Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“Pentingnya Tindakan Disiplin Bagi Karyawan dan Bagi Perusahaan”

Disusun Oleh:

Angeline Joalsa Triastuti

4518012080

Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-
Nya yang telah memberikan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dengan judaul Pentingnya Tindakan Disiplin
Kerja.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik, saran
dan pengembangan selanjutnya sangat diperlukan dalam karya tulis dengan topik ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya dan bagi
masyarakat pada umumnya.

Makassar, 27 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
Pendahuluan.......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Makalah..............................................................................................................1
1.3. Tujuan Makalah...................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Definisi Kedisiplinan............................................................................................................2
2.2 Pendekatan Disiplin Kerja..................................................................................................2
2.3 Pelaksanaan dan Penetapan Disiplin...............................................................................3
2.4 Upaya Peningkatan Disiplin...............................................................................................4
2.5 Pentingnya Kedisiplinan.....................................................................................................4
2.6 Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Disiplin.............................................................5
BAB III..................................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................7

ii
BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang
memiliki berbagai macam tingkah laku, harapan, motivasi dan pandangan yang berbeda
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Agar tujuan dapat tercapai
maka diperlukan alat yang dapat mengkoordinasi perilaku dan tindakan tersebut.  Dan alat
untuk mengatur dan mengelolah itu adalah manajemen. Dalam suatu organisasi tidak bisa
berjalan dengan baik jika sumber daya manusia tidak ada. Dalam suatu organisaasi sumber
daya manusia sangat diperlukan demi tercapainya tujuan yang ditetapkan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efesisen membantu terwujudnya tujuan organisasi.
Manajemen yang mengatur unsur manusia sering disebut manajemen kepegawaian atau
personalia yang ditetapkan pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Organisasi akan lebih efektif dan efesien jika pegawai memiliki tingkah laku disiplin yang
baik, baik dari segi waktu, pekerjaan dan sebagainya.

 Bagi sebuah perusahaan motivasi dan disiplin kerja, termasuk hal yang paling
penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk
berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh atasan
dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu organisasi atau dalam lingkup
sebuah kantor. Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu
diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai
atau karyawan tersebut

1.2. Rumusan Makalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah
dalam makalah ini yaitu bagaimana tindakan disiplin bagi karyawan dan bagi perusahaan.
1.3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah mengetahui pentingnya tindakan disiplin bagi
karyawan dan bagi perusahaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kedisiplinan


Disiplin berasal dari kata “disciple” yang artinya pengikut atau penganut. Pada
kenyataan banyak peraturan organisasi yang harus ditaati apabila seorang karyawan selalu
datang dan pulang tepat pada waktunya, berarti salah satu kedisiplinan yang tinggi tidak
bisa dilihat hanya dari salah satu faktor saja. Kedisiplinan dapat ditegakkan apabila
sebagian dari peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar karyawan. Disiplin menurut
Hasibuan adalah kesadarandan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan menurut Mangkunegara,
disiplin adalah sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperoleh pedoman-pedoman
organisasi.
2.2 Pendekatan Disiplin Kerja
Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian besar orang
memahami apa yang diharapkan dari dirinya di pekerjaan dan biasanya karyawan diberi
kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Adapun pendekatan-
pendekatan dalam disiplin kerja karyawan adalah:
1. Pendekatan disiplin positif
Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran
merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruksi tanpa perlu
hukuman. Dalam pendekatan ini fokusnya adalah pada penemuan fakta dan
bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya menggunakan
hukuman (penalti) untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Kekuatan
pendekatan positif ini dalam displin adalah fokusnya pada pemecahan masalah.
2. Pendekatan disiplin progresif
Disiplin progresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk prilaku
karyawan. Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan
dan tulisan sebelum berlanjut ke PHK, dengan demikian, disiplin progresif
menekankan bahwa tindakan-tindakan dalam memodifikasi prilaku akan bertambah
berat secara progresif (bertahap) jika karyawan tetap menunjukkan prilaku yang tidak
layak. Seorang karyawan diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya
sebelum diberhentikan, dengan mengikuti urutan progresif akan memastikan bahwa
sifat dan keseriusan maslah telah dikomunikasikan dengan jelas kepada karyawan.

Beberapa faktor yang mengarah kepada praktik disiplin yang efektif di perusahaan
adalah:

2
1. Pelatihan untuk Supervisor
Pelatihan untuk supervisor dan para manajer tentang kapan dan bagaimana disiplin
digunakan merupakan hal yang kritikal. Melatih para supervisor tentang keadilan
prosedural sebagai dasar pendisiplinan menyebabkan karyawan maupun pihak lain
melihat disiplin sebagai tindakan yang lebih adil dibandingkan dengan disiplin yang
dilakukan oleh para supervisor yang tidak terlatih. Apapun pendekatan disiplin yang
digunakan, adalah penting untuk memberikan pelatihan mengenai keterampilan
konseling dan komunikasi, karena para supervisor dan manajer akan
menggunakannya saat berurusan dengan masalah kinerja karyawannya.
2. Konsistensi dari Tindakan Pendisiplinan
Para manajer yang mengadministrasikan pendisiplinan haruslah mempertimbangkan
efek tindakan disiplin yang diambil manajer lain dan tindakan disiplin lainnya yang
diambil di masa lalu. Disiplin yang konsisten membantu menetapkan batasan dan
menginformasikan orang-orang mengenai apa yang boleh dan tidak boleh
dikerjakan. Disiplin yang inkosisten dapat menimbulkan kebingungan dan
ketidakpastian.
3. Dokumentasi
Disiplin yang efektif mengharuskan adanya penyimpanan data tertulis yang akurat
dan pemberitahuan tertulis kepada karyawan. Dalam sejumlah kasus, tidak adanya
pemberitahuan tertulis telah digunakan untuk mendukung argumentasi karyawan
bahwa dia “tidak tahu apa-apa”.
4. Tindakan Disiplin yang Segera
Sebagai tambahan, disiplin yang efektif harus langsung. Makin lama waktu yang
terentang antara pelanggaran dan tindakan disiplin, maka makin kurang efektiflah
tindakan disiplin tersebut.
5. Disiplin yang Impersonal
Pada akhirnya disiplin yang efektif haruslah ditangani secara impersonal. Para
manajer memang tidak dapat membuat tindakan disiplin menjadi suatu pengalaman
yang menyenangkan, namun mereka dapat meminimalkan efek yang tidak
menyenangkan dengan cara menyampaikannya secara impersonal dan
memfokuskan kepada perilakunya, bukan orangnya.
2.3 Pelaksanaan dan Penetapan Disiplin
Untuk mengkondisikan karyawan perusahaan agar bisa melaksanakan tindakan
disiplin maka terdadap beberapa prinsip pendisiplinan:
1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi
Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan didepan orang
banyak agar karyawan yang bersangkutan tidak merasa malu dan sakit hati. Hal ini

3
akan memalukan bawahan yang ditegur (meskipun mungkin memang benar
bersalah) sehingga bisa menimbulkan rasa dendam.
2. Pendisiplinan harus bersifat membangun
Dalam pendisiplinan ini selain menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan oleh
karyawan haruslah diikuti dengan petunjuk cara pemecahannya yang bersifat
membangun, sehingga karyawan tidak merasa bingung dalam menghadapi
kesalahan yang telah dilakukan dan dapat memperbaiki kesalahan tersebut.
3. Pendisiplinan dilakukan secara langsung dengan segera
Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa karyawan telah
melakukan kesalahan sehingga karyawan dapat mengubah sikapnya secepat
mungkin.
4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan
Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih, siapapun yang
telah melakukan kesalahan harus mendapatkan tindakan disiplin secara adil tanpa
membeda-bedakan.
5. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu karyawan absen
Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang bersangkutan secara
pribadi agar dia tahu telah melakukan kesalahan.
6. Setelah pendisiplinan hendaknya wajar kembali
Sikap wajar hendaklah dilakukan pemimpin terhadap karyawan yang telah
melakukan kesalahan tersebut, sehingga proses kerja dapat berjalan lancar kembali
dan tidak kaku dalam bersikap.
2.4 Upaya Peningkatan Disiplin
1. Memberikan pujian kepada pegawai yang telah menyelesaikan tugas
2. Memberikan teguran kepada pegawai yang berbuat salah.
3. Memberikan penjelasan yang penerangan mengenai hal-hal yang belum diketahui
untuk menghilangkan rasa ragu-ragu.
4. Memberikan latihan dan kegiatan yang berkesenimbungan untuk menambah
keterampilan dan rasa percaya diri.
2.5 Pentingnya Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah fungsi operatif ke enam dari Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin
karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan
yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha

4
agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif
dalam kepemimpinannya, jika bawahannya berdisiplin baik. untuk memelihara dan
meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang
secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnnya.
Jadi, jika ia mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.
Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan
peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak. Jadi, seseorang akan bersedia
mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sukarela
maupun karena terpaksa. Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang
tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan
untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib
yang baik diperusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja,
efesiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini karena akan mendukung
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit
mencapai tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan
tersebut kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan
menaati peraturan-peraturan yang ada.
Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik karyawan
supaya menaati peraturan perusahaan. Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap
semua karyawan. Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan
tercapai. Peraturan tanpa dibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya
bukan menjadi alat pendidik bagi karyawan. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
organisas perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit perusahaan untuk
mewujudkan tujuannya.
2.6 Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Disiplin
1. Menciptakan peraturan-peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh
para karyawan
2. Menciptakan dan memberi sanksi-sanksi bagi pelanggar disiplin
3. Melakukan pembinaan disiplin melalui pelatihan-pelatihan kedisiplinan yang terus
menerus

5
BAB III

PENUTUP

Disiplin berasal dari kata “disciple” yang artinya pengikut atau penganut. Kedisiplinan

sangat penting bagi karyawan dan perusahaan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai

dengan efektif dan efisien. Kedisiplinan dapat ditegakkan apabila sebagian dari peraturan-

peraturan ditaati oleh sebagian besar karyawan. Peraturan sangat diperlukan untuk

memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang

baik diperusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efesiensi, dan

efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Sebaliknya jika kedisiplinan karyawan kurang

baik, berarti penerapan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia pada perusahaan

kurang baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu SP. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai