Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

Informasi Penggunaan Sediaan Obat Tetes Mata yang Benar

Oleh:

Ansyari 163202210
Indah Suci Kesuma Lubis 163202211
Nur Rahmi Adha 163202212
Evyabdi Batee 143202113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… ... 1

1.1 Latar Belakang …………. ……………………………… 1

1.2 Tujuan .. ............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………... ....................................... 4

2.1 Sediaan Obat Topikal .................................................. ....... 4

2.1.1 Cairan…………………. .......................................... 4

2.1.2 Bedak…………………. .......................................... 4

2.1.3 Salep…………………. .......................................... 5

2.1.4 Krim…………………. .......................................... 5

2.1.5 Pasta…………………. .......................................... 5

2.1.6 Bedak Kocok…………. .......................................... 5

2.1.7 Gel……………………. .......................................... 6

2.1.8 Losion…………………. .......................................... 6

2.1.9 Foam aerosol…………. .......................................... 6

2.2 Cara Penggunaan Obat Topikal .......................................... 7

BAB III …………………………... ..................................................... 10

3.1 Penggolongan Suppositoria …..………………………… . 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata merupakan organ yang dapat digunakan untuk mengamati atau
melihat.Kemampuan penglihatan mata dengan fungsi seperti penglihatan warna
dan fundus okuli (Hariyah,2005).
Mata sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
dikatakan kesehatan mata harus dijaga oleh setiap orang karena jika sampai terjadi
kerusakan atau iritasi pada mata yang disebabkan oleh kelalaian dan
ketidaktahuan seseorang dalam perawatan dan pengobatan mata akan
menghambat aktivitas bahkan jika parahdapat menyebabkan kebutaan (Hariyah,
2005).
Penyuluhan kesehatan rumah sakit adalah penyuluhan kesehatan yang khusus
dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bias menangani
kesehatannya. Hal itu merupakan tanggung jawab bersama dan berkesinambungan
dari tenaga kesehatan dan pasien. Penyuluhan kesehatan rumah sakit dimulai sejak
pasien masuk rumah sakit. Oleh karena itu, pengalaman positif yang dialami
pasien sejak semula ia berinteraksi dengan tenaga kesehatan sangat
mempengaruhi kesuksesan program penyuluhan kesehatan rumah sakit ini
(Depkes RI, 2001).
Perilaku atau kebiasaan manusia merupakan salah satu sebab terjadinya
penyakit yang diderita. Untuk merubah perilaku atau kebiasaan ini, diperlukan
dorongan atau motivasi. Seseorang akan terdorong untuk melakukan perubahan
bila melihat bukti atau merasakan sendiri akibat perilaku atau kebiasaannya dan
juga ketika mendengar akibat dari orang yang pernah mengalami atau dari orang
yang dianggap mengetahui tentang penyakit.
Kebutuhan ingin bebas dari penderitaan ini merupakan motivasi yang kuat
untuk mengikuti penyuluhan. Petugas rumah sakit merupakan orang yang disegani
dan dipercayaoleh pasien karena diharapkan oleh pasien untuk menyelamatkannya
dari penderitaan yang sedang dialami. Oleh karena itu rumah sakit merupakan
temapt yang baik sekali untuk melakukan penyuluhan kesehatan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit


(PKMRS) mengenai “Informasi Penggunaan Sediaan Obat Tetes Mata Yang
Benar” adalah
1. Untuk membantu pasien dan keluarga agar dapat dnn mampu menggunakan
tetes mata yang benar.
2. Untuk pengembangan pengetahuan pasien tentang cara mendapatkan,
penyimpanan, dan cara pembuangan tets mata yang benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah Sakit


Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal
dari kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu
bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah
sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (Charitable), untuk
merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang
beruntung atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (PMK, 2017).

2.1.1 Fungsi Rumah Sakit


Adapun fungsi-fungsi yang harus diselenggarakan oleh Rumah Sakit
adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan medis, yang meliputi rawat jalan, rawat
inap, rawat darurat, bedah sentral, perawatan insentif, dan kegiatan
pelayanan medis lain.
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis, yang
meliputi radiologi, farmasi, gizi, rehabilitasi, medis, patologi klinis,
patologi anatomi, pemulasaraan jenasah, pemeliharaan sarana rumah
sakit, dan penunjang medis lain.
3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
2.2 Penyuluhan Kesehatan
2.2.1 Definisi
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kesempatan dan
kegiatan yang berdasarkan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai keadaan,
dimana individu, keluarga, ataupun masyarakat ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya, dan melaksanakan apa yang bisa mereka kerjakan baik secara individu
maupun secara berkelompok, serta mencari peeertolongan bila perlu (Depkes RI,
2001).

2.2.2 Philosofi yang mendasari


Setiap tindakan manusia selalu mempunyai tindakan philosofi yang sangat
tidak disadari. Dasar pemikiran yang muncul dari philosofi tersebut merupakan
pendorong kuat terhadap semua tindakannya. Philosofi yang melandasi
penyuluhan kesehatan adalah bahwa individu dan kelompok mempunyai hak dan
potensi untuk menetukan pilihan mengenai hal-hal sehubungan dengan
kesehatannya, karena sebagian besar masalah kesehatan muncul akibat dari
perilaku individu atau kelompok itu sendiri. Insting dari individu atau kelompok
untuk mempertahankan diri merupakan dasar yang kuat untuk melibatkan individu
atau kelompok dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi.

2.3 Pengertian Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit


Penyuluhan kesehatan rumah sakit adalah penyuluhan kesehatan yang
khusus dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bias
menangani kesehatannya. Hal itu merupakan tanggung jawab bersama dan
berkesinambungan dari tenaga kesehatan dan pasien. Penyuluhan kesehatan
rumah sakit dimulai sejak pasien masuk rumah sakit. Oleh karena itu, pengalaman
positif yang dialami pasien sejak semula ia berinteraksi dengan tenaga kesehatan
sangat mempengaruhi kesuksesan program penyuluhan kesehatan rumah sakit ini
(Depkes RI, 2001).
Ciri – cirri penyuluhan kesehatan rumah sakit yaitu :
1. Penyuluhan kesehatan rumah sakit dikembangkan khusus untuk individu
yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan di instalasi
kesehatan terutama di rumah sakit, dan untuk penunjang pelayanan
kesehatan.
2. Penyuluhan kesehatan rumah sakit ditujukan kepada pengembangan
pengertian pasien tentang penyakit yang sedang dideritanya, untuk
membantu penyembuhan dan mencegah penularan.
3. Penyluhan kesehatan rumah sakit membantu pasien dan keluarganya agar
mampu dan mau berperan aktif dalam usaha – usaha preventif promotif,
kuratif dan rehabilitatif.
4. Penyuluhan kesehatan rumah sakit menerapkan prinsip – prinsip belajar
dalam melaksanakan kegiatannya.

2.3.1 Pentingnya penyuluhan kesehatan di rumah sakit


Perilaku atau kebiasaan manusia merupakan salah satu sebab terjadinya
penyakit yang diderita. Untuk merubah perilaku atau kebiasaan ini, diperlukan
dorongan atau motivasi. Seseorang akan terdorong untuk melakukan perubahan
bila melihat bukti atau merasakan sendiri akibat perilaku atau kebiasaannya dan
juga ketika mendengar akibat dari orang yang pernah mengalami atau dari orang
yang dianggap mengetahui tentang penyakit.
Kebutuhan ingin bebas dari penderitaan ini merupakan motivasi yang kuat
untuk mengikuti penyuluhan. Petugas rumah sakit merupakan orang yang disegani
dan dipercayaoleh pasien karena diharapkan oleh pasien untuk menyelamatkannya
dari penderitaan yang sedang dialami. Oleh karena itu rumah sakit merupakan
temapt yang baik sekali untuk melakukan penyuluhan kesehatan.

2.3.2 Tujuan penyuluhan di rumah sakit


Menurut (Notoatmodjo, 2005) tujuan promosi kesehatan sesuai dengan
sasaran-sasarannya yaitu:
1. Bagi Pasien
Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior): promosi
kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan
sikap dan perilaku tentang kesehatan khususnya masalah penyakit yang diderita
pasien dan mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan. Apabila
pengetahuan, sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya
antara lain:
a. Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
b. Mencegah terserang penyakit yang sama/mencegah kambuh penyakit
c. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain atau
keluarga.
d. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada
orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
2. Bagi Keluarga
Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan
pasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata-
mata karena faktor Rumah Sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu
promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat:
a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
3. Bagi Rumah Sakit
Pengalaman-pengalaman bagi rumah sakit yang telah melaksanakan
promosi kesehatan membuktikan bahwa mempunyai keuntungan bagi Rumah
Sakit antara lain:
a. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
b. Meningkatkan Citra Rumah Sakit
c. Meningkatkan angka hunian Rumah Sakit

2.3.3 Sasaran penyuluhan kesehatan rumah sakit


Penyuluhan kesehatan rumah sakit ditujukan kepada berbagai kelompok
sasaran, yaitu:
1. Individu yang sehat
Salah satu tujuan pelayanan kesehatan adalah memelihara dan meningkat
kan kesehatan serta mencegah penyakit. Kesulitannya adalah biasanya
orang yang sehat merasa tidak perlu mendapat penyuluhan kesehatan.
Kelompok individu yang sehat meliputi ibu-ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya dan keluarga pasien yang berkunjung kerumah sakit.
2. Penderita berbagai penyakit
Penderita penyakit dapat dibagi menjadi :
a. Pasien yang sedang sakit akut
Selama pasien sakit akut, segala perhatian dan tenaga dari pasien serta
petugas kesehatan dipusatkan dalam usaha untuk menyelamatkan
pasien dari ancaman maut dan dari penderitanya. Suasana seperti ini
tidak tepat untuk penyuluhan. Namun mulai saat ini petugas kesehatan
sudah bisa mulai merencanakan penyuluhan yang akan dilakukan
terhadapnya nanti. Petugas kesehatan sudah bisa mulai membina
hubungan yang baik dengan pasien dan keluarganya, yang merupakan
landasan yang kuat untuk suksesnya penyuluhan. Dan juga sudah bisa
mulai dijajaki apa kira-kira yang perlu disampaikan kepada pasien dan
keluarganya sebagai penyuluhan.
b. Pasien yang sedang dalam penyembuhan
Umumnya mereka itu sangat termotivasi untuk mengetahui sesuatu
sehubungan dengan penyakitnya dan cara pencegahannya karena
mereka ingin cepat pulang mengenyam kehidupan yang normal.
Namun demikian, sering kali ada pasien yang bersikap acuh tak acuh
terhadap penyuluhan yang diberikan, karena merasa penyakitnya sudah
membaik dan akan segera pulang. Ketekunan dan kesbaran petugas
dalam hal ini diperlukan.
c. Pasien dengan penyakit kronis
Penyakit kronis sering kali memberikan pengaruh fisik dan psikis yang
tidak diharapkan kepada penderita yang selanjutnya akan memberikan
pengaruh sosial dan ekonomi dalam kehidupannya. Respon pasien
terhadap keadaan ini bisa seperti :
 Agresif (sikap yang selalu menentang)
 Apatis
 Menarik diri (selalu menghindar)
Sifat ini perlu diperhatikan oleh petugas kesehatan dalam memberikan
penyuluhan
3. Petugas rumah sakit
Selain kepada pasien, penyuluhan juga diberikan kepada petugas rumah
sakit agar bisa menjadi contoh nyata yang baik bagi pasien.

2.3.4 Kesempatan penyuluhan


Kesempatan penyuluhan adalah kapan penyuluhan itu bisa dilaksanakan
rumah sakit. Untuk itu kita perlu menganalisa arus pasien mulai masuk pintu
gerbang rumah sakit sampai keluar dan pulang kerumah. Selain itu kita perlu
menganalisa para petugas rumah sakit, kemudian diperhatikan juga jumlah tenaga
yang ada dan jumlah pasien rata-rata, baik yang dirawat maupun yang ada di
klinik rumah sakit sebagai pasien.

2.3.5 Isi penyuluhan


Isi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran. Biasanya
disesuaikan dengan penyakit yang sedang diderita oleh pasien, juga disesuaikan
dengan penyakit-penyakit yang sedang atau biasanya banyak terdapat di daerah
tempat tinggal pasien.

2.3.6 Pelaksanaan penyuluhan


Untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan di rumah sakit diperlukan
tenaga yang ahli dalam penyuluhan. Hal ini dilakukan oleh setiap petugas rumah
sakit, asal petugas tersebut mempunyai kredibilitas yang cukup bagi pasien
(dipercaya dan disegani oleh pasien serta mampu berkomunikasi). Tentu saja
petugas yang akan melakukan penyluhan ini perlu mendapat penyuluhan terlebih
dahulu tentang penyuluhan dan komunikasi. Kemudian salah seorang dari mereka
bisa dipilih sebagai koordinator. Koordinator ini dapat dibimbing oleh pimpinan
rumah sakit dan petugas khusus dari unit penyuluhan dinas kesehatan setempat.
Di rumah sakit juga dibentuk suatu forum yang multidisipliner bertugas
member masukan kepada koordinator tersebut dan bersama-sama merencanakan,
mengkoordinator, memonitor dan menilai penyuluhan kesehatan di rumah sakit
tersebut. Kalau di rumah sakit sudah ada forum, usahakan memanfaatkan forum
tersebut untuk maksud diatas. Jadi penyuluhan kesehatan rumah sakit bisa berhasil
dengan baik kalau ada keterlibatan para petugas dengan didukung dan dibina oleh
para pimpinan rumah sakit.

2.3.7 Peluang penyuluhan kesehatan


Banyak tersedia peluang untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan di RS
(Petunjuk Teknis PKRS. 2008), secara Umum peluang itu dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a. Di Dalam Gedung
Di dalam gedung RS, PKMRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan
yang diselenggarakan Rumah Sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:
i. PKMRS di ruang pendaftaran/administrasi yaitu diruang dimana
pasien/klien harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan
pelayanan Rumah Sakit.
ii. PKMRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu dipoliklinik-
poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik
anak, Bedah, poliklinik mata, poliklinik bedah, penyakit dalam, THT,
dan lain-lain.
iii. PKMRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien yaitu diruang-ruang
darurat, rawat Intensif dan rawat inap.
iv. PKMRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yang
terutama di pelayanan Obat Apotik, pelayanan Laboratorium dan
pelayanan rehabilitasi medik bahkan juga kamar mayat.
v. PKMRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat) adalah seperti di
pelayanan KB, konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan
kesehatan (Chek Up), konseling kesehatan jiwa, konseling kesehatan
remaja.
vi. PKMRS diruang pemberdayaan rawat inap yaitu di ruang dimana
pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap,
sebelum meninggalkan Rumah Sakit.
b. Di luar Gedung
Di luar gedung Rumah Sakit tidak tersedia peluang untuk melakukan
PKMRS. Kawasan luar gedung Rumah Sakit pun dapat dimanfaatkan
secara maksimal untuk PKMRS yaitu :
1. PKMRS di tempat Parkir yaitu pemamfaatan ruang yang ada di
lapangan/gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke
sudut-sudut lapangan/gedung parkir.
2. PKMRS di taman Rumah Sakit yaitu taman-taman yang ada di depan,
samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam Rumah Sakit.
3. PKMRS di dinding luar Rumah Sakit
4. PKMRS di kantin/warung-warung/toko-toko/kios-kios yang ada
dikawasan Rumah Sakit.
5. PKMRS di tempat ibadah yang tersedia di Rumah Sakit (mesjid dan
musholla)
6. PKMRS di pagar pembatas kawasan Rumah Sakit

2.4. Anatomi dan Fisiologi Mata

Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan
vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media
refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan).
Bagian berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak
tergantung pada pigmen dilapisan anterior iris (banyak pigmen = coklat, sedikit
pigmen = biru, tidak ada pigmen = merah / pada albino).
Stimulus cahaya diterima oleh N.opticus (N.II) ipsilateral dari pupil.
Selanjutnya sinyal tersebut diteruskan ke chiasma optic dan terjadi persilangan
sebagian serabut N.opticus dari kedua sisi. ke nucleus geniculatum medial,
colliculus superior, dan akhirnya ke nuclei Edinger- Westphal yang bersinaps
langsung dengan N.oculomotorius (N.III). Serabut ini bersifat parasimpatis dan
berhubungan langsung dengan ganglion siliaris; yang memberi efek parasimpatis
pada mata berupa konstriksi pupil.
Gangguan refleks cahaya
Jenis refleks cahaya ada 2:
1. Refleks cahaya langsung (direct response): Pupil ipsilateral disinari, pupil
ipsilateral miosis. Untuk menilai fungsi N.II.
2. Refleks cahaya tidak langsung (consensual response): Pupil ipsilateral disinari,
pupil kontralateral miosis. Untuk menilai fungsi N.III. Gangguan pada retina atau
neuropati N.II dapat
menyebabkan respons pupil jadi lemah secara unilateral namun tetap simetris,
yang disebut RAPD (relative afferent pupillary defect). RAPD kiri artinya: refleks
cahaya langsung mata kiri lebih lemah daripada refleks cahaya langsung mata
kanan.
2.5 Golongan Penyakit Mata
Mata merupakan organ yang dapat digunakan untuk mengamati atau
melihat.Kemampuan penglihatan mata dengan fungsi seperti penglihatan warna
dan fundus okuli (Hariyah,2005). Mata sangat berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga dapat dikatakan kesehatan mata harus dijaga oleh setiap
orang karena jika sampai terjadi kerusakan atau iritasi pada mata yang disebabkan
oleh kelalaian dan ketidaktahuan seseorang dalam perawatan dan pengobatan
mata akan menghambat aktivitas bahkan jika parahdapat menyebabkan kebutaan
(Hariyah, 2005).
2.4.1. Golongan penyakit mata
1. Mata merah visus tidak turun
Prinsipnya: mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau sklera) yang
tidak menghalangi media refraksi.Contoh antara lain konjungtivitis
murni,trakoma, mata kering, xeroftalmia, pterigium, pinguekula, episkleritis,
skleritis
2. Mata merah visus turun
Prinsipnya: mengenai struktur bervaskuler yang mengenai media refraksi (kornea,
uvea, atau seluruh mata). Contoh keratitis, keratokonjungtivitis, uveitis, glaukoma
akut, endoftalmitis, panoftalmitis
3. Mata tenang visus turun mendadak = uveitis posterior, perdarahan vitreous,
ablasio retina, oklusi arteri atau vena retinal, neuritis optik, neuropati optik akut
karena obat (misalnya etambutol), migrain, tumor otak
4. Mata tenang visus turun perlahan = katarak, glaukoma, retinopati penyakit
sistemik, retinitis pigmentosa, kelainan refraksi
5. Trauma mata = trauma fisik (tumpul dantajam), trauma kimia (asam dan basa),
trauma radiasi (ultraviolet dan infrared).

3. Tanda & gejala penyakit mata


Tanda
- Amaurosis fugax = oklusi arteri retinal sentralis
- Cobblestone appearance = konjungtivitis vernal tipe palpebral
- Entropion = penuaan normal atau trakoma
- Floaters = uveitis posterior dan ablasio retina
- Hifema = trauma bilik mata depan
- Hipopion = uveitis anterior, keratitis berat
- Iris bombe = glaukoma sudut tertutup primer akut
- Iris tremulans = postoperasi katarak dengan afakia
- Leukocoria = katarak matur atau retinoblastoma
- Tantras dot = konjungtivitis vernal tipe limbal
- Tigroid retina = miopia tinggi, disebut juga Fuch’s spots.
- Trikiasis (palpebral cicatrix) = trakoma
Gejala
Pada golongan penyakit mata tenang visus turun perlahan, pandangan berkabut
menandakan katarak. Pada golongan penyakit mata tenang visus turun mendadak
pandangan berkabut menandakan ablasi retina atau perdarahan vitreous.

Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata


 Cucilah tangan anda dengan air dan sabun
 Pastikan kondisi ujung tetes obat dalam kondisi baik dan tidak ada
kerusakan.
 Condongkan kepala kebelakang, tarik pelupuk mata ke bawah
menggunakan jari telunjuk sehingga membentuk kantung.
 Peganglah sediaan obat dan mengarahkan sedekat mungkin dengan kantung tanpa
menyentuh mata ataupun kantung tersebut.
 Teteskan obat sesuai aturan paKAI
 Tutup mata selama 2 sampai 3 menit. Bersihkan cairan berlebih di
wajah dengan menggunakan tisu.
 Pasang kembali tutup obat tetes mata dengan rapat
 Cucilah tangan anda kembali untuk membersihkan sisa obat yang
terdapat pada tangan.
BAB III
METODE PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

3.1 Lokasi dan Waktu Penyuluhan


Kegiatan penyuluhan kesehatan rumah sakit ini dilaksanakan di Poli Rawat
Jalan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang terletak di Jalan Prof. H.M Yamin,
S.H No. 47 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kegiatan penyuluhan kesehatan
ini dilaksanakan pada bulan Oktober pada pukul 08.00 WIB s/d selesai.

3.2 Metode Kegiatan


Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah observasi, dimana kegiatan
ini dilakukan untuk menguraikan beberapa pokok permasalahan mengenai
Petunjuk Penggunaan Obat Tetes Mata. Dengan memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pasien dan keluarga pasien, sehingga mereka memehami manfaat
pemberian obat, penggunaannya dan mendapatkan efek terapi yang diharapkan.

3.3 Instrumen Penyuluhan


Dalam melakukan penyuluhan, beberapa alat dan bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
 Brosur
 Banner
 Pengeras suara

3.4 Prosedur Penyuluhan


Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyuluhan ini yaitu:
 memperkenalkan diri.
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
 Menjelaskan materi yang akan diinformasikan.
 Menyampaikan materi dengan suara yang jelas, dan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien dan keuarga pasien.
 Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum dipahami.
 Menjawab pertanyaan dengan jelas, singkat dan meyakinkan.
 Memberikan kesimpulan materi dan salam penutup.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1.

1.2 Saran
1. PKMRS harus dikembangkan khusus untuk pemakai jasa Rumah Sakit dan
keluarga serta peningkatan pengetahuan para petugas Rumah Sakit
agardapat melancarkan program PKMRS.
2. Pada penyuluhan selanjutnya sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang
obat lain yang sering digunakan masyarakat seperti obat lambung, obat
demam, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku,Konsep Promosi


Kesehatan Jakarta. RinekaCipta.

Anda mungkin juga menyukai