“Disiplin kerja”
Disusun :
O
L
E
H
Dosen pengampu :
Rizki Afri Mulia
STISIP IMAMBONJOL
DAFTAR
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan penulisan .......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Kesimpulan.....................................................................................................6
B. Saran ..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................6
KATA PENGANTAR
Kiranya Makalah ini bisa memenuhi pengetahuan kita khususnya mahasiswa terhadap
disiplin kerja . Untuk saran dan kritik yang membangun dari pembaca diterima dengan
senang hati.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan motivasi dan disiplin kerja, termasuk hal yang paling penting
demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai
sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu
organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu diperlukan disiplin kerja agar
dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya
motivasi kerja maka akan timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan
adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif
untuk mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan
agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran
dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Sebagai
contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan
pekerjaan detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat
dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan
yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin
karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga seorang karyawan yang
dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas,
bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya.
Para ahli mengemukakan pengertian disiplin kerja di antaranya adalah :
1. Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
2. Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai suatu proses bekerja yang mengarah
kepada ketertiban dan pengendalian diri.
Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada dasarnya merupakan
tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan
peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup:
1. Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,
2. Adanya kepatuhan para pengikut,
3. Adanya sanksi bagi pelanggar
E. Konsep kedisiplinan
Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Disiplin Berdasarkan Tradisi
Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang terdiri dari pendaftaran pelanggaran dan catatan dari
hukuman terhadap setiap pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan
cenderung penegakan disiplin secara otoriter. Tindakan disiplin ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan
tidak perna sebaliknya, (suatu tindakan yang sepihak). Hal ini disebabkan pemahaman kurang efektif yang
dianut oleh pemimpin perusahaan, yang menganggap karyawan adalah bawahannya untuk menuruti dan
mematuhi segala keputusan yang ada tanpa perna karyawan diajak berunding untuk diminta pendapatnya apakah
mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa
terikat oleh sebuah perusahaan.
Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu batasan atas kesalahan yang diperbuatnya
atau lebih tepatnya disiplin adalah suatu sanksi bukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. Adapun tujuan
dari hukuman adalah agar orang yang melakukan kesalahan atau pelanggaran merasa takut dan berjanji untuk
tidak melakukan kesalahan yang telah dilakukan karyawan tersebut.
2. Disiplin Berdasarkan Sasaran
Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai lawan dari disiplin tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin
dianggap secara sah atau berlaku apabila dapat diterima secara sukarela oleh semua kompenen didalam
organisasi tersebut, apabila tidak dapat diterima maka secara otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk
diterapkan dalam organisasi. Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi pembentukan tingkah laku
sebagai hukuman. Masa lampau dipandang sebagai suatu yang sangat berharga, sesuatu yang dianggap memberi
pengalaman dan berguna dalam merumuskan dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan penuntut yang
pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar
jangkauan kemampuan manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu menangani
dan menjawab itu semua.
Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam pendekatan dalam disiplin kerja
yang di laksanakan dalam suatu organisasi atau lembaga, yaitu :
1. Pendekatan disiplin Modern
Disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman.
2. Pendekatan disiplin dengan tradisi
Disiplin tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman.
3. Pendekatan disiplin bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan memiliki asumsi, bahwa :
a. Disiplin kerja harus dapat di terima dan di pahami oleh semua pegawai.
b. Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.
c. Disiplin di tujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan disiplin kerja maupun yang di laksanakan dalam
perusahaan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki tindakan
indisipliner yang terjadi dengan cara yang efektif.
Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin kerja berasal dari lingkungan sebagai
faktor eksternal yaitu masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau
pimpinan dan masyarakat yang terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang tidak sehat; sikap perfeksionis; perasaan rendah
diri; perasaan takut dan kuatir; perasaan tidak mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang keliru; dan
kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.
B. Saran
Disiplin itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak
ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain
itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi
tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak,
kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA