Oleh:
Ansyari 163202210
Indah Suci Kesuma Lubis 163202211
Nur Rahmi Adha 163202212
Evyabdi Batee 143202113
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan
vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media
refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan).
Bagian berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak
tergantung pada pigmen dilapisan anterior iris (banyak pigmen = coklat, sedikit
pigmen = biru, tidak ada pigmen = merah / pada albino).
Stimulus cahaya diterima oleh N.opticus (N.II) ipsilateral dari pupil.
Selanjutnya sinyal tersebut diteruskan ke chiasma optic dan terjadi persilangan
sebagian serabut N.opticus dari kedua sisi. ke nucleus geniculatum medial,
colliculus superior, dan akhirnya ke nuclei Edinger- Westphal yang bersinaps
langsung dengan N.oculomotorius (N.III). Serabut ini bersifat parasimpatis dan
berhubungan langsung dengan ganglion siliaris; yang memberi efek parasimpatis
pada mata berupa konstriksi pupil.
Gangguan refleks cahaya
Jenis refleks cahaya ada 2:
1. Refleks cahaya langsung (direct response): Pupil ipsilateral disinari, pupil
ipsilateral miosis. Untuk menilai fungsi N.II.
2. Refleks cahaya tidak langsung (consensual response): Pupil ipsilateral disinari,
pupil kontralateral miosis. Untuk menilai fungsi N.III. Gangguan pada retina atau
neuropati N.II dapat
menyebabkan respons pupil jadi lemah secara unilateral namun tetap simetris,
yang disebut RAPD (relative afferent pupillary defect). RAPD kiri artinya: refleks
cahaya langsung mata kiri lebih lemah daripada refleks cahaya langsung mata
kanan.
2.5 Golongan Penyakit Mata
Mata merupakan organ yang dapat digunakan untuk mengamati atau
melihat.Kemampuan penglihatan mata dengan fungsi seperti penglihatan warna
dan fundus okuli (Hariyah,2005). Mata sangat berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga dapat dikatakan kesehatan mata harus dijaga oleh setiap
orang karena jika sampai terjadi kerusakan atau iritasi pada mata yang disebabkan
oleh kelalaian dan ketidaktahuan seseorang dalam perawatan dan pengobatan
mata akan menghambat aktivitas bahkan jika parahdapat menyebabkan kebutaan
(Hariyah, 2005).
2.4.1. Golongan penyakit mata
1. Mata merah visus tidak turun
Prinsipnya: mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau sklera) yang
tidak menghalangi media refraksi.Contoh antara lain konjungtivitis
murni,trakoma, mata kering, xeroftalmia, pterigium, pinguekula, episkleritis,
skleritis
2. Mata merah visus turun
Prinsipnya: mengenai struktur bervaskuler yang mengenai media refraksi (kornea,
uvea, atau seluruh mata). Contoh keratitis, keratokonjungtivitis, uveitis, glaukoma
akut, endoftalmitis, panoftalmitis
3. Mata tenang visus turun mendadak = uveitis posterior, perdarahan vitreous,
ablasio retina, oklusi arteri atau vena retinal, neuritis optik, neuropati optik akut
karena obat (misalnya etambutol), migrain, tumor otak
4. Mata tenang visus turun perlahan = katarak, glaukoma, retinopati penyakit
sistemik, retinitis pigmentosa, kelainan refraksi
5. Trauma mata = trauma fisik (tumpul dantajam), trauma kimia (asam dan basa),
trauma radiasi (ultraviolet dan infrared).
4.1 Kesimpulan
1.
1.2 Saran
1. PKMRS harus dikembangkan khusus untuk pemakai jasa Rumah Sakit dan
keluarga serta peningkatan pengetahuan para petugas Rumah Sakit
agardapat melancarkan program PKMRS.
2. Pada penyuluhan selanjutnya sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang
obat lain yang sering digunakan masyarakat seperti obat lambung, obat
demam, dll.
DAFTAR PUSTAKA