(MSDM)
“ DISIPLIN KERJA”
Disusun Oleh :
Royke Sembayu
( NIM :191010550148 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Disiplin kerja ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Muhammad Guruh, S.E,M.M.M. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Disiplin krja bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, paper yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan paper ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja
merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama
yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu
pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul
disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan adanya
kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja
yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam
4
B. Rumusan masalah
5
C. Tujuan masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan
untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat
dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi,
terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau
oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga
seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang
antaranya adalah :
berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup
7
suatu proses bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.
Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada
organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam
8
B. Tipe-tipe disiplin kerja
Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti
pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara
lain:
b. Teguran tertulis.
d. Diturunkan pangkatnya.
9
C. Tujuan disiplin kerja
dari disiplin kerja itu sendiri sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan
efisien. Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi
yang teratur, tertib, dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan
rencana sebelumnya.
Disiplin kerja yang di lakukan secara terus-menerut oleh manajemen di maksudkan agar
para pegawai memiliki motivasi untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya
Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di kutip dari Rusmiati
sebagai berikut :
10
Pembentukan sikap kedali diri yang Positif.
dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang akan memaksanya dan ia pun
Pengendalian kerja.
Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan efektif dan
dalam bentuk standar dan tata tertib yang di berikan oleh organisasi.
Perbaikan sikap.
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang
akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu
akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian
tujuan.
b. Membangaun kepribadian
c. Melatih kepribadian
d. Hukuman
atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu
12
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang
Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram,
E. Konsep kedisiplinan
Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang terdiri dari pendaftaran
Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan
diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan tidak perna sebaliknya, (suatu
kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh sebuah perusahaan.
Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu batasan
atas kesalahan yang diperbuatnya atau lebih tepatnya disiplin adalah suatu
tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap secara sah atau
Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi pembentukan tingkah
laku sebagai
14
hukuman. Masa lampau dipandang sebagai suatu yang sangat berharga,
yang pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini
manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu
mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang
marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan
15
menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak
pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika
hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran
dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan
prestasi.
16
tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan
dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja
Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam pendekatan dalam
disiplin kerja yang di laksanakan dalam suatu organisasi atau lembaga, yaitu :
17
luar hukuman.
Disiplin kerja harus dapat di terima dan di pahami oleh semua pegawai.
terhadap perbuatannya
18
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan disiplin kerja maupun
disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki tindakan indisipliner yang terjadi
terdapat pula faktor-faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam diri
seseorang, faktor penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri
antaranya :
5. Sikap perfeksionis.
9. Kecemasan.
19
11. Kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.
yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau pimpinan dan masyarakat yang
terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang tidak sehat; sikap
perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan kuatir; perasaan tidak mampu;
kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang keliru; dan kelekatan-kelekatan yang
tidak teratur.
permainan. suatu waktu orang mengerti apa yang dibutuhkan dari mereka,
dan efisien dengan senang hati. Kini banyak orang mengetahui bahwa
berupa sering terlambat tentu lebih ringan sanksinya dari pada sanksi yang
Sanksi bagi karyawan yang tidak mau bekerja tentu lebih berat dari
20
pada sanksi bagi pelanggaran disiplin yang tidak mau memakai pakaian
dari para karyawan sendiri, sehingga bila mereka diikut sertakan dalam
Sanksi yang paling tepat dan bisa diterapkan adalah sanksi berupa
merasa pengaruh sanksi itu bagi diri dan keluarganya. Menurut Tohirin (2002: 405)
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melakukan tugas dengan
sebaik-baiknya.
karyawan.
yaitu:
diberikan sebelumnya.
c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga kerja
yang bersangkutan.
perusahaan
diberikan,harian,bulanan,atau tahunan
22
c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja Yang bersangkutan pada jabatan
b. Teguran tertulis
24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati
aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat
tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita
hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa
diandalkan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Aksara:2005
Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Edisi Ke-enam Jilid I. (Ahli Bahasa
26
27