Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi

Kepemimpinan adalah sebuah nilai yang mutlak dimiliki oleh seseorang.


Menurut George R. Terry yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17 mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap
semua pekerja dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan tujuan organisasi
mungkin menjadi renggang (lemah). Oleh karena itu kepemimpinan sangat diperlukan bila
suatu organisasi ingin sukses. Tujuan kepemimpinan disisi lain adalah membantu orang untuk
menegakkan kembali mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. Pemimpin
adalah orang yang membantu oran lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan.
Pemimpin bertindak dengan cara-cara memperlancar produktifitas, moral tinggi, respons
yang energik, dan berkesinambungan dalam organisasi. Kepemimpinan diwujudkan melalui
gaya kerja atau cara kerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang
dikatakan dan apa yang diperbuat. Cara seseorang berbicara kepada yang lainnya dan cara
orang bersikap didepan orang lain merupakan suatu gaya kerja.
Pemimpin dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan
merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok. Budaya
organisasi dapat tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu yang bekerja
dalam suatu organisasi, dan diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan
diturunkan kepada setiap anggota baru.
Konsep gaya menunjukan bahwa kita berusan dengan kombinasi bahasa dan tindakan,
yang tampaknya menggambarkan suatu pola yang cukup konsisten. Pola bahasa dan tindakan
yang bagaimana yang dapat digunakan seseorang agar dapat membantu orang lainnnya
mencapai hasil yang diinginkan. Diperlukannya beberapa pendekatan pemimpin atau yang
sering kita kenal dengan Gaya kepemimpinan dalam pengorganisasiannya.
Pemimpi memberi solusi dan pengarahan atau pemecahan jalan keluar bagi anggota-
anggotanya. Cara pemimpin mengorganisir setiap permasalahan berdampak pada kinerja
setiapanggotanya. Baik tidaknya pemimpin ditentukan oleh suka atau tidaknya bawahan
terhadap pemimpin.
B. Tujuan

Rekayasa ide ini dibuat untuk mengetahui kinerja pemimpin di lembaga pendidikan,
dan bagaimana cara pemimpin mengatasi setiap permasalahan yang terjadi di organisasi,
menganalisis bagaimana pemimpin yang dikatakan baik dalam arti sebenarnya, dan
pemimpin seperti apa yang dibutuhkan saat ini, baik dalam suatu organisasi kecil maupun
besar.

Rekayasa ide ini juga bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi tentang
bagaimana dan apa yang harus kita lakukan jika kelak kita sebagai pemimpin. Hal apa saja
yang akan dihadapi pemimpin dimasa depan. Dan siapkah pemimpin masa depan untuk
memimpin dunia yang semakin lama semakin berubah juga pola fikir masyarakat yang
berubah.

C. Manfaat

Rekayasa ide ini bermanfaat untuk bagi penulis sebab, dapat melatih pola fikir agar
berfikir kritis, dan sistematis dan mlatih kemampuan penulis untuk menulis karya ilmiah.

Melalui rekayasa ide ini, peniulis menjabarkan beberapa permasalahan yang berkaitan
dengan pengorganisasian kepemimpinan, ini bermanfaat sebagai penambahasa wawasan bagi
pembaca.
BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan

Ketika perusahaan terlalu fokus pada bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain,
kondisi dalam organisasi diperlakukan dengan cara yang tidak efektif. Manajemen lebih
tertarik pada penampilan yang baik daripada melakukan apa yang diperlukan, hasilnya yaitu
kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin tim berfokus untuk
memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer, di sisi lain mengevaluasi isu-
isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi dan sebuah manajemen
memiliki agenda.

Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan


tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi-
uang, bahan, peralatan, dan orang-sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain,
manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini
membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem
kepemimpinan.

Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan


teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau
luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif,
prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah
kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa
kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga
untuk bertahan hidup.

Masyarakat menyaksikan gelombang baru model kepemimpinan yang berpihak pada


kepemimpinan partisipatif, tim bekerja, belajar sepanjang hayat, komunikasi, dan visi.
Akhirnya, karyawan, pelanggan, masyarakat, dan generasi masa depan para pemimpin
melihat ke arah yang baru yang dapat memberikan kesuksesan dan kebahagiaan bagi generasi
sekarang dan jaminan kehidupan yang lebih baik, lingkungan kerja, dan masyarakat untuk
generasi berikutnya. Tugas ini sulit, tetapi manusia memiliki sumber daya, pendidik, multi-
dimensi karyawan, dan teknologi untuk mencapainya. Organisasi harus ingat bahwa generasi
ini memiliki kewajiban etis untuk masa depan dan kesejahteraan generasi berikutnya.
Salah satu tantangan yang lebih sulit untuk seorang pemimpin adalah untuk belajar
bagaimana secara efektif memotivasi mereka yang bekerja untuk mereka. Salah satu alasan
mengapa begitu sulit adalah karena motivasi bisa sangat pribadi. Biasanya, para pemimpin
yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor yang memotivasi diri mereka sendiri
akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain adalah bahwa para pemimpin yang tidak
berpengalaman adalah bahwa faktor-faktor yang memotivasi seorang karyawan akan juga
bekerja pada orang lain padahal satu ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan
dengan motivasi.

B. Identifikasi Permasalahan

Dari hasil wawancara kami dilapangan, dengan beberapa masyarakat, kami


mewawancarai anggota dari suatu organisasi intra di Universitas Negeri Medan yaitu Nia
Rahmadani Nasution serta dari lembaga pendidikan TK LELY, kami mewancarai beberapa
guru untuk menemukan permasalahan apa saja yang terjadi dalam kepemimpinanan yang
sedang berlangsung dilembaga tersebut. Narasumber kami Yaitu ibu Heriantina serta kepala
sekolah Tk tersebut yaitu ibu Hj. Suryati Lubis.

Narasumber pertama mengemukakan beberapa keluhan tentang kepemimpinan yang


berlangsung dalam organisasinya, yakni jarangnya ada evaluasi kerja danpertemuan antar
anggota (rapat) sehingga menyebabkan setiap anggota tidak kenal satu dengan yang lainnya.
Kurangnya kounikasi antar team, tidak mempererat kerjasama, dan timbulnya sikap ego yang
kelamaan banyaknya anggota team yang keluar dari organisasi.

Narasumber ke dua mengatakan dikarenakan pemimpin lembaga pendidik kami jauh


lebih muda dari kami, ini membuat kami kesusahan dalam berkomunikasi terkadang ada
banyak pemikiran yang tidak sepaham.

Narasumber ketiga yaitu kepala sekolah TK LELY, ia mengungkapkan bahwa dalam


hal kerja sama tidak ada yang harus dilakukan lagi, kerja sama team sangat lah erat, hanya
saja terkadang timbul masalah-masalah kecil dikarenakan perbedaan pendapat.
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

McGregor menentukan dua perangkat asumsi atau pendapat bipolar yang cenderung
dipakai oleh para pemimpin mengenai orang lain. Kedua jenis asumsi ini disebuut teori X dan
Teori Y.

a. Teori X : manusia sebagai suatu mesin yang memerlukan pengendalian dari luar.
b. Teori Y : manusi sebagai organisme yang tumbuh, berkembang dan melakukan
pengendalian terhadap diri mereka sendiri.

Seharusnya Pemimpin memandang anggotanya sesuai dengan teori Y yang


beranggapan bahwa pegawai memiki kebutuhan yang beraneka ragam. Pemimpin percaya
bahwa tugas mereka mengatur dan mengelola sehingga baik organisasi ataupun pegawai
dapat memnuhi kebutuhannya, tidak dengan Teori X yaitu menganggap orang sebagai suatu
alat produksi, dimotivasi oleh alat ketakutan atau hukuman atau oleh kebutuhan uang dan
rasa aman. Dengan memahami bahwa anggota merupakan manusia da harus diperlakukan
selayaknya manusia, sehingga permasalahan umum dapat teratasi dengan baik.

Komunikasi dua arah juga sagat diperlukan dalam suatu organisasi, tidak han ya
pemimpin yang bertanggung jawab dalam semuatugas organisasi diharapkan anggota juga
memilki rasa tanggung jawab terhadap tugas- tugasnya. Komunikasi juga berfungsi untuk
menciptakan suasana yang harmonis. Manusia paa dasarnya adalah makkhluk sosial dan
bergantung pada satu dan lainnya. Komunikasi yang lancar dalam organisasi dapat membuat
lingkungan kerja yang aman dan nyaman,

jika terjadi permasalahan, pemimpin hendaknya mengatasi permasalah yang terjadi


dengan Teori Kisi Kepemimpinan ( Blake dan Mouton ) yaitu berdasarkan pada gaya team
dikatakan bahwa “Bila terjadi konflik, pemimpin jenis ini berusaha mencari tahu alasan
terjadi konflik.” Untuk mengurangi banyaknya anggota team keluar dari orgaanisasi
seharusnya pemimpin mencari tahu penyebabnya, tidak hanya membiarkan hal tersebut
terjadi, karena dengan banyaknya anggota dapat mengefesiensikan waktu yang kita miliki
unntu menyelesaikan program kerja. Dan anggota tersebut nantinya akan menjadi kader atau
penerus organisasi. Jika kader sedikit apa yang akan terjadi dimasa depan? Mungkin
organisasi tersebut akan fakum karena tidak lagi memilki penerus.
Perbedaan usia yang jauh antara pemimpin dan anggota sejatinya menjadi masalah
utama, banyak yang beranggapan bahwa zaman telah berubah sesuai dengan pemikiran,
pemikiran dulu tidak akan dapat disamakan dengan pemikiran modern saat ini. Pemimpin
yang lebih muda dari anggota menyebabkan para anggota kesulitan dalam berkomunikasi. Ini
bisa diatasi dengan rasa saling menghargai, yang muda sopan terhadap yang tua sedangkan
yang tua setidaknya menghargai pendapat yang lebiih muda.

Gaya kepemimpinan yang bisa digunakan dalam masalah tersebut ialah gaya
demokrasi, lebih kepada musyawarah dalam pengambilan kesepakatan atau pengentasan
masalah. Setiap orang harus memberikan kesempatan yang lainuntuk berpendapat dan
memberikian gagasan atau ide, sehingga komunikasi dalam kerja dapat terlaksanakan dengan
lancar tanpa hambatan. Pengmabilan suara terbanyak dapat menjadi hasil akhir dalam
diskusi, jika pendapatnya tidak diterima harus berbesar hati dan jika diterima jangan
berbangga hati.
BAB IV

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. 2016. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.


Pace,Wayne R. 2010. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Peusahaan.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rifai,Veithzal. Dkk. 2014. Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Orgsnisasi. Jakarta:
Rajawali Press.

Syafaruddin. Asrul. Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer. Bandung : Cita Pustaka Media

Anda mungkin juga menyukai