Anda di halaman 1dari 15

1.

Pengertian

A. Pengertian Kedisiplinan Karyawan

Disiplin berasal dari kata “disciple” yang artinya pengikut atau penganut.

Pada kenyataan banyak peraturan organisasi yang harus ditaati apabila seorang

karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, berarti salah satu

kedisiplinan yang tinggi tidak bisa dilihat hanya dari salah satu faktor saja.

Kedisiplinan dapat ditegakkan apabila sebagian dari peraturan-peraturan ditaati

oleh sebagian besar karyawan.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang

terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong semangat

kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Pengertian disiplin menurut para ahli sebagai berikut:

Berikut ini disiplin menurut Prof. Dr. Sondang p. Siagian, MPA

mengemukakan bahwa :“Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha

memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan,

sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara

kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi

Disiplin menurut Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber

Daya Manusia “Disiplin adalah sebagai pelaksanaan manajemen untuk

memperoleh pedoman-pedoman organisasi

Sedangkan disiplin menurut Malayu S.P Hasibuan menyatakan bahwa:

“Disiplin adalah kesadarandan kesediaan seseorang menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma soaial yang berlaku


Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang terpenting dan menjadi tolak

ukur untuk mengukur/mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara

keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan karyawan

yang baik, mencerminkan bahwa fungsi-fungsi MSDM lainnya telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana. Sebaliknya jika kedisiplinan karyawan kurang baik, berarti

penerapan fungsi-fungsi MSDM pada perusahaan kurang baik

Disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari

pandangan tidak ada manusia yang sempurna, luout dari kekhilafan dan

kesalahan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan

yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang harus dipenuhi. Disiplin

merupakan tindakan manjemen untuk mendorong anggota organisasi memenuhi

tuntutan berbagai ketentuan tersebut dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai

adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk

pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut

secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang

lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

B. Bentuk-Bentuk Disiplin kerja

Menurut Handoko (2001), terdapat empat bentuk disiplin kerja, yaitu:

1. Disiplin Preventif. Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan

untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan

aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. 


2. Disiplin Korektif. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk

menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk

menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

3. Aturan Kompor Panas. Aturan ini pada hakekatnya menyatakan bahwa

tindakan pendisiplinan hendaknya mempunyai ciri-ciri yang sama dengan

hukuman yang diterima seseorang karena menyentuh sebuah kompor

panas.

4. Disiplin Progresif. Disiplin progresif adalah memberikan hukuman-

hukuman yag lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang

berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan

untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang

lebih serius dilaksanakan.

C. Indikator-Indikator Kedisiplinan

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta

cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan

yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan

karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan

disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi ika pekerjaan itu diluar

kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan

dan kedisiplinan karyawan rendah.


2. Teladan pimpinan

Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil,

serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik,

kedisiplinan bawahannyapun akan ikut baik dan begitu juga

sebaliknya.Bawahan tidak akan mendapatkan kedisiplinan karyawan yang

baik jika dia sendiri tidak memiliki kedisiplinan yang baik, karana sikap dan

sifat seorang pemimpin itu akan menjadi contoh tauladan bagi bawahannya.

3. Balas jasa

Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, perusahaan harus

memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak

mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya. Semakin besar

balas jasa semakin baik kedisiplinan karyawan, dan semaki n kecil balas

jasa semakin rendah kedisiplinan karyawan.

4. Keadilan

Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa

atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang

baik. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik

pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan

supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

5. Waskat (pengawasan melekat)

Waskat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan

kedisiplinan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan


langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja

bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/ hadir di tempat kerja

agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waskat efektif

meransang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Kryawan merasa

mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari

atasannya.

6. Sangsi hukuman

Dengan sangsi hukuman yang semakin berat,karyawan akan semakin takut

melanggar peraturan-peraturan perusahaan sikap dan perilaku indisipliner

karyawan akan berkurang.

7. Ketegasan

Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap

karyawan yang indisipliner sesuai dengan sangsi hukuman yang telah

ditetapkan.

8. Hubungan kemanusiaan

Manejer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang

serasi serta mengikat vertikal maupun horizontal diantara semua

karyawannya.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Karyawan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja

dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor

tersebut antara lain:


a.  Besar kecilnya pemberian kompensasi.

b.  Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

c.  Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

d.  Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

e.    Ada tidaknya pengawasan pimpinan

f.    Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan

g.   Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

E. Jenis-jenis Disiplin Kerja 

Menurut Moekizat (2002), terdapat dua jenis disiplin kerja, yaitu:

1. Self imposed discipline, yaitu disiplin yang dipaksakan diri sendiri.

Disiplin yang berasal dari diri seseorang yang ada pada hakikatnya

merupakan suatu tanggapan spontan terhadap pimpinan yang cakap dan

merupakan semacam dorongan pada dirinya sendiri artinya suatu

keinginan dan kemauan untuk mengerjakan apa yang sesuai dengan

keinginan kelompok. 

