Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari konsep pengembangan sumber daya manusia.
2. Untuk mengetahui apa saja konsep yang ada dalam gaya dan model kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi
bawahan (followers) agar mau melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan yang
dihaapkan agar tercapai tujuan yang telah dltentukan sebelumnya.
Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar leardership, mulai dari
yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan
Blancard.
1. Gaya kepemimpinan kontinum
Gaya ini pertama sekali dikembangkan oleh Robert Tannenbaum dan warren Schmidt. Menurut
kedua ahli ini ada dua bidang pengaruh yang ekstrim, yaitu:
a. Bidang pengaruh pimpinan
b. Bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin lebih
menggunakan otoritasnya, sedangkan pada bidang ke dua lebih menekankan gaya
demokratis.
2. Gaya managerial brid
Robert R Blake dan Jane S mouton mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang diterapkan di
dalam manajemen yang disebut dengan gaya managerial grid. Sesungguhnya, gaya managerial
grid lebih menekankan kepada pendekatan dua aspek yaitu aspek produksi di satu pihak, dan
orang-orang di pihak lain. Blake dan Mouton menghendaki bagaimana perhatian pemimpin
terhadap produksi dan bawahannya (followers).
Dalam managerial grid, ada empat gaya yang ekstrim dan ada satu gaya yang berada di tengah-
tengah gaya ekstrim tersebut, ada manajer yang sedikit sekali memikirkan produksi yang harus
dicapai. sedangkan juga sedikit perhatian terhadap orang-orang (followers) di dalam
organisasinya. Dalam grid ini manajer hanya berfungsi sebagai perantara menyampaikan
informasi dariatasan kepada bawahannya.
Ada juga manajer yang mempunyai perhatian yang tinggi terhadap produksi yang akan dicapai
juga terhadap orang-orang yang bekerja dengannya. Manajer seperti ini dapat dikatakan sebagai
“manajer tim” yang riel (The real team manajer) karena ia mampu menyatukan antara
kebutuhan-kebutuhan produksi dan kebutuhan orang-orang secara individu.
3. Dimensi gaya model reddin
William J Reddin, seorang Professor dan konsultan dari Kanada mengetengahkan tiga dimensi
gaya kepemimpinan dengan efektivitas dalam modalnya. Selain itu dia juga menekankan pada
dua hal yang mendasar yaitu hubungan pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja. Gaya
kepemimpinan dari Reddin ini tidak terpengaruh kepada lingkungan sakitarnya.
a. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan
dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau
menetapkan produktivitas yang tinggi.
b. Pencinta Pengembangan. Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh terhadap
hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.
c. Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum
terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum
sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannya.
d. Pencinta Kompromi. G a y a K o m p r o m i i n i menitikberatkan perhatian kepada tugas
dan hubungan kerja berdasarkan situasi yang kompromi.
e. Missionari. Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti
memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan hubungan kerja
tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai.
f. Otokrat. Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan
sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.
g. Lari dari tugas (Deserter). Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama
sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubungan kerja.
2.2.2 Dialektika Gaya Kepemimpinan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesumpulan
Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada
kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari bahasa
latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami.
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan (followers) agar mau melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan yang dihaapkan agar tercapai tujuan yang telah dltentukan sebelumnya.
Dalam managerial grid, ada empat gaya yang ekstrim dan ada satu gaya yang berada di
tengah-tengah gaya ekstrim tersebut, ada manajer yang sedikit sekali memikirkan produksi yang
harus dicapai. sedangkan juga sedikit perhatian terhadap orang-orang (followers) di dalam
organisasinya. Dalam grid ini manajer hanya berfungsi sebagai perantara menyampaikan
informasi dariatasan kepada bawahannya.
Ada juga manajer yang mempunyai perhatian yang tinggi terhadap produksi yang akan
dicapai juga terhadap orang-orang yang bekerja dengannya. Manajer seperti ini dapat dikatakan
sebagai “manajer tim” yang riel (The real team manajer) karena ia mampu menyatukan antara
kebutuhan-kebutuhan produksi dan kebutuhan orang-orang secara individu.
Kepemimpinan merupakan seni untuk mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok
secara sengaja untuk pencapaian tujuan organisasi (Stoogdill, 1974; Buford & Bedian,1988;
Yukl, 1989; Stoner, Freemen & Gilbert, 1995; Michail & Larson, 1987; Ray, 1999). Dilihat dari
sisi ini bahwa unsur utama dari kepemimpinan yaitu adanya hubungan mempengaruhi antara
pemimpin dengan yang dipimpin; atasan dengan bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas
organisasi