Anda di halaman 1dari 15

KEDISIPLIN KERJA + STUDI KASUS

Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia II

Dosen Pengampu : Deddy Junaedi M.AB.

Disusun oleh :

Novel Abu Amin Fatoni 2042400018


Moh. Nasrullah 2042400012
Syamsul Arifin 2042400022

FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA

PROGRAM STUDI EKONOMI

UNIVERSITAS NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO

Jln. PP Nurul Jadid Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Probolinggo, Jawa Timur

67291

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan  kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya kepada kita sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Beserta keluarga-nya,
sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa makalah dengan judul  “Disiplin Kerja” ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun,untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa
menambah ilmubagi pembacanya.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih semoga Allah SWT meridhoi segala usaha
kita. Aamiin.

 
 
Paiton, 25 Febfuari 2022

 Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang ..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................5
C. Tujuan ...........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................7
1. Pengertian.......................................................................................................8
2. Jenis – Jenis Dasar Kedisiplinan Kerja .........................................................9
3. Tujuan Kedisiplinan Kerja ............................................................................10
4. Indikator Kedisiplinan Kerja..........................................................................11
5. Pedoman Dan Kedisiplinan............................................................................12
6. Usaha Meningkatkan Kedisiplinan................................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................14


A. Kesimpulan....................................................................................................15

Daftar Pusaka...........................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya.


Artinya sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi. Schultz mengatakan
ada beberapa faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja yaitu tingkat
kecerdasa, bakat, sifat kepribadian, tingkat pendidikan, kualitas fisik, etos atau
semangat kerja, dan disiplin kerja.
Kedudukan sumber daya manusia yang sangat penting tersebut untuk
mencapai tujuan dunia kerja yang semakin profesional dalam suatu organisasi.
Setiap lembaga atau instansi memerlukan pegawai yang memiliki kepribadian
tinggi dan memiliki kemampuan serta kecakapan dalam mengambil keputusan.
Penerapkan disiplin bertujuan agar kedisiplinan dapat ditingkatkan oleh para
pegawai dilembaga atau instansi tersebut. memiliki produktivitas yang tinggi.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran SDM tidak mungkin dipisahkan
dari tujuan perusahaan atau intansi, baik pemerintah maupun swasta. Salah satu
bentuk optimalisasi pengelolaan SDM adalah kedisiplinan kerja.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

 Apa pengertian dari Kedisiplinan Kerja?


1. Apa Saja Jenis – Jenis Dasar Kedisiplinan Kerja?
 Tujuan Kedisiplinan Kerja ?
 Bagaimana Usaha Meningkatkan Kedisiplinan ?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak di capai adalah :

 Untuk mengetahui Pengertian Kedisiplinan Kerja


 Untuk mengetahui Elemen Dasar Kedisiplinan Kerja
 Untuk mengetahui Tujuan Kedisiplinan Kerja
 Untuk mengetahui Indikator Kedisiplinan Kerja
 Untuk mengetahui Pedoman Dan Kedisiplinan
 Untuk mengetahui Usaha Meningkatkan Kedisiplinan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian

Menurut malayu hasibuan, kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang


terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan
kesadaran untuk mentaati peraturan peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial.

Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti


yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin
«Disciplina» yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan
sikap yang layak terhadap pekerjaan.

Disiplin merupakan tindakan untuk mendorong anggota organisasi untuk


memenuhi tuntutan sebagai ketentuan yang telah ditetapkan organisasi dan
diharapkan dapat dipatuhi oleh pegawainya. Pendisiplinan pegawai diartikan
sebagai suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan prilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara
suka rela berusaha kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan
prestasi kerja .

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber daya


Manusia. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya
mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam
kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara
dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak
faktor yang mempengaruhi.

Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut


diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai
dengan prosedur, sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efisien
serta dapat meningkatkan produktivitas.

2
3. Jenis – Jenis Dasar Kedisiplinan Kerja

Menurut G.R. Terry (1993), disiplin kerja dapat timbul dari diri sendiri dan dari
perintah, yang terdiri dari :
a. Self Inposed Discipline yaitu disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar
kerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas dasar paksaan. Disiplin ini timbul
karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah menjadi
bagian dari organisasi sehingga orang akan tergugah hatinya untuk sadar dan
secara sukarela memenuhi segala peraturan yang berlaku.
b. Command Discipline yaitu disiplin yang timbul karena paksaan, perintah dan
hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini bukan/timbul karena perasaan ikhlas
dan kesadaran akan tetapi timbul karena adanya paksaan/ancaman dari
orang lain.

Dalam setiap organisasi atau perusahaan yang diinginkan adalah jenis disiplin
yang timbul dari dalam diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran. Akan
tetapi
dalam kenyataannya disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari
luar. Untuk dapat menjaga agar disiplin tetap terpelihara, maka perusahaan atau
organisasi perlu melaksanakan pendisiplinan. Seperti yang dikemukakan T. Hani
Handoko (2001, h; 208), adapun kegiatan-kegiatan pendisiplinan itu terdiri dari :

 Disiplin Preventif
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan
agar mengikuti berbagai standard dan aturan, sehingga
penyelewenganpenyelewengan dapat dicegah. Lebih utama dalam hal ini
adalah dapat ditumbuhkan disiplin diri (self discipline) pada setiap
karyawan tanpa
terkecuali untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin tanpa paksaan
tersebut perlu kiranya standar itu sendiri bagi setiap karyawan, dengan
demikian dapat dicegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya
pelanggaran atau penyimpangan dari standar yang telah ditentukan.

 Disiplin Korektif
Merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-
pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini dapat berupa satu
hukuman atau tindakan pendisiplinan yang wujudnya dapat berupa
peringatan-peringatan atau berupa schorsing

3
Daftar perilaku yang dapat dihukum adalah sebagai berikut :
a. Ketidakhadiran,
b. Kelambatan,
c. Mencuri,
d. Tidur ketika bekerja,
e. Mengancam pimpinan,
f. Melanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan bekerja,
g. Pembangkangan perintah,
h. Memperlakukan pelanggaran secara tidak wajar,
i. Memperlambat pekerjaan,
j. Menolak bekerjasama dengan rekan kerja,
k. Menolak untuk bekerja lembur,
l. Memiliki dan menggunakan obat-obatan terlarang ketika bekerja,
m. Merusak peralatan,
n. Menggunakan bahasa/kata-kata kotor, dan
o. Melakukan mogok kerja illegal.

Untuk memberlakukan hukuman terhadap pelanggaran disiplin perusahaan,


terdapat beberapa syarat pemberlakuan hukuman, yaitu :
 Penentuan waktu (Timing). Waktu penerapan hukuman merupakan hal
yang penting. Hukuman dapat dilaksanakan setelah timbulnya perilaku
yang perlu dihukum, segera atau beberapa waktu kemudian setelah
perilaku tersebut Hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan
hukuman meningkat jika hukuman diberlakukan segera setelah tindakan
yang tidak diinginkan dilakukan.
 Intensitas (Intensity). Hukuman mencapai keefektifan yang lebih besar
jika stimulus yang tidak disukai itu relatif kuat. Maksud dari syarat ini
ialah bahwa agar efektif, hukuman harus mendapatkan perhatian segera
dari orang yang sedang dihukum. Hukuman berintensitas tinggi atau
hukuman keras dapat menimbulkan rasa takut tertentu di tempat kerja
yang mencegah seseorang melakukan hal yang tidak sesuai dengan
aturan perusahaan.
 Penjadwalan (Scheduling). Dampak hukuman tergantung pada jadwal
berlakunya hukuman. Hukuman dapat diberlakukan setelah setiap
perilaku yang tidak diharapkan terjadi (jadwal berlanjut), waktu berubah
atau waktu tetap setelah perilaku yang tidak diharapakan terjadi (jadwal
interval variable atau tetap), atau setelah terjadinyasejumlah respon
terhadap jadwal variable atau tetap (jadwal rasio variable atau tetap).
Konsistensi penerapan setiap jenis jadwal hukuman secara konsisten
diperlukan terhadap setiap karyawan yang melanggar aturan perusahaan.
 Kejelasan alasan (Claryfying the Reason). Kesadaran atau pengertian
memainkan peranan penting dalam pelaksanaan hukuman. Dengan
memberikan alasan yang jelas mengenai mengapa hukuman dikenakan
dan pemberitahuan mengenai konsekuensi selanjutnya apabila perilaku

4
yang tidak diharapkan terulang kembali, secara khusus telah terbukti
efektif dalam proses pendisiplinan karyawan. Memberikan alasan pada
dasarnya memberitahu dengan pasti mengenai hal-hal yang tidak boleh
dilakukan kepada orang yang bersangkutan.
4. Tujuan Kedisiplinan Kerja

Melalui berbagai macam alasan disiplin kerja yang harus diketahui oleh
karyawan, aturan disiplin kerja juga membuat tujuan atau target yang ingin di
capai oleh perusahaan seperti:

 Menghilangkan pekerja yang tidak produktif, tujuan disiplin kerja


membantu perusahaan atau manajemen untuk mengidentifikasi perilaku
beracun di tempat kerja seperti bagi mereka yang selalu melanggar
kedisiplinan kantor. Perusahaan berhak untuk memecatnya setelah
melalui beberapa surat peringatan tentunya.
 Meningkatkan kinerja karyawan, tentu segala peraturan yang mengikat
terkait kedisiplinan yang diatur oleh manajemen bertujuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan sehingga karyawan lebih termotivasi
lagi untuk bekerja, selain perusahaan juga harus memperhatikan
kesejahteraan karyawan juga
 Membenarkan tidakan HRD, sebagaimana kita tahu bahwa HRD
memiliki peran agar kedisiplinan bisa terus dipatuhi oleh seluruh
karyawan, oleh sebab itu bagi karyawan yang sering melanggar aturan
maka sudah menjadi kewajiban bagi HRD untuk menilai, menegur dan
mungkin memberi sanksi. Sehingga aturan disiplin kerja ini jelas
diketahui oleh semua stakeholder.

5. Indikator Kedisiplinan Kerja

Kedisiplinan menjadi kunci terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan


masyarakat. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia
mengerjakan semua tugasnya yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal
mungkin dengan cara mencegah kerusakan atau kehilangan peralatan dan
perlengkapan kerja yang disebabkan oleh tidak adanya sikap kehati-hatian.
Disiplin berusaha mencegah keterlambatan dan kemalasan kerja karyawan serta
berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antarkaryawan dan mencegah
ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah penafsiran.
Disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan
peraturan dan ketentuan yang telah disepakati demi terwujudnya tujuan
organisasi. Karyawan yang tunduk pada ketetapan dan peraturan perusahaan
menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik dan sebaliknya karyawan
yang sering melanggar atau mengabaikan perusahaan maka karyawan tersebut
mempunyai disiplin kerja yang buruk. Menurut Fathoni dalam Hartatik
(2018:200),

5
terdapat indikator yang memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu
organiasi, sebagai berikut :
1. “Tujuan dan kemampuan
2. Keteladanan pimpinan
3. Keadilan
4. Pengawasan melekat
5. Sanksi hukuman
6. Ketegasan
7. Hubungan kemanusian”

Dari pendapat Fathoni tersebut diketahui bahwa indikator yang memengaruhi


disiplin kerja karyawan pada suatu organisasi sangat perlu diperhatikan oleh
setiap pihak khususnya sebagai pemimpin. Disiplin kerja diterapkan agar seluruh
karyawan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan patuh terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku pada organisasi tersebut. Karyawan yang
berdisiplin diri dalam bekerja akan menghasilkan pekerjaan yang baik juga.
Indikator yang harus diperhatikan tersebut, yaitu :
.1. Tujuan dan Kemampuan Karyawan yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang rendah tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada
akan menyebabkan terjadi indisipliner.

2. Keteladanan Pimpinan Seorang pimpinan harus dapat mempertahankan


perilaku yang positif sesuai dengan harapan karyawan karena pimpinan
merupakan panutan bagi karyawannya.

3. Keadilan Aturan yang dibuat harus diberlakukan untuk semua karyawan tanpa
memandang kedudukan. Sanksi yang diberikan juga harus merata kepada setiap
karyawan yang melakukan pelanggaran kerja.

4. Pengawasan Melekat Pengawasan melekat merupakan tindakan nyata yang


paling efektif karena pimpinan secara langsung mengawasi perilaku, gairah kerja
dan prestasi kerja karyawan.

5. Sanksi Hukuman Adanya sanksi hukuman menjadikan tindakan koreksi dan


pencegahan pelanggaran peraturan terhadap karyawan yang menentang dan
tidak mematuhi prsedur organisasi.

6. Ketegasan Pemimpin harus tegas ketika memberikan sanksi kepada karyawan


yang melakukan pelanggaran kerja agar karyawan berdisiplin diri dalam bekerja.

7. Hubungan Manusia Disiplin bertujuan untuk mendidik karyawan agar


mematuhi peraturan dan kebijakan yang ada pada suatu organisasi, hal ini
dilakukan agar menghasilkan kinerja yang baik. Disiplin kerja merupakan salah
satu metode untuk memelihara keteraturan.

6
6. Usaha Meningkatkan Kedisiplinan

cara mudah meningkatkan kedisiplinan karyawan berikut ini untuk memacu


kedisiplinan mereka secara perlahan.

 Penuhi Hak Kayawan secara Adil dan Transparan

Sebelum menuntut kedisiplinan tinggi dari karyawan Anda, coba introspeksi diri
terlebih dahulu: apakah Anda sudah memenuhi semua kebutuhan karyawan
Anda secara adil dan transparan?

Transparansi atau keterbukaan adalah sesuatu yang sangat sensitif bagi seorang
karyawan. Jika Anda memperlakukan antar-karyawan secara tidak adil, tentu
saja karyawan Anda berubah tidak respect kepada Anda.

Untuk itu, sebelum menuntut kedisplinan tinggi dari karyawan Anda, pastikan
Anda telah memenuhi semua hak karyawan secara adil dan transparan. Mulai
dari sistem penilaian, penggajian, hingga promosi jabatan.

 Sebagai Bos, Cobalah Memperlakukan Karyawan Sebagai Teman

Cara mudah meningkatkan kedisiplinan karyawan yang kedua yaitu perlakukan


karyawan Anda sebagai teman. Meskipun Anda seorang bos, hindari sifat bossy
yang dibenci karyawan Anda.

Anggap mereka sederajat dengan Anda, meski pada kenyataannya Anda adalah
atasan mereka. Dengan memperlakukan karyawan sebagai teman, mereka akan
merasa lebih nyaman dan tidak terkekang.

Sehingga, bertemu dengan Anda di kantor bukan lagi menjadi momok yang
menakutkan. Sebaliknya, layaknya seorang teman, maka karyawan Anda akan
senang dan antusias setiap bertemu dengan Anda.

Rasa nyaman inilah yang akan memacu karyawan Anda semakin rajin dan
disiplin dalam bekerja.

 Ciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Kondusif

Selama ini Anda mungkin hanya berfokus menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan kondusif dari segi fisik saja. Misalnya dengan mendesain interior
ruangan kerja yang asri, elegan, dan minimalis sambil berharap karyawan Anda
akan lebih semangat dalam bekerja.

7
Namun, itu saja belum cukup untuk meningkatkan kedispilinan karyawan Anda.
Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, tidak hanya dari segi
fisik ruangan kerja, namun juga hubungan antar pekerja.

Karyawan Anda adalah makhluk dengan sejuta sensitivitas emosi. Meskipun


ruangan kerja di kantor Anda terasa nyaman, akan menjadi sia-sia jika hubungan
antar-orang di dalamnya kaku seperti es yang beku.

Bekerja pun penuh rasa bosan, lelah, dan tidak bersemangat.

Untuk itu, saatnya menciptakan hubungan antar-pekerja yang membawa


kenyamanan satu sama lain. Dorong karyawan Anda untuk saling mendukung
dan menghargai, bukan berkompetisi.

 Buatlah Aturan Sewajarnya: Tegas Namun Tetap Manusiawi

Selama ini kita cenderung menilai bahwa kedisplinan dapat ditingkatkan melalui
pemberlakuan sejumlah aturan.

Hal itu tidak salah. Peraturan memang harus diciptakan, serta diberlakukan
secara tegas dan mengikat Namun, perlu digarisbawahi: Anda tidak harus
memberlakukan aturan secara ketat dan berlebihan hingga membuat karyawan
Anda merasa terkekang.

Buatlah aturan sewajarnya: tegas namun tetap manusiawi, terutama dalam


menentukan target dan kewajiban kerja.

Pastikan Anda memiliki data, ukuran, atau referensi pembanding yang tepat
sebagai acuan dalam menentukan setiap peraturan di kantor Anda.

Jangan terlalu memaksakan kehendak hanya untuk mengejar kedisiplinan


karyawan. Jika sikap ini yang Anda miliki, bersiaplah karyawan Anda akan
meninggalkan Anda secara perlahan.

 Dengarkan Ide dan Pendapat Karyawan

Kedisiplinan karyawan juga dapat ditingkatkan dengan memberikan mereka


kebebasan berpendapat atau urun ide.

Jangan hanya menuntut mereka melakukan semua pekerjaan sesuai keinginan


Anda, namun dengarkan juga bagaimana ide dan gagasan mereka. Berilah
karyawan kebebasan untuk berinovasi memajukan perusahaan.

Bisa jadi, ide dan gagasan mereka akan membantu Anda mengubah masa depan
perusahaan menjadi lebih baik lagi.

8
Dengan memberikan ruang inovasi selebar-lebarnya bagi karyawan, karyawan akan
merasa lebih dihargai dan mampu berkembang lebih baik lagi di kantor Anda.
Pekerjaan terasa tidak monoton dan mereka pun akan lebih bersemangat datang ke
kantor setiap hari

7. Usaha Meningkatkan Kedisiplinan

Strategi peningkatan produktivitas kerja memang cukup banyak dibahas.


Ada beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan. Produktivitas masing-
masing karyawan memang bisa terbentuk, tapi hal tersebut dapat berubah
tingkatannya. Sehingga untuk menciptakan dan memacunya secara konsisten
perlu usaha cukup besar.  
Praktikkan Disiplin Karyawan Secara Perlahan :
 Penuhi Hak Karyawan Secara Transparan dan Adil
Jika kita menginginkan disiplin yang cukup tinggi untuk karyawan maka
cobalah untuk memeriksa setiap proses alur kerja. Perlu ditanyakan apakah
memang benar kebijakan perusahaan telah memenuhi kebutuhan karyawan
secara transparan dan adil? Keterbukaan dan transparasi ini merupakan hal yang
cukup sensitif bagi sebagian orang. Apabila kita sebagai pemimpin
memberlakukan karyawan secara tidak adil maka hal itu akan membuat
karyawan tidak lagi menaruh respek.  Maka dari itu, sebelum
menuntut kedisiplinan tinggi dari karyawan pastikan jika pemimpin juga
memenuhi segenap hak mereka secara transparan dan adil. Bisa jadi hal itu
dimulai dari penggajian, penilaian sampai dengan promosi jabatan. 
 Coba Perlakukan Karyawan Sebagai Teman
Ada hal yang mudah untuk diterapkan dalam rangka melatih kedisiplinan,
misalnya adalah memperlakukan karyawan tersebut sebagai teman. Ini
merupakan pendekatan yang cukup unik. Ketika kita menjadi seorang bos maka
sebisa mungkin kita menghindari sifat bossy yang tidak disukai karyawan. Tidak
ada salahnya bila kita menganggap semua anggota tim adalah ‘sederajat’,
walaupun ada banyak perbedaan dalam jabatan struktural. Ketika kita
memperlakukan karyawan layaknya teman maka hal inilah yang membuat
mereka tidak terkekang lagi dan merasa lebih nyaman.
 Ciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif dan Nyaman
Mungkin kita selama ini sudah berfokus membuat lingkungan kerja kita
kondusif dan nyaman, tapi dari segi fisik saja. Sebagai permisalan adalah ketika
kita membuat desain interior ruang kerja yang elegan, agar karyawan kita bisa
lebih semangat dalam bekerja. 
 Dorong Karyawan untuk Saling Mendukung dan Memotivasi
Perlu diketahui jika karyawan kita merupakan orang-orang yang mempunyai
sensitivitas emosi yang berbeda-beda. Walaupun memang ruang kerja di kantor

9
kita sudah terasa nyaman, hal itu akan menjadi tidak maksimal jika antar orang-
orangnya tidak berinteraksi dengan baik. Maka dari itu memang dalam hal
penciptaan hubungan antar pekerja harus membawa kenyamanan satu dengan
yang lainnya. Di sini wajib bagi kita untuk mendorong karyawan agar saling
menghargai dan mendukung satu sama lainnya bukan menjadi sebuah kompetisi.
 Buat Aturan Sewajarnya, Tapi Tegas untuk Disiplin Karyawan
Memang penilaian selama ini akan cenderung beranggapan bahwa
peningkatan kediplinan bisa dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan
tertentu yang mengikat. Tentunya hal yang satu ini jika dilihat memang tidak
ada salahnya. Aturan memang harus diwujudkan dan pemberlakuannya tegas.
Tapi yang harus digarisbawahi adalah kita tidak melulu harus memberlakukan
secara berlebihan dan ketat saja sehingga membuat karyawan merasakan
terkekang. 
 Tentukan Target Kerja Berdasarkan Kewajiban Karyawan
Pastikan terlebih dahulu jika kita mempunyai ukuran, data atau referensi
lainnya sebagai perbandingan-perbandingan yang tepat dan sebagai acuannya
ketika sedang menentukan tiap aturan yang ada di kantor. Tidak disarankan jika
hanya memaksakan kehendak tersebut hanya karena ingin mengejar
kedisiplinannya saja. Apabila sikap seperti ini yang kita punya dan terapkan
maka kemungkinan besar karyawan kita akan kabur perlahan-lahan.

 Dengarkan Ide dan Pendapat Karyawan


Tentunya hal ini juga dapat meningkatkan perlahan-lahan kedisiplinan dari
karyawan. Cara memberi kebebasan dalam hal ide atau berpendapat merupakan
salah satunya. Kita wajib memberikan kepada mereka kebebasan untuk selalu
melakukan inovasi demi inovasi yang dapat kemudian memajukan
perusahaan. Tentunya bisa jadi gagasan dan ide merekalah nantinya akan bisa
membantu agar dapat mengubah masa depan perusahaan menjadi lebih baik
lagi. 

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Disiplin kerja dapat melekat pada diri seseorang dikarenakan faktor tuntutan
dalam lingkungan organisasi maupun kebutuhan secara pribadi serta disiplin kerja
dapat tumbuh karena kepercayaan secara turun temurun, yang mana apabila
melanggarnya ia akan dikenai sanksi atau perasaan bersalah walaupun tidak dikenai
sanksi. Disiplin kerja yang dilakukan seseorang disebabkan karena ada tujuan
tertentu.
2. Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut
diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai
dengan prosedur, sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efisien serta
dapat meningkatkan produktivitas.

11
DAFTAR PUSTAKA
As'ad. 2001. Psikologi Industri. Edisi Ke 4, Cetakan Ke-6. Yogyakarta: Liberty.
Fathoni. Abdurrahman. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ginting, Eva Flora, 2010. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan
pada PT. Bank Rakvat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau. Skripsi.
Medan: Fakultas Ekonomi Universitas
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19502 Sumatera Utara
Hasibuan, Malayu SP. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Putri. Ernindya 2012. Pengaruh Disiplin dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. http://repository.
usu.ac.id/handle/123456789/33735
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2008. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks:
Singian. Sondang P. 2002. Meningkatkan Produktivitas Kerja. Surabaya: Rineka Cipta
Siagian. Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: PT Bumi
Aksara. Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:
Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Singodimedjo, Markum. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: SMMAS.
Sutrisno, Edy, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Kencana Prenada
Media Kelompok.https://www.academia.edu/23913576/makalah_disiplin

12

Anda mungkin juga menyukai