Anda di halaman 1dari 14

Terowongan adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit miring yang dibuat di bawah tanah, gunung,

sungai, laut, daerah industri, bahkan pemukiman padat penduduk. Ada dua tujuan utama manusia
membuat terowongan. Terowongan yang dibuat untuk mengambil
bahan galian dibawah tanah, dikenal dengan
dengan terowongan tambang. Terowongan yang
dibuat untuk menembus rintangan alam atau
rintangan yang dibuat oleh manusia disebut
terowongan sipil.
Konsep perancangan lubang bukaan adalah sesuatu hal yang relatif baru. Konsep ini
berbeda dengan konsep perancangan struktur
pada teknik sipil pada umumnya. Metoda
pelaksanaan memegang peranan yang sangat be
sar dalam konsep rancangan terowongan.
2.1. KLASIFIKASI TEROWONGAN
Terowongan dapat diklasifikasikan berdasar
kan berbagai kriteria. Kriteria yang paling
dasar adalah mengklasifikasikan terowonga
n menjadi terowongan sipil dan terowongan
tambang. Kriteria ini menyangkut faktor keam
anan, kenyamanan serta biaya yang sangat
berpengaruh dalam perancangan sebuah terowongan.
2.1.1. Terowongan sipil dan terowongan tambang
Banyak kriteria yang membedakan anta
ra terowongan sipil dengan terowongan
tambang. Perbedaan-perbedaaan yang mendasar adalah sebagai berikut :
Terowongan Sipil
Terowongan Tambang
Karena biasanya digunakan untuk
infrastruktur tero
wongan sipil dibuat
permanen
Bersifat sementara, tergantung pada
kandungan mineral yang akan ditambang
Diperuntukkan untuk masyarakat umum
Hanya untuk kegiatan penambangan
Tidak terlalu panjang
Terowongan tambang biasanya sangat
panjang, karena mineral-mineral yang akan
diambil sangat jauh didalam tanah
BAB II Studi Literatur
Studi Analisis Pengaruh Pembangunan Terowongan MRT Terhadap
Lingkungan Sekitar Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
II-2
Ditempatkan pada batuan atau daerah yang
memerlukan eksplorasi lebih lokasi
terperinci.
Keadaaan batuan (Ground Condition)
dalam pertambangan lebih teridentifikasi
karena aktivitas penambangan sudah
berlangsung selama bertahun-tahun.
Terowongan sipil biasanya dibangun pada
kedalaman ± 500m
Umumnya sangat dalam
Kondisi tegangan bersifat statis
Kondisi
tegangan bersifat dinamis, karena
pada tambang kegiatan penggalian
berlangsung secara terus menerus sehingga
perubahan tegangan pa
da batuan selalu
berubah-ubah.
Lokasi diusahakan pada kondisi
tanah/batuan yang baik.
Lokasi ditentukan oleh daerah-daerah yang
mengandung mineral tambang.
2.1.2. Klasifikasi terowongan berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya terowongan dapat
dibagi menjadi menjadi dua, yaitu :
1.
Terowongan lalulintas
a.
Terowongan kereta api
Terowongan ini digunakan sebagai prasarana transportasi jalur kereta api.
Terowongan ini biasanya ditemukan did
aerah-daerah pegunungan, tetapi ada juga
yang dibangun dibawah pemukiman padat.
b.
Terowongan jalan raya
Terowongan ini dipakai untuk lalulintas
jalan raya. Terowongan jenis ini dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yakni : terowongan yang dibangun untuk
kendaraan bermotor, terowongan interkoneks
i yang melewati daer
ah berbukit didalam
kota. Terowongan ini biasanya merupakan lanjut
an dari jalan raya
(jalan arteri) yang
memiliki bentuk penampang tinggi untuk me
ndapatkan
peranginan
alam, serta
terowongan yang melewati bawah sungai di
daerah perkotaan.
Terowongan
ini
dibangun untuk menggantikan jembatan di s
ungai yang lalulintas kapalnya sangat
sibuk.
c.
Terowongan pejalan kaki
BAB II Studi Literatur
Studi Analisis Pengaruh Pembangunan Terowongan MRT Terhadap
Lingkungan Sekitar Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
II-3
Terowongan ini termasuk dalam grup
terowongan jalan (road tunnel) dengan
penampang yang lebih kecil. Terowongan in
i biasanya dibangun di
bawah jalan raya
yang ramai atau dibawah sungai dangkal se
bagai tempat untuk para pejalan kaki.
d.
Terowongan navigasi
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan
penyaluran air di kanal-kanal dan
sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal at
au sungai ke kanal yang lainnya.
Terowongan ini juga ditemukan di pegunungan untuk memperpendek jarak
penyaluran air. Kerena
lining
dari terowongan ini sangat
rentan terhadap retakan,
maka pada daerah-daerah yang memiliki potensi gerakan tektonik serta formasi dan
struktur batuannya banyak mengandung pa
tahan dan rekahan, maka terowongan
navigasi sebaiknya tidak di
bangun pada daerah tersebut.
e.
Terowongan transportasi di bawah kota
Biasanya terowongan ini dibangun
di bawah kota yang penduduknya padat
sebagai alternatif pempangunan jalan raya.
f.
Terowongan transportasi di tambang bawah tanah.
Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah
yang digunakan untuk lalu
lintas para pekerja tamb
ang, mengangkut peralatan
tambang, mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan.
2.
Terowongan angkutan
a.
Terowongan stasiun pembangkit listrik tenaga air
Terowongan yang penampangnya terisi pe
nuh oleh air langsung dari reservoir
ke turbin disebut terowongan tekan (pressu
re Tunnel), sedang terowongan yang hanya
mengalirkan air dari satu tempat ke temp
at yang lai dinamakan terowongan saluran
(discharge tunnel)
b.
Terowongan penyediaan air
Menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan didalam kota atau
membelokkan air ketempat penyimpanan tersebut.
c.
Terowongan untuk saluran air kotor
Terowongan ini dibangun untuk membua
ng air kotor dari kota atau pusat
industri ketempat pembuangan yang sudah disediakan.
d.
Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum
Terowongan ini biasanya dibangun didaerah perkotaan untuk menyalurkan
kabel listrik dan tele
pon, pipa gas dan air, dan juga pipa-pipa lainnya yang penting,
BAB II Studi Literatur
Studi Analisis Pengaruh Pembangunan Terowongan MRT Terhadap
Lingkungan Sekitar Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
II-4
dibuat dibawah saluran air, jalan raya
, jalan kereta api, blok bangunan untuk
memudahkan inspeksi secara kontiniu, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu-waktu
kalau ada kerusakan.
e.
Terowongan untuk angkutan dida
lam daerah industri pabrik
Terowongan ini digunakan untuk menyalu
rkan produk-produk hasil industri,
ataupun sebagai jalan akses untuk penyaluran limbah.
2.1.3.
Klasifikasi menurut material
lokasi dibangunnya terowongan.
Dalam pembangunan terowongan, terdapat
dua material utama lokasi pembangunan
yakni tanah dan batuan. Kondisi ini memberik
an perbedaaan dalam metode perancangan dan
pelaksanaan terowongan. Beberapa perbedaaan
yang muncul dapat kita tinjau dari segi :
1.
Metoda Pelaksanaan
Terowongan yang dibangun pada tanah lunak
biasanya bisa digali dengan menggunakan
tenaga manusia, dengan metode
cut and cover
dan dengan menggunakan
jacking
.
Sedangkan pada batuan penggalian tero
wongan harus dilakukan dengan bantuan
peralatan-peralatan khusus. Penggunaan ba
han peledak, pemboran dengan menggunakan
road header, ataupun menggunakan
Tunnel Boring Machine
merupakan beberapa
alternatif dalam pembangunan terowongan pada batuan.
2.
Material lokasi dibangunnya terowongan
Secara umum kita ketahui bahwa batuan lebih kuat dari tanah. Kekuatan batuan selain
ditentukan oleh materialnya sendiri juga
ditentukan oleh kondisi geologinya. Kondisi-
kondisi seperti rekahan, patahan,
dan retakan akan membentuk bidang-bidang lemah pada
struktur batuan. Sedangkan untuk tanah, karena tidak memiliki karakteristik seperti
batuan, maka kekuatannya hanya ditentukan oleh material penyus
un tanah itu sendiri.
3.
Keadaaan tegangan awal
Batuan memiliki keadaaan tegangan yang lebih kompleks daripada tanah. Selain
tegangan overburden pada batuan juga dite
mukan tegangan tektonik dan tegangan sisa
(residual stress). Pada tana
h biasanya yang diperhitungkan adalah tegangan overburden
saja.
4.
Pengalaman desain empiris
Dalam pertambangan jenis-jenis batuan tela
h diklasifikasikan berdasarkan pengalaman
empiris. Klasifikasi ini disebut dengan Klasifikasi Massa Batuan. Klasifikasi massa
BAB II Studi Literatur
Studi Analisis Pengaruh Pembangunan Terowongan MRT Terhadap
Lingkungan Sekitar Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
II-5
batuan merupakan cikal bakal dari pendeka
tan rancangan empiri
s yang secara luas
digunakan pada rekayasa batuan. Dalam ke
nyataannya, klasifikasi digunakan sebagai
dasar praktis untuk merancang struktur ba
wah tanah yang kompleks. Untuk terowongan
pada tanah, karena masih jarang dila
kukan sehingga dalam
pelaksanaannya, para
pelaksananya harus melakukan beberapa test
dan analisis untuk
memodelkan kondisi
tanah dimana terowongan itu akan dibangun.
2.1.4.
Klasifikasi menurut kedalaman.
Menurut kedalamannya terowongan dibedaka
n menjadi dua jenis yakni terowongan
dalam dan terowongan dangkal. Suatu terowongan dianggap dalam jika kedalaman
terowongan lebih besar dari
20 kali jari-jar
i terowongan.
Pada terowongan dalam, kondisi tegangan
dianggap sama disegala arah. Hal ini
disebabkan karena kedalaman terowongan sehingga
perbedaaan antara tegangan vertikal dan
tegangan horizontal semakin kecil. Jika kita
membuka lubang galian bulat di tempat yang
dalam, maka kenyataan yang terj
adi adalah respon deformasi
yang sama pada seluruh dinding
lubang galian.
Pada terowongan dangkal,
perbedaan antara tegangan
vertikal dengan tegangan
horizontal masih sangat berpe
ngaruh pada perilaku tanah.
Hal in menyebabkan adanya
perbedaaan perilaku bagian atas, tengah
dan bawah terowongan. Pengaruh dari beban
permukaan juga menjadi pertimbangan tersendi
ri, sehingga dapat kita simpulkan bahwa
analisis pada terowongan dangkal lebi
h rumit daripada terowongan dalam

Anda mungkin juga menyukai