Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA II

(MSDM)

“ DISIPLIN KERJA”

Dosen Mata kuliah :

Muhammad Guruh, S.E,M.M.M

Disusun Oleh :

Royke Sembayu

( NIM :191010550148 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Disiplin kerja ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Muhammad Guruh, S.E,M.M.M. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Disiplin krja  bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, paper yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan paper ini.

Jakarta, 13 Septemer 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan motivasi dan disiplin kerja, termasuk

hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja

merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama

yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu

organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.

Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu

diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari

pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul

disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan adanya

kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja

yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam

organisasi ataupun perusahaan tersebut.

4
B. Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Pengertian disiplin kerja ?

2. Jelaskan macam – macam disiplin kerja ?

3. Sebutkan tujuan disiplin kerja ?

4. Sebutkan fungsi disiplin kerja ?

5. Sebutkan konsep pendisiplinan ?

6. Bagaimana cara menegakkan disiplin kerja ?

7. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja ?

8. Bagaimana pendekatan disiplin kerja ?

9. Apa saja hambatan disiplin kerja ?

10. Bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja ?

5
C. Tujuan masalah

Adapun tujuan dari masalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian disilplin kerja

2. Menegetahui macam-macam disiplin kerja

3. Mengetahui tujuan disiplin kerja

4. Mengetahui fungsi disiplin kerja

5. Mengetahui bagaimana konsep pendisiplinan

6. Mengetahui bagaimana cara menegakkan disiplin kerja

7. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

8. Mengetahui pendekatan disiplin kerja

9. Mengetahui apa saja hambatan disiplin kerja

10. Mengetahui bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi disiplin kerja

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang

berlaku. Sebagai contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk bekerja,

mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan

untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat

dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi,

terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau

berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan

oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela

mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga

seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang

bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang

diamanahkan kepadanya. Para ahli mengemukakan pengertian disiplin kerja di

antaranya adalah :

1. Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap

menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang

berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia

melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

2. Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai

7
suatu proses bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada

dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota

organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam

suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup:

1. Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,

2. Adanya kepatuhan para pengikut,

3. Adanya sanksi bagi pelanggaran

8
B. Tipe-tipe disiplin kerja

1. Tipe – tipe kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :

Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti

berbagai standart dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran

pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara

para karyawan/pegawai. Dengan cara ini para karyawan/pegawai bekerja

dengan ikhlas, bukan karena paksaan manajemen.

2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran

yang dilakukan karyawan / pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan

mencegah terjadinya pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa

bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Contohnya dengan

tindakan skorsing terhadap karyawan.

3. Disiplin progresif yaitu tindakan memberi hukuman berat terhadap

pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin progresif antara

lain:

a. Teguran secara lisan oleh atasan.

b. Teguran tertulis.

c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.

d. Diturunkan pangkatnya.

e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).

9
C. Tujuan disiplin kerja

Disiplin kerja sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan

dari disiplin kerja itu sendiri sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan

efisien. Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi

yang teratur, tertib, dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan

rencana sebelumnya.

Disiplin kerja yang di lakukan secara terus-menerut oleh manajemen di maksudkan agar

para pegawai memiliki motivasi untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya

sanksi tetapi timbul dari dalam dirinya sendiri.

Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di kutip dari Rusmiati

Ernawati (2003:32) mengemukakan tujuan di laksanakannya disiplin kerja,

sebagai berikut :

10
 Pembentukan sikap kedali diri yang Positif.

Sebuah organisasi sangat mengharpakan para pegawainya memiliki sikap

kendali yang positif, sehingga ia akan berusaha untuk mendisiplinkan

dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang akan memaksanya dan ia pun

akan memiliki kesadaran untuk menghasilkan produk yang berkualitas

tanpa perlu banyak di atur oleh atasanya.

 Pengendalian kerja.

Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan efektif dan

sesuai dengan tujuan daro organisasi, maka di lakukan pengendalian kerja

dalam bentuk standar dan tata tertib yang di berikan oleh organisasi.

 Perbaikan sikap.

Perubahan sikap dapat di lakukan dengan memberikan orentasi, pelatihan,

pemberlakuan sanksi dan tindakan-tindakan lain yang di perlukan pegawai.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka disiplin kerja bertujuan untuk

memperbaiki efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam nrangka

mencapai sasaran yang telah di tetapkkan oleh organisasi.

D. Fungsi disiplin kerja

Disiplin kerja sangat di butuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang

akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu

akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian

tujuan.

Pendapat tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u (2004:38) yang


11
mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :

a. Menata kehidupan bersama

b. Membangaun kepribadian

c. Melatih kepribadian

d. Hukuman

e. Menciptakan lingkungan kondusif.

Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu

atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu

dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.

12
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang

memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.

Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram,

sangat berperan dalam membanguan kepribadian yang baik.

E. Konsep kedisiplinan

Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

1. Disiplin Berdasarkan Tradisi

Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang terdiri dari pendaftaran

pelanggaran dan catatan dari hukuman terhadap setiap pelanggaran.

Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan

cenderung penegakan disiplin secara otoriter. Tindakan disiplin ini

diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan tidak perna sebaliknya, (suatu

tindakan yang sepihak). Hal ini disebabkan pemahaman kurang efektif

yang dianut oleh pemimpin perusahaan, yang menganggap karyawan

adalah bawahannya untuk menuruti dan mematuhi segala keputusan yang

ada tanpa perna karyawan diajak berunding untuk diminta pendapatnya

apakah mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan mempunyai

kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh sebuah perusahaan.

Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu batasan

atas kesalahan yang diperbuatnya atau lebih tepatnya disiplin adalah suatu

sanksi bukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. Adapun tujuan

dari hukuman adalah agar orang yang melakukan kesalahan atau

pelanggaran merasa takut dan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan

yang telah dilakukan karyawan tersebut.


13
2. Disiplin Berdasarkan Sasaran

Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai lawan dari disiplin

tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap secara sah atau

berlaku apabila dapat diterima secara sukarela oleh semua kompenen

didalam organisasi tersebut, apabila tidak dapat diterima maka secara

otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk diterapkan dalam organisasi.

Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi pembentukan tingkah

laku sebagai

14
hukuman. Masa lampau dipandang sebagai suatu yang sangat berharga,

sesuatu yang dianggap memberi pengalaman dan berguna dalam

merumuskan dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan penuntut

yang pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini

berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar jangkauan kemampuan

manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu

menangani dan menjawab itu semua.

F. Cara menegakkan disiplin kerja

Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:

 Disiplin Harus Ditegakkan Seketika

Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggar

Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.

 Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini

Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams

benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan

dan mana yang tidak.

 Disiplin Harus Konsisten

Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan

diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian,

mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang

tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.

 Disiplin Harus Impersona

Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan

marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan
15
menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum

mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya

diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat

jalinanhubungan antara karyawan dan atasan.

 Disiplin Harus Setimpal

Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak

pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika

hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran

dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan

prestasi.

16
tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan

dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin

akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja

dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydan (1996:202), faktor-faktor

tersebut antara lain :

 Besar kecilnya pemberian kompensasi.

 Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

 Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.

 Ada tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.

 Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.

 Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.

 Di ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

H. Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam pendekatan dalam

disiplin kerja yang di laksanakan dalam suatu organisasi atau lembaga, yaitu :

 Pendekatan disiplin Modern

Disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di

17
luar hukuman.

 Pendekatan disiplin dengan tradisi

Disiplin tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman.

Pendekatan disiplin bertujuan :

 Disiplin kerja harus dapat di terima dan di pahami oleh semua pegawai.

 Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.

 Disiplin di tujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

 Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

terhadap perbuatannya

18
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan disiplin kerja maupun

yang di laksanakan dalam perusahaan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan

disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki tindakan indisipliner yang terjadi

dengan cara yang efektif.

I. Hambatan disiplin kerja

Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin kerja,

terdapat pula faktor-faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam diri

seseorang, faktor penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri

maupun dari lingkungan sekitarnya.

Menurut Dolet Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor penghambat disiplin di

antaranya :

1. Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh

kepada atasan atau pimpinan

2. Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.

3. Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat.

4. Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat.

5. Sikap perfeksionis.

6. Perasaan rendah diri atau inferior.

7. Perasaan takut dan kuatir.

8. Perasaan tidak mampu.

9. Kecemasan.

10. Suara hati dan rasa bersalah yang keliru.

19
11. Kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.

Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin kerja berasal dari

lingkungan sebagai faktor eksternal yaitu masyarakat yang menekankan ketaatan

yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau pimpinan dan masyarakat yang

terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang tidak sehat; sikap

perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan kuatir; perasaan tidak mampu;

kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang keliru; dan kelekatan-kelekatan yang

tidak teratur.

J. Sanksi Disiplin Kerja

Bentuk, Dan Pelaksanaan Sanksi Disiplin Kerja

Disiplin yang baik adalah disiplin diri. Kecendurungan orang normal

adalah melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan menempati aturan

permainan. suatu waktu orang mengerti apa yang dibutuhkan dari mereka,

dimana mereka diharapkan untuk selalu melakukan tugasnya secara efektif

dan efisien dengan senang hati. Kini banyak orang mengetahui bahwa

kemungkinan yang terdapat disiplin adalah meningkatkan dari diri

kemalasan. Pengenaan sanksi kepada para pelanggar disiplin. Tergantung

pada tingkat pelanggaran yang telah dilakukan. Pelanggaran disiplin

berupa sering terlambat tentu lebih ringan sanksinya dari pada sanksi yang

dikenakan kepada karyawan yang sering mangkir tidak masuk kerja.

Sanksi bagi karyawan yang tidak mau bekerja tentu lebih berat dari
20
pada sanksi bagi pelanggaran disiplin yang tidak mau memakai pakaian

serangam dan sebagainya, dengan demikian,penerapan sanksi itu

sebaiknya diatur dengan menampung usulan atau masukan yang berasal

dari para karyawan sendiri, sehingga bila mereka diikut sertakan dalam

menyusun sanksi itu sedikit banyak akan dapat mengurangi

ketidakdisiplinan itu sendiri.

Sanksi yang paling tepat dan bisa diterapkan adalah sanksi berupa

pengurangan hak-hak imbalan karyawan itu sendiri. Seperti pengurangan

gaji, penurunan gaji,dan sebagainya sehinga bagi mereka benar-benar akan

merasa pengaruh sanksi itu bagi diri dan keluarganya. Menurut Tohirin (2002: 405)

Dengan adanya bentuk disiplin kerja

yang baik akan tergambar pada susunan:

1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam

melakukan pekerjaan.

3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melakukan tugas dengan

sebaik-baiknya.

4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan

karyawan.

5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas para karyawan. Bentuk tindakan

pendisiplinan yang terakhir adalah pemecatan,

tindakan ini sering dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan

departemen personalia, tetapi pandangan tersebut tidak relastik. Tidak ada


21
manajer maupun karyawan yang sempurna, sehingga hampir pasti ada

berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan kadang-kadang lebih baik

bagi seseorang karyawan untuk pindah kerja di perusahaan lain.

Bagaimanapun juga organisasi mempunyai batas kemampuan yang

dapat dicurahkan untuk mempertahankan seorang karyawan jelek.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002: 293) bahwa sanksi disiplin kerja terbagi 3

yaitu:

1. Sanksi Disiplin Berat

a. Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan/pekerjaan yang

diberikan sebelumnya.

b. Pembebasan dari jabatan/pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja biasa

bagi yang memegang jabatan.

c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga kerja

yang bersangkutan.

d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di

perusahaan

2. Sanksi Disiplin Sedang

a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan sebagai

mana tenaga kerja lainnya.

b. Penurunan upah sebesar satu kali upag yang biasanya

diberikan,harian,bulanan,atau tahunan
22
c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja Yang bersangkutan pada jabatan

yang lebih tinggi.

3. Sanksi Disiplin Ringan

a. Teguran lisan kepada tenaga kerja yang besangkutan

b. Teguran tertulis

c. Peryataan tidak puas secara tertulis

Menurut Mangkunegara (2009: 131) bahwa pelaksanaan sanksi

terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera,

konsisten, dan impersional.


1. Pemberian Peringatan

Karyawan yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat

pringatan agar karyawan yang bersangkutan menyadari pelanggaran

yang telah dilakukannya

2. Pemberian Sanksi Harus Segera

Karyawan Yang melanggar disiplin kerja harus segara diberikan

sanksi sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku. kelalaian

pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada.

3. Pemberian Sanksi Harus Konsisten

Pemberian sanksi kapada karyawan tidak disiplin harus

konsisten agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan

yang berlaku di perusahaa. Setiap orang yang melakukan pelanggaran


23
yang sama akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

4. Pemberian Sangsi Harus Impersional

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda- bedakan

karyawan,tua muda,pria-wanita tetap diperlukan sama sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

24
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan Menegakkan disiplin kerja sangat

penting bagi perusahaan. Adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya

tata tertib dan kelancaran pelaksanaan kerja perusahaan, sehingga memperoleh

hasil yang optimal. Sedangkan bagi karyawan, disiplin kerja memberikan

dampak suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat

dalam melaksanakan pekerjaannya.

B. Saran

Disiplin itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan

sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati

aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat

diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi

tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita

hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa

diandalkan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara:2005

Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Edisi Ke-enam Jilid I. (Ahli Bahasa

oleh Mohamad Masud). Jakarta: Erlangga.

26
27

Anda mungkin juga menyukai