Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KEDISIPLINAN KERJA

DISUSUN OLEH :

1. Nopri Damayanti 21.11.149


2. Indra Sari 21.11.252P
3. Dimas Pratama 21.11.127

DOSEN PEMBIMBING :
Dita Marisa Putri, SE., M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU


ADMINISTRASI SATYA NEGARA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Disiplin Kerja tepat waktu.
Makalah Disiplin Kerja disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah manajemen
sumber daya manusia di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Satya Negara. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang manajemen sumber
daya manusia.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah
manajemen sumber daya manusia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, 17 November 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................................4
A. Definisi........................................................................................................................................4
B. Jenis-jenis Disiplin Kerja............................................................................................................5
C. Pendekatan Dalam disiplin kerja.................................................................................................6

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Artinya sumber daya atau
penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang lainnya, yaitu sumber daya
alam maupun teknologi. Tenaga keja yang berkualitas seperti menurut sagir (1988) ditandai oleh
ketrampilan yang memadai, profesional, dan kreatif. Schultz (1989) mengatakan ada beberapa
faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja yaitu tingkat kecerdasan, bakat, sifat kepribadian,
tingkat pendidikan, kualitas fisik, etos atau semangat kerja, dan disiplin kerja.

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang mempunyai keterampilan,
kemampuan, dan etos kerja yang tinggi. Setiap lembaga atau instansi memerlukan pegawai yang
memiliki kepribadian tinggi dan memiliki kemampuan serta kecakapan dalam mengambil
keputusan. Penerapkan disiplin bertujuan agar kedisiplinan dapat ditingkatkan oleh para pegawai
dilembaga atau instansi tersebut memiliki produktivitas yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya peran SDM tidak mungkin dipisahkan dari tujuan perusahaan atau intansi, baik
pemerintah maupun swasta. Salah satu bentuk optimalisasi pengelolaan SDM adalah kedisiplinan
kerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka


rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana peran kedisiplinan dalam meningkatkan motivasi kerja?
2. Bagaimana peran kedisiplinan dalam meningkatkan kinerja perusahaan?

3
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai


adalah :
1. Untuk mengetahui peran kedisiplinan dalam meningkatkan motivasi kerja.
2. Untuk mengetahui peran kedisiplinan dalam meningkatkan kinerja

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Disiplin kerja (Nitisemito, 2002:199) adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela
dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah
baik tertulis maupun tidak tertulis. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja
dan efektivitas. tugas pekerjaan. Jika kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan
tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sebagai gambaran
apabila suatu Pemerintah hanya memperhatikan tentang pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa
memikirkan semangat dan disiplin kerja Pegawai, maka pendidikan, keahlian dan teknologi yang
tinggi sekalipun tidak akan menghasilkan produk yang maksimal bila yang bersangkutan tidak
dapat memanfaatkannya secara teratur dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang tinggi.

Untuk lebih mengefektifkan peraturan yang telah dikeluarkan dalam rangka menegakkan disiplin,
perlu adanya aturan tentang disiplin pegawai. Disamping itu perlu ada contoh teladan dari
seorang pimpinan, sebab pimpinan merupakan panutan dari bawahannya. Pimpinan harus mampu
menggerakkan dan mengarahkan Pegawai karena pimpinan bertanggung jawab terhadap
keberhasilan dan kegagalan Pegawai. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik Pegawai untuk
mematuhi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja
yang baik.

B. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Handoko (2001: 208), disiplin dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:


1. Disiplin Preventif
Yaitu disiplin yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong
disiplin diri di antara para karyawan, dengan cara ini para karyawan menjaga
disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa.
2. Disiplin Preventif

5
Disiplin yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih
lanjut, dapat berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan.
Sebagai contoh, tindakan kedisiplinan bisa berupa peringatan atau skorsing.
Bentuk-bentuk disiplin Simamora (2004:749) adalah sebagai berikut
a. Disiplin Manajerial
Dimana segala sesuatu tergantung pada pemimpin dari permukaan hingga akhir. Ada sekelompok
orang yang akan mengarahkan apa yang harus mereka lakukan. Hanya melalui arahan individu
kelompok itu menumbuhkan kinerja yang berharga, segala sesuatu tergantung pemimpin.
b. Disiplin Tim
Dimana kesempurnaan kinerja bermuara dari ketergantungan satu dengan yang lain.
Ketergantungan ini bertambah dari suatu komitmen setiap anggota terhadap seluruh organisasi
akan menjadi kejatuhan semua orang. Hal ini biasanya dijumpai pada kelompok kerja yang relatif
kecil.
c. Disiplin Dini
Dimana pelaksanaan tunggal sepenuhnya tergantung pada pelatihan, ketegasan dan kendala dir.

C. Pendekatan Dalam disiplin kerja

Sistem displin karyawan dapat dipandang sebagai suatu penerapan modifikasi perilaku untuk
karyawan yang bermasalah atau karyawan yag tidak produktif. Disiplin yang terbaik adalah jelas
disiplin diri, karena sebagian besar orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya di
pekerjaan dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara
efektif. Adapun pendekatan-pendekatan dalam disiplin kerja karyawan (Mathis dkk, 2002: 314)
adalah:
a. Pendekatan disiplin positif
Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan
yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruksi tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini
fokusnya adalah pada penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang
diharapkan, dan bukannya menggunakan hukuman (penalti) untuk mencegah perilaku yang tidak
diharapkan. Kekuatan pendekatan positif ini dalam displin adalah fokusnya pada pemecahan
masalah. Juga, karena karyawan merupakan partisipan aktif selama proses tersebut, maka
perusahaan yang menggunakan pendekatan ini cenderung memenangkan tuntutan hukum jika
karyawan mengajukan tuntutan. Kesulitan utama dengan pendekatan positif terhadap disiplin

6
adalah jumlah waktu yang sangat lama untuk melatih para supervisor dan manajer yang
diperlukan.
b. Pendekatan Disiplin Progresif
Disiplin progresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk prilaku karyawan.
Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan dan tulisan sebelum
berlanjut ke PHK, dengan demikian, disiplin progresif menekankan bahwa tindakan- tindakan
dalam memodifikasi prilaku akan bertambah berat secara progresif (bertahap) jika karyawan tetap
menunjukkan prilaku yang tidak layak. Seorang karyawan diberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya sebelum diberhentikan, dengan mengikuti urutan progresif akan
memastikan bahwa sifat dan keseriusan maslah telah dikomunikasikan dengan jelas kepada
karyawan

Anda mungkin juga menyukai