Anda di halaman 1dari 29

11.

PENYANGGA BAUT BATUAN

11. 1. PENGERTIAN DAN APLIKASI


Seperti yang telah dinyatakan pada modul 8 bahwa objektif utama dari rancangan suatu
sistem penyanggaan adalah menolong massa batuan untuk menyangga dirinya sendiri.
Baut batuan (rock bolting) bila digunakan akan merupakan bagian dari massa batuan jika
dibandingkan dengan penyangga lain (misalnya penyangga kayu, penyangga beton dan
penyangga baja) yang tidak merupakan bagian dari massa batuan. Namun mempunyai
fungsi yang sama sebagai penguatan massa batuan dengan tujuan memperkecil deformasi
atau menjaga kestabilan terowongan (Gambar 11.1a)

(a) (b)

Gambar 11.1. Gambar baut batuan.

Baut batuan dapat digunakan sebagai penyangga permanen dan penyangga sementara. Hal
ini tergantung dari kebutuhan dan jenis lubang bukaan. Untuk terowongan teknik sipil dan
kepentingan transpotasi dapat digunakan sebagai penyangga permanen, sedangkan untuk
lubang bukaan tambang bawah tanah (umumnya pada tambang batubara dengan sistem
penambangan longwall) digunakan sebagai penyangga sementara (Gambar 11.1b)

Sejak ditemukannya baut batuan sebagai penyangga, fungsi dan peran baut batuan telah
menjadi objek analisis yang bertujuan untuk mengerti lebih baik dan memperbaiki cara

11 - 1
kerjanya. Baut batuan banyak digunakan untuk menstabilkan massa batuan, khususnya di
industri pertambangan.

Adapun beberapa alasan mengapa baut batuan telah digunakan secara meluas sebagai
penguatan batuan adalah :
- Fleksibel ; dapat digunakan pada bentuk geometri terowongan yang bervariasi.
- Umumnya mudah digunakan.
- Harganya relatif murah.
- Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi.
- Kerapatannya (jumlah baut batuan per-satuan luas) dengan mudah dapat disesuaikan
dengan sistem penyanggaan yang lain, misalnya mesh kawat, beton tembak dan selimut
beton. Pada sistem penggalian bawah tanah NATM (New Austrian Tunnelling Method)
sistem baut batuan dikombinasikan dengan beton tembak dan selimut beton untuk
penyanggaan permanen.

Penggunaan baut batuan untuk menjaga kestabilan atap dan dinding lubang bukaan,
tergantung kepada kuat ikat (anchoring capacity) baut batuan dengan batuan, selain
tegangan dasar (yield strength) dari baut batuan tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk pengikatan (anchoring) baut batuan adalah :
- Pengikatan harus kuat.
- Batuan tempat pengikat harus kuat dan kontinyu.
- Panjang baut batuan harus cukup untuk menciptakan pre-compression zone sekitar
lubang bukaan untuk mengatasi stress failure. Baut batuan harus terikat dibelakang
daerah tarikan (tension zone).

Sedangkan Tablore memberikan aturan yaitu :


- Pemasangan dan ukuran / dimensi baut batuan tergantung kepada keadaan batuan.
Baut batuan pada batuan agak kuat, mempunyai jarak dan panjang lebih rapat dan lebih
panjang. Batuan plastis tidak cocok untuk dilakukan penyanggaan dengan baut batuan.
- Ketebalan dari batuan (tempat pengikat) harus mampu menerima beban.
- Panjang baut batuan harus paling sedikit sama dengan ketebalan batuan yang disangga
ditambah dengan jarak rata-rata antar baut batuan.
- Jarak tiap baut batuan diusahakan seragam.

11 - 2
11.2. JENIS BAUT BATUAN
Bermacam-macam baut batuan telah digunakan saat ini diseluruh dunia. Banyak
diantaranya hanya memperlihatkan perbedaan yang kecil didalam rancangannya, namun
konsep dasarnya sama.
Jenis-jenis baut batuan akan dibedakan berdasarkan cara pengikatannya yaitu :
1. Baut batuan dengan cara pengikatan mekanis (slot bolt & wedge bolt dan expansion
shell anchor).
2. Baut batuan dengan cara pengikatan yang menggunakan zat kimia (Grouted bolt)
3. Baut batuan dengan cara pengikatan geser, (split set dan swellex)
4. Baut kabel batuan (flexirope)

11.2.1.Baut Batuan Dengan Cara Pengikatan Mekanis


Pengikatan antara baut batuan dengan batuan pengikatan ponktuel. Baut batuan dengan sel
penjangkaran terkembang (the expansion shell anchored rockbolt) tipe standart atau bail
adalah jenis yang paling banyak digunakan. Pengembangan sistem penjangkaran
beroperasi dengan cara yang sama untuk jenis standart dan jenis bail. Suatu wedge yang
diletakkan pada ujung baut ditekan pada satu sel konikal yang dapat mengembang jika baut
diputar. Hal ini akan mengakibatkan sel akan mengembang kearah dinding lubang bor.

Baut ini diaplikasikan, dengan sedikit pengecualian untuk batuan dengan kekerasan yang
sedang sampai keras. Dan tidak direkomendasikan untuk batuan yang sangat keras, karena
ada kemungkinan terjadi gelinciran dari sel penjangkaran baut tersebut.
Data teknik dari jenis batuan ini dapat dilihat dalam tabel 11.1. Dan contoh dari baut
batuan ini dapat dilihat pada gambar 11.2.
Tabel 11.1. Data teknik baut batuan dengan cara pengikatan mekanis
Kualitas steel 700 N/mm2
Diameter baut 16 mm
Beban batas (yield load) steel 140 kN
Beban ultimat (ultimate load) steel 180 kN
Regangan aksial ultimat steel 14 %
Berat baut tanpa face plate dan mur 2 kg/m
Panjang baut Bervariasi
Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 – 38 mm

11 - 3
A

a. Slot & wedge bolt

b. Expansion shell bolt


Gambar 11.2. Contoh Baut Batuan Dengan Cara Pengikatan Mekanis

11 - 4
Keuntungan :
- Harga relatif tidak mahal
- Baut memberikan aksi penyanggaan dengan segera setelah dipasang.
- Dengan pemutar baut (rotating the bolt) suatu teori diaplikasikan oleh kepala baut dan
mengumpulkan tarikan dalam baut.
- Dengan post-grouting, baut dapat menyediakan penguatan yang permanen.
- Pada batuan keras, pembebanan baut yang tinggi dapat dicapai.
- Sistem serba guna untuk penguatan batuan, dengan asumsi untuk kondisi batuan yang
keras.
- Lebih dapat terdeformasi dari roda baut dengan pengikatan sepenuhnya (resin, semen) :
kekakuan 3,5 – 8,5 t/cm

Kerugian :
- Terbatas untuk pengunaan batuan yang sedang – keras.
- Sukar untuk memasangnya secara terandalkan
- Harus dipantau dan diuji ketegangannya yang tepat
- Kehilangan kapasitas dukung (bearing) akibat getaran hasil peledakan atau ketika
batuan jatuh di sekelilng permukaan lubang bor disekitar plat, untuk batuan yang
mempunyai tegangan tinggi.

11.2.2. Buat Batuan Dengan Pengikatan Zat Kima.


Baut batuan dengan jenis ini telah biasa digunakan diseluruh dunia sejak 60 tahun lalu
dalam aplikasi rekayasa pertambangan dan sipil. Sebagian besar biasa digunakan baut
batuan grouted rebar atau batang ulir (threaded bar) dibuat dari baja dengan pengikatan
sepenuhnya.

Semen atau resin digunakan sebagai bahan pengikat. Baut batuan rebar yang digunakan
dengan resin menciptakan suatu sistem yang biasa digunakan untuk baut batuan
tertegangkan (tensioned rockbolt) tetapi baut batuan batang ulir dengan zat pengikat semen
dapat juga digunakan untuk baut batuan tanpa tertegangkan (untensioned bolt). Kedua
sistem ini digunakan baik untuk penyanggaan sementara, maupun penyanggaan permanen

11 - 5
untuk berbagai kondisi batuan. Baut batuan batang ulir terutama digunakan dalam aplikasi
rekayasa sipil untuk pemasangan yang permanen.
Jenis baut batuan dengan pengikatan resin dan semen adalah Grouted Rockbolt-Rebar dan
Grouted Rockbolt-Dywidag Steel (Gambar 11.3). Keuntungan dan kerugian dari baut
batauan ini juga dapat dilihat pada Tebel 11.2. Kemudian Data teknis dari masing-masing
baut batuan ini dapat dilihat pada Tabel 11.3.

a. Grouted Rockbolt-Rebar

b. Grouted rockbolt – dywidag steel


Gambar 11.3. Contoh baut dengan cara pengikatan memakai resin atau semen

11 - 6
Tabel 11.2. Keuntungan dan kerugian dari baut batuan Grouted Rockbolt-Rebar dan
Grouted Rockbolt-Dywidag Steel

Jenis baut batuan dengan


Keuntungan Kerugian
pengikat zat kimia

- Baut memberikan reaksi - Kesukaran dengan dodol


penyanggaan yang cepat setelah (cartridges) resin pada
pemasangan lingkungan bawah tanah
- Kalau resin fast-setting digunakan dimana dapat mempengaruhi
Grouted Rockbolt-Rebar untuk bagian dasar dari baut batuan, keterandalan pemasangan baut
baut batuan dengan pengikatan batuan
yang sepenuhnya dapat - Resin dapat mengotori dan
ditegangkan. berbahaya untuk penanganan
- Ketahanan korosi tinggi pada yang tidak benar.
pemasangan yang permanen. - Resin mempunyai batas waktu
pakai.
- Pemasangan yang tepat, akan - Mahal
memberikan sistem penguatan yang - Penegangan baut batuan hanya
baik dan tahan lama. mungki kalau prosedur
- Pengaruh kerusakan lingkungan pemasangan khusus diikuti
Grouted Rockbolt- kecil. dengan baik dan benar
Dywidag Steel - Sistem ini memberikan pembebanan - Semen standard memerlukan
baut yang tinggi pada kondisi beberapa hari sebelum baut
batuan yang bervariasi. mendapat pembebanan.
- Kualitas pengikatan sukar
untuk diuji dan dipelihara
secara konstan.

Tabel 11.3. Data Teknik Grouted Rockbolt-Rebar dan Grouted Rockbolt-Dywidag Steel

Grouted Rockbolt-Dywidag
Data Teknis Grouted Rockbolt-Rebar
Steel
Kualitas steel 570 N/mm2 1180 N/mm2

Diameter baut 20 mm 20 mm

Beban batas (Yield load) steel 120 kN 283 kN


Beban ultimat (Ultimate load)
steel 180 kN 339 kN

Regangan axial ultimate steel 15 % 9,5 %


Berat baut tanpa face plate
2,6 kg/m 2,6 kg/m
dan mur
Sesuai panjang yang Sesuai panjang yang
Panjang baut
dibutuhkan dibutuhkan
Diameter lubang bor yang
35  5 mm 35  3 mm
dianjurkan

11 - 7
11.2.3. Baut Batuan Dengan Pengikatan Geser
Baut batuan dengan pengikatan geser merupakan baut batuan yang paling banyak
berkembang dalam teknik penguatan batuan. Dua tipe baut batuan dengan pengikatan geser
yang tersedia, yaitu split set dan swellex (Gambar 11.4).

a. Swellex

b. Split set
Gambar 11.4. Split Set Dan Swellex

11 - 8
Untuk kedua tipe sistem baut batuan ini, tahanan geser untuk menggelincirkan batuan pada
besi paja (untuk swellex) dikombinasikan dengan ikatan mekanik (mechanical interlock)
ditimbulkan oleh kekuatan radial pada dinding lubang bor sepanjang baut. Baut batuan
dengan pengikatan geser mirip dengan baut batuan dengan pengikatan mekanik dalam
pengertian bahwa pemasangan dan operasinya tidak diganggu oleh kondisi batuan yang
basah. Untuk pemasanga secara permanen masalah yang mungkin timbul adalah korosi.

Meskipun sistem ini sudah dijelaskan di atas, keduanya memiliki beberapa berbedaan yang
utama. Hal ini berhubungan dengan mekanisme pengikatan dan aksi penyanggaan, sebagai
mana prosedur pemasangan. Sebenarnya, hanya Split set yang merupakan baut batuan
dengan pengikatan geser dan kadang-kadang disebut sebagai Split set friction stabilizer.

Mekanisme pengikatan baut batuan split set timbul dari kekuatan geser dari pembebanan
yang mendekati batas beban maksimum dari baut batuan, saat baut batuan akan tergelincir,
baut batuan dapat mengalami perpindahan yang besar.

Mekanisme dari pengikatan baut batuan swellex tergantung dari kekuatan geser dan
dikombinasikan dengan ikatan mekanik. Pengikatan swellex ditimbulkan oleh kekuatan
geser pembebanan. Ikatan mekanik antara baut batuan dan batuan mencegah lepasnya baut
dari batuan. Sifat dari baut batuan swellex ini menunjukkan bahwa kekuatan dari baut ini
harus dimanfaatkan secara penuh.

Kedua tipe baut batuan dengan pengikatan geser digunakan dalam industri pertambangan.
Namun pada aplikasi rekayasa sipil sangat terbatas, tetapi swellex makin bertambah
penggunaannya dalam pekerjaan pembuatan terowongan. Data teknis serta keuntungan dan
kerugian dari masing-masing baut ini dapat dilihat pada Tabel 11.4 dan Tabel 11.5.

11 - 9
Tabel 11.4. Data Teknik Baut Batuan Swelex dan Split set.

Data Teknis Swelex Split Set


Diameter pipa 26 mm 39 mm
Beban batas (Yield load) pipa
130 kN 90 kN
steel
Beban ultimat steel 130 kN 111 kN
Regangan axial ultimate steel 11 % 16 %
Berat baut tanpa face plate 2 kg/m 1,8 kg/m

Sesuai panjang yang


Panjang baut 0,9 – 3 m
dibutuhkan
Diameter lubang bor yang
35  3 mm 35 – 38 mm
dianjurkan

Tabel 11.5. Keuntungan dan kerugian dari baut batuan Swelex dan Split set.

Jenis baut batuan


dengan pengikat zat Keuntungan Kerugian
kimia

- Pemasangannya cepat dan - Relatif mahal


sederhana (simple) - Untuk pemasangan jangka
- Memberkan aksi/kerja yang cepat panjang diperlukan
setelah pemasangannya perlindungan terhadap korosi,
- Dapat digunakan pada beberapa untuk pemasangannya
Swelex kondisi yang berbeda-beda dibutuhkan sebuah pompa.
- Pemasangan dapat menyebabkan
kontraksi pada panjang baut
tersebut
- Tegangan face plate yang efektif
melawan permukaan batuan.

- Pemasangannya sederhana - Relatif mahal


- Memberikan aksi/kerja - Diameter lubang bor penting
penyanggaan dengan cepat sekali dalam pencegahan
setelah pemasangannya. runtuh selama pemasangan dan
- Tak ada perangkat keras dalam ketepatan memperoleh
(hardware) lain melainkan sebuah kekuatan lubang yang
Split Set jackleg, atau jumboo boom untuk diharapkan.
pemasangan. - Pemasangan baut batuan yang
- Mudah menggunkan wire mesh panjang dapat menjadi sulit
- Tidak dapat digunakan dalam
pemasangan jangka panjang
kecuali kalau dilindungi oleh
anti korosi.

11 - 10
11.2.4. Baut Kabel Dengan Pengikatan Yang Memakai Zat Kimia.
Baut kabel ini telah digunakan untuk penguatan struktur dalam batuan sejak 20 atau 30
tahun yang lalu. Kabel diperkenalkan untuk industri tambang untuk maksud yang sama
lebih dari 15 sampai 20 tahun yang lalu.

