan bahagia sehingga setiap arahan
yang nantinya diberikan akan mampu dilaksanakan secara antusias.

42
b. Punishment: Merupakan konsekuensi yang tidak menyenangkan yang
secara langsung menyertai suatu perilaku. Pengaruh dari punishment adalah
melemahkan kecenderungan untuk melakukan kembali sebuah perilaku.
Berdasarkan hasil wawancara, terkait sanksi yang diterima
karyawan, narasumber mengatakan bahwa tidak ada pemberian SP atau
pemberhentian dari atasan namun kesadaran tersendiri dari masing-masing
karyawan untuk mengingatkan bila terdapat kekurangan/kesalahan ketika
melaksanakan suatu pekerjaan. Misalnya terkait kedisiplinan jam
keberangkatan kerja, ketika salah satu karyawan tidak mampu mencapai
lokasi transport yang dijanjikan tepat waktu, maka akan menjadi resiko dari
karyawan tersebut untuk mencapai lokasi kerja dengan caranya sendiri dan
terkait hal ini, setiap karyawan berusaha sebisa mungkin untuk
meminimalisir keterlambatan. Selanjutnya misal terdapat kendala pada
bagian tv, komputer dan sebagainya, tentu itu akan dibebankan pada divisi
yang bekerja dan sebisa mungkin dicari solusinya sebagai perwujudan
tanggung jawab dari masing-masing karyawan.
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi, hukuman/sanksi yang
diterima karyawan hanya berupa teguran, baik dari pimpinan langsung
ataupun dari sesama karyawan sebagai bentuk evaluasi terhadap kinerja
karyawan. Dan dengan diberikannya teguran tersebut, karyawan diharapkan
mampu berkembang dan melaksanakan tanggung jawabnya lebih baik lagi
untuk menghindari teguran/sanksi lainnya.

3.2.2 Identifikasi Pola Komunikasi


Fungsi Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begitu
juga halnya bagi suatu organisasi (Muhammad, (2017). Keberhasilan tujuan dalam
organisasi tidak lepas dari peranan komunikasi karena melalui komunikasi individu
dapat berinteraksi satu sama yang lain, baik bertukar informasi, pendapat, intruksi,
maupun motivasi. Secara umum, fungsi komunikasi ada empat. Yang pertama
adalah kendali, di mana komunikasi berfungsi untuk mengendalikan karyawan

43
guna mengikuti pedoman formal dari suatu perusahaan ataupun mengikuti arahan
dari atasan. Yang kedua adalah motivasi, karyawan melakukan apa yang harus
dilakukan dan diperbaiki untuk menjadi lebih baik sesuai dengan pedoman atau
instruksi yang ada. Fungsi yang ketiga adalah pernyataan emosi. Komunikasi dapat
menjadi alat untuk mengekspresikan kepuasan terhadap pekerjaan mereka ataupun
sebaliknya seperti rasa frustasi. Fungsi komunikasi yang keempat adalah informasi.
Dalam komunikasi, informasi disalurkan dari satu individu ke individu lain untuk
membuat keputusan, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi masalah.
Dari hasil wawancara, narasumber mengatakan bahwa komunikasi adalah
unsur utama dalam suatu perusahaan. Dengan komunikasi, perusahaan dapat
mencari solusi sebuah permasalahan, bagaimana evaluasi untuk perkembangan
kedepannya, dan juga inovasi demi perkembangan perusahaan yang lebih baik.
Narasumber mengatakan bahwa di dunia video shooting, terdapat inovasi produk
baru yang tiap tahun muncul dan lebih canggih. Melalui komunikasi, karyawan
dengan pimpinan dapat melakukan evaluasi untuk perkembangan perusahaan
kedepannya seperti keputusan untuk memperbarui fasilitas video shooting.
Penjelasan yang dipaparkan narasumber ini termasuk fungsi komunikasi yaitu
sebagai pemberi informasi. Karyawan memberikan informasi mengenai produk
baru yang lebih canggih dan dapat memberikan pengaruh besar terhadap
perusahaan, lalu dilakukanlah evaluasi untuk pembuatan keputusan apakah produk
tersebut akan dibeli atau tidak. Menurut narasumber, komunikasi memiliki
pengaruh besar dalam suatu perusahaan. Narasumber menjelaskan contoh
pengalaman yang menunjukkan besarnya pengaruh dari komunikasi tersebut.
misalnya di lapangan, alat untuk video shooting ada yang trouble. Karyawan
mengkomunikasikan kepada pimpinan untuk mendengar keputusan pimpinan
bagaimana solusi terbaik yang dapat dilakukan dan juga dapat dalam bentuk
evaluasi. Peristiwa ini termasuk fungsi komunikasi sebagai kendali dan motivasi.
Untuk kendali, karyawan harus mengikuti instruksi atau keputusan pimpinan
mengenai tindakan yang diambil saat ada alat yang trouble di lapangan. Untuk
motivasi, keputusan pimpinan itu menjadi sesuatu yang sebaiknya yang harus
dilakukan karyawan sehingga dapat memperbaiki kinerja saat ada trouble tersebut.

44
Dari hasil observasi, pimpinan dan karyawan melakukan evaluasi setiap
pekerjaan yang selesai. Evaluasi disini termasuk fungsi komunikasi sebagai
kendali, informasi, dan dapat sebagai motivasi. Dalam evaluasi, biasanya dibahas
mengenai kendala yang telah dialami saat bekerja dan solusi yang dapat dilakukan
kedepannya. Komunikasi yang terjalin antar karyawan. Contohnya ketika operator
kamera meminta kepada kameramen untuk mengarahkan posisi saat bekerja.
Contoh ini termasuk fungsi komunikasi sebagai kendali dan pemberian informasi.

Arah dan Jaringan Komunikasi


Menurut Gibson, dkk (2003), arah komunikasi ada empat yaitu komunikasi
ke bawah, atas, horizontal, dan diagonal. Secara umum, arah komunikasi terdapat
dua yaitu vertikal dan horizontal. Komunikasi vertikal dibagi lagi menjadi dua yaitu
ke bawah dan ke atas. Komunikasi vertikal ke bawah terdiri dari pesan yang dikirim
dari atasan ke bawahan sedangkan komunikasi vertikal ke atas berupa aliran pesan
dari tingkat bawah organisasi ke tingkat atas. Lalu terdapat komunikasi secara
horizontal yang terjadi di antara orang-orang yang berada pada level yang sama
dalam hierarki organisasi dalam bentuk koordinasi aktivitas mereka untuk
mencapai suatu tujuan. Contohnya adalah komunikasi yang terjadi antar karyawan.
Selain arah komunikasi terdapat juga jaringan komunikasi.
Secara umum terdapat beberapa pola atau struktur komunikasi atau jaringan
komunikasi dalam organisasi, yaitu: bentuk roda, Y, lingkaran, rantai, dan
informasi untuk semua arah (Barker, 1981: 220) dikutip dari buku (Haryani, Sri,
2001: 45). Bentuk roda merupakan komunikasi dengan dua saluran di mana setiap
karyawan mengirim dan menerima pesan ke pusat komunikasi, dan pusat
komunikasi akan menerima serta mendistribusikan informasi yang diterimanya.
Bentuk Y pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi langsung dengan seluruh
individu, tetapi ada individu yang komunikasinya harus melalui individu lain.
Bentuk rantai di sini ada dua individu yang berada di akhir jaringan, sehingga hanya
dapat mengirim dan menerima pesan dari satu posisi. Bentuk lingkaran
memungkinkan masing-masing individu untuk mengirim pesan ke sebelah kiri atau
ke sebelah kanannya. Bentuk formasi semua arah di mana semua individu pada

45
semua posisi dimungkinkan untuk mengirim dan menerima informasi ke segala
arah.
Saat sesi wawancara, interviewer menanyakan bagaimana arah dan jaringan
komunikasi yang terjadi di perusahaan. Narasumber menjelaskan bahwa
komunikasi yang terjalin di perusahaan terjadi antara pimpinan dengan karyawan.
Arah komunikasi antara pimpinan dengan karyawan inilah termasuk arah
komunikasi vertikal. Narasumber menjelaskan contoh komunikasi yang terjadi
antara karyawan dengan pimpinan. Yang pertama adalah contoh yang vertikal ke
atas yaitu karyawan merekomendasikan atau memberi tahu inovasi baru alat yang
ada pada pimpinan dan keluhan kendala alat yang tidak berfungsi dengan baik pada
pimpinan. Yang kedua adalah contoh vertikal ke bawah di mana pimpinan
merespon dari apa yang disampaikan oleh karyawan tadi seperti rekomendasi alat
yang baru dan juga respon untuk kendala alat yang tidak berfungsi dengan baik.
Dalam komunikasi antara pimpinan perusahaan dengan karyawan, narasumber
menjelaskan bahwa tidak perlu menggunakan pengajuan tertulis secara formal jadi
komunikasi antara keduanya tidak terlalu formal dan terasa lebih akrab seperti
saudara sendiri. Selain arah komunikasi secara vertikal, di perusahaan Garasi Seni
Callista juga terjadi arah komunikasi secara horizontal yang terjadi antar sesama
karyawan. Dari data observasi, komunikasi horizontal yang dilakukan antar sesama
karyawan terjadi saat bekerja secara tim di lapangan.
Jaringan komunikasi yang terjadi di perusahaan memiliki kebebasan dalam
alurnya, yaitu tanpa narahubung lebih lanjut. Dari data observasi, setiap karyawan
dapat berkomunikasi dengan karyawan lainnya tanpa adanya Langkah/proses yang
harus dilewati terlebih dahulu. Setiap karyawan juga memiliki kebebasan untuk
berkomunikasi dengan pimpinan tanpa melewati narahubung ataupun alur yang
harus dilewati terlebih dahulu. Begitu pula dengan pimpinan, pimpinan perusahaan
memiliki kebebasan berkomunikasi dengan karyawan perusahaannya secara
langsung. Jaringan komunikasi ini termasuk jaringan tersentralisasi all
channel/formasi semua arah. Pada jaringan formasi semua arah, setiap anggota
dapat berkomunikasi bebas dengan satu sama lain atau semua anggota perusahaan.

46
Jaringan ini dapat berlangsung cepat dan terdapat peluang maksimal untuk umpan
balik.

Hambatan Komunikasi
Dalam pelaksanaannya, komunikasi tidak selamanya berjalan dengan
lancar. Terdapat berbagai hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi yang
efektif. Hambatan tersebut diantaranya adalah filtering atau penyaringan informasi,
selective perception, kelebihan informasi, emosi, bahasa, sikap diam, ketakutan
komunikasi, dan juga kebohongan. Filtering dapat terjadi jika pengirim
memanipulasi informasi untuk membuat pihak menerima menjadi lebih nyaman
dan membuat informasi yang sekiranya ingin didengar oleh penerima. Selective
perception merupakan kondisi di mana penerima melihat dan mendengar informasi
berdasarkan kebutuhan, motivasi, dan karakteristik pribadi yang lainnya. Kelebihan
informasi dapat terjadi jika individu menerima informasi yang melebihi kapasitas
pemrosesan individu tersebut sehingga cenderung mengabaikan, melewatkan dan
melupakan informasi tersebut. Hambatan selanjutnya adalah emosi, emosi yang
berlebihan dapat menghambat komunikasi karena dapat mengabaikan pemikiran
rasional dan menggantinya dengan penilaian emosional. Selain itu, terdapat bahasa.
Istilah bagi setiap individu pasti memiliki arti berbeda dengan individu lainnya.
Selain itu terdapat sikap diam, diam dapat diartikan sebagai tidak bertindak,
perbedaan pendapat, sinyal persetujuan, ataupun frustasi dan kemarahan. Sikap
diam ini dapat menimbulkan kesalahpahaman apabila individu melakukannya.
Selain itu terdapat ketakutan komunikasi dan terjadi perilaku berbohong.
Dari hasil wawancara dengan narasumber, narasumber menceritakan
pengalamannya mengenai hambatan yang terjadi di perusahaan. Narasumber
menjelaskan bahwa zaman sekarang komunikasi dapat melalui smartphone,
hambatan yang sering dialami adalah kendala sinyal atau salah satu karyawan dari
tim sedang tidak memegang hp karena misalnya hp berada di kantong ataupun
berada di dalam tas saat kerja. Solusi dalam menghadapi hambatan tersebut adalah
mempersiapkan peralatan lebih teliti dan juga mempersiapkan SDM yang merata.
Dalam sistem kerja perusahaan, perusahaan mengutamakan kerja tim. Karyawan
dibagi menjadi dua tim yang merata. Masing masing tim memiliki anggota yang

47
sangat mahir, menengah, dan biasa saja. Pembagian anggota yang merata ini
bertujuan untuk meminimalisir trouble di lapangan, contohnya ketika ada masalah
di lapangan, bisa dikomunikasikan bersama dengan anggota tim yang memiliki
keahlian bidang masing masing. Dari hasil observasi, hambatan komunikasi lain
yang dialami perusahaan adalah terkadang mengalami kesulitan menghubungi
salah satu karyawan contohnya adalah saat berada di lokasi kerja, entah karyawan
sedang melakukan pekerjaan sehingga tidak sempat untuk membuka ponsel
ataupun saat berada di luar lokasi kerja. Saat kondisi yang penting, pimpinan pernah
menghubungi salah satu karyawan melalui telepon seluler, tetapi karena karyawan
yang dihubungi tersebut sedang sibuk melaksanakan pekerjaannya jadi ia tidak
sempat membuka ponsel. Selain itu, pernah mengalami peristiwa kesalahpahaman
di mana pimpinan memberikan arahan pada karyawan, tetapi mungkin karena ada
kesalahpahaman jadi karyawan melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh pimpinan sehingga kinerja yang dihasilkan tidak maksimal.
Karena hasil kinerja yang tidak maksimal tersebut, karyawan mendapatkan
evaluasi. Kesalahpahaman ini merupakan hambatan komunikasi yaitu bahasa.
Perbedaan kata atau kalimat yang disampaikan pengirim dapat memiliki arti
berbeda bagi yang menerimanya.

48
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, narasumber terlihat sangat menikmati


pekerjaannya saat ini. Pekerjaan ini sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya, sehingga
narasumber dapat dengan senang hati menjalankannya. Evaluasi rutin yang dilakukan oleh
pimpinan dan karyawan di perusahaan membuktikan pentingnya evaluasi untuk perkembangan
perusahaan. Evaluasi tersebut mencakup inovasi baru seperti pembaruan alat video shooting,
sistem live streaming, konsep video shooting, dan rencana pengembangan sistem kerja yang
inovatif. Dalam analisis motivasi kerja, teori reinforcement Skinner diterapkan. Narasumber
diinterview menyatakan bahwa motivasinya mencakup pemenuhan kebutuhan sebagai kepala
keluarga dan kesenangan dalam menjalankan pekerjaannya. Pujian dari tim dan pimpinan menjadi
faktor motivasi tambahan. Sanksi atau hukuman, meskipun tidak formal, tetap ada dalam bentuk
teguran. Narasumber berpendapat bahwa hukuman bersifat memotivasi untuk meningkatkan
kinerja.
Pola komunikasi di perusahaan ini mencakup komunikasi vertikal (antara pimpinan dan
karyawan) dan horizontal (antara sesama karyawan). Arah komunikasi yang bebas antara semua
anggota perusahaan menciptakan jaringan komunikasi yang efisien dan cepat. Puncaknya,
komunikasi yang terjalin baik antara tim dan pimpinan membantu evaluasi pekerjaan, memberikan
solusi terhadap kendala, dan merencanakan inovasi. Namun, ada beberapa hambatan komunikasi
seperti kendala teknis (sinyal hp), kesulitan menghubungi karyawan di lapangan, dan
kesalahpahaman yang dapat terjadi dalam pelaksanaan tugas. Solusi melibatkan persiapan yang
lebih teliti terhadap peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta penekanan pada kerja tim
dengan pembagian anggota yang merata.
Dengan demikian, perusahaan ini mencapai keberhasilan melalui motivasi yang baik,
evaluasi rutin, dan komunikasi yang efektif, namun masih perlu mengatasi beberapa hambatan
untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

49
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Hairy, dkk. (2014, September). Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai
Timur. Jurnal Administrative Reform, 2(3), 397-409.
Jumrad, Oviva Tidal dan Ira Dwi M.S. (2019, Juni). Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Melalui Group Chat Whatsapp Oriflame. Jurnal Common, 3(1), 104-114.
Nuqul, Fathul Lubabin (2018) Reinforcement theory: Teori penguatan. Konsep dan Teori
Psikologi Sosial.

50
LAMPIRAN

51
52
53
54

Anda mungkin juga menyukai