Dosen :
Oleh :
RAUDHA HANNY (5173144023)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PKK
PRODI TATA RIAS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Sebab telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “REKAYASA IDE CARA MEMIMPIN
DENGAN METODE SELF LEADERSHIP”.
Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua mengenai bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan itu agar
mendekati sempurna dengan metode self leadership yang diterapkan sejak dini.
Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf
karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. Karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan tugas ini.akhir katas kami berharap semoga rekayasa ide ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya, atas
perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Tujuan..................................................................................................................
1.3 Manfaat................................................................................................................
BAB II
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................
2.1 Pengertian Kepemimpinan..................................................................................
2.2 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan...........................................................................
BAB III
GAMBARAN REKAYASA IDE.........................................................................
3.1 Rekayasa Ide Cara Memimpin Dengan Metode Self Leadership.......................
3.2 Gambaran Membangun Sifat Kepemimpinan Self Leadership..........................
3.3.Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dengan Metode Self Leadership.....
BAB IV
PENUTUP.................................................................................................................
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Rekayasa ide ini ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan
ide dan sisi kreatif nya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah bagaimana menjadi pemimpin yang
mendekati sempurna dengan metode memimpin untuk diri sendiri(self leadership)
Dibawah ini adalah konsep dari selfleadership yang dapat diaplikasikan secara
langsung:
Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas
pekerjaan dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator
yang baik dan mau menetapkan produktivitas yang tinggi.
2. Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian
yang penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas
pekerjaan adalah minim.
3. Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang
maksimum terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan
kerja yang minimum sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan
bawahannyaSedang Gaya-gaya kepemimpinan yang perlu di hindari adalah :
Pencinta Kompromi (Compromiser). Gaya Kompromi ini menitikberatkan
perhatian kepada tugas dan hubungan kerja berdasarkan situasi yang
kompromi
Missionari Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan,
dalam arti memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-
orang dan hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan
perilaku yang tidak sesuai.
Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak
terhadap tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan
perilaku yang tidak sesuai.
Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan
seperti ini sama sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas
maupun hubung kerja.
3.3.Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dengan Metode Self Leadership
Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal
dan non-formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman
sebagai sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya
berupa solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka syarat mutlak yang bersifat
fundamental adalah memiliki paket keahlian dan paket kekuatan. Paket keahlian
merujuk pada kualitas personal yang sifatnya internal mulai dari skill, knowledge,
attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan merujuk pada power yang bisa
berbentuk kekayaan, networking, atau mungkin kekuatan fisik. Keahlian berguna
untuk memimpin kelompok ahli sementara kekuatan berguna untuk memimpin
khalayak umum. Kedua paket tersebut yang menjadikan pemimpin sebagai pemilik
suatu urusan bukan lagi menjadi bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak,
system, atau kiblat hidup orang banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga
seorang pemimpin senilai dengan harga jumlah orang - orang yang dipimpinnya. Satu
Mahatma Gandhi atau satu Soekarno nilainya sama dengan jutaan manusia yang
mengkuasakan urusan kehidupan kepadanya. Di dunia ini tidak ditemukan calon
pemimpin yang siap pakai. Tetapi bisa diselesaikan dengan cara belajar
mengembangkan diri.
Pemimpin yang berhenti mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka
akan muncul fenomena di mana tantangan kepemimpinan lebih besar dari
kapasitasnya sehingga akan cepat sampai pada titik di mana ia harus di-disqualified-
kan untuk segera diganti. Mengapa? Karena semua keputusan yang dihasilkan dari
kepemimpinannya ibarat bumbu ayam goreng yang hanya dipoleskan pada
permukaan sehingga rasanya tidak menyeluruh atau meresap hingga ke dalam daging
ayam tersebut. Setiap orang tua pernah menjadi anak-anak, setiap atasan pernah
menjadi bawahan tetapi tidak semua orang tua dan atasan mampu memimpin ketika
ia dinobatkan menjadi pemimpin. Banyak alasan mengapa hal itu terjadi yang antara
lain karena keputusan kepemimpinannya kehilangan konteks atau keahlian dan
kekuatan memimpin yang digunakan sudah tidak lagi berlaku pada zamannya alias
sudah kadaluwarsa. Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi
bawahan; ketika anda menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda
dahulu menjadi bawahan. Selain itu gunakan keahlian dan kekuatan yang masih
relevan untuk kondisi saat itu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat
mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau
melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya
kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan/pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkannya.
Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang
didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari
ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara kerja hari esok harus
lebih baik dari cara- cara kerja hari ini. Untuk meningkatkan Produktivitas kerja, gaya
kepemimpinan situasional adalah gaya yang paling sesuai diterapkan seorang
pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat bahwa penerapan gaya ini disesuaikan
dengan tingkat kematangan bawahan/pengikut. Hal ini didasari asumsi bahwa setiap
bawahan/orang lain akan memiliki tingkat kematangan yang berbeda satu sama lain.
4.2 Saran
Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide
melatih jiwa kepemimpinan dengan metode self leadership ini adalah pada bagian
pendalaman aspek-aspek yang berkaitan dengan bagaimana cara kita memimpin diri
sendiri secara bertahap dan selanjutnya bgaimana memimpin orang lain maupun
kelompok.
DAFTAR PUSTAKA