Anda di halaman 1dari 6

Ulasan Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Untuk merencanakan dan mengimplementasikan perubahan organisasi diperlukan kepemimpinan yang kuat melalui tindakan pimpinan dalam mempengaruhi, mengarahkan anggota organisasi untuk mencapai perubahan. Berdasarkan teori tindakan tersebut tercermin di dalam aspek-aspek kepemimpinan, iaitu pimpinan yang dapat, (1) memberikan, mengembangkan dan menyebarkan visi (visioner), (2) sebagai komunikator, (3) menjadi agen perubahan (change agent), (4) sebagai pelatih (coach) dan (5) menganalisa pemanfaatan teknologi informasi.

Sehubungan dengan itu untuk mendapatkan pimpinan perpustakaan perguruan tinggi yang tepat dalam mewujudkan suksesnya perubahan organisasi, strategi yang terbaik adalah: Melalui rekrutmen terhadap orangorang baru yang memenuhi persyaratan berdasarkan pada aspek-aspek kepemimpinan yang diinginkan. Untuk mendapatkan pimpinan yang visioner, langkah yang diambil adalah, secara berkala pimpinan universitas mengharuskan pimpinan perpustakaan membuat rencana strategis minimal untuk lima tahun ke depan. Kemudian hasil kerja mereka dinilai menurut kriteria yang ditetapkan oleh tim khusus. Kesempatan ini hendaknya diberikan juga kepada pimpinan devisi, dengan konsekuensi bagi mereka yang yang memenuhi kriteria atau mempunyai visi yang dapat membabawa organisasi pada perubahan dipromosikan menjadi pimpinan perpustakaan. Pemimpin sebagai pelatih termasuk salah satu aspek dari kepemimpinan yang perlu ditingkatkan. Apalagi perubahan utama dalam organisasi perpustakaan adalah perubahan pada teknologi informasi (otomasi perpustakaan). Dalam hal ini, dibutuhkan seorang pimpinan yang dapat menganalisa teknologi informasi, membimbing dan mengarahkan bawahannya untuk tidak canggung menerapkan teknologi informasi. Definisi kepemimpinan yang dikemukakan baik Burt, maupun Peter Hernon, pada dasarnya adalah sama, semua poin yang dikemukan Burt juga terdapat dalam poin yang diajukan Peter. Pemimpin yang dapat menganalisa pemanfaatan teknologi merupakan unsur yang amat penting (urgent) dalam kepemimpinan perubahan dan harus diperhitungkan, apalagi bagi kepemimpinan perpustakaan perguruan tinggi yang menuju ke perubahan dalam bidang teknologi informasi. Bagaimana mungkin seorang pemimpin perpustakaan tidak dapat berperan atau tidak menguasai teknologi informasi.

Untuk ini latar belakang pendidikan mereka sebaiknya S2 ilmu perpustakaan atau minimal sarjana perpustakaan. Suatu langkah yang dapat dilakukan adalah, dengan merekrut lulusan program studi ilmu perpustakaan yang diselenggarakan di dalam negeri seperti di USU, UI, UNPAD dan UNHAS, maupun lulusan luar negeri. Bagi pimpinan lama yang belum mendapat pendidikan ilmu perpustakaan diperlukan perhatian dari pimpinan universitas untuk memberikan fasilitas dalam melanjutkan pendidikan maupun pelatihan pada bidang ilmu perpustakaan.

Untuk pemimpin bertindak yang bertindak sebagai agen perubahan, dibutuhkan seorang pimpinan perpustakaan yang dapat mengkomunikasikan keuntungan serta pentingnya suatu perubahan baik ke dalam maupun ke luar organisasi Hal ini dapat dilakukan melalui tulisan di majalah kampus, poster, dan ceramah.

Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan organisasi, terlebih lagi dalam menuju perubahan. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan kepemimpinan (leadership) ada baiknya terlebih dahulu mengetahui arti pemimpin (leader). Menurut Joseph E McCann, 1991 & Sweeney, McFarlin, 2002, terdapat beberapa jenis/tipe perubahan yang memiliki ikatan pola relasi satu sama lain. Perubahan tidak dengan mudah diisolasi. Menghitung pengaruh perubahan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya parsial atau per bagian. Menurut Joseph E McCann, 1991 & Sweeney, McFarlin, 2002, terdapat beberapa jenis/tipe perubahan yang memiliki ikatan pola relasi satu sama lain. Perubahan tidak dengan mudah diisolasi. Menghitung pengaruh perubahan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya parsial atau per bagian. Macam tip perubahan organisasi adalah sebagai berikut:

Perubahan Strategi Perubahan Teknologi Perubahan Proses Perubahan Struktur Perubahan SDM Perubahan Budaya Tambahan, sikap pendukung perubahan Peter Drucker & Peter M Senge, 2002, menyebutkan sikap-sikap tersebut adalah :

Menyelesaikan masalah (membawa masalah pergi) bukanlah sebuah proses penciptaan (mewujudkan sesuatu yang baru). Jika hanya berfokus pada penyelesaian masalah, tidak akan ada cukup waktu untuk melihat kemungkinan. Sangat menakjubkan bagaimana tubuh yang sehat dapat bertahan terhadap begitu banyak penyakit. Fokus : membangun daya tahan tubuh, bukan mengatasi semua gejala penyakit. Faktanya adalah, sebagian besar organisasi dan sebagian besar orang, tidak siap menerima keadaan yang tak terduga. Organisasi memerlukan banyak mata. Hanya

dengan bekerja sama dengan orang-orang yang melihat hal-hal secara berbeda, barulah organisasi benar-benar terbuka terhadap kejutan. Banyak kreativitas dalam organisasi, hanya saja kerap tidak terperhatikan. Biarkan kepemimpinan alami membawa perubahan dan lihat ke mana energi ingin pergi. Mengimbangi pemikiran yang disiplin dengan keterbukaan terhadap kejutan. Memahami organisasi sebagai organisme yang hidup, bukan mesin. Pahami cara alam berinovasi.

Seterusnya kita dapat lihat didalam jurnal ini, sifat kepimpinan sememangnya satu perkara wajib ayng perlu ada dalam setiap individu. Kepimpinan berlaku apabila seseorang itu mendorong, memujuk, dan mempengaruhi orang lain untuk berusaha ke arah pencapajan sesuatu objektif tertentu. Yang membezakan kepimpinan dengan fungsi pengurusan amnya ialah tugas-tugas mendorong, memujuk dan mempengaruhi yang bercorak peribadi. Umpamanya, di dalaxn tugas-tugas inerancang atau membaca laporan, mereka tidak melibatkan interaksi peribadi. Kepimpinan pula terdiri daripada interaksi-interaksi kelakuan dengan rakan-rakan sekerja, pekerja-pekerja b awahan, ketua, para pelanggan dan pihak-pihak lain. Boleh dikatakan bahawa di mana wujudnya seorang pengurus yang berkesan di dalam suatu sistem pengurusan yang cekap, di situ juga akan terdapat seorang pemimpin yang berkesan. Penerangan awal tentang gaya kepimpinan membahagikan gaya tersebut berasaskan kepada bagaimana pemimpin menggunakan autoritinya. Tiga gaya asas dapat dikenal pastid? Pemimpin yang autokratik merupakan sebrang yang dogmatik dan positif, memerlukan stafnya untuk menurut perintah yang diarahkannya, dan memimpin mengikut kebolehannya untuk meinberi atau rnenarik balik ganjaran keija serta hukuman Pemimpin yang demokratik pula menggalakkan penglibatan dan penyertaan dan staf mereka tentang tindakan dan pembuatan keputusanya Gaya kepimpinan yang ketiga bercorak laissez-faire yang melibatkan pemimpin yang sedikit sekali menggunakan kuasanya dan meinberi staf penuh kebebasan untuk mengendalikan kenja inereka. Pemimpin sedeinikian biasanya membeni kebebasan pekenja untuk menentukan matlamat mereka tersendiri serta cara-cara mencapainya. Ia juga melihat peranannya sebagai memberi panduan kepada terlaksananya operasioperasi stafnya dengan memberi makiumat berhubung dengan persekitaran luaran kumpulan pekeijanya.

Kebanyakan daripada kajian tentang gaya kepimpinan mengikut sistem pengurusan kiasik menunjukkan anggapan bahawa pekerja pada dasamya diihat oleh pemimpin sebagai salah satu faktor pengeluaran. Dengan mi, gaya pengurusan untuk mencapai output biasanya berat sebelab sama ada mereka menekankan daya pengeluaran atatipun mereka menekankan kepuasan atau hal-ehwal pekerja semata-mata. Pakarpakar penyelidik di Pusat Penyelidikan Universiti Michigan, Amerika Syarikat, telah membentuk suatu model kelakuan kepimpinan berasaskan dua dimensi Mereka menggunakan konsep berorientasikan pengeluaran (kerja) dan berorientasikan pekerja untuk menerangkan model tersebuL Pemimprn yang berorientasikan kerja

mementingkan kerja yang dilaikukan, manakala pemimpin yang berorientasikan pekerja lebih mengutamakan penubuhan kerja dan terjalinnya perhubungan penbadi di kalangan pekerja. Selain itu, Jurnal ini juga ada mengatakan mengenai Konsep Kepimpinan Perubahan Richard L. Daff mengemukakan konsep kepepemimpinan dalam satu definisi saja iaitu kepemimpinan adalah merupakan suatu pengaruh hubungan antara pimpinan dan pengikut (followers) yang bermaksud pada perubahan dan hasil nyata yang mencerminkan tujuan bersama Dari definisi tersebut tercakup tujuh unsur yang esensial dalam kepemimpinan: (1) pemimpin (leader), (2) pengaruh (Influence), (3) pengikut (Follower), (4) maksud (Intention), (5) Tujuan bersama (shared purpose), (6) Perubahan (change), (7) tanggung jawab pribadi (Personal responbility). Tambahan, Burt Nanus (1999:18) menemukan model khusus yang digunakan untuk memahami peran pemimpin organisasi non profit yang diwujudkan dalam kegiatan

Ke luar organisasi

Polisi

Masa operasi

Memberi visi dan strategi

Kemungkinan masa depan

Pelatih

Agen perubahan

Dalam organisasi

Keterangan Gambar : Peran 1 dan 2: pemimpin sebagai pemberi visi dan strategi (visionary and strategies),maksudnya pemimpin adalah seorang yang bertanggung jawab untuk menggerakan organisasi ke arah yang benar. Kemudian pemimpin menetapkan, menyebarkan dan mengembangkan visi dengan jelas serta menunjukkan cara-cara baru di masa yang akan datang. Di samping itu ia memberikan inspirasi pada anggotanya serta mendesain strategi untuk mencapai visi dan misi organisasi. Peran 3 dan 4: Pemimpin sebagai politisi dan juru bicara (politician and champaigner), artinya pemimpin berperan sebagai penasehat, juru bicara dan sebagai negosiator terhadap bawahannya. Ia juga membangun hubungan dengan menggunakan sumbersumber informasi (super networker). Peran 5: Pemimpin sebagai pelatih (coach), maksudnya didalam diri pemimpin telah tertanam sifat membangun regu dan membina orang-orang dalam organisasi, ini merupakan tanggungjawabnya. Selain itu pemimpin juga berperan membangun kepercayaan yang menjadi pegangan organisasi dan ia juga pemberi semangat serta inspirasi pada setiap individu. Peran 6: pemimpin sebagai agen perubahan (change agent) dalam posisi untuk masa yang akan datang. Ia mempunyai pengaruh besar dalam pengambilan keputusan untuk perubahan dan ia memperkenalkan programpraogram baru, menciptakan strategi kerja sama dengan publik. Kadang-kadang ia seorang restruktur organisasi dan seorang inovator.

Memasuki era globalisasi, yang dipendedahan dengan pesatnya kemajuan teknologi, dan semakin ketatnya persaingan menyebabkan berbagai jenis organisasi, baik organisasi niaga maupun organisasi di lingkungan pemerintah, akan mengalami perubahan yang belum pernah dialami sebelumnya. Untuk mengatasi perubahan tersebut, organisasi dituntut dapat cepat tanggap dengan perubahan, sehingga organisasi bisa berkembang dan maju. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin diraih bergantung pada kepemimpinan iaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dana dan

waktu secara efektif dan efisien serta terpadu dalam pengurusan. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, pengurusan, dan administrasi. Pemimpin diperlukan untuk menentukan tujuan, meletakkan sumber daya yang langka, memfokuskan perhatian pada tujuan-tujuan perusahaan, mengkoordinasikan perubahan, membina kontak dalam pribadi dan pengikutnya, menetapkan arah yang benar. Berkaitan dengan tujuan organisasi maka seorang pemimpin harus dapat menciptakan visi dan misinya untuk mencapai tujuan tersebut. Visi dan misi tersebut diwujudkan dalam sebuah norma, nilai, persepsi, dan pola perilaku yang pada akhirnya akan menjadi sebuah budaya organisasi. Dapat dikatakan bahawa budaya yang baik melontarkan pengaruh yang positif pada perilaku organisasi. Hal itu dapat membantu untuk menciptakan kerja yang baik pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepelbagaian kepemimpinan dan budaya organisasai terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat explanatory.

Anda mungkin juga menyukai