Anda di halaman 1dari 13

TRANSFORMASI PERAN KEPEMIMPINAN DALAM

PENGUATAN TATA KELOLA PENDIDIKAN DI ZAMAN ERA


DISRUPSI

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Yusnadi, M.S.

DISUSUN OLEH :
PRADANA CHAIRY AZHAR
NIM. 8226183008

PROGRAM STUDI S3 PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. Latar Belakang.....................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................4
1. Era Disrupsi..........................................................................................................4
2. Kepemimpinan.....................................................................................................4
3. Teori-Teori Kepemimpinan................................................................................5
4. Tantangan Pendidikan di Era Distrubsi.............................................................8
PENUTUP................................................................................................................9
1. Kesimpulan...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

i
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan zaman berjalan dengan cepat, sampailah saat ini di era

disrupsi. Era disrupsi yaitu era terjadinya perubahan besar-besaran yang

disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke

taraf yang lebih baru. Disrupsi disebut juga sebagai perubahan besar dan

mendasar, dikatakan oleh Priatna. Beliau menjelaskan bahwa perubahan tidak

terjadi secara bertahap seperti orang meniti tangga, melainkan perubahan besar

yang menyerupai ledakan gunung berapi yang meluluh lantahkan ekosistem lama

dan menggantinya dengan ekosistem baru yang sama sekali berbeda (Priatna,

2019).

Pada mulanya disrupsi terjadi pada bisnis dan ekonomi, namun perubahan

utama munculnya disrupsi yakni sejak hadirnya teknologi digital yang mengubah

sistem di berbagai bidang, termasuk perubahan pada bidang pendidikan

(Mujaeni, 2021). Perubahan pada bidang pendidikan dapat kita lihat bahwa

banyaknya inovasi metode pembelajaran yang menggunakan media digital,

seperti menggunakan video pembelajaran, e-learning, website sekolah, aplikasi

pembelajaran terpusat dan sekarang ini bersamaan dengan kondisi. adanya

corona virus menjadikan mayoritas pembelajaran dialihkan melalui online.

Era disrupsi yang merupakan era dimana terjadinya suatu perubahan dan

adanya banyak inovasi baik secara sistem dan pengaplikasiannya (Ilham Rosyadi,

1
n.d.). Salah satu ciri pada era disrupsi yaitu adanya transaksi tanpa tatap muka

secara langsung dan tergantikan oleh media online.Termasuk disrupsi pada

pendidikan yaitu dimana proses pembelajaran tidak mengharuskan dengan tatap

muka, melainkan bisa melalui media

Semakin berkembangnya zaman, maka semakin banyak inovasi yang harus

dilakukan terutama di bidang teknologi. Perubahan dan inovasi mulai dari

kurikulum, pembelajaran, dan assesmen pastinya akan terjadi. Sebagai pemimpin

di lembaga pendidikan tentunya peran kepala sekolah bertanggung jawab untuk

menghadapi hal tersebut (Pamungkas, 2020).

Pemimpin di lembaga pendidikan merupakan unsur yang penting dalam

pengelolaan layanan pendidikan. Oleh karena itu peran kepemimpinan di era

disrupsi ini seharusnya secara terus menerus melakukan inovasi yang selaras

dengan perubahan yang terjadi saat ini dengan memunculkan gagasan baru terkait

pendidikan dengan tujuan memajukan lembaga pendidikan. Peran pemimpin tidak

pernah lepas dari pelaksanaan fungsi manajemen organisasi, mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, kontroling hingga evaluasi. Namun, setiap

perjalanan akan ada kendala baik dari internal atau eksternal organisasi, maka dari

itu diperlukan seni memimpin yang cerdas untuk mencapai efektivitas

kepemimpinan terkhusus di era disrupsi yang perubahan dapat terjadi sewaktu-

waktu sehingga pemimpin juga harus cepat tanggap dalam meresponnya

(Munawaroh et al., 2017).

Untuk merespon berbagai masalah dan tantangan yang ada tentu di

butuhkan pemimpin yang dinamis, inspiratif dan mampu menebar harapan yang

2
realistis meski bercampur kekhawatiran karena disrupsi akan selalu ada

perubahan dan membawa ketidakpastian Kepemimpinan yang efektif pada era

disrupsi yaitu kepemimpinan transformasional yang dijelaskan sebagai

kemampuan untuk mendorong anggotanya melakukan perubahan dan

meningkatkan kemampuan diri (Ulfah et al., 2022).

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

penulis tertarik untuk mendeskripsikan Peran Kepemimpinan Pendidikan di Era

Disrupsi, karena dilihat dari perkembangannya peran kepemimpinan dalam

penguatan tata kelola pendidikan di zaman era disrupsi harus semakin banyak

dipelajari dan dikuasi karena dapat dilihat banyak inovasi-inovasi yang

dimunculkan untuk di implementasikan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

3
PEMBAHASAN

1. Era Disrupsi

Disrupsi secara bahasa artinya gangguan, sifatnya yang mengganggu

sehingga disebut distruptive. Disrupsi adalah terjadinya kekacauan baru dimana

keadaan yang semula nyaman, mapan, dan menyenangkan dengan segala

sesuatunya tiba-tiba berubah menjadi tak menentu (Ekasari et al., 2021). Disrupsi

dalam Kamus Besar bahasa Indonesia didefinisikan hal yang tercabut dari

akarnya, jika dijelaskan lebih lanjtut dalam kehidupan sehari-hari, disrupsi yaitu

sedang terjadi perubahan yang mendasar terkhusus evolusi teknologi yang

masuk kedalam kehidupan manusia. Disrupsi disebut juga dengan sebuah era yang

lahir dari rahim kecanggihan teknologi sehingga dikenal juga dengan sebutan

disrupsi teknilogi dan juga disrupsi inovasi (Dahurandi, 2020).

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa disrupsi adalah suatu gangguan atau kekacauan akibat adanya

perubahan yang terjadi karena hadirnya masa depan ke masa kini, dapat juga

dimaknai sebagai sebuah inovasi baik dari segi teknologi dan juga sistem pola pikir

suatu lembaga atau perusahan dalam menjalankan misi untuk mencapai suatu

tujuan.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin berarti orang yang memimpin,

secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang

artinya bimbing atau tuntun. Kepemimpinan mempunyai arti yang sangat beragam,

para peneliti biasanya mendefenisikan kepemimpinan berdasarkan dengan

4
perspektif individual dan dari fenomena yang menarik perhatian mereka seperti

kaitanya dengan perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi,

hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administrasi (Syarifudin, 2004).

Kepemimpiman juga merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang

menduduki posisi strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab

pada sebuah organisasi (Mattayang, 2019).

Dari pemaparan beberapa pengertian kepemimpinan dapat dikatakan bahwa

kepemimpinan adalah suatu tanggung jawab atau kewenangan menstimulasi,

mengarahkan, mengkoordinasi dan menggerakkan orang lain melalui pola

hubungan yang baik guna mencapai tujuan yang telah di tentukan.

3. Teori-Teori Kepemimpinan

a. Teori Sifat

Seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang

dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Titik tolak teorinya yaitu keberhasilan

seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun

psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri

kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan

hasil belajar.

Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat.

Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial, fisik, atau

intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin

(Sumardi, 2015). Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir

atau merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat

5
yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan

energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri,

inteligensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian

teori sifat ini tidak memberikan bukti dan adanya indikasi kesuksesan seorang

pemimpin (Syarifudin, 2004).

b. Teori Great Man

Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir.

Haerudin menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan

diciptakan. Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui

proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan

memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. “Asal Raja Menjadi

Raja” ( Anak raja pasti memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin

rakyatnya (Haeruddin, 2017).

c. Teori Big Bang

Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin.

Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Situasi merupakan peristiwa

besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi.

Pengikut adalah orang yang mengokohkan seseorang dan bersedia patuh dan

taat.

d. Tingkah Laku

Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya

dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku

kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara

6
memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara

mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara

menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan

sanksi.

Antara tahun 1940-an hingga 1960-an muncul teori kepemimpinan

tingkah laku. Teori kepemimpinan tingkah laku ini mengacu pada tingkah laku

tertentu yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.Berdasarkan

teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin

yang efektif bisa dengan mendesain sebuah program khusus.

e. Teori Personal Situasional

Kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian

pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan

kepada kelompok. Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan

sebelumnya memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak

mungkin setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk

segala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah

anggotanyasemakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada

pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya

kepemimpin yang berbeda-beda pula. Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga

1970-an berkembang kajian kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada

teori kemungkinan. Teori kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan

pada sifat atau tingkah laku seorang pemimpin akan tetapi efektivitas

kepemimpinan dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu

diperlukan gaya kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi yang

7
lain memerlukan gaya kepemimpinan yang lain pula.

4. Tantangan Pendidikan di Era Distrubsi

Pemimpin merupakan seorang orang yang bertanggung jawab melakukan

perencanaan, pengelolaan, mengawasi, mengevaluasi kebijakan dan proses

kegiatan demi mencapai tujuan yang ingin di capai (Pamungkas, 2020).

Keharusan sebagai pemimpin untuk bersikap professional dan dituntut memiliki

berbagai kompetensi sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepemimpinan yang

menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki setiap pemimpin yaitu kepribadian,

supervisi, manajerial, kewirausahaan dan kompetensi social.

Pemimpin yang dinamis dan inspiratif di era disrupsi yang akan membawa

anggotanya dengan penuh harapan dan secara digital akan menginspirasi, dan

kondusif untuk menciptakan iklim yang kreatif dan inovatif (Langeningtias et al.,

2021). Kemampuan dalam mengubah ancaman, terutama menghadapi tantangan

ketidak pastian menjadi kesempatan yang yang sangat harus dimiliki seorang

pemimpin. Selanjutnya, tipe pemimpin yang bisa membangun tim kompak dan

terbuka untuk kerjasama sangat menentukan perubahan ke arah inovasi mulai

dengan menumbuhkan kecerdasan kolektif.

Kepemimpinan dalam menghadapi tangtangan pendidikan di era disrupsi

yaitu setiap pemimpin melaksanakan perannya sebagai pemimpin di sekolah,

yang berorientasi pada masa depan dengan inovasi, strategi, peka terhadap

perkembangan zaman dan konsisten.

8
PENUTUP

1. Kesimpulan

Disrupsi adalah suatu gangguan atau kekacauan akibat adanya perubahan

yang terjadi karena hadirnya masa depan ke masa kini, dapat juga dimaknai

sebagai sebuah inovasi baik dari segi teknologi dan juga sistem pola pikir suatu

lembaga atau perusahan dalam menjalankan misi untuk mencapai suatu tujuan.

Peran utama seorang pemimpin adalah melaksanakan kepemimpinannya di

dalam suatu organisasi atau lembaga masing- masing. Teori kepemimpinan ini

berfungsi untuk menjelaskan perilaku spesifik masing-masing pemimpin.

Bagaimana pelaksanaan kepemimpinan secara keseluruhan dapat berkaitan dengan

bagaimana cara pemimpin mengefektifkan organisasi atau lembaga dalam

mencapai usahanya

Kepemimpinan dalam menghadapi tangtangan pendidikan di era disrupsi

yaitu setiap pemimpin melaksanakan perannya sebagai pemimpin di sekolah,

yang berorientasi pada masa depan dengan inovasi, strategi, peka terhadap

perkembangan zaman dan konsisten.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dahurandi, K. (2020). Gaya Kepemimpinan Kelembagaan di Era Disrupsi

(Tinjauan dari Perspektif Manajemen). 1.

Ekasari, R., Denitri, F. D., Rodli, A. F., & Pramudipta, A. R. (2021). ANALISIS

DAMPAK DISRUPSI PENDIDIKAN ERA REVOLUSI INDSUTRI 4.0.

Ecopreneur.12, 4(1), 110. https://doi.org/10.51804/econ12.v4i1.924

Haeruddin, M. I. M. (2017). KOMPARASI GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSAKSIONAL DI DALAM TEORI LEADER-MEMBER EXCHANGE

(LMX). 5.

Ilham Rosyadi, F. (n.d.). Pola Pendidikan DI Era Disrupsi.

Langeningtias, U., Ulfah, N., & Novitasari, A. (2021). KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN. 2(8).

Mattayang, B. (2019). TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN: SUATU

TINJAUAN TEORITIS. JEMMA | Journal of Economic, Management

and Accounting, 2(2), 45. https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247

Mujaeni, M. (2021). Strategi Pendidik Mengelola Proses Pembelajaran Di Era

Disrupsi Teknologi.

Munawaroh, R., Marcela, S., Margarita, S., & Sundafa, S. P. (2017). TEORI DAN

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN.

Pamungkas, B. R. (2020). Pendidikan di Era Disrupsi Teknologi atau

Perkembangan Teknologi [Preprint]. Open Science Framework.

https://doi.org/10.31219/osf.io/hnjra

10
Priatna, T. (2019). Disrupsi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dunia

Pendidikan Di Era 4.0.

Sumardi, V. (2015). MENGKREASI KULTUR POSITIF SEKOLAH MELALUI

KEPEMIMPINAN BIJAK.

Syarifudin, E. (2004). Teori Kepemimpinan.

Ulfah, U., Supriani, Y., & Arifudin, O. (2022). Kepemimpinan Pendidikan di Era

Disrupsi. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), 153–161.

https://doi.org/10.54371/jiip.v5i1.392

11

Anda mungkin juga menyukai