2. Command discipline, yaitu disiplin yang diperintahkan. Disiplin yang

berasal dari suatu kekuasaan yang diakui dan menggunakan cara-cara

menakutkan untuk memperoleh pelaksanaan dengan tindakan yang

diinginkan yang dinyatakan melalui kebiasaan, peraturan-peraturan

tertentu. Dalam bentuknya yang ekstrem command discipline memperoleh

pelaksanaannya dengan menggunakan hukum.

Aspek dan Indikator Disiplin Kerja 

Menurut Robinns (2005), terdapat tiga aspek disiplin kerja, yaitu:


a. Disiplin waktu 

Disiplin waktu di sini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang

menunjukkan ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi: kehadiran dan kepatuhan

karyawan pada jam kerja, karyawan melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan

benar.

b. Disiplin peraturan 

Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan

suatu organisasi dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari

karyawan terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaan di sini

berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan, tata

tertib yang telah ditetapkan. Serta ketaatan karyawan dalam menggunakan

kelengkapan pakaian seragam yang telah ditentukan organisasi atau perusahaan.

c. Disiplin tanggung jawab 

Salah satu wujud tanggung jawab karyawan adalah penggunaan dan

pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang

kegiatan kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam

menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang

karyawan.

2.  Tujuan, Manfaat dan Pendektan Disiplin Kerja

a.  Tujuan Disiplin Kerja

Disiplin kerja pada pengawas sangat dibutuhkan karena apa yang menjadi tujuan

perusahaan akan sukar dicapai apabila tidak ada disiplin kerja. Menurut Dr.

Wirawan, tujuan disiplin kerja, yaitu:


1)     Memotivasi karyawan untuk memenuhi standar kinerja perusahaan pegawai

mendapatkan pendisiplinan dan organisasi setelah gagal memenuhi kewajibannya

2)      Mempertahankan hubungan saling menghormati antara bawahan dengan

atasannya atau sebaliknya. Pegawai sering melaksanakan tugasnya dengan buruk

dan melanggar peraturan dengan sengaja, misalnya pegawai tidak mau mematuhi

apa yang disarankan atasan, mengkritik dan mengeluh, sikap perilaku itu harus

dikoreksi agar tidak terjadi konflik interpersonal

3)      Meningkatkan kinerja karyawan. Pendisiplinan wajib dilakukan bagi

pegawai berkinerja rendah yang bukan disebabkan oleh faktor non muslim. Jika

rendahnya kinerja disebabkan oleh faktor manusia pendisiplinan dilakukan secara

berencana untuk memperbaiki perilaku kerja dan sifat pribadi yang ada

hubungannya dengan pekerjaan akan meningkatkan hasil kerjanya.

4)      Meningkatkan moril, semangat kerja, etos kerja secara efektivitas dan

efesiensi kerja. Program pendisiplinan yang dirancang khusus akan meningkatkan

perilaku kinerja pegawai tersebut.

5)      Meningkatkan kedamaian industrial dan kekeluargaan organisasi. Pegawai

hanya dapat bekerja dengan baik jika bekerja dalam iklim kerjasama, dan saling

menghormati

b.     Manfaat Disiplin Kerja

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri

pegawai terhadap peraturan dan ketetapan instansi. Menurut Siagian yang dikutip

oleh Dr. H. Edy Sutrisno,M.Si dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia, manfaat disiplin kerja, yaitu:


1)   Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan

2)   Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam

melakukan pekerjaan

3)   Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas

sebaik-baiknya

4)   Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan

karyawan

5)   Meningkatkan efesiensi dan prduktivitas kerja para karyawan

c.  Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara ada tiga pendekatan disiplin kerja, yaitu:

1) Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan

atau kebutuhan baru di luar hukum. Pendekatan berasumsi:

a) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman secara fisik

b) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum

yang berlaku

c) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan prasangka

harus diperbaruhi dengan mengadakan proses penyuluhan dengan

mendapatkan fakta-faktanya

d) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin


2)   Pendekatan Disiplin dengan Tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

a) Disiplin dilakukan oleh atas kepada bawahan, dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila telah diputuskan

b) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus

disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya

c) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

maupun kepada pegawai lainnya

d) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih

keras

e) Pemberian hukuman terhadap pegawai yag melanggar kedua kalinya

harus diberi hukuman yang lebih berat

3)  Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:

a) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai

b) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan

perilaku

c) Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yag lebih baik


TUGAS KEDISIPLINAN

1. Apa pengertian kedisiplinan dasn apa pentingnya kedisiplinan

2. Apa yang menyebabkan karyawan disiplin / tidak disiplin lalu bagaimana

penanganannya

JAWAB

1. Disiplin berasal dari kata “disciple” yang artinya pengikut atau penganut.

Pada kenyataan banyak peraturan organisasi yang harus ditaati apabila

seorang karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, berarti

salah satu kedisiplinan yang tinggi tidak bisa dilihat hanya dari salah satu

faktor saja. Kedisiplinan dapat ditegakkan apabila sebagian dari peraturan-

peraturan ditaati oleh sebagian besar karyawan. Kedisiplinan adalah fungsi

MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk

mengukur/mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara

keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan

karyawan yang baik, mencerminkan bahwa fungsi-fungsi MSDM lainnya

telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Sebaliknya jika kedisiplinan

karyawan kurang baik, berarti penerapan fungsi-fungsi MSDM pada

perusahaan kurang baik

Pentingnya Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif ke enam dari Manajemen Sumber

Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang

terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi


kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi

organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang

terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah

kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat . Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para

bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan

efektif dalam kepemimpinannya, jika bawahannya berdisiplin baik. untuk

memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang

sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Jadi, seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta

melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sukarela maupun karena

terpaksa. kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang

tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik,

mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.

Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik

diperusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja,

efesiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini karena

akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan

tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut kedisiplinan suatu


perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati

peraturan-peraturan yang ada.

Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik

karyawan supaya menaati peraturan perusahaan. Pemberian hukuman

harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan

ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai. Peraturan tanpa

dibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya bukan

menjadi alat pendidik bagi karyawan. Kedisiplinan harus ditegakkan

dalam suatu organisas perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan

yang baik, sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan karyawan disiplin/tidak disiplin

a.  Besar kecilnya pemberian kompensasi.

b.  Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

c.  Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

d.  Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

e.    Ada tidaknya pengawasan pimpinan

f.    Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan

g.   Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

METODE PENANGANAN :

1. Pantau pegawai dalam beberapa kesempatan tanpa diketahui oleh pegawai

tersebut bahwa dia sedang dipantau. Pemantauan ini untuk melihat


bagaimana pegawai menunjukkan sikap kerjanya setiap hari bahkan setiap

saat. Dari sinilah HRD bisa menggambarkan atau menilai kinerjanya.

2. Telaah sifat batin atau temperamen. Poin ini yang paling sering diabaikan

oleh perusahaan sebab dianggap sebagai hal yang tidak penting

mengetahui sifat seseorang. Padahal tindakan ini memiliki pengaruh yang

sangat signifikan agar terjalin komunikasi dua arah.

3. Cari tahu persoalan pegawai. Entah itu persoalan kerja atau bahkan

persolan pribadi harus diketahui pihak HRD agar dicarikan pemecahan

masalahnya. Ketidakpedulian pada hal ini akan mengakibatkan

pembangkangan pegawai, keluh kesah pegawai, bahkan dapat merusak

kredibilitas perusahaan jika pegawai tidak dapat mengendalikan diri ketika

berhubungan dengan klien.

4. Komunikasi dua arah. Setelah memahami karakter dan permasalahan

pegawai, ajak pegawai untuk berdiskusi. Yakinkan bahwa segala rahasia

masalah yang dipendam pegawai dapat menjadi rahasia berdua antara 1

orang HRD dengan 1 pegawai bersangkutan kemudian dicarikan solusi

yang tepat. Komunikasi dua arah juga dapat memperkecil peluang

kesalahpahaman.

5. Jadikan pegawai sebagai tenaga yang produktif sesuai dengan keahliannya

dan dapat dipercaya. Pemberian tanggung jawab kepada pegawai sekaligus

memberikannya kepercayaan membuatnya dapat menyalurkan bakat

keahliannya. Terlebih lagi jika seorang pegawai yang sudah lama berkutat

pada job yang itu-itu saja dapat membuat kejenuhan yang luar biasa.
6. Kembangkan pola pikir pegawai tentang ritme pekerjaan yang searah

dengan tujuan perusahaan. Berikan pemahaman bahwa bekerja bukan

hanya menjadi hal yang rutin dan monoton, tetapi juga saling

bergandingan tangan dengan perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi

perusahaan. Di sini perusahaan mempersilakan pegawai untuk

menyampaikan ide-ide baiknya. Dengan demikian, pegawai akan merasa

dihargai dan berada dalam suasana kekeluargaan.

7. Berikan penghargaan atau hukuman. Hal ini sudah jelas bahwa pegawai

yang kreatif dan memiliki kinerja yang baik dan penuh inovatif layak

diberi penghargaan misalnya dengan kenaikan gaji, hadiah, dll. Sebaliknya

pegawai yang memiliki nilai kinerja menurun akibat sikap kerja yang tidak

baik (semaunya saja) harus diberikan hukuman.

8. Berikan teladan dari para pemimpin bagi para stafnya. Peraturan yang

dibuat oleh perusahaan seharusnya menjadi cerminan dari sikap para

pemimpin (pejabat tinggi perusahaan), namun tidak jarang peraturan

hanya tinggal aturan yang artinya orang yang dijadikan panutan justru

tidak mengacuhkan apa yang dianjurkan kepada pegawainya alias sama-

sama melanggar. Kebiasaan baik petinggi perusahaan akan menurun ke

stafnya dan begitu seterusnya bagi staf-staf baru.

Anda mungkin juga menyukai