Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

DISIPLIN KERJA

Dosen pengampu :

Tia Sutianingsih, SE.MM


   
Disusun oleh :

ACHMAD ADI WIDODO

( M 26180285 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMNI ATMA BAKTI SURAKARTA


TAHUN
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alahmdulillah, puji dan syukur kepeda Allah SWT  atas


terselesaikannya makalah ini yang berjudul  “Disiplin kerja”.  Shalawat beriring
salam kita penjatkan kepada Nabi Muhammad Saw yang  mana telah menjadi
teladan bagi umatnya.

Kiranya Makalah ini bisa memenuhi pengetahuan kita khususnya mahasiswa


terhadap disiplin kerja perbaikan dan penyempurnaan. Untuk saran dan kritik yang
membangun dari pembaca diterima dengan senang hati.
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang

Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan  motivasi dan disiplin kerja,


termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja
merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama
yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam
suatu organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu
diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari
pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan
timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan
adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta
lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara
maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.

B.     Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu :


1.      Pengertian disiplin kerja ?
2.      Jelaskan macam – macam disiplin kerja ?
3.      Sebutkan tujuan disiplin kerja ?
4.      Sebutkan fungsi disiplin kerja ?
5.      Sebutkan konsep pendisiplinan ?
6.      Bagaimana cara menegakkan disiplin kerja ?
7.      Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja ?
8.      Bagaimana pendekatan disiplin kerja ?
9.      Apa saja hambatan disiplin kerja ?
10.   Bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja ?

C.     Tujuan masalah
Adapun tujuan dari masalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian disilplin kerja
2.      Menegetahui macam-macam disiplin kerja
3.      Mengetahui tujuan disiplin kerja
4.      Mengetahui fungsi disiplin kerja
5.      Mengetahui bagaimana konsep pendisiplinan
6.      Mengetahui bagaimana cara menegakkan disiplin kerja
7.      Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
8.      Mengetahui pendekatan disiplin kerja
9.      Mengetahui apa saja hambatan disiplin kerja
10.  Mengetahui bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi disiplin kerja

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang
berlaku. Sebagai contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk bekerja,
mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan
untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat
dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi,
terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau
berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh
penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga
seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang
diamanahkan kepadanya.
        Para ahli mengemukakan pengertian disiplin kerja di antaranya adalah :
1.      Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati,
menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
2.      Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai suatu
proses bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.
Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin
pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para
anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup:
1.  Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,
2.  Adanya kepatuhan para pengikut,
3.  Adanya sanksi bagi pelanggar

B.     Tipe-tipe disiplin kerja

1.      Tipe – tipe kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :


Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti
berbagai standart dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran
pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara para
karyawan/pegawai. Dengan cara ini para karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas,
bukan karena paksaan manajemen.
2.      Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang
dilakukan karyawan / pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan mencegah
terjadinya pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa bentuk hukuman
dan disebut tindakan pendisiplinan. Contohnya dengan tindakan skorsing terhadap
karyawan.
3.       Disiplin progresif yaitu tindakan memberi hukuman berat terhadap pelanggaran
yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin progresif antara lain:
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).

C.     Tujuan disiplin kerja


Disiplin kerja sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan dari
disiplin kerja itu sendiri sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien.
Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang
teratur, tertib, dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana
sebelumnya.
Disiplin kerja yang di lakukan secara terus-menerut oleh manajemen di maksudkan
agar para pegawai memiliki motivasi untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya
sanksi tetapi timbul dari dalam dirinya sendiri.
Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di kutip dari Rusmiati
Ernawati (2003:32) mengemukakan tujuan di laksanakannya disiplin kerja, sebagai
berikut
a.       Pembentukan sikap kedali diri yang Positif.
Sebuah organisasi sangat mengharpakan para pegawainya memiliki sikap kendali
yang positif, sehingga ia akan berusaha untuk mendisiplinkan dirinya sendiri tanpa
harus ada aturan yang akan memaksanya dan ia pun akan memiliki kesadaran
untuk menghasilkan produk yang berkualitas tanpa perlu banyak di atur oleh
atasanya.
b.      Pengendalian kerja.
Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan efektif dan sesuai
dengan tujuan daro organisasi, maka di lakukan pengendalian kerja dalam bentuk
standar dan tata tertib yang di berikan oleh organisasi.
c.       Perbaikan sikap.
Perubahan sikap dapat di lakukan dengan memberikan orentasi, pelatihan,
pemberlakuan sanksi dan tindakan-tindakan lain yang di perlukan pegawai.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka disiplin kerja bertujuan untuk
memperbaiki efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam nrangka
mencapai sasaran yang telah di tetapkkan oleh organisasi.

D.     Fungsi disiplin kerja


Disiplin kerja sangat di butuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi prasyarat
bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang akan
membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian
tujuan.
Pendapat tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u (2004:38) yang
mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :
a.       Menata kehidupan bersama
b.      Membangaun kepribadian
c.       Melatih kepribadian
d.      Hukuman
e.       Menciptakan lingkungan kondusif.
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu
atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu
dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.
Disiplin juga dapat  membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang
memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram,
sangat berperan dalam membanguan kepribadian yang baik.

E.     Konsep kedisiplinan
Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1.      Disiplin Berdasarkan Tradisi
Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang terdiri dari pendaftaran
pelanggaran dan catatan dari hukuman terhadap setiap pelanggaran. Disiplin ini
dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan cenderung penegakan
disiplin secara otoriter. Tindakan disiplin ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan
dan tidak perna sebaliknya, (suatu tindakan yang sepihak). Hal ini disebabkan
pemahaman kurang efektif yang dianut oleh pemimpin perusahaan, yang
menganggap karyawan adalah bawahannya untuk menuruti dan mematuhi segala
keputusan yang ada tanpa perna karyawan diajak berunding untuk diminta
pendapatnya apakah mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan
mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh sebuah
perusahaan.
Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu batasan atas
kesalahan yang diperbuatnya atau lebih tepatnya disiplin adalah suatu sanksi bukan
suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. Adapun tujuan dari hukuman adalah
agar orang yang melakukan kesalahan atau pelanggaran merasa takut dan berjanji
untuk tidak melakukan kesalahan yang telah dilakukan karyawan tersebut.
2.      Disiplin Berdasarkan Sasaran
Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai lawan dari disiplin tradisi bila
dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap secara sah atau berlaku apabila dapat
diterima secara sukarela oleh semua kompenen didalam organisasi tersebut, apabila
tidak dapat diterima maka secara otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk
diterapkan dalam organisasi. Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi
pembentukan tingkah laku sebagai hukuman. Masa lampau dipandang sebagai
suatu yang sangat berharga, sesuatu yang dianggap memberi pengalaman dan
berguna dalam merumuskan dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan
penuntut yang pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini
berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia
sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu menangani dan
menjawab itu semua.

F.      Cara menegakkan disiplin kerja

Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:


a.       Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran
Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
b.      Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar
tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c.       Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan
diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena
alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena
mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.
d.      Disiplin Harus Impersona
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan
marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu
beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan
karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan
yang positif guna memperkuat jalinanhubungan antara karyawan dan atasan.
e.       Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan
tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat.
Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku
pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan
menurunkan prestasi.
G.    Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja
dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydan (1996:202), faktor-faktor tersebut
antara lain :
a.       Besar kecilnya pemberian kompensasi.
b.      Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
c.       Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
d.      Ada tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.
e.       Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.
f.       Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.
g.      Di ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

H.    Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam


pendekatan dalam disiplin kerja yang di laksanakan dalam suatu organisasi atau
lembaga, yaitu :
1.      Pendekatan disiplin Modern
Disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di
luar hukuman.
2.      Pendekatan disiplin dengan tradisi
Disiplin tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman.
3.      Pendekatan disiplin bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan memiliki asumsi, bahwa :
a.       Disiplin kerja harus dapat di terima dan di pahami oleh semua pegawai.
b.      Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.
c.       Disiplin di tujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
d.      Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap
perbuatannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan disiplin kerja maupun


yang di laksanakan dalam perusahaan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan
disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki tindakan indisipliner yang terjadi
dengan cara yang efektif.
I.       Hambatan disiplin kerja
Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin kerja,
terdapat pula faktor-faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam diri
seseorang, faktor penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri
maupun dari lingkungan sekitarnya.
Menurut Dolet Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor penghambat disiplin di
antaranya :
1.      Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada
atasan atau pimpinan
2.      Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.
3.      Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat.
4.      Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat.
5.      Sikap perfeksionis.
6.      Perasaan rendah diri atau inferior.
7.      Perasaan takut dan kuatir.
8.      Perasaan tidak mampu.
9.      Kecemasan.
10.  Suara hati dan rasa bersalah yang keliru.
11.  Kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.

Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin kerja berasal dari


lingkungan sebagai faktor eksternal yaitu masyarakat yang menekankan ketaatan
yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau pimpinan dan masyarakat yang
terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang tidak sehat; sikap
perