Anda di halaman 1dari 24

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
NOMOR : 58 /XIV/UN16.36/KPT/2022
TANGGAL : 01 APRIL 2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI IPS NON MEDIK & GAS MEDIK
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS.

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI IPS NON MEDIK & GAS MEDIK


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses
yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak
hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan
dan kualitas pelayanannya. Rumah sakit wajib memenuhi hak pasien memperoleh
keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit. Rumah Sakit
harus bebas dari bahaya. Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit harus
memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan bagi penggunanya
sesuai dengan Peraturan Menteri PU nomor 24 tahun 2008, bahwa
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan
lingkungannya. Demikian pula kondisi teknis bangunan dan prasarana rumah sakit
sangat berkaitan dengan Akreditasi, Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Proses pelayanan kesehatan harus didukung oleh kondisi sarana dan
prasarana yang prima. Semua bangunan dengan berbagai komponennya sangat
membutuhkan pemeliharaan secara rutin agar berfungsi secara efisien dan efektif
dalam memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan. Demikian juga sikap tanggung
jawab dan selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan sistem
pada bangunan rumah sakit dan timbulnya kecelakaan harus selalu ditumbuhkan
dan menjadi perhatian serius bagi seluruh stake holder rumah sakit. Oleh karena
itu diperlukan perawatan terhadap gedung dan sarana prasarananya secara rutin
guna mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah yang dapat
membahayakan keselamatan para penghuninya.
Pelaksanaan fungsi dan kewajiban rumah sakit untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik melalui fungsi manajemen
tersebut difokuskan pada keselamatan pasien dan upaya peningkatan mutu
pelayanan. Instalasi Pemeliharaan Sarana Non Medik Rumah Sakit Universitas
Andalas yang bertanggung jawab mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan
pemeliharaan bangunan beserta sarana dan prasarana Non medik untuk
kelancaran operasional sehingga menjadi efisien dan efektif. Agar proses ini
bejalan dengan baik maka perlu disusun pengorganisasian yang baik pula,
didukung oleh personil yang terampil dan handal, yang mempunyai tugas,
tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan terukur. Adapun dasar hukum
dalam pengorganisasian Instalasi Pemeliharaan Sarana Non Medik & Gas Medik
ini bersumber kepada :
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang - Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 Tanggal 30
Desember 2008 tentang pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan
Gedung
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SKlX/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SKNIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PERNIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2016
tentang
8. PersyaratanTeknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
IPS Non Medik & Gas Medik adalah unit yang bertugas sebagai
perencanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi serta upaya pemeliharaan
dan perbaikan secara berkesinambungan yang tertuangkan dalam bentuk program
kerja pemeliharaan bangunan beserta sarana dan prasarana Non Medik & Gas Medik
yang mendukung kelancaran operasional rumah sakit sehingga menjadi efisien dan
efektif. Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai lini penunjang, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Non Medis & Gas Medik mengutamakan mutu dan efisiensi
dalam pekerjaannya, serta mendayagunakan potensi yang dimiliki secara optimal
dengan tetap mengacu pada standar dan etika yang berlaku.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


IPS Non Medik & Gas Medik dalam tugasnya melaksanakan pemeliharaan
sarana non medik, baik berupa pemeliharaan maupun perbaikan kecil untuk seluruh
bangunan rumah sakit yang mencakup sistem utilitas.

C. Landasan Hukum
1. UU Kesehatan No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit;
a) Pasal 7 ayat (1) : Rumah Sakit harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian dan peralatan.
b) Pasal 16 ayat (1) Persyaratan peralatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan
non medis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan
mutu,keamanan, keselamatan dan laik pakai.
c) Pasal 16 ayat (5) : Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan
Rumah Sakit harus dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi dibidangnya.
d) Pasal 16 ayat (6) : Pemeliharaan peralatan harus didokumentasikan
dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
3. Peraturan Menteri Keuangan No.44/PMK/2009 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.
4. UU.No.44/2009 BAB V. Persyaratan bag. 4 Prasarana , Pasal 11 ayat
(2) : Prasarana sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 1; harus
memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja penyelenggaraan rumah sakit.

Bertitik tolak dari tugas pokok diatas, maka uraian tugas IPS - Non
Medik & Gas Medik Rumah Sakit Universitas Andalas adalah sebagai berikut :
1. Melakukan penilaian kondisi bangunan dan sarana/ peralatan non medik
2. Mengidentifikasi peralatan, sistem & tempat yg potensial menimbulkan
risiko tertinggi thd pasien & staf
3. Melakukan asesmen & meminimasilasi risiko dari kegagalan sistem
pendukung
4. Menerima dan menindaklanjuti permohonan perbaikan atas
kerusakan bangunan beserta sarana/ peralatan non medik/ gangguan
utilitas dari satuan kerja
5. Menyusun perencanaan pemeliharaan promotif, preventif dan korektif
bangunan beserta Sarana/ peralatan non medik
6. Jadwal pemeliharaan
7. Instrumen dan pelaporan pekerjaanpemeliharaan
8. Kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan pemeliharaan
9. Rencana anggaran dan biaya pemeliharaan
10. Mengusulkan pengadaan fasilitas dan peralatan pendukung
pelaksanaan pekerjaan di IPS Non Medik
11. Melakukan perawatan dan penyimpanan peralatan kerja IPS Non
Medik agar selalu dalam kondisi baik
12. Melakukan pemeliharaan promotif melalui penyediaan petunjuk
penggunaan atau pengoperasian bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
13. Melakukan pemantauan kelayakan fungsi/ inspeksi (testing) pada setiap
bangunan dan prasarana yang akan digunakan atau dioperasionalkan.
14. Melakukan Pemeliharaan preventif dan korektif pada bangunan dan
peralatan non medik sesuai dengan perencanaan dan anggaran yang
telah mendapatkan persetujuan
 Pemeliharaan sistem Pengkondisian Udara
 Pemeliharaan Sistem Kelistrikan
 Pemeliharaan Mekanikal dan Engineering
 Pemeliharaan Sistem Utilitas
15. Merekomendasikan penghapusan/ afkir berdasarkan analisa teknis
atas hasil penilaian terhadap kerusakan bangunan atau peralatan non
medik
16. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan konstruksi dan
pemeliharaan / perbaikan peralatan non medik di lingkungan rumah
sakit atas kesesuaiannya dengan kontrak / spesifikasi pekerjaan
17. Mengidentifikasi area & pelayanan yang berisiko paling tinggi bila
terjadi kegagalan listrik atau air minum terkontaminasi atau terganggu.
18. Melakukan pemeliharaan terhadap kesinambungan pasokan sumber daya
dan utilitas vital
19. Melakukan perbaikan emergensi atas laporan kerusakan sarana pendukung
system utilitas untuk mengurangi risiko
20. Mengusulkan penyediaan sumber listrik dan air minum alternatif yang
dapat segera diakses dalam keadaan emergensi.
21. Melakukan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM IPS Non Medik
22. Menerapkan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
23. Melakukan upaya perbaikan terus-menerus menuju Peningkatan Mutu dan
Keselamatan
24. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala;
25. Memberikan laporan tahunan kepada direktur USD tentang pencapaian
program secara berkala
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam upaya mempersiapkan tenaga SDM yang handal, perlu kiranya
melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat
bagi organisasi. Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses
mengantisipasi dan menyiapkan rotasi pegawai kedalam, di dalam dan keluar
organisasi. Tujuannya adalah mendaya gunakan sumber-sumber seefektif mungkin
sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan
persyaratan jabatan.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Unit IPS
Non Medik & Gas Medik Rumah Sakit Universitas Andalas adalah sebagai berikut:

Ketenagaan
Persyarataan
No Nama Jabatan Jumlah Kondisi
Pendidikan
Kebutuhan Saat Ini
1. Kepala IPS Non Medik & Gas S1 / DIII 1 1
Medik
2. Kepala Ruangan IPS Non Medik S1 / DIII 1 1
& Gas Medik
3. Sub Penanggung Jawab Listrik SMA / SMK 1 1
4. Sub Penanggung Jawab Mesin SMA / SMK 1 1
5. Sub Penanggung Jawab Boiler SMA / SMK 1 1
6. Sub Penanggung Jawab AC SMA / SMK 1 1
7. Sub Penanggung Jawab Gas SMA / SMK
1 1
Medis
8. Sub Penanggung Jawab Genset SMA / SMK 1 1
9. Teknisi Pelaksana SMA / SMK 5 5

B. Pengaturan Jaga
Pada Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasaranan Non Medik dan Gas
Medik Pengaturan Jaga pelayanan ada 3 (tiga) Shift yaitu :
 Pagi : Jam 07.30 – 14.30 WIB
 Siang : Jam 14.00 – 21.00 WIB
 Malam : Jam 21.00 – 08.00 WIB
Petugas yang bekerja menggunakan sistem shift/pengaturan jaga adalah
bagian pemeliharaan pelaratan Non Medik & Gas Medik
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas
NAMA/MERK KONDISI
NO JENIS BARANG JML SATUAN
BARANG BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6 7
PRINTER (PERALATAN CANNON PIXMA
1 PERSONAL G2000 1 √
KOMPUTER) Unit
2 Kotak Kunci 1 Unit √
PAPAN VISUAL/PAPAN SIGN RUANGAN UK
3 NAMA BESAR (60 CM X 120 1 √
CM) ACRYLIC Unit
KURSI BESI/METAL Kursi Susun Futura
4 1 √
FTR 405 Warna Tosca Unit
KURSI BESI/METAL Kursi Susun Futura
5 1 √
FTR 405 Warna Tosca Unit
KURSI BESI/METAL Kursi Susun Futura
6 1 √
FTR 405 Warna Tosca Unit
KURSI BESI/METAL Kursi Susun Futura
7 1 √
FTR 405 Warna Tosca Unit
KURSI BESI/METAL Kursi Susun Futura
8 1 √
FTR 405 Warna Tosca Unit
DISPENSER POLYTRON HYDRA
9 1 √
PWC 777 Unit
Kunci Sok Rachet set 8 - Tekiro
10 1 √
32 mm Unit
POMPA AIR Mesin Pompa Air
11 1 √
Grundfos CM 10-2 Unit
TANG AMPERE Tang Ampere 2017
12 1 √
(Kyoritsu) Unit
TANG AMPERE Tang Ampere 2017
13 1 √
(Kyoritsu) Unit
Bosch Cut Off Machine
14 BOSCH/GCO 200 1 √
GCO 200 Unit
15 TOOL KIT BOX Tool Box Merk Tekiro 2 Unit √
KENDARAAN TAK Troli Barang 300 Kg
BERMOTOR
16 1 √
ANGKUTAN BARANG
LAINNYA Unit
17 Jet Cleaner Mesin Steam StarWash 1 Unit √
TANGGA ALUMINIUM Tangga Aluminium
18 1 √
Kecil Unit
TANGGA ALUMINIUM Tangga Aluminium
19 1 √
Sedang Unit
PERALATAN LAS GAS Stang las komplit / Las
20 Portable Oksigen LPG 1 √
(TSK Unit
TOOL GENERAL Tool set Lengkap
21 1 √
MECHANIC SET Tekiro Unit
MESIN BOR
22 BETON/BOBOK BOSH/GBH224 1 √
GBH224 Unit
23 Mesin Las 4.2 kW Fixtec 4.2kw 1 Unit √
Pemanas Pipa PPR Nankai
24 Nankai 1 √
20mm-63mm Unit
25 Sprayer Elektrik (Electric) Kresna 16L 1 Unit √
ANALISER MANIFOLD
26 Revco 1 √
r410 Unit
ANALISER MANIFOLD
27 Revco 1 √
r32 Unit
High Temp Propane
28 1 √
Welding (Las LPG) Unit
PERKAKAS
STANDARD
29 Treker 1 √
(STANDARD TOOLS)
LAINNYA Unit
TEKIRO IMPACT
30 Tekiro 1 √
DRIVE (obeng ketok) Unit
INFRARED Kamera Thermal
THERMOMETER Infrared Thermometer
31 1 √
Imager
HT-02 - Unit
MULTI METER / AVO AVO Meter Analog
32 1 √
METER Sanwa YX360TRF Unit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pemeliharaan IPS – Non Medik membuat dftar harian, bulanan petugas yang
akan melakukan pemeliharaan/pengecekan sesuai dengan sub bidang dan tanggung
jawab masing-masing lingkup IPS – Non Medik, sebagai berikut :
No Uraian Pemeliharaan Harian Mingguan Bulanan Tahunan
a. Sub Instalasi Listrik

1. Men-cek Autobreaker Panel 


Induk/LVMDP
2. Men-cek MCB & Autobreaker 1x2
Panel Pembagi MDP Minggu
3. Memperbaiki saklar dan stop 
kontak yang lepas
4. Men-cek Meteran Listrik 

5. Genset 750 KVA 2 Unit


- Memanaskan Genset ± 
½ jam 
- Penggantian Oli
6. Men-cek UPS 

b. Sub Instalasi Mesin

1. Men-cek Reservoir 

2. Men-cek Stop kran 

3. Men-cek Pompa + Panel 

4. Men-cek Pompa Hydrant 

5. Men-cek Kuantitas Air Bersih 

c. Sub Penanggung Jawab Boiler

1. Blowdown Boiler 1x2 Jam 


Operasional
2. Men-cek Peralatan Boiler : 
- Panel
- Minyak (gas)
- Air Dalam Ketel
3. Men-cek pipa induk steam : 
- Jalur Ke Laundry
- Jalur Ke CSSD
d. Sub Penanggung Jawab AC

1. Men-cek Kondisi Fisik Chiller 

2. Men-cek Power Input R-S-T 

3. Men-cek AC Split Wall 


- Indoor Unit
- Outdoor Unit
4. Men-cek AC Splitducth 

5. Men-cek AC FCU

e. Sub Penanggung Jawab Genset

1. Men-cek Kondisi Fisik Genset


1&2
- Oil Engine
- Water Coolan (Air
Radiator)
2. Men-cek Tegangan Output
Beban
3. Men-cek Panel ATS

4. Men-cek Bahan Bakar

f. Sub Penanggung Jawab Gas Medik

1. Men-cek Tekanan O² dan N²O

2. Men-cek Kondisi Saluran O²


dan N²O
3. Men-cek Engine Compressor
dan Vacum
4. Men-cek Stock O² dan N²O

1. Proses pemeliharaan terhadap laporan yang masuk ke IPS Non Medik/ Laporan
perbaikan adalah sebagai berikut :
a) Surat Laporan dari Instalasi/Unit Lain dan Disposisi dari Direktur ditujukan
ke Ka. IPS – Non Medik
b) Secara Administrasi diteruskan ke masing-masing Sub PJ IPS NM & Gas
Medik oleh Ka.RU IPS Non Medik & Gas Medik, diantaranya :
 Sub Penanggung Jawab Listrik
 Sub Penanggung Jawab Mesin
 Sub Penanggung Jawab Boiler
 Sub Penanggung Jawab AC
 Sub Penanggung Jawab Gas Medis
 Sub Penanggung Jawab Genset
 Teknisi Pelaksana
c) Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di Bengkel Instalasi/Unit setempat
sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
1) Proses I :
Untuk kegiatan yang pelaksanaannya tanpa membutuhkan suku cadang.
2) Proses II :
Untuk kegiatan yang pelaksanaannya di Bengkel / Instalasi / Unit,
namun membutuhkan bahan dimintakan ke gudang IPS-Non Medik
atau pembelian bahan dengan dana kas kecil.
3) Proses III :
Kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh IPS Non Medik disebabkan
keterbatasan tenaga, keterampilan kerja, atau suku cadang khusus, maka
Kepala IPS Non Medik membuat perencanaan untuk perbaikan yang
nantinya dilaksanakan oleh pihak ke-III, usulan perencanaan
disampaikan kepada Direktur.
d) Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan / perbaikan
dikembalikan ke bagian sekretariat IPS- Non Medik untuk laporan kegiatan
dan arsip.
e) Diperlukan jasa pihak ke-III dengan menerbitkan SPK (Surat Perintah
Kerja), prosesnya sesuai dengan Perpres 70 Tahun 2012.

2. Optimalisasi upaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan non medik


a. Pemeliharaan preventif komponen peralatan non medik
1) Menyusun jadwal pekerjaan Pemeliharaan preventif peralatan non medik
2) Menyusun instrumen laporan Pemeliharaan preventif peralatan non medik
3) Menyusun kebutuhan alat dan bahan untuk Pemeliharaan preventif peralatan
non medik
4) Melakukan kunjungan lapangan Pemeliharaan preventif peralatan non medik
5) Melaksanakan pekerjaan inspeksi peralatan non medik
6) Mengumpulkan data hasil pekerjaan Pemeliharaan preventif peralatan non
medik
7) Menghitung cakupan pekerjaan Pemeliharaan preventif peralatan non medik
8) Menyajikan data hasil pekerjaan Pemeliharaan preventif peralatan non
medik

b. Pemeliharaan korektif/perbaikan peralatan non medik


1) Menerima laporan kerusakan/kebutuhan perbaikan peralatan non medik
2) Mengkoordinasikan teknisi untuk mengkaji tingkat kerusakan pada peralatan
non medik
3) Melakukan pengkajian tingkat kerusakan pada peralatan non medik
4) Membuat rekomendasi teknis atau hasil pengkajian tingkat kerusakan pada
peralatan non medik terkait
5) Menyusun uraian pekerjaan dan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB)
6) Mengajukan RAB pemeliharaan perbaikan peralatan non medik kepada PPK
terkait melalui Direktur Umum SDM dan Pendidikan
7) Membuat service order pemeliharaan korektif/perbaikan peralatan non
medik
8) Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan perbaikan pada kerusakan peralatan
non medik terkait
9) Mengumpulkan data hasil pekerjaan perbaikan pada kerusakan peralatan non
medik
10) Menghitung cangkupan pekerjaan perbaikan pada kerusakan peralatan no
medik
11) Menyajikan data hasil pekerjaan perbaikan pada kerusakan peralatan non
medik

3. Alur Perbaikan
`Direktur Utama
Direktur Utama

Direktur USD

Kabid Umum Ka. IPS NM & GM

Ka.Ru IPS NM &


GM

ULP/Pejabat Sub Instalasi Laporan


Pengadaan B&J Kegiatan

Proses SPK Perbekalan/Intalasi/ Arsip Instalasi Unit


Unit

Gudang IPS - NM

Proses III Proses I Proses I


BAB V
LOGISTIK

A. Pengertian
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam
penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan habis
pakai dan formulir-formulir pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan
barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara teratur dalam
kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya seefisien mungkin.

B. Tujuan
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang
tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biaya
yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak
sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.

C. Syarat Manajemen Logistik


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In First
Out)
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai)
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin
5. Adanya sistem pencatatan

D. Kegiatan Logistik di Instalasi


Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengan
kebutuhan ruangan masing-masing.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistem yang sudah dijalankan di Rumah Sakit untuk
memberikan jaminan keselamatan pasien sehingga kepercayaan pasien terhadap
pelayanan Rumah Sakit Universitas Andalas meningkat.Keselamatan pasien termasuk
asesmen resiko pasien.Pelaporan setiap kali terjadi insiden dianalisis dan ditindak
lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali insiden tersebut
sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap pasien.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak
dilaksanakan.Selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien.

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien Secara Umum


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal
potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan
pada sistem pelayanan.
D. Standar Keselamatan Pasien
Standar tersebut sebagai berikut :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien

E. Langkah-langkah Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab mengelola program
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1 – 2 th.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran
manajemen dan karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti
tersebut di atas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas)
dan melakukan self assesment dengan instrument akreditasi pelayanan
keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

F. Pengertian 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Identifikasi pasien (Patient Identification) adalah prosedur pencatatan
identitas diri pasien yang masuk ke Rumah Sakit Universitas Andalas,
termasuk bayi yang baru lahir, yang dapat dilakukan dengan sistem
barcode
b. Identifikasi pasien dewasa adalah pencatatan identifikasi diri pasien dan
pemberian tanda berupa gelang nama pada tangan yang memuat minimal :
nama pasien, nomor rekam medis atau tempat tanggal lahir
c. Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas diri bayi dan
pemberian tanda berupa gelang nama pada tangan bayi yang memuat
nama ibu bayi, nomor rekam medis bayi,tempat tanggal lahir . Disertai cap
kaki bayi kiri dan kanan dan cap ibu jari tangan kanan dari ibu bayi pada
lembar identifikasi bayi.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga Kesehatan
Lainnya
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama dalam
perawatan di rumah sakit melalui pemberian informasi yang tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert
Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikasi
berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan
yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan verifikasi
pemberian tanda pada lokasi operasi (Site Marking) berdasarkan diagnosis dan
tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses menghilangkan/
mematikan mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangkan/mematikan
mikroorganisme transient dan mengurangi flora resident.
6. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
 Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai
atau ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada
saat terbangun yang disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke,
epilepsi, kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak
aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian obat-obatan diuretik,
laksatik, sedatif, psikotropik dan obat anti depresan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori tersebut di atas,
berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program kesehatan
dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa “setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat
manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat,
bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai
dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan terhadap
rumah sakit.Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas
pegawai dan meningkatkan produktivitas Rumah Sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk
menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan
efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan
mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan
umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara
harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin)
dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan
standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan secara kontak,
droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di
instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung kaki
(sandal/sepatu boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit menular.
Termasuk harus harus mengenakan APD tersebut hal ini bertujuan untuk
mengurangi kontaminasi atau penularan
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan
pasien
a. Pengendalian teknis mencakup
 Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
 Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
 Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
 Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari
karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah
ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi
pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama
yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
 Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
 Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
 Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang perawatan

B. Keselamatan Kerja di Instalasi IPS Non Medik & Gas Medik


Untuk mendukung keselamatan teknisi dalam bekerja diperlukan alat
pelindung diri dengan standar minimal sebagai berikut :

No. MERK VOLUME


1 Sarung tangan TR 3 Pasang
2 Ear plug 5 Buah
3 Masker 20 Buah
5 Safety belt 2 Buah
6 Safety shoes kulit Krisbow 13 Pasang
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

SASARAN TARGET
NO. STRATEGI INDIKATOR KINERJA
STRATEGI KINERJA
Pemeliharaan Peralatan 1. Uap tersuplay ke Instalasi
Non Medik (Harian, 1. Ketel uap (Boiler) Gizi, Loundry dan CSSD
I 100%
Mingguan dan dan Hot Water Plant 2. Air panas tersuplay pada
Bulanan) pasien
Tersuplay arus listrik (Back up)
2. Genset keseluruh ruangan dan 100%
lingkungan Rumah Sakit
3. Mesin pompa air Tersuplay air bersih ke seluruh
100%
bersih ruangan Rumah sakit
4.Mesin pompa air
Saluran air kotor lancar 80%
kotor
5. Peralatan Dapur Peralatan berfungsi dengan baik 90%
6. Peralatan Loundry Peralatan berfungsi dengan baik 90%
7. Water treatment
dan waste water 1. Kualitas air bersih Dibawah
treatment Baku Mutu
2. Kualitas air limbah
1.Ditanggapi < 30 menit dan
II Perbaikan Ringan 1. Servis AC 80%
selesai 1 x 24 jam
2. Penggantian 2. Ditanggapi < 30 menit dan
100%
Lampu selesai 3 x 24 jam
3. Ditanggapi < 30 menit dan
3.dll 100%
selesai > 3 x 24 jam
penerapan kegiatan
Kepatuhan terhadap pelayanan sesuai 1. Tingkat kepuasan pelanggan
III 90%
SOP standar operasional internal
prosedur
2. Kejadian insiden kecelakaan
80%
kerja

Anda mungkin juga menyukai