Anda di halaman 1dari 18

UTS MATA KULIAH KEPEMIMPINANDAN BERPIKIR SISTEM

KESEHATAN MASYARAKAT

DOSEN PENGAJAR : ARI WIDYARNI, SKM.,M.KES

oleh :
NAMA :LISA
NPM : 2107010320

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-
BANJARI
BANJARMASIN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penyusun penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang telah diberikan. Adapun tugas makalah mata kuliah
KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT”
yang penulis kerjakan semaksimal mungkin ini. Tidak lupa penulis mengucapkan
Terima kasih kepada Dosen Pengajar mata kuliah Kepemimpinan dan Berfikir
Sistem Kesehatan Masyarakat ibu Ari Widyarni, SKM.,M.Kes yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis sehingga penulis dapat mempelajari tentang
bagaimana cara Kepemimpinan dan Berfikir sistem Kesehatan Masyarakat dalam
ruang lingkup Kesehatan Masyarakat.
Akhir kata, Penulis mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan, wawasan bagi yang membacanya.

Banjarmasin, 12 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kepemimpinan....................................................................................6
B. Teori-teori Kepemimpinan....................................................................................7
C. Prinsip –prinsip Kepemimpinan............................................................................8
D. Gaya gaya Kepemimpinan...................................................................................10

BAB III

A. PROFIL PELAYANAN KESEHATAN.............................................................14


B. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan Pelayanan Kesehatan.............................15
C. Masalah-masalah yang terdapat di Pelayanan Kesehatan...................................16
BAB IV SOLUSI MASALAH-MASALAH PELAYANANKESEHATAN.................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu pengaruh yang ditimbulkan dati sikap kepemimpinan adalah
dapat mempengaruhi seseorang. Pengaruh yang diberikan ini dimaksudkan di
dalam sebuah pekerjaan atau organisasi. Hal itu dikarenakan umumnya sikap
kepemimpinan dibutuhkan seseorang dalam memimpin sebuah pekerjaan atau
organisasi. Tujuan dari sikap kepemimpinan tersebut adalah untuk mencapai
sebuah target atau goal. Baik di bidang pekerjaan atau sebuah organisasi, selalu
ada target yang ingin di capai. Target-target yang sudah ditentukan tersebut dapat
terlaksana karena adanya sikap kepemimpinan.
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan
kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan
kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang
mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka
searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin
merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
tugas dari orangorang dalam kelompok. Kepemimpinan berarti melibatkan orang
lain, yaitu bawahan atau karyawan yang dipimpin (Sunarto, 2005). Menurut
Kartono (2010), pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak
dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain Sebagaimana diketahui bahwa Pemimpin
harus selalu dapat memotivasi anggota organisasi perguruan tinggi untuk
melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap
hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan kesulitan.
Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah
pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan
dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit
diwujudkan. Oleh karena itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi

4
pengarahan atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga
perlu digunakan untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan
kesadaran akan perlunya setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya
meningkatkan mutu kinerjanya masing-ma-sing secara individual maupun
bersama-sama sebagai kelompok ataupun sebagai organisasi. Sistem manajemen
perguruan tinggi telah menjadi fokus kerja sama kelompok perguruan tinggi yang
berada di satu kawasan, dengan pusat perhatian terhadap manajemen
mutu/peningkatan mutu. Manajemen perguruan tinggi harus ditangani dalam
bentuk suatu paradigma baru, atau kerangka berpikir baru dalam manajemen.
Tujuan format manajemen baru ini adalah peningkatan kualitas secara
berkelanjutan, dengan memasukkan

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Secara umum pengertian adalah kemampuan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mempengaruhi orang lain dan mengarahkan pihak tertentu guna
mencapai tujuan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
dalam mengelola serta mengarahkan kelompok dengan efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemimpin adalah orang
dengan kemampuan untuk mempengaruhi atau memandu sekelompok atau pihak.
Kepemimpinan merupakan kekuatan yang memiliki pengaruh besar terhadap
kesuksesan suatu organisasi dan perusahaan, seorang pemimpin harus dapat
mengerahkan organisasi untuk dapat mencapai visi yang sudah ditetapkan.
Kepemimpinan memiliki dua konsep dasar, ilmu dan seni di mana ilmu
merupakan teori dari kepemimpinan yang dapat dipelajari dari berbagai sumber. .
Sedangkan pengertian Kepemimpinan menurut para Ahli sebagai berikut, yaitu :
1. Menurut Wahjosumidjo (1987:11)
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga
sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,
pengikut, dan situasi.

2. Menurut Moejiono (2002) , Memandang bahwa leadership tersebut


sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin
memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk
membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

6
3. Menurut Fiedler (1967)
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-
individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok
orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
4. Sondang P. Siagian
Teori kepemimpinan menurut Sondang P. Siagian adalah kemampuan
seseorang ketika menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu. Saat
menjabat sebagai seorang pemimpin juga memberi pengaruh terhadap orang
lain, khususnya dalam hal ini adalah bawahan. Karena dilakukan sebagai
kemampuan dalam bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan agar tujuan
tercapai.
5. Ott
Ott menjelaskan teori kepemimpinan sebagai proses hubungan antarpribadi
yang di dalam seseorang yang bisa mempengaruhi sikap, kepercayaan dan
perilaku orang lain. Tentunya proses tersebut kemudian memiliki dampak
atau pengaruh yang signifikan

B. TEORI TEORI KEPEMIMPINAN

Menurut Kuswadi dalam Winardi (2004) bahwa gaya kepemimpinan yang kurang
pas atau kurang cocok dilaksanakan pemimpin kepada pegawainya dapat
menurunkan motivasi, kinerja dan akhirnya kepuasan kerja. Senada dengan itu
Winardi (2004) mendefinisikan pemimpin adalah seseorang yang karena
kecakapankecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk menggerakkan usaha bersama
kearah pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Secara garis besar, pendekatan atau
perspektif tentang kepemimpinan terdiri dari:
1. Teori Sifat (Trait Theory)
Teori ini lebih menekankan pada aspek kepribadian seperti intelektualisasi,
emosi, keadaan fisik (usia, tinggi dan berat badan) dan sifat-sifat pribadi
lainnya. Teori ini memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku
kepemimpinan dan gayagaya kepemimpinan. Aspek pertama menekankan
pada fungsifungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar
kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi

7
utama, yaitu: a) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related),
atau pemecahan masalah, yang menyangkut pemberian saran penyelesaian,
informasi dan pendapat. b) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial,
mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih
lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat
dan sebagainya. Aspek kedua pendekatan perilaku kepemimpinan
memusatkan pada gaya pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan.
2. Teori Situasional (Contingency Theory)
Pendekatan Situasionalkontingensi mengambarkan bahwa gaya yang
digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti situasi, tugas, organisasi dan
variabelvariabel lingkungan lainnya. Teori-teori situasional yang terkenal
adalah
(a) Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt,
(b) Fielder,
(c) Hersey dan Blanchard,
(d) Leader Member Exchange Theory,
(e) Path Goal Theory,
(f) Participation Model.
3. Teori Perilaku
Mengambarkan perilaku spesifik membedakan pemimpin dan yang bukan
pemimpin. Peneliti Ohio mengidentifikasikan terdapat dua kelompok prilaku
yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yaitu struktur inisiatif
(initiating structure) dan pertimbangan (consideration). Faktor consideration
menggambarkan hubungan yang sangat hangat antara seorang atasan dan
bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan dan penghargaan terhadap
gagasan bawahan. Struktur inisiatif menjelaskan bahwa seorang Vol. 3. No. 1
2018 294 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora pemimpin itu
mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran
dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
4. Teori Transformasional
Toeri kepemimpinan berkembang menuju kebanyak arah seperti
kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah gaya

8
yang digunakan bergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas,
organisasi dan variabel-variabel lingkungan lainnya.
Ada 4 (empat) unsur yang mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:
a) Charisma
b) Inspiration
c) Intelectual Stimulatio
d) Individualized Consideration
5. Teori kepemimpinan servant 
Teori servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama
kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa
seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani,
menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau
anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi
kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan
berwawasan lebih luas.
6. Behavioral theories 
Behavior teori merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku
atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai
kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para
pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin
tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.
7. Great Man Theory 
Great Man Theory  atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi,
bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang
semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.
Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai
karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang

9
diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang
hebat.
8. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat
seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana
adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan
mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling menguntungkan
antara pemimpin dengan staf.

C. PRINSIP- PRINSIP KEPEMIMPINAN

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip Stephen R.


Coney yang dikutip Rivai (2012:24) sebgai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup : tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga di luar sekolah, contohnya, belajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengarkan. Mempunyai pengalaman yang baik maupun
buruk sebagi sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : seorang pemimpin tidak dilayani tetapi
melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan
karier sebagi tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya
lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energy yang positif : setiap orang mempumyai energi dan
semangat menggunakan energi positif didasarkan keikhlasan dan 26
keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi
posotif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh
karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukan energi yang positif
sebagai berikut:
a) percaya pada orang lain: seorang pemimpin mempercayai orang lain
termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus
diikuti dengan kepedulian.

10
b) keseimbangan dalam kehidupan seorang pemimpin harus dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga istirahat, dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia akhirat.
c) Melihat kehidupan sebagai tantangan; kata „tantangan‟ sering
diinterprestasikan negatif. Dalam hal ini, tantangan berarti kemampuan
untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya, sebab kehidupan
adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang
datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatip
keterampilan, kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisasi, dan
kebebasan.
d) Sinergi: orang berprinsip senantiasa hidup dalam energi dan satu katalis
peruabahan, mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri 27 dan
lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua
belah pihak. Menurut the new broiler Webster international dictionary,
sinergig adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil efektif
daripada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat
bersinergis dengan tiap orang,vatasan, staf, teman kerja.
e) Latihan mengembangkan diri sendiri: seroang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi
ia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengambangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengannya

D. GAYA GAYA KEPEMIMPINAN

Empat gaya kepemimpinan tersebut menghadirkan kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Kita tidak perlu mengadopsi semua gaya kepemimpinan yang ada

karena seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan tipe kepemimpinannya

dengan keadaan lingkungan kerja dan karyawannya. Para pemimpin atau atasan

harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dalam mengatasi,

mengarahkan membimbing serta memotivasi karyawannya dalam berbagai

kondisi dan permasalahan yang ada, yaitu :

11
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan otokratis pada umumnya tidak memberikan wewenang pada


karyawan dalam mengambil keputusan. Yang berhak mengambil keputusan
adalah atasan atau manajer yang berwenang. Sisi positif dalam kepemimpinan
otokratis adalah dari sisi kecepatan pengambilan keputusan. Jika dibutuhkan
pengambilan keputusan dalam waktu mendesak dan cepat, seorang atasan
atau pimpinan dapat dengan mudah mengambil keputusan karena kontrol
utama jalannya perusahaan ada di tangannya. Dia tidak perlu repot menunggu
masukan dari anggota tim atau karyawannya, sehingga tidak terjadi proses
saling menunggu yang terlalu lama. Namun sisi negatif dari kepemimpinan
otokratis adalah anggota tim atau karyawan akan merasa tidak dihargai
sehingga dapat menyebabkan kurangnya motivasi dalam bekerja.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Agak berbeda dengan yang pertama, gaya kepemimpinan demokratis
memberikan ruang bagi tim dan karyawan dalam menjalankan
perusahaannya. Dalam kepemimpinan demokratis, anggota tim atau karyawan
sangat dapat berkembang karena mereka diberi kesempatan dalam berpikir
kreatif dan inovatif untuk perkembangan dan beberapa pengambilan
keputusan dalam operasional perusahaan. Biasanya hasil keputusan diambil
dari keputusan bersama antara manajer atau atasan dengan karyawannya.
Kekurangannya adalah akan membutuhkan waktu lama untuk mengambil
keputusan yang mendesak lantaran membutuhkan diskusi antara manajer
dengan stafnya.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire
Kepemimpinan laissez-faire berbanding terbalik dengan kepemimpinan
otokratis. Artinya pada tipe kepemimpinan ini, karyawan akan diberikan
kebebasan penuh dalam mengambil keputusan terkait operasional perusahaan.
Peran atasan atau pimpinan sebatas membimbing dan menasehati jika
memang dibutuhkan. Karyawan akan mempunyai motivasi sangat tinggi
dengan tipe ini sebab mereka memberikan banyak pendapat dan andil.
Sayangnya, tipe ini belum tentu cocok bagi seluruh karyawan, terutama yang
buruk dalam mengelola waktu dan kurang menguasai bidang yang dia
kerjakan.

12
4. Gaya Kepemimpinan Afiliasi
Jantung gaya kepemimpinan ini terletak pada hubungan yang kolaboratif
antara pimpinan dan bawahan. Penganut tipe kepemimpinan ini memang
sangat memperhatikan kebutuhan emosional karyawannya dengan cara
mengakomodir kepentingan kedua belah pihak. Anda bisa menerapkan gaya
kepemimpinan ini jika terjadi konflik antara atasan dan bawahan. Situasi
lainnya adalah untuk memompa semangat karyawan yang sedang
menghadapi masalah berat.

13
BAB III

A. Profil Pelayanan Kesehatan


UPT.PUSKESMAS Tanjung Rema MARTAPURA terletak dijalan Puskesmas
Nomor 22 Kel.Tanjung Rema Darat Kec.Martapura Kota. Dulunya adalah sebuah
puskesmas dan disebelahnya adalah rumah dinas. Pada tahun 2008-2009 dibawah
pimpinan Bpk. Dedi Kurniadi bangunan tersebut dijadikan satu dan menjadi
puskesmas sekarang ini.
Kegiatan-kegiatan pokok yang dilaksanakan dipuskesmas:
1. Pekan Imunisasi
2. Sunatan Masal
3. Pengobatan Masal
4. Hari Kesehatan
  
VISI & MISI
VISI
Menjadi puskesmas HANDIKRAF (Handal, Dinamis, Kreatif)
Handal : Mampu mewujudkan harapan
Dinamis : terbuka terhadap perubahan
MISI
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mencakup Keseha
perorangan yg profesional.
 
TUJUAN PELAYANAN
1.  MERINGANKAN  PENDERITAAN   SESAMA
2. MENINGKATKAN  DERAJAT   KESEHATANNYA
3. MEMPERPANJANG  UMUR   HARAPAN HIDUP
STRATEGI
1.  MENYELENGGARAKAN  PELAYANAN KESEHATAN DASAR
2. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
PENGEMBANGAN
3.  MEWUJUDKAN PENERAPAN MANAJEMEN  MUTU
 

14
KEYAKINAN DASAR
Kami berkeyakinan bahwa :
1. Selalu ada cara yang lebih baik untuk meningkat.
2. Hasil hanya diperoleh melalui keunggulan
3. Setiap keunggulan bersifat sementara.
4. Kepuasan Customer merupakan tujuan pekerjaan.
5. Kepuasan Customer melalui pelayanan berkualitas yang ramah  dan santun.
6. Kebersamaan, kerjasama tim, SDM yang komunikatif menumbuhkan
kepercayaan Customer. 

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


HAK PASIEN :
1. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman
2. Mendapatkan Informasi sehubungan dengan masalah kesehatannya secara
Komprehensif.
KEWAJIBAN PASIEN :
1. Datang ke Puskesmas
2. Menunjukkan kartu Identitas ( Kartu Berobat, KTP,  KK,  Kartu Askes, Kartu
Jamkesmas/Jamkesda )
3. Menunggu Antrian sesuai Nomor Antri
4. Memberikan Masukan yang baik untuk meningkatkan Pelayanan Kesehatan
yang optimal.
5. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keindahan termasuk tidak merokok di
lingkungan Puskesmas

B. Masalah-masalah yang terdapat di Pelayanan Kesehatan


Masalah masalah yang terjadi dilingkungan pelayanan kesehatan
khususnya diwilayah kerja Puskesmas Tanjung Rema MARTAPURA 
disebabkan oleh
1. Faktor Eksternal
a. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat masih kurang , masyarakat diwilayah
Puskesmas Tanjung Rema terkesan cuek karna masyarakat hidup

15
diwilayah perkotaan. Sebagian masyarakat kurang menyadari
pentingnya kesehatan dan kurang aktif mengikuti kegiatan yang
dilakukan pegawai puskesmas, seperti kegiatan KS (Keluarga Sehat)
masih banyak masyarakat yang menolak untuk didata dan dicek
kesehatannya dengan alasan sudah melakukan pemeriksaan
kesehatan pada dokter pribadi.
b. Kebijakan Pemerintah Daerah
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang berpegangan pada
kebijakan pimpinan diatasnya, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan
dan Pemerintah Daerah. Kebijaksanaan yang terlalu mengikat
Puskesmas antara lain :
- Tidak adanya reward/ penghargaan bagi petugas yang berprestasi
(jaminan PNS/ naik haji bagi paremedis/ bidan teladan).
2. Faktor Internal
a. Ketenagaan
Masih kurangnya tenaga kesehatan untuk administrasi sehingga
masih ada kerjaan yang harus tumpang tindih dikerjakan.
b. Kegiatan Program Kurang Memenuhi Target
Kegiatan program yang ada di puskesmas masih ada yang belum
memenuhi target 100%. Karena kurang aktifnya sebagian
masyarakat dalam mengikuti kegiatan puskesmas
c. Wilayah Kerja Terlalu Luas
Permasalahan timbul karena wilayah yang luas tidak di imbangi
dengan jumlah tenaga yang cukup, lokasi juga sulit dijangkau
sehingga kegiatan ke desa tersebut akan memakan banyak biaya dan
waktu.

16
BAB IV

A. Solusi Untuk Permasalahan Kesehatan


Dalam mewujudkan generasi Indonesia sehat, maka diperlukan banyak
langkah serta strategi agar bisa terjadi. Salah satunya adalah rutin melakukan
kunjungan pelayanan kesehatan pada wilayah Indonesia. Selain itu dengan
melakukan Adaptasi dengan sosial budaya setempat serta diharapkan masyarakat
lebih berperan aktif dalam setiap kegiatan puskesmas untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan kesehatan, selain itu untuk mengatasi masalah
kurangya tenaga Administrasi kesehatan yaitu dengan menganggarkan adanya
tambahan tenaga administrasi agar pekerjaan yang ada dibagian administrasi
tidak dilimpahkan pada petugas lain yang tidak sesuai dengan uraian tugas
pekerjaannya, dan diharapkan masyarakat lebih aktif untuk memeriksakan
kesehatan pada puskesmas diwilayah sendiri.

17
REFERENSI
https://media.neliti.com/media/publications/288149-kepemimpinan-
leadership-berbasis-karakte-4640d947.pdf

http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/15/4/BAB%20II.pdf

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/pengertian-teori-kepemimpinan-
tujuan-fungsi-dan-aspek/

https://www.gramedia.com/literasi/teori-kepemimpinan/

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/pengertian-teori-kepemimpinan-
tujuan-fungsi-dan-aspek/

https://media.neliti.com/media/publications/288149-kepemimpinan-
leadership-berbasis-karakte-4640d947.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai