Anda di halaman 1dari 12

Makalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI BERDASARKAN


ANALISIS DATA DAN INFORMASI SECARA MANDIRI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen: Dr. R. Mursid, M.Pd

Disusun Oleh

KELOMPOK III

1. Josua Fransisco Munthe 8206122006


2. Tiur RianiRoha Siregar 8206122007
3. Seprika Sari 8206122015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karuniaNya telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul
Pengambilan Keputusan Organisasi Berdasarkan Analisis Data Dan Informasi Secara
Mandiri ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kepemimpinan di program
studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai Pengambilan Keputusan
Organisasi Berdasarkan Analisis Data Dan Informasi Secara Mandiri.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. R. Mursid, M.Pd atas tugas yang
diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi yang dibahas
pada makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia diciptakan
untukmenjadi seorang pemimpin didunia.Didalam kehidupan nyata, manusia harus selalu
berinteraksi danberadaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungan.Karena manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga manusia harus hidup
berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hal itu ditujukan
agar manusia dapat bersosisalisasi dengan sesamanya manupun lingkungannya. Oleh sebab
itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan seseorang yang bisa memimpin
kelompok itu, sebab jika tidak ada pemimpin maka akan terpecah belah lah kelompok
tersebut.

Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yangmempunyai jiwa kepemimpinan yang baik


serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.Pemimpin adalah figur seseorang
yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa
memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang ini, sudah sangat sedikit orang yang
mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam organisasimaupun badan-bandan
usaha, bisnis, dan pemerintahan.

Untuk itu maka sangat penting bagi pararemaja-remaja mulai membiasakan diri untuk
belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa memberikan arahan yang baik
didalam organisasi. Salah satunya memberikan pendidikan atau pembelajaran tentang
pentingnya kepemimpinan didalam organisasi. Dalam praktek sehari-hari, seorang diartikan
sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda. Pemimpin
adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat
yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain,
denganlatihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan
bertambah dan berkembang.

Atas dasar karena semakin sedikitnya seseorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan
banyak orang yang tidak percaya diri bahwa dirinya sebenarnya bisa menjadi seorang
pemimpin maka kami akan membahas lebih dalam tentang arti penting kepemimpinan dalam
organisasi. Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi
secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yangdapat membantu dalam
usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan
sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan
baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) ( Siagian,
1980)

Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi


keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi
terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,
kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,
kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif,
kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam
organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan
mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini penulis akan menjelaskan masalah:

1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?

2. Seperti apa peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan?

3. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan.

2. Untuk mengetahui peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika tanpa dasasaran


bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman sumbangan
dan kepuasan di pihak kelompok kerja. Dan dapat diterangkan secara lebih rinci seperti
berikut.Kemampuan memperoleh :kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang
memungkinkan manajer membuatorang –orangnya bersedia mengerjakan apa yang harus di
kerjakan.Kosensus dan keikatan : Lenin pernah mengatakan bahwa 100 orang
terorganisasikan , yang terikat kepada suatu sasaran, akanmenundukan 1000 orang.

Jhonhan cock menyatakan bahwa ia lebih senang kepada keputusan yang 50% benar secara
teknis dan kelompok menerimanya 90% antusiasme , daripada suatu keputusan yang 90%
benar secara teknis dan kelompok menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme. Inilah
sebabnya mengapa pemimpin jikalau mungkin, berusaha mendapatkan consensus dan
keikatan daripada kesewenang-wenangan keunggulan satu suara. Pada sasaran bersama : ini
membedakan kepemimpinan dari manipulasi. Tujuan pemimpin dan bawah anti dan tidak
usah sama, dan jarang dapat sama. Tetapi harus ada beberapa sasaran bersama, jika hendak
berkerja sama.Yang dicapai: kepemimpinan adalah suatu faktor kelipatan yangberurusan
dengan 35 sampai 40% lebihnya.

Tujuannya adalah untuk memberikan hasil yang melebihi harapan biasa organisasi.
Pengalaman sumbangan dan kepuasan: ini meliputi jauh lebih banyak daripada sekedar
perasaan menyumbang sukses dan kepuasan belaka. Sementara bos, lurah dan boneka
mungkin hanya memperhatikan pemuasan kebutuhan mereka sendiri, pemimpin harus
memungkinkan pasukannya memenuhi beberapa kebutuhan penting mereka. Jadi, pemimpin
adalah orang yang memungkinkan atau mempermudah sesuatu.

