Anda di halaman 1dari 8

UAS KEPEMIMPINAN

DAN BERPIKIR SISTEM KESMAS

DISUSUN OLEH:
: DEAH. T. D.
NAMA
DAHOKLORY
NPM : 1211320121010032
KELAS : A

FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Organisasi atau perusahaan merupakan lembaga yang memiliki struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan “pola jaringan hubungan antara berbagai macam jabatan dan para
pemegang jabatan” (Wursanto, 2009: 108). Sebagai pola jaringan hubungan antara berbagai
macam jabatan dan pejabatnya, maka dalam kegiatan sehari-hari akan terjadi saling hubungan
antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya. Hubungan tersebut memiliki banyak macam,
seperti koordinasi, pemberian perintah, pelaporan, pengawasan, dan banyak macam kegiatan
lainnya. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut maka harus ada seseorang yang disebut
sebagai pemimpin.
Adanya seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, maka ada kegiatan yang disebut
memimpin. Kegiatan memimpin merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dalam
menjalankan kegiatan organisasi secara keseluruhan. Kegiatan memimpin tersebut dikenal
dengan sebutan kepemimpinan. Kepemimpinan dimaksudkan untuk melakukan koordinasi dari
berbagai macam bagian dan sumber daya organisasi yang ada. Koordinasi tersebut dilakukan
untuk memberdayakan semua sumber daya sesuai dengan kapasitas masing-masing sehingga
semua sumber daya yang ada saling terkait sebagai suatu sistem untuk mencapai satu tujuan,
yaitu tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan faktor pendukung yang sangat
berpengaruh dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan diharapkan dapat menggerakkan
seluruh komponen dan mengatur tindakan seluruh anggota dalam organisasi. Semua jenis
kepemimpinan tersebut merujuk pada tujuan yang sama, yakni keberhasilan organisasi dan
anggotanya.
Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang sudah ada sejak adanya manusia.
Kepemimpinan diperlukan oleh manusia karena adanya keterbatasan pada manusia, juga adanya
kelebihan tertentu pada manusia. Sekelompok orang baik yang tergabung dalam organisasi
tertentu atau hanya kelompok suku tertentu, tidak akan bersatu jika tidak ada seorang pemimpin
di dalamnya. Hal ini dapat diketahui bahwa setiap kelompok suku bangsa, di dalamnya pasti ada
seorang pemimpinnya. Pemimpin tersebutlah yang mengendalikan kelompok tersebut sehingga di
antara mereka tidak saling berebut atau bertikai. Jika pun ada yang bertikai, maka pemimpinlah
yang akan memberikan jalan keluarnya sehingga pertikaian mereka dapat diselesaikan.
pemimpin diperlukan, sedikitnya terdapat empat macam alasan, yaitu: (1) karena banyak
orang memerlukan figur pemimpin, (b) dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil
mewakili kelompoknya, (c) sebagai tempat pengambil alihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya, dan (d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan”. Keempat alasan tersebut
sangat jelas menunjukkan bahwa tanpa ada pemimpin, maka suatu kelompok akan terpecah,
saling sikut, saling berebut dan tentunya akan dapat mengancam eksistensi kelompok itu sendiri.
Kegiatan kepemimpinan merupakan kegiatan sehari-hari yang berlangsung secara terus menerus
tanpa ada hentinya. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan untuk dapat terlaksananya
kegiatan organisasi lainnya. 3 Kepemimpinan dilakukan untuk memberikan perintah maupun
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai. Pemberian perintah dan pengawasan
dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Seorang pemimpin yang dapat membuat situasi kerja menjadi nyaman akan dapat
menimbulkan semangat pada diri pegawai. Dengan adanya pegawai yang merasa nyaman dengan
kepemimpinan yang ada, maka pegawai bersemangat dan akhirnya pegawai dapat bekerja secara
maksimal. Sehingga hasil pekerjaan dapat diperoleh secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan bahwa “kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah
pencapaian suatu tujuan tertentu” (Wiratmo, 2001: 173).
Kepemimpinan selalu berkembang seiring dengan perubahan jaman. Dari jaman dahulu,
kepemimpinan cenderung otokratik dimana bawahan harus menurut dengan atasan. Namun
kepemimpinan tersebut makin lama makin kurang diminati oleh bawahan sehingga dapat
menimbulkan gejolak. Apalagi jaman milenium ini, seorang pemimpin memiliki tuntutan yang
lebih dari pada kepemimpinan masa lalu.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas pekerjaan anggota kelompok. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan
organisasi bahwa seorang pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi
anggotanya dalam melakukan aktivitas pekerjaan. Fungsi tersebut tentunya terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi. Sehingga tanpa adanya kepemimpinan, maka tujuan organisasi
dapat dikatakan mustahil akan dapat dicapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya ingin membuat sebuah makalah dengan judul
Kepemimpinan yang memiliki Personal Mastery, Mental Models dan Shared Vision. Dan kiranya
makalah ini bisa menjadi pedoman bagi sesama dan semua orang.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a) Apa itu Pemimpin yang memiliki Personal Mastery?
b) Apa itu Pemimpin yang memiliki Mental Models?
c) Apa itu Pemimpin yang memiliki Shared Vision?
3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
a) Untuk mengetahui apa itu Kepimimpinan yang memiliki Personal Mastery,
Mental Model, dan Shared Vision.
b) Untuk mengetahui Hubungan Personal Mastery, Mental Models, dan Shared
Vision
BAB II

1. Tinjauan Pustaka
Learning organization (LO) mencerminkan organisasi dan pengorganisasian yang paling
mampu menjawab kebutuhan masyarakat pengetahuan (knowledge society) seperti yang dialami
saat ini. Kehidupan yang bergerak maju karena informasi dan pengetahuan sebagai modal
utamanya menuntut suatu organisasi yang lebih cerdas di dalam memudahkan pengembangan,
perolehan, distribusi, dan pendayagunaan pengetahuan secara unggul.
Suatu organisasi yang mampu secara terus-menerus memperluas kapasitasnya untuk
menciptakan masa depannya.” Dikatakannya bahwa melalui pembelajaran, anggota-anggotanya
dapat menciptakan kembali dirinya secara terus-menerus. Dengan begitu, LO mampu melakukan
pembaharuan internal terus-menerus sehingga tercipta inovasi-inovasi yang memungkinkan
disediakannya tanggapan-tanggapan yang paling tepat bagi masyarakat. Penggambaran seperti ini
jauh mengatasi dengan tepat kelemahan-kelemahan yang ada pada organisasi birokratis  yang
pernah berjaya di abad keduapuluh.
Personal mastery sebagai disiplin pertumbuhan dan pembelajaran pribadi. Dijelaskannya
bahwa orang-orang yang memiliki tingkat PM yang tinggi sangat diperlukan bagi pembelajaran
organisasi.
Mental model adalah bahwa orang membawa dalam pikiran mereka model skala kecil
tentang bagaimana dunia bekerja. Model-model ini digunakan untuk mengantisipasi peristiwa,
alasan, dan bentuk penjelasan.
Mental model adalah mekanisme penalaran yang ada dalam memori kerja
seseorang. Penelitiannya, yang dilakukan dalam ranah psikologi eksperimental, mendukung
klaim milik Craik bahwa orang bernalar melalui eksperimen pemikiran menggunakan model
internal.
Mental model adalah struktur sementara yang menempatkan memori kerja, berdasarkan
eksperimen psikologis yang melibatkan fenomena statis sederhana.
Mental model adalah saat seseorang 'bertindak' mengandalkan struktur pengetahuan,
yang ada dalam memori jangka panjang.
Mental model adalah 'model kerja', karena itu dinamis. Karakter dinamis mental model
disajikan dalam tiga cara, yakni dengan penalaran, dinamika kausal, dan pembelajaran.

2. Pembahasan
a) Pemimpin yang memiliki Personal Mastery (Penguasaan Diri)
Perubahan dan perkembangan zaman saat ini membutuhkan banyak
penyesuaian. Sumber daya alam tidak bisa lagi menjadi tulang punggung suatu negara,
melainkan sumber daya manusia. Kunci keberhasilan perubahan terletak pada sumber
daya manusia, yaitu sebagai inisiator dan promotor perubahan yang berkesinambungan,
membentuk proses dan budaya, serta bersama-sama meningkatkan kemampuan
perubahan organisasi
. Organisasi sering percaya bahwa untuk mencapai keunggulan mereka harus
berjuang untuk kinerja individu tertinggi sejak kinerja individu pada dasarnya
mempengaruhi kinerja tim atau tim dan akhirnya kinerja organisasi
. Salah satu perilaku yang diharapkan dari seorang individu adalah transendensi
diri, yang merupakan bagian dari perkembangan iklim psikologis dalam suatu organisasi.
Transendensi-diri adalah faktor individu manusia, yang memiliki proses konstan untuk
memperdalam visi pribadinya.
Manfaat atau keuntungan bagi seseorang yang mempunyai tingkat penguasaan
diri tinggi adalah
 Kemampuan mengambil tanggung jawab
 Kejelasan dan profesionalisme visi
 Kohesive dan team work yang berlaku
 Penurunan jumlah karyawan yang absen melalui peningkatan
kesejahteraan karyawan
 Mampu mengendalikan stress dan bersikap positif

Personal Mastery memiliki empat aspek yaitu:

1) Aspek emosional
Personal Mastery berkaitan dengan aspek emosional yang terdapat dalam
diri seseorang. Hubungan tersebut bisa memunculkan sifat atau perilaku
seseorang seperti:
a. Memahami emosi diri sendiri dan akibat emosi
b. Memahami orang lain dan emosi yang dialami
c. Berdaya secara emosional dan nyata
d. Menjadi terbuka dengan suatu hubungan
2) Aspek Spiritual
Aspek spiritual terdiri atas:
a. Berkaitan dengan inner self
b. Mengapresiasi kehidupan, menyayangi orang lain
c. Bersatu dalam perbedaan dengan orang lain
d. Menciptakan dunia yang lebih baik untuk tempat hidup
3) Aspek Fisik
Kondisi fisik seseorang juga berpengaruh cukup kuat dalam
implementasi personal mastery. Tanpa kondisi fisik yang prima, personal
mastery seseorang bisa terpengaruh atau bahkan tereduksi. Contoh aspek
fisik yakni:
a. Berada secara fisik dan dalam lingkungan
b. Memahami hubungan antara “mind-body”
c. Bertanggungjawab dan membuat keputusan positif
d. Me-manage stress dan mencapai keseimbangan
4) Aspek mental
Seorang individu pada dasarnya merupakan perpaduan dari mental dan
fisik yang berkoordinasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Aspek mental
tersebut terdiri atas:
a. Memahami cara kerja pikiran dan cara menciptakan realitas
b. Meningkatkan fokus mental dan konsentrasi
c. Menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif

Dengan menguasai 4 aspek diatas, diharapkan seseorang dapat menggunakannya untuk mengatasi
kebutuhan yang dialami. Setelah mampu menguasai 4 aspek tersebut, dapat dikatakan telah
menguasai personal mastery. Seseorang yang telah menguasai personal mastery memiliki
komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil inisiatif, secara terus menerus
mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan yang benar-
benar diinginkan. Dengan demikian terlihat jelas bahwa personal mastery tidak saja baik bagi diri
sendiri namun juga mempengaruhi lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal dengan cara yang
positif.

b) Kepemimipinan yang memiliki Mental Model


Mental model adalah .

c) Kepemimpinan yang memiliki Shared Vision (Visi Bersama)


Menurut Peter Senge (1990), organisasi pembelajaran adalah tempat
kemampuan orang untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan diperluas.
Learning organization memiliki lima pilar, salah satunya adalah visi bersama.
Membangun visi bersama adalah proses membangun komitmen dalam tim dengan
menggambarkan visi organisasi sebagai visi setiap orang yang bekerja dalam organisasi.
Visi bersama penting dalam organisasi karena memberikan fokus dan energi
untuk pembelajaran adaptif dan integratif. Visi bersama adalah gambaran yang jelas dan
dibagikan tentang keadaan masa depan yang ideal yang diidentifikasi oleh anggota
organisasi dengan diri mereka sendiri - ini pada dasarnya adalah visi yang diinternalisasi
oleh anggota organisasi.
Visi bersama adalah visi yang menjadi komitmen mayoritas anggota
kelompok/asosiasi/organisasi karena hal itu mencerminkan visi pribadi mereka sendiri.
Visi pribadi adalah kesepakatan bersama yang menciptakan identitas bersama
dan dapat menghubungkan ratusan bahkan ribuan orang. Penting untuk membangun rasa
komitmen dalam tim dengan menciptakan gambaran bersama tentang masa depan yang
akan diciptakannya, mengembangkan prinsip dan praktik yang akan memandu kita dalam
mencapai masa depan tersebut. Namun, terdapat beberapa kendala dalam mewujudkan
visi yang ingin dicapai, antara lain:
1. Perbedaan pendapat
2. Visi kontradiktif, karena keragaman persyaratan, mereka mulai terpecah menjadi visi
yang berbeda.
3. Faktor internal dan eksternal yang tidak didukung. Dan masih membentuk jarak.
Faktor Internal seperti:
a. Kepemimpinan yang tidak solid
b. Penetapan personal yang tidak tepat di jabatannya
c. Tingginya tingkat mobilisasi karyawan
d. Lemah dan rendah tingkat penilaian kinerja karyawan
Faktor eksternal seperti:
a. Sistem yang belum solid
b. Kepemilikan yang tidak terbuka

BAB III

Kesimpulan

1. Kk
2.
3. Visi bersama adalah gambaran ideal masa depan yang ingin kita capai bersama. Jika seorang
pemimpin dapat menetapkan dan berpegang teguh pada visi masa depan yang ingin dicapainya
bersama, maka organisasi yang dipimpinnya akan selalu berhasil. Keterampilan membangun visi
bersama membutuhkan kemampuan untuk melukiskan gambaran masa depan yang sering
menumbuhkan komitmen dan keterlibatan secara keseluruhan. Setiap orang, setiap saat, pasti
akan mengalami proses perubahan. Dalam proses perubahan ini, tidak mungkin setiap orang
bekerja sendirian atau sendirian, dan setiap orang pasti akan mulai bekerja menuju tujuan yang
sama dalam bentuk tim. Tantangan hidup, tantangan pekerjaan, sistem kemajuan yang semakin
ketat dan cepat, kita tidak bisa bertahan tanpa visi bersama.

Saran
1. .jaka
2. Ksks
3. proses untuk mencapai visi bersama pasti banyak sekali kendalanya.
Saran yang dapat di sampaikan adalah:
1.     Pahami dan perhatikan betul kendala yang terjadi.
2.     Perbedaan pendapat dijadikan sebagai warna dalam ide.
3.     Kuatkan system dengan bisa mendukung proses visi bersama.
Daftar Pustaka

https://agenpreventif.blogspot.com/2020/04/shared-vision-serta-contohnya-agen.html?m=1

Walker, J. W. 1980. Human resources planning. New York: McGraw-Hill Book Company

https://slideplayer.info/amp/15154841/

https://suvonalya.blogspot.com/2017/12/tugas-kelompok-shared-vision.html?m=1

Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Remaja Rosdakarya. Bandung

Anda mungkin juga menyukai