Penggunaan baut kabel yang tak tertegangkan dengan pengikatan sepenuhnya pada industri
tambang tumbuh dengan cepat. Penggunaan utama baut kabel adalah pada sistem
penyanggaan sementara (STILLBORG, 1985).
Jenis kabel yang biasa digunakan adalah kabel untuk penguatan 15,2 mm 7-wire steel
strand biasanya dipasang dalam 2 unit. Kabel tersebut dikembangkan untuk pra-tegang
elemen-elemen beton. Kabel itu sering dimodifikasi oleh pemasok lokal untuk
memperbaiki unjuk kerja kabel tersebut sebagai elemen penguat didalam batuan.

Kabel yang fleksibel sebagai pengganti rebar atau threadbar dalam sistem penguatan
batuan. Hal ini disebabkan antara lain ; variasi panjang baut, sehingga kabel dapat
dipasang untuk panjang yang berbeda dari suatu terowongan yang sempit, sangat murah,
daya dukung yang besar, mekanisasi panjang baut yang bervariasi menunjukkan tidak ada
masalah.

Tabel 11.6. Data Teknik Dari Grouted Cable Bolt-Flexirope


Kualitas steel 1770 N/mm2
Diameter kabel 28 mm
Beban batas (Yield load) kabel 500 kN
Beban ultimat (Ultimate load) kabel 500 kN
Regangan axial ultimate kabel 3%
Berat kabel 3,1 kg/m
Panjang kabel Sesuai panjang yang dibutuhkan
Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 mm

Keuntungan :
- Tidak mahal
- Merupakan sistem penguatan yang baik dan tahan lama
- Dapat dipasang pada berbagai ukuran panjang dalam daerah yang sempit

11 - 11
- Sistem ini memberikan pembebanan baut yang sangat tinggi dalam variasi kondisi
batuan sebaik tahanan terhadap korosi dalam instalasi permanen.

Kerugian :
- Penarikan baut kabel hanya dimungkinkan kalau prosedur instalasi khusus digunakan.
- Penggunaan semen standart membutuhkan beberapa hari sebelum kabel mendapat
pembebanan.

Gambar 11.5. Baut Kabel-Flexirope

11.2.5. Perlengkapan Penunjang Pada Sistem Baut Batuan


Beberapa komponen penunjang yang digunakan bersama-sama dengan baut batuan adalah
face plate, wire mesh, shotcrete dan rock strap pada batuan.

1). Face plate


Sebuah face plate dirancang untuk mendistribusikan beban pada kepala baut secara merata
disekitar batuan sekelilingnya. Untuk menjaga elastisitas dari sistem baut batuan, maka
pemilihan face plate merupakan hal yang penting. Beberapa face plate yang biasa
digunakan terlihat pada gambar 11.6

Face plate dapat digunakan bila permukaan batuan halus dan rata, baut dipasang tegak
lurus pada permukaan batuan. Jika dudukan hemisperical dipasang dengan mur pada

11 - 12
gambar 11.5, baut dapat dipasang tegak miring pada permukaan batuan tanpa memberikan
tegangan tarikan awal yang tidak diinginkan pada batuan. Keuntungan lain dari dudukan
hemisperical, mur akan menempatkan plate dengan arah terbalik. Ini akan menghasilkan
tegangan yang lebih baik pada baut batuan. Sedangkan pada Face plate yang berbentuk
datar hanya didukung pada beberapa titik dengan tegangan tinggi di permukaan batuan.

Flat Plate Demen Plate Triangular Bell Plate

Gambar 11.6. Contoh face Plate (Schach, 1971)

Pada tekanan yang cukup tinggi, batuan dapat hancur pada titik-titik tersebut. Tegangan
dalam baut batuan akan turun. Pemasangan dari satu sampai dua mm akan mengurangi
tegangan pada baut 20 – 70 %. Baut harus dikencangkan lagi. Kekurangan dan kelemahan
pada face plate ini dapat dikurangi atau diperkecil oleh bel plate berbentuk segitiga atau
dome, yang memiliki daerah dukung yang lebih luas. Pelat-pelat ini juga memberikan
fleksibitas yang lebih besar pada sistem baut batuan. Jika baut diberi tegangan awal dan
kemudian disemen penuh, tegangan dalam baut akan terjaga dan aksi kerja baut tidak
tergantung lagi pada permukaan pelat. Bila digunakan baut tak tertegangkan (misalnya
rebar disemen penuh), sebuah face plate sederhana dapat digunakan. Hal ini untuk
memastikan adanya pengikatan permukaan yang memadai. Hal ini juga untuk mencegah
pelepasan batang pada permukaan batuan pada lubang bor. Lebih jauh face plate dapat
memberikan dukungan pada permukaan batuan jika mur telah terikat kuat pada batangnya,

11 - 13
sehingga kedudukan face plate menjadi kuat . Beberapa grouted rockbolt dapat dipasang
tanpa face plate.

2). Mes kawat (wire mesh)


Dua jenis wire mesh umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan yaitu chailink
mesh dan weld mesh. Chailink mesh kuat dan fleksibel, umumnya digunakan pada
pemukaan, untuk mencegah karyawan cedera dan kerusakan peralatan dari lepasnya
serpihan batuan (Gambar 11.7).

Mesh (jaringan) harus ditempelkan pada batuan dengan interval 1- 1 ½ meter. Grouted pin
pendek dapat dipasang diantara baut batuan. Pada spasi tersebut chailink mesh dapat
menahan batuan lepas. Chailink mesh dapat dikombinasikan dengan wire rope.

Gambar 11.7. Chailink Mesh dan Baut Batuan di PT. Freeport Indonesia

Weld mesh terdiri dari atas kabel baja yang diatur dengan pola segi empat atau buju
sangkar dan dipatri pada tiap titik perpotongannya. Weld mesh digunakan untuk
memperkuat beton tembak (shotcrete) dan lebih kaku dari Chailink mesh (Gambar 11.8)
Chailink mesh kurang cocok untuk beton tembak. Umumnya weld mesh diikatkan pada

11 - 14
batuan dengan plate washer kedua dan mur yang ditempatkan pada baut batuan, sebagai
alternatif disematkan pada batuan bersama baut pendek dan plate washer. Umumnya tipe-
tipe yang dipakai adalah wire set ukuran 4,2 mm dengan interval 110 mm digunakan untuk
penguatan beton tembak.

Gambar 11.8. Weld Mesh dan Baut Batuan di PT. Freeport Indonesia

3). Beton tembak (shotecrete)


Beton tembak biasa dikombinasikan dengan baut batuan, dalam kondisi bawah tanah yang
luas, khususnya dalam aplikasi rekayasa sipil bawah tanah, dalam tambang bawah tanah,
beton tembak makin sering digunakan untuk memberikan dukungan pada permukaan
batuan yang terdapat diantara baut batuan.

Ada dua tipe dasar pada beton tembak. Beton tembak campuran kering dimana campuran
semennya kering dan air ditambahkan pada penyemprot (nozzle). Beton tembak campuran
basah pada dasarnya memiliki komponen yang sama dengan campuran kering, tetapi
airnya telah dicampurkan di dalam mixer. Dalam penggunaan campuran basah beberapa
pemercepat harus ditambahkan pada penyemprot. Tipe yang paling sering digunakan
adalah beton tembak campuran kering.

11 - 15
Kualitas penempatan beton tembak tergantung atas bahan-bahan yang digunakan dan
rancangan pencampuran. Bagaimanapun hal ini berhubungan dengan metode penempatan,
juga bahan, keterampilan dan keputusan diantara operator.
Tipe persentase pencampuran komponen kering dengan berat :
Semen 15 – 20 %
Aggregate kasar 30 – 40 %
Aggregate halus atau pasir 40 – 50 %
Accelerator 2–5%

Perbandingan berat air terhadap semen untuk beton tembak campuran kering ditempatkan
pada interval 0,3 – 0,5 dan diatur oleh operator supaya sesuai dengan kondisi daerahnya.

Penambahan fiber besi baja dengan panjang 50 mm dan diameter 0,4 – 0,8 mm telah
ditemukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kekerasan, daya tahan, tegangan geser
dan flexural dari beton tembak, dan untuk mengurangi formasi keretakan. Fiber besi baja
ditambahkan menurut spesifikasi dari pembuatnya.

Gambar 11.8. Rincian aplikasi penguatan beton tembak yang dikombinasikan dengan baut
batuan.

Dalam penggunaan beton tembak, penyemprot harus dijaga tetap tegak lurus terhadap
permukaan batuan jika mungkin, dan dipertahankan jaraknya tetap 1 m. Lapisan beton
tembak permanen ketebalannya antara 110 – 500 mm, dimana ketebalannya ditempatkan

11 - 16
pada sejumlah lapisan. Rincian dari aplikasi penguatan beton tembak yang dikombinasikan
dengan penguatan baut batuan dapat dilihat pada gambar 11.8.

4). Tali Pengikat Batuan (Rock straps)


Rock straps biasanya dibuat dengan besi baja berukuran tebal 6 mm (1/4 in) dengan lebar
sekitar 110 mm (4 in) dan berbagai ukuran panjang. Rock straps dapat digunakan pada
kondisi batuan jelek dan sering terjadi batuan lepas pada sekitar ujung baut batuan. Untuk
menghalangi terjadinya keruntuhan jenis ini, baut batuan dapat digunakan bersama-sama
dengan steel straps untuk mendukung permukaan batuan.

Gambar 11.9. Rock straps dengan Baut Batuan di Unit Pertambangan Ombilin (Sumbar).

11.3. RANCANGAN BAUT BATUAN


Beberapa aturan-aturan empirik yang telah ditetapkan oleh Hoek dan Brown (1980) untuk
merancang penyangga adalah sebagai berikut:
1. Pada prinsipnya, rancangan penyanggaan untuk penambangan bawah tanah adalah
merancang agar massa batuan tersebut dapat menyangga massanya sendiri.

11 - 17
2. Panjang minimum Bolt; adalah lebih besar dari 2 kali spasi Bolt, 3 kali lebar kritis blok
batuan yang tak stabil, atau untuk span < 6 m (20 ft), panjang Bolt adalah 3/2 span;
span 18 – 30 m (60 – 110 ft), panjang bolt adalah 5/4 span
3. Spasi maksimum Bolt; adalah 3/2 panjang Bolt, atau 1-3/2 lebar kritis blok batuan yang
tak stabil, atau jika lebih besar dari 2 m maka akan membuat kesulitan pemasangan
chainlink atau weld mesh
4. Spasi minimum Bolt; adalah 0.9 m (3 ft)

1) Rock Bolting mekanis/steel rod


Panjang Bolt (asumsi bahwa Bolt anchor berada dalam daerah tertekan)8); Lb
Lb = ht /2 ..................................................................................................................... (11.1)
Kapasitas Bolt8); Cb
Cb = Ly atau Lf (mana yang lebih kecil) ..................................................................... (11.2)
Keterangan :
Ly = yield load besi (lihat tabel 11.8)
Lf = anchorage failure load (lihat tabel 11.7)
Tabel 11.7 Esitmasi Anchorage Failure Loads dari Bolt Mekanis8)
RMR Lf (ton) meter
110 14 12.7
90 12 11.9
80 11 11
70 11 9.1
60 9 8.2
50 8 7.3
40 7 6.4
30 6 5.5
20 5 4.6

Spasi Bolt8); Sb
Sb = Cb/SF γht ................................................................................................. (11.3)
Dimana:
SF = Faktor keselamatan

11 - 18
Tabel 11.8. Karakterisitik Bolt; Steel-Rods (after Gerdeen et al,1977)8)
yield load besi
diameter (mm) Beban muat puncak
(Ly)
inch Mm ton tonnes ton tonnes
Steel Rod; Grade 40
5/8” 16 6.2 5.6 11.8 9.8
¾” 19 8.8 8 15.4 14
7/8” 22 12 11.9 21 19.1
1.0” 25 15.8 14.4 27.6 25.1
1 1/8” 29 20 18.2 35 38.8
1 3/8” 35 31.2 28.4 54 49.1
Grade 60
5/8” 16 9.3 8.5 13.9 12.6
¾” 19 13.2 12 19.8 18
7/8” 22 18 16.4 27 24.5
1.0” 25 23.7 21.5 35.5 32.3
1 1/8” 29 30 27.3 45 40.9
1 3/8” 33 46.8 42.5 70 63.6

2) Rock Bolting Kimiawi/Resin


Panjang resin8); Lr
Lr = √(γB2 ht/2σh) ............................................................................................ (11.4)
atau
Jika tidak diketahui σh
Lr = √(B2 ht/300) ............................................................................................ (11.5)
dimana σh adalah tegangan horizontal di atap dan γ adalah bobot batuan. Batas minimal
tegangan lateral untuk di atap adalah 1.15 MPa (167 psi) untuk kedalaman 150 m (500 ft).
Dan jika Post tidak dipergunakan sebagai penyangga tambahan, maka panjang penyangga
Resin (Lr) = panjang Bolt (Lb); merupakan panjang minimal penyangga resin8).
Kapasitas Resin8); Cb
Cb = Ly atau Lf yang lebih kecil ...................................................................... (11.6)
dimana:
Lf = Lr x 12/ BF ............................................................................................. (11.7)
Nilai Bond Facor (BF) dapat dilihat tabel 11.9. berikut ini.

11 - 19
Tabel 11.9. Rekomendasi Data Untuk Anchorage (after Gerdeen et al,1977)8)
Kebutuhan Diameter
UCS Bond Factor (BF)
cm/t Bolt Hole
(MPa) (inch/ton) mm mm
(inch) (inch)
3.5-7 3.75 11.48 0.75 19 1 25
Mudstone 3 8.38 1 25 1.25 32
Siltstone 2.5 6.99 1.25 32 1.5 38
11-50 2.5 6.99 0.75 19 1 25
Coal 2 5.59 1 25 1.25 32
Shale 1.67 4.67 1.25 32 1.5 25
25-70 1.88 5.25 0.75 19 1 32
Sandstone 1.5 4.19 1 25 1.25 38
Limestone 1.25 3.49 1.25 32 1.5

Spasi bolt resin sama seperti pada bolt mekanis8); Sb


Sb = √Cb/SFγht ............................................................................................... .(11.8)

3) Rock Bolting Mekanis Bolt dan Post


Tekanan Total Batuan8); Pt
Pt = γht ............................................................................................................ (11.9)
Tekanan pada Bolt8); Pb
Pb = γhb ........................................................................................................... (11.11)
Kapasitas Muat batuan di Post (rock-load capacity by posts)8); C*p
C*p = Cp/Ap ..................................................................................................... (11.11)
Keterangan :
Cp = kapasitas muat pada setiap post (ton) (lihat tabel 11.11)
Ap = luas daerah penyanggaan pada setiap post = Sp x B/2

Tabel 11.10. Esitmasi Kapasitas Minimum untuk Ukuran Standard di Post Tambang (after
Unal, 1983)8)

Post diameter Øp Kapasitas minimum, Cp


(inci) (mm) tons tonnes
4 110 20 18.2
5 127 30 27.3
6 150 50 45.5
7 178 70 63.6

11 - 20
Data-data teknis yang diperlukan untuk merancang penyanggaan dengan baut batuan
adalah :
1. Diameter baut
Ditentukan berdasarkan tegangan leleh dari material baut dan yield load dari baja.
Tegangan leleh dan yield load baja dapat dilihat pada tabel 11.8.

Rn
d ......................................................................(11.12)
0,785 a

Keterangan :
d = diameter baut batuan (mm)
R = yield load dari baja (ton)
σ = tegangan leleh baja (kg/cm²)
n = faktor keamanan (2-4)

2. Panjang Baut
Panjang baut lebih besar dari tinggi beban yang harus disangga atau ditambah 0,5.
l = ht + 0,5 ……………………………….. ………………………….(11.13)
Keterangan :
l = panjang baut (m)
ht = tinggi beban (m)

3. Jarak Baut Antar Set


C = 2/9 L……………………………………………………………….(11.14)
Dengan L = lebar penggalian

4. Jumlah Baut

Lhcn
m .........................................................................................(11.15)
0,785d 2

Keterangan :
m = jumlah baut
h = tinggi beban (m) = h
σ = tegangan izin (tegangan dasar) baja (ton/m²)
γ = density batuan (ton/m3)

11 - 21
5. Spasi Baut
Ditentukan dengan persamaan dari Unal.

Cb
Sb  ...........................................................................................(11.16)
1,5h

Keterangan :
Sb = spasi baut (jarak baut)
Cb = kapasitas baut (diambil dari yield load baja (ton)

Spasi baut sangat tergantung pada kondisi batuannya. Semakin buruk massa
batuannnya maka semakin rapat spasi bautnya.

6. Beban maksimum baut yang dapat disangga oleh baut batuan. Hal ini tergantung pada
tegangan izin dan diameter baut yang digunakan.

R max  d 2 ........................................................................................(11.17)
4
Keterangan : Rmax = tegangan maksimum baut batuan

7. Tegangan Baut (Bolt Tension).


Tegangan baut (bolt tension) merupakan beban yang bekerja pada baut batuan yang
dapat dicari dengan persamaan :
T = γDA ……………………………………….. ……………………..(11.18)
Keterangan :
T = tegangan baut
D = tingi daerah potensial tidak stabil
A = daerah penguatan

11 - 22
3.6.2. Pemasangan Baut Batuan (Rock Bolt)

Pemasangan baut batuan dan baut kabel harus diorganisasikan dengan suatu prinsip bahwa
pemasangan tersebut adalah satu bagian yang terintegrasi dalam siklus penggalian dan
memberikan penyanggaan sementara kepada batuan. Semenjak banyak jenis baut batuan
dapat digunakan dalam suatu sistem penyanggaan permanen, adalah penting
mempertimbangkan sistem penyanggaan sementara sebagai bagian dari, pemasangan
tambahan, sistem penyanggaan jangka panjang yang akan datang.

Pada umumnya pemasangan baut batuan dan baut kabel adalah pekerjaan yang mudah.
Disamping pemasangan manual, saat ini, pemasangan mekanis yang menggunakan alat
pemasang baut batuan dan baut kabel mekanis telah dikenal. Alat ini mampu melakukan
pemasangan baut batuan yang lengkap. Disamping itu faktor keamanan dan keselamatan
kerja relatif lebih terjamin daripada pemasangan manual.
Teknik pemasangan baut batuan dan baut kabel tergantung pada jenis baut batuan yang
akan dipasang. Teknik pemasangan ini harus selalu disesuaikan dengan batasan dan
kondisi tempat pemasangan. Sebelum pemasangan baut batuan/baut kabel, kegiatan
“scaling” harus terlebih dahulu dilakukan. Untuk mencegah kecelakaan karyawan karena
kejatuhan blok batuan.

3.6.2.1 Pemasangan Baut Batuan dengan cara Pengikatan Mekanik.

Baut ini sangat peka terhadap diameter lubang bor. Pada pemasangan kedalam lubang bor,
“face plate” harus sampai kontak dengan batuan. Mur pada baut dapat diputar sampai
tenaga putaran yang diinginkan dicapai; hal ini dapat dilakukan dengan suatu alat
otomatik. Tenaga putaran yang direkomendasikan adalah 135 – 349 Nm (110 – 250 ft-lb)
atau 4,5 kN (1100 lb) beban diatas atau dibawah 50% batas dari beban batas (yield load)

11 - 23
baut batuan atau kapasitas penjangkaran (PENG, 1978). Bila tenaga putar diaplikasikan
pada baut, suatu tegangan berkembang pada baut tersebut dan sel berkembang mlawan
lubang bor. Hubungan tenaga putar tegangan dapat berubah untuk suatu penerapan tenaga
putar spesifik. Meskipun demikian, suatu hubungan linier antara tegangan abut batuan dan
tenaga putar adalah:
P = C . T …………………………….(3.9)
dimana : P = tegangan baut batuan (N atau lb)
T = tenaga putar (Nm atau ft-lb)
C = konstanta, sebagai pegangan (rule of thumb)
C = 50 untuk baut batuan dengan diameter 16 mm
C = 40 untuk baut batuan dengan diameter 19 mm. (PENG,1978).

Selain dari ukuran lubang bor, jenis batuan dan ke integritasan batuan di daerah
penjangkaran/penikatan akan mempengaruhi gaya cengkraman (gripping force). Pada
kondisi batuan yang kerap beban yang tinggi dapat di capai oleh baut batuan. Jika baut
batuan pada jarak 11-20 m dari daerah peledakan, baut batuan dapat kehilangan
tegangannya dan harus ditegangkan kembali.

Pada baut batuan yang lemah, keefektifan dari baut batuan dikurangi oleh batuan yang
lemah yang “loose” diseluruh baut. Rekahan yang berisi lempung juga akan berbahaya.
Sedangkan untuk batuan yang sangat lemah seperti lanau atau “mudstone” yang
terkekarkan, pembautan batuan tidak direkomendasikan.

Pemasangan baut batuan dan keefektifannya tergantung juga pada kondisi air dalam lubang
bor jika baut batuan digunakan sebagai penyangga sementara. Penyemenan diperlukan
untuk penyanggaan permanen.

Waktu pemasangan untuk satu baut jenis ini (an expansion anchored rock bolt) dengan
panjang 2 m pada umumnya adalah 75 detik, tidak termasuk waktu pemboran.

3.6.2.2. Pemasangan baut batuan dengan cara pengikatan yang memakai zat kimia.

11 - 24
Pemasangan baut batuan yang memaki semen dan resin pada dasanya sama saja.
Penempatan semen atau resin dapat dilakukan dengan pemompaan atau dengan
penggunaan dodol (contridge).

Jika digunakan semen, suatu perbandingan berat air/semen yang umum digunakan adalah
antara 0.30 dan 0.35. penambahan zat “additive” dapat dilakukan untuk mempercepat
semen tersebut menempati tempatnya dalam lubang bor dengan baik.

Penggunaan dodol, prosedur pemasangannya dapat dilihat pada gambar 3.14 dan gambar
3.15.

Penegangan baut batuan dapat dilakukan dengah memutar mur atau dengan penarikan
langsung. Jika penegangan dilakukan pada beban yang tinggi ± 110 kN (± 11 ton),
penegangan dengan penarikan langsung direkomendasikan.

Umumnya penegangan baut batuan yang menggunakan resin dapat dilakukan 1 – 5 menit
sesudah pemasangan.

Waktu pemasangan satu baut batuan dengan resin, dengan panjang 2 m pada umumnya
adalah 75 detik, tidak termasuk waktu pemboran.

Gambar 3.14.

11 - 25
Prinsip Pemasangan Dan Penegangan Baut Batuan
Dengan Pengikatan Sepenuhnya
3.6.2.3. Pemasangan baut kabel dengan pengikatan yang menggunakan zat kimia.

Baut kabel dengan panjang kurang dari 6 m dapat menggantikan baut batuan “rebar” atau
batang ulir (threaded bar) didalam sistem penguatan batuan. Prosedur pemasangan untuk
baut kabel ini sama dengan prosedur pemasangan baut kabel dengan pengikatan mekanis,
kecuali pemakaian resin yang jarang dipakai untuk baut kabel ini.

Waktu pemasangan untuk baut kabel dengan panjang 2 m pada umumnya adalah 110 detik.
Untuk baut kabel yang panjangnya lebih dari 6 m, semen selalu digunakan sebagai zat
pengikat. Prosedur pemasangannya untuk lubang horizontal atau lubang bor ke arah bawah
atau kemiringan yang kecil sebagai berikut :
Selang semen dimasukkan dalam lobang bor bersama-sama dengan baut kabel dan setelah
lubang bor terisi, selang ini ditarik kembali. Kabel ditekan masuk ke lubang bor sampai
mencapai dasar lubang bor. Untuk memperlancar pemasangan baut kabel yang panjang,
suatu “pointer” yang dibuat dari besi baja atau plastik diikatkan pada ujung baut kabel
(lihat gambar 3.15 ).

Perbandingan air/semen adalah 0,4 dan waktu pemasangan satu baut kabel dengan panjang
20 m (tidak termasuk waktu pemboran dan waktu “curing”) dengan bantuan suatu alat
pemasang kabel, pada umumnya adalah 30 menit.

11 - 26
Gambar 3.15.
Pemasangan Baut Kabel Yang Panjang Pada Lubang Bor
Yang Sedikit Miring Keatas

3.6.2.4. Pemasangan Split set dan swellex


a. Split set
Pemasangan split set dengan diameter sedikit lebih besar dari diameter lubang bor
dilakukan dengan gaya tekan, yang memakai suatu “stopper” atau “jackleg drill” (gambar
3.16). Kesulitan akan timbul bila pemasangan dilakukan didaerah yang mengalami
penekanan. Selain itu diameter lubang bor sangat menentukan keberhasilan pemasangan
split set . split set ini dapat digunakan pada berbagai kondisi batuan, tetapi kurang cocok
untuk batuan terkekarkan atau batuan lemah.

Waktu pemasangan satu split set yang panjangnya 1,8 m, tidak termasuk waktu pemboran
pada umumnya adalah 40 detik.

11 - 27
Gambar 3.16. Pemasangan Split Set

b. Swellex
Pemasangan swellex dapat dilakukan secara manual dengan suatu pompa bertekanan tinggi
untuk mengembangkan baut batuan di dalam lubang bor (gambar 3.17). pompa ini akan
berhenti secara otomatis bila tekanan yang telah ditentukan dicapai. Gaya inflasi (inflation
force) dari besi baja ke lubang bor yang permukaanannya tidak teratur memberikan
ketahanan geser, disamping itu pengembangan dari baut batuan menyebabkan kontraksi
disepanjang baut batuan yang menegangkan “face flate” secara effektif melawan
permukaanan batuan. Diameter lubang bor bukan merupakan suatu faktor yang kritis untuk
pemasangan swellex.

Gambar 3.17. Pemasangan Swellex


Swellex dapat diaplikasikan pada berbagai kondisi batuan dengan mengatur tekanan inflasi
sebesar 30 MPa.

11 - 28
Tekanan ini akan dikurangi menjadi 24 Mpa bila diapplikasikan pada kondisi batuan yang
mempunyai deformasi yang cukup besar. Hal ini berarti pengikatan dikurangi dan swellex
ikut bergeser (MORLAND dan THOMPSON, 1985).
Swellex tidak dapat digunakan sebagai penguat batuan permanen bila tidak dilindungi
dengan zat anti korosi, swellex dapat digunakan dalam batuan dengan tekanan air yang
tinggi sekalipun.
Waktu pemasangan satu swellex yang panjangnya 2,4 m, tanpa waktu pemboran pada
umumnya adalah 25 detik.

11 - 29

Anda mungkin juga menyukai