B. Definisi Organisasi

Penyusunan dan pengaturan bagian – bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan
aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama
(untuk mencapai tujuan tertentu). Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al
BarryOrganisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai – bagian bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

W.J.S. Poerwadarminta, KamusUmum Bahasa Indonesia Organisasi adalah system sosial


yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan
yang jelas, dan prosedur pergantian anggota. Janu Murdiyamoko & Citra Handayani,
Sosiologi untuk SMU Kelas I. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama. Jadi sudah sangat jelas bahwa organisasi itu pasti mengandung
unsure individu yang berkumpul dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu,
memiliki aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, dan di dalamnya
terdapat susunan kepemimpinan untuk mengatur jalannya organisasi tersebut agar berjalan
dengan baik.

C. Kepemimpinan dalam Organisasi

Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek yang sudah dijelaskan tadi,
didalamnya terdapat peran dari pemimpin dan sikap kepemimpinan yang harus dimiliki untuk
mengatur organisasi tersebut, kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya
organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsur kepemimpinan yang
baik dari anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul
dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien,
yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari
tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangatlah rendah.

Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :

 Cerdas
 Terampil secara konseptual
 Kreatif
 Diplomatis dan taktis
 Lancar berbicara
 Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
 Persuasive
 Memiliki keterampilan sosial

Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri
kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan
pemimpin.

D. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.

Pengertian diatas menunjukan ada lima hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.

2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembrono.


3. Sebelum sesuatu masalah dapat dipecahakan dengan baik, hakekatnya daripada masalah itu
harus diketahui dengan jelas

4. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan ilham atau dengan mengarang, tetapi
harus didasarkan pada fakta yang terkumpul, terolah dengan baik dan disimpan secara teratur
sehingga dapat dipercayai

5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang ada
dari berbagai alternatif yang dianalisis dengan matang.

Kesemuanya ini menunjukan bahwa pengambilan keputusan sebagai tugas terpenting dan
terutama bagi seorang pemimpin yang baik, bukan merupakan tugas mudah dan bahwa
apabila seorang ingin diakui sebagai seorang pemimpin yang baik maka orang tersebut
sepanjang karirnya harus teratur dan berkesinambungan dengan kemampuan mengambil
keputusan. Dengan kata lainpengambilan keputusan adalah suatu teknik untuk memecahkan
suatu masalah dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.

Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang

dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Menurut Hasan dalam

Sumaryanto (2011) pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan terhadap pemecahan

masalah yang memiliki fungsi antara lain:

1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara

individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara

organisasional.

2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang

akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

Unsur dan Dasar Pengambilan Keputusan

Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui setiap komponen

dari pengambilan keputusan tersebut. Dalam hal ini penulis mendeskripsikannya sebagai

berikut:

1. Tujuan dari pengambilan keputusan.

2. Identifikasi alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.


3. Perhitungan mengenai faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya.

4. Sarana untuk mengevaluasi.

Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku, yaitu:

1. Intuisi, Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan
intusi ini, meskipun waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi
keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar
pertimbangan lainnya.

2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi


pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu,
dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan diambil.

3. Fakta, Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan
dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan dengan lapang dada.

4. Wewenang, Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh


pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang
yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu
yang cukup lama dan memiliki otentisitas, tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas,
mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang
seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.

5. Rasional, Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang


dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau
sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku
sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat
beberapa hal sebagai berikut:

a. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.

b. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.

c. Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.

d. Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.

e. Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis

maksimal.
Keuntungan Keputusan Yang Tepat

1. Kita akan dipercaya sepenuhnya sebagai seorang pemimpin yang tangguh.

Pihak atasan maupun bawahan akan memberikan kepercayaan mereka atas kualitas dan
kemampuan kita selaku seorang pemimpin, jika kita mampu membuktikan pada mereka
bahwa kita mampu membuat perkiraan yang tepat dan cepat tentang suatu situasi serta
mampu mengambil keputusan terbaik tepat pada waktunya. Untuk membuat keputusan dan
tepat pada waktunya, kita perlu mengumpulkan semua fakta dan informasi untuk dianalisis
dan disaring guna merumuskan suatu kepastian pemikiran dan langkah untuk menyampaikan
instruksi secara meyakinkan, sebagai eskpresi bahwa kita memang melakukan sesuatu yang
benar.

2. Orang lain akan mempercayai keputusan dan instruksi kita.

Apabila kita mampu melakukan penalaran secara logis, lalu memanfaatkannya sebagai dasar
untuk membuat keputusan yang cepat dalam situasi apapun, maka orang lain akan
mempercayai sikap, keputusan, pengarahan, pendapat, serta instruksi kita. Mereka akan
percaya kepada kita dan terkesan oleh pertimbangan kita yang masak dan terarah, selanjutnya
mereka pasti bersedia melakukan sesuatu yang terbaik untuk kita.

3. Kita akan dikenal sebagai ahli pemecah masalah.

Tindakan positif dan tepat sangat berpengaruh dalam membangun kepercayaan orang lain
kepada kita. Kita akan mempunyai reputasi sebagai seorang ahli dalam memecahkan masalah
dan membereskan segala sesuatu yang mengganggu serta dikenal sebagai orang yang bisa
membuat sesuatu terlaksana dengan baik. Hal ini akan mengangkat status kita dalam
organisasi dan membawa kita di kedudukan yang lebih baik.

4. Kita akan terhindar dari belenggu frustrasi.

Kegagalan dalam memusatkan pikiran merupakan sumber frustrasi yang berbahaya, hal ini
berlaku dalam segala bidang kehidupan, termasuk yang menyangkut pemecahan masalah
pribadi dalam kehidupan kita setiap hari. Jika kita mampu melatih diri menggunakan cara
ilmiah untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang handal dan tepat waktu,
maka kita akan terhindar dari sergapan rasa frustrasi. Selain itu kita akan mempunyai rasa
percaya diri dan kemampuan menghadapi tekanan.

E. Peranan Kepemimpinan Dalam Mengambil Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih. Pengambilan keputusan
perlu dilakukan karena adanya perbedaan antara harapan atau tujuan dengan hasil yang
dicapai. Salah satu model pengambilan keputusan adalah The Optimizing Model. Model
tersebut merupakan model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu
seharusnya berperilaku untuk mencapai hasil atau keluaran yang maksimal.
F. Pengaruh Prilaku Terhadap Pengambilan Keputusan

Ada empat prilaku terhadap pengambilan keputusan,yaitu sebagai berikut.

1. Nilai. Nilai dianggap sebagai pedoman jika seorang menghadapi situasidimana harus
dilakukan suatu pilihan.

2. kepribadian. Aspek kepribadian meliputi sikap, Kepercayaan dan kebutuhan individu.

3. kecendrungan mengambil resiko. Ada yang berani dalam mengambil resiko,ada yang
ditengah-tengah dan ada yang penuh pertimbangan /kurang ambil resiko.

4. Disonasi kognif. Adanya rasa cemas pada pengambilalan keputusan terhadap akibat dari
keputusan yang diambilnya.

D. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut

1. Menentukan perlunya pengambilan keputusan

2. Mengidentifikasi kriteria keputusan3. Mengalokasi pembobotan terhadap criteria

4. Mengembangkan alternative

5. Mengevaluasi alternative

6. Memilih alternatif terbaik

Langkah-langkah tersebut tentunya tidak mutlak berurutan, melainkan harus disesuaikan


dengan bobot keputusan yang akan diambilnya. Seringkali hal-hal khusus harus dimasukan
didalamnya, antara lain menyangkut asumsi-asumsi yang harus dirumuskan agar alternatif-
alternatif dapat lebih banyak dimunculkan. Dengan alternative yang relative lebih banyak,
kemungkinan yang dievaluasi semakin banyak pula. Pada akhirnya, keputusan dapat diambil
berdasarkan berbagai alternatif yang muncul.

Selain itu juga Herbert A. Simon mengajukan mmodel proses pengambilan keputusan yang
dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan samapai perancangan dan kemudian pada
pemulihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya
untuk dimulai lagi.

Jadi tahapan tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambungan.

Tahapan pengambilan keputusan, yaitu:

1. Tahap penyelidikan mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.


Data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat
mengidentifikasi persoalan
2. Tahap perancangan, mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan
pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut

3. Tahap pemulihan, memilih arah tindakan tertentu dari semua yag ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:

1. Posisi kedudukan, Dalam kerangka pengambilan keputusan, kedudukan seseorang dapat


dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan, penentu keputusan, ataukah karyawan.

2. Masalah, Masalah ialah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan dari apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan
harus diselesaikan. Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang
memerlukan analisis, ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.

3. Situasi, Adalah keseluruhan faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang
secara bersamaan memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang berubah.

4. Kondisi, Merupakan keseluruhan dari faktor yang secara simultan menentukan daya gerak,
daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor tersebut merupakan sumber daya.

5. Tujuan, Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu / telah ditentukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan beberapa hal yang benar. manajer adalah
seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar. Kepemimpinan seseorang dalam
sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga
membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu
tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan,
seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin

Anda mungkin juga menyukai