Makalah Leadership
KELOMPOK 2 :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wasshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “konsep dasar kepemimpinan: kepemimpinan dalam sektor public dan
praktik pemimpin yang sukses” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Bimbingan dan Konseling bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Zulfitri M.A selaku dosen mata
kuliah Leadership yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
A. Pengertian kepemimpinan ................................................................................................... 3
B. Kepemimpinan Dalam Sektor Publik ................................................................................. 3
C. Praktik Pemimpin Yang Sukses .......................................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan yang ada di atas maka pemakalah ingin menguraikan tentang landasan
landasan yang ada dalam bimbingan konseling sebagaimana terdapat dalam rumusan masalah
di bawah ini:
1
Mukhlasin, Ahmad. Kepemimpinan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Tawadhu,
(2019). 3(1), 674-692.
2
Priyastiwi Priyastiwi, “Karakteristik Dan Gaya Kepemimpinan Organisasi Sektor Publik,” Kajian
Bisnis STIE Widya Wiwaha 25, no. 1 (2017): 1–12.
1
3. Bagaimana praktik pemimpin yang sukses?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka adapun tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis
yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk "memimpin" atau
membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi. 3
1) Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut,
3
Abdul Fatah Fanani et al., “Kepemimpinan Transformasional Sektor Publik,” JPSI (Journal of Public
Sector Innovations) 4, no. 2 (2020): 84.
4
H Bariroh, “Sistem Pelayanan Kesehata,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9
(2015): 1689–1699.
3
timnya dengan cara yang memaksimalkan efisiensi waktu, sumber daya, dan jumlah orang
yang terlibat.
Fokus utama kepemimpinan di sektor publik adalah bagaimana memberikan pelayanan
prima kepada orang-orang yang mereka layani, maka hasil dari konsep pelayanan adalah
pelayanan baik sebagai pelayanan maupun seni. Seorang pemimpin harus dapat menawarkan
baik komoditas yang diperdagangkan di pasar (layanan publik yang dapat diprivatisasi
dengan tarif paling terjangkau) maupun layanan publik tanpa harga seperti akte kelahiran,
KTP, lisensi, dan izin yang tidak dapat diprivatisasi. Sedangkan pelayanan sebagai seni adalah
upaya memberikan pelayanan antara pimpinan organisasi dan pegawai untuk mengefektifkan
operasional pelayanan sesuai dengan kondisi dan skenario baik di dalam organisasi maupun di
luar organisasi.
Dalam bidang administrasi publik, kepemimpinan didefinisikan sebagai kapasitas
untuk mendekati mereka yang berada di bawah kendali seseorang secara psikologis. Menurut
Nigro dan Nigro (1984: 241), kepemimpinan melibatkan penilaian tingkat kepuasan orang-
orang yang berada di bawah kendali seseorang sehingga cara kerja struktur informal lebih jelas
daripada struktur formal. Gagasan kepemimpinan moral, menurut Mc Gregory (1977:4),
memiliki tiga ciri yaitu mempengaruhi orang berdasarkan kekuasaan untuk kebaikan bersama,
ada pemahaman yang baik tentang orang-orang yang dipimpin menuju program-programnya,
dan memiliki komitmen yang kuat serta bertanggung jawab.
Terlepas dari kepentingan pribadi, melayani masyarakat sebagian besar difokuskan
pada kepemimpinan di sektor publik. Penghasilan dalam bentuk manfaat untuk dirinya dan
pekerja lain di bisnis tersebut. Kelangsungan usaha berdasarkan keuntungan nyata bagi
perusahaan dan karyawannya diperhitungkan dalam kepemimpinan sektor bisnis. Sebaliknya
di sektor publik, khususnya bagi para pegawai atau pegawai di sektor publik, pelayanan adalah
bagaimana memakmurkan masyarakat tanpa bayaran. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan cepat dan efektif, tanggung jawab pemerintah yang melibatkan kepemimpinan di sektor
ekonomi ini telah diprivatisasi. Sektor negara, korporasi negara, dan organisasi nirlaba negara
lebih khusus disebut sebagai “sektor publik” (Joedono: 2000). Menurut Abdullah (1996),
pemerintah dan unit-unit organisasinya khususnya yang diperintah oleh pemerintah dan
berhubungan dengan hajat hidup orang banyak atau pelayanan masyarakat seperti kesehatan,
pendidikan, dan keamanan adalah yang dimaksud dengan istilah “sektor publik”. Jadi, dapat
dikatakan bahwa sektor publik merujuk pada pemerintah, birokrasi, atau perpajakan. Kemudian
4
dapat juga dibandingkan antara istilah "sektor publik" dengan "sektor swasta, swasta, dan
korporasi".5
Ada dua arus besar dalam besar mendefinisikan kepemimpinan dalam literatur
administrasi publik (Ketll, 2000). Pertama, Kepemimpinan politik, sebagai pendekatan
tradisional dalam bidang ilmu politik yang memisahkan dimensi politik dan administrasi dari
sektor publik, peran lingkup administratif yang terbatas pada pelaksanaan kebijakan dalam
tradisi hirarkis paling murni dari birokrasi yang ideal. Kepemimpinan demikian mempunyai
hak prerogatif untuk memilih pejabat. Pendekatan ini merupakan aliran yang dominan dalam
literatur tentang kepemimpinan di sektor publik. Kedua, Kepemimpian administratif yang tidak
hanya melihat administrasi publik terbatas pada peran sebagai pelaksana tetapi juga memiliki
yang kuat dan bertanggungjawab dalam membangun lembaga-lembaga publik. 6 Bahkan, ada
ketegangan dialektis antara peran alami (yang menentukan) organisasi publik dan pengaruh
dari para pemangku kepentingan yang berpotensi sebagai ancaman demokrasi. Sehingga harus
adanya pemisahan yang jelas antara peran kepemimpinan politik dengan kepemimpinan
administratif.
Adapun Van Wart (2003) mendefinisikan tujuan dari kepemimpinan sektor publik sebagai
proses:7
1. Menghasilkan hasil yang dituntut oleh proses hukum secara efisien dan efektif;
2. Memelihara dan membantu para pengikut yang menghasilkan hasil tersebut; dan
3. Menyesuaikan organisasi dengan lingkungannya.
Agar dapat menjadi seorang pemimpin yang sukses tidaklah semudah seperti saat
membalikan telapak tangan, sebab apabila menginginkan untuk menjadi seorang pemimpin
yang sukses maka dibutuhkan berbagai macam cara dan sikap yang baik dalam memimpin serta
mengejar tujuan organisasi atau perusahaan. Seorang pemimpin merupakan ujung tombak
suatu perusahaan karena suatu tim tentu membutuhkan seorang pemimpin yang kompeten,
terutama di dalam bidang bisnis. Segala tindakan dalam bisnis seperti mengambil keputusan
investasi, menentukan klien, membeli stok produk dan sebagainya pada umumnya akan
ditentukan oleh seorang pemimpin. 8
5
Fanani et al., “Kepemimpinan Transformasional Sektor Publik.”
6
Priyastiwi, “Karakteristik Dan Gaya Kepemimpinan Organisasi Sektor Publik.”
7
royakbar61. "Kepemimpinan Dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis". FKPPI.
8
Priyastiwi, “Karakteristik Dan Gaya Kepemimpinan Organisasi Sektor Publik.”
5
Mendengar kata sukses, yang ada dibayangan banyak orang hal itu berkaitan dengan
materi, kesejahteraan hidup dan keberhasilan akan sesuatu yang besar. Memang, definisi
suskes pada setiap orang itu dapat berbeda-beda. Hal tersebut merupakan hak masing-masing
individu untuk membuat “standar” atau kriteria tertentu terkait apa saja yang bisa dikatakan
sukses dengan sudut pandangnya sendiri.
Sulit untuk mengelola orang lain secara efektif jika tidak dapat mengatur diri
sendiri. Self managing atau kemampuan dalam mengatur diri sendiri artinya dapat
memprioritaskan tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemimpin masa kini perlu memiliki pemikiran yang jauh ke depan, terbuka dengan
berbagai pengetahuan dan saran yang ada. Pemimpin harus selalu siap untuk menyesuaikan
strategi mereka dengan peluang yang muncul. Pemimpin juga harus selalu siap mengatasi
tantangan yang tak terduga di masa mendatang.
Pemimpin tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Mereka ialah
komunikator yang efektif dan memiliki kemampuan dalam memberi penjelasan secara jelas
dan singkat kepada orang lain tentang segala sesuatu, mulai dari tujuan perusahaan hingga
tugas-tugas tertentu yang mendetail.
Pemimpin sukses ialah mereka yang tidak sok berkuasa atas jabatan yang ia miliki.
Mereka merupakan orang-orang yang bertanggung jawab, bahkan atas kesalahan mereka
sendiri. Tentu, mereka tidak akan melemparkan kesalahan kepada orang lain.
Menetapkan tujuan adalah kunci keberhasilan pribadi, tim, dan perusahaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut tentu membutuhkan waktu. Jika menyerah begitu saja, demikian juga
orang yang ada di sekitar. Pemimpin yang sukses harus rela terus berjalan dan berjuang saat
orang lain tergoda untuk menyerah.
Pemimpin yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk melihat masa
depan perusahaan mereka dan membuat tujuan riil yang mampu diimplementasikan.
6
Berlatihlah untuk beradaptasi dan memiliki “sense” menerapkan strategi baru dan biarkan
model bisnis berkembang seiring berjalannya waktu.
Pemimpin harus menjadi pemecah masalah yang bisa membuat keputusan dalam situasi
yang dinamis. Belajar memimpin dalam lingkungan yang kompleks adalah keterampilan vital
bagi pemimpin manapun.
Pemimpin perlu memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan mencoba ide baru.
Mereka harus bisa mengembangkan kreativitas hingga menularkan suatu inovasi. Dengan
begitu, perusahaan yang dipimpinnya akan tiba pada satu kondisi baru dan memiliki
perubahan-perubahan yang mengarah kepada kemajuan.
Dalam kepemimpinan yang efektif, tidak ada unsur pemaksaan, karena pemimpin yang
benar akan memancarkan inspirasi kepada orang-orang yang mengikuti dan menganggapnya
sebagai pemimpin. Para karyawan yang merasa dihargai dan merasa membawa perubahan
positif bagi perusahan, akan merasa bangga dan akan bekerja lebih keras untuk kesuksesan dan
kemajuan perusahaan.
Memiliki rasa ingin tahu yang tak terpuaskan akan mendorong keinginan untuk terus
belajar dan bertumbuh. Jadilah pemimpin yang selalu ingin tahu bagaimana mengembangkan
keterampilan dalam berpikir kritis, menerima ketidakpastian, memiliki kecerdasan sosial dan
emosional, serta selalu memiliki keinginan dan tekad untuk terus maju.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA