Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Disiplin Dalam Bekerja

Diajukan sebagai tugas mata kuliah soft skills


Dosen : DR. Ns. Zaenal, S.Kep, M.Kes

OLEH:
Nurul Wafiq Azizah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AMANAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alahmdulillah, puji dan syukur kepeda Allah
SWT  atas terselesaikannya makalah ini yang berjudul  “Disiplin dalam
bekerja”.  Shalawat beriring salam kita penjatkan kepada Nabi Muhammad Saw.
yang  mana telah menjadi teladan bagi umatnya.

Kiranya Makalah ini bisa memenuhi pengetahuan kita khususnya


mahasiswa terhadap disiplin kerja perbaikan dan penyempurnaan. Untuk saran
dan kritik yang membangun dari pembaca diterima dengan senang hati.

Makassar, Senin, 26 Juli 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan  motivasi dan disiplin


kerja, termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi
tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk berkomunikasi untuk
dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh atasan
dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu
organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.

Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran


untuk itu diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki
perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai atau karyawan
tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul
disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka
diperlukan adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai
bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif untuk
mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam
organisasi ataupun perusahaan tersebut.

B. Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Pengertian disiplin kerja ?


2. Jelaskan macam – macam disiplin kerja ?
3. Sebutkan tujuan disiplin kerja ?
4. Sebutkan fungsi disiplin kerja ?
5. Sebutkan konsep pendisiplinan ?
6. Bagaimana cara menegakkan disiplin kerja ?
7. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi disiplin
kerja ?
8. Bagaimana pendekatan disiplin kerja ?
9. Apa saja hambatan disiplin kerja ?
10.Bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja ?

C. Tujuan masalah

Adapun tujuan dari masalah ini adalah :

1.      Mengetahui pengertian disilplin kerja

2.      Menegetahui macam-macam disiplin kerja

3.      Mengetahui tujuan disiplin kerja

4.      Mengetahui fungsi disiplin kerja

5.      Mengetahui bagaimana konsep pendisiplinan

6.      Mengetahui bagaimana cara menegakkan disiplin kerja

7.      Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi disiplin


kerja

8.      Mengetahui pendekatan disiplin kerja

9.      Mengetahui apa saja hambatan disiplin kerja

10.  Mengetahui bagaimana cara pemberian hukuman


disiplin kerja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi disiplin kerja

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager


untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk
mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku.
Sebagai contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk
bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan
detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang
tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat dalam tindakan yang tidak
pantas.

Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada


peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak
mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin karyawan
biasanya dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah
sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga seorang
karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika
yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung
jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya.
        Para ahli mengemukakan pengertian disiplin kerja di antaranya
adalah :

1) Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu


sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan kepadanya.
2) Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan
disiplin sebagai suatu proses bekerja yang mengarah kepada
ketertiban dan pengendalian diri.\

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak


bahwa disiplin pada dasarnya merupakan tindakan manajemen
untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi
berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi, yang di dalamnya mencakup:

1.  Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,

2.  Adanya kepatuhan para pengikut,

3.  Adanya sanksi bagi pelanggar


B.     Tipe-tipe disiplin kerja

Tipe – tipe kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :

1. Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada


karyawan untuk mengikuti berbagai standart dan aturan,
sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari
kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara
para karyawan/pegawai. Dengan cara ini para
karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena
paksaan manajemen.
2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk
menangani pelanggaran yang dilakukan karyawan / pegawai
terhadap peraturan yang berlaku dan mencegah terjadinya
pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa
bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Contohnya
dengan tindakan skorsing terhadap karyawan.
3. Disiplin progresif yaitu tindakan memberi hukuman berat
terhadap pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan
disiplin progresif antara lain:
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).
C.     Tujuan disiplin kerja

Disiplin kerja sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi


tujuan-tujuan dari disiplin kerja itu sendiri sehingga pelaksanaan kerja
menjadi lebih efektif dan efisien. Pada dasarnya disiplin kerja
bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib, dan
pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana
sebelumnya.

Disiplin kerja yang di lakukan secara terus-menerut oleh


manajemen di maksudkan agar para pegawai memiliki motivasi untuk
mendisiplinkan diri, bukan karena adanya sanksi tetapi timbul dari
dalam dirinya sendiri.

Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di


kutip dari Rusmiati Ernawati (2003:32) mengemukakan tujuan di
laksanakannya disiplin kerja, sebagai berikut

1. Pembentukan sikap kedali diri yang Positif.


Sebuah organisasi sangat mengharpakan para pegawainya
memiliki sikap kendali yang positif, sehingga ia akan berusaha
untuk mendisiplinkan dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang
akan memaksanya dan ia pun akan memiliki kesadaran untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tanpa perlu banyak di atur
oleh atasanya.
2. Pengendalian kerja.
Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan
efektif dan sesuai dengan tujuan daro organisasi, maka di lakukan
pengendalian kerja dalam bentuk standar dan tata tertib yang di
berikan oleh organisasi.
3. Perbaikan sikap.
Perubahan sikap dapat di lakukan dengan memberikan orentasi,
pelatihan, pemberlakuan sanksi dan tindakan-tindakan lain yang di
perlukan pegawai.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka disiplin kerja


bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan mewujudkan
kemampuan kerja pegawai dalam nrangka mencapai sasaran yang
telah di tetapkkan oleh organisasi.

D.     Fungsi disiplin kerja

Disiplin kerja sangat di butuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin


menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata
kehidupan berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat
kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan menciptakan suasana
kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.

Pendapat tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u


(2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :

a. Menata kehidupan bersama


b. Membangaun kepribadian
c. Melatih kepribadian
d. Hukuman
e. Menciptakan lingkungan kondusif.
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu
kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan
yang terjalin antara individu satu dengan lainnya menjadi lebih baik
dan lancar.

Disiplin juga dapat  membangun kepribadian seorang pegawai.


Lingkungan yang memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh
terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang
memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram, sangat berperan
dalam membanguan kepribadian yang baik.

E.     Konsep kedisiplinan

Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

1. Disiplin Berdasarkan Tradisi

Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang terdiri dari


pendaftaran pelanggaran dan catatan dari hukuman terhadap setiap
pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa
kompromi dan cenderung penegakan disiplin secara otoriter.
Tindakan disiplin ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan
tidak perna sebaliknya, (suatu tindakan yang sepihak). Hal ini
disebabkan pemahaman kurang efektif yang dianut oleh pemimpin
perusahaan, yang menganggap karyawan adalah bawahannya
untuk menuruti dan mematuhi segala keputusan yang ada tanpa
perna karyawan diajak berunding untuk diminta pendapatnya
apakah mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan
mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh
sebuah perusahaan.
Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu
batasan atas kesalahan yang diperbuatnya atau lebih tepatnya
disiplin adalah suatu sanksi bukan suatu tindakan yang seharusnya
dilakukan. Adapun tujuan dari hukuman adalah agar orang yang
melakukan kesalahan atau pelanggaran merasa takut dan berjanji
untuk tidak melakukan kesalahan yang telah dilakukan karyawan
tersebut.

2. Disiplin Berdasarkan Sasaran

Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai lawan dari


disiplin tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap secara
sah atau berlaku apabila dapat diterima secara sukarela oleh semua
kompenen didalam organisasi tersebut, apabila tidak dapat diterima
maka secara otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk diterapkan
dalam organisasi. Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu
fungsi pembentukan tingkah laku sebagai hukuman. Masa lampau
dipandang sebagai suatu yang sangat berharga, sesuatu yang
dianggap memberi pengalaman dan berguna dalam merumuskan
dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan penuntut yang
pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini
berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar jangkauan
kemampuan manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin
tidak akan mampu menangani dan menjawab itu semua.
F.      Cara menegakkan disiplin kerja

Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:

1. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika

Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi


pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan
kurang efektif.

2. Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini

Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan


hams benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang
dibenarkan dan mana yang tidak.

3. Disiplin Harus Konsisten

Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran


akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi
pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya
keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan
atasan itu sendiri.

4. Disiplin Harus Impersona\

Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan


perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada
baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan
emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada
akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang
positif guna memperkuat jalinanhubungan antara karyawan dan
atasan.

5. Disiplin Harus Setimpal

Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan


sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu
ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan,
hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika
terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan
menurunkan prestasi.

G.    Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu


disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydan
(1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi.


b. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
c. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
d. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.
e. Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.
f. Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.
g. Di ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin
H.    Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga


macam pendekatan dalam disiplin kerja yang di laksanakan dalam
suatu organisasi atau lembaga, yaitu :

a. Pendekatan disiplin Modern

Disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah keperluan


atau kebutuhan baru di luar hukuman.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi


Disiplin tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara
memberikan hukuman.
c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan memiliki asumsi, bahwa :


Disiplin kerja harus dapat di terima dan di pahami oleh semua
pegawai. Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan
pembentukan perilaku. Disiplin di tujukan untuk perubahan
perilaku yang lebih baik. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai
bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan disiplin


kerja maupun yang di laksanakan dalam perusahaan pada intinya
bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawai, dan
memperbaiki tindakan indisipliner yang terjadi dengan cara yang
efektif.

I. Hambatan disiplin kerja


Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan
disiplin kerja, terdapat pula faktor-faktor yang menghambat
terbentuknya disiplin kerja dalam diri seseorang, faktor
penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri
maupun dari lingkungan sekitarnya.

Menurut Dolet Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor


penghambat disiplin di antaranya :

1) Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas


penuh kepada atasan atau pimpinan
2) Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.
3) Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat.
4) Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat.
5) Sikap perfeksionis.
6) Perasaan rendah diri atau inferior.
7) Perasaan takut dan kuatir.
8) Perasaan tidak mampu.
9) Kecemasan

Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin kerja


berasal dari lingkungan sebagai faktor eksternal yaitu masyarakat
yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada
atasan atau pimpinan dan masyarakat yang terlalu terbuka dan
bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang tidak sehat;
sikap perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan kuatir;
perasaan tidak mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah
yang keliru; dan kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.

J.      Sanksi Disiplin Kerja

Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan


seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur
oleh pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi pelanggaran adalah
hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada
pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan
organisasi.

Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang


umumnya berlaku dalam suatu oranisasi yaitu:

1) Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan jenis: Teguran Lisan,


Teguran Tertulis, Pernyataan tidak puas secara tertulis
2) Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan rincian : Penundaan
kenaikan gaji, Penurunan gaji, Penundaan kenaikan jabatan
3) Sanksi Pelanggaran Berat, dengan rincian : Penurunan pangkat,
Pembebasan dari jabatan, Pemberhentian, Pemecatan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin


kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para
anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan
peraturan yang berlaku dalam organisasi tersebut Di harapkan
untuk di kemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan
berpikir baik, positif, bermakna, dan memandang jauh ke depan.
Disiplin bukan hanya soal mengikuti dan menaati peraturan,
melainkan sudah meningkat menjadi disiplin berpikir yang
mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya.

B. Saran

Disiplin itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya,


kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau
tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi
stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk
pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi
tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu,
marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi
panutan setiap orang dan bisa diandalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen sumber daya, andi,


Yogyakarta:2003

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Bumi Aksara:2005

Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Edisi Ke-enam Jilid


I. (Alih Bahasa oleh Mohamad Masud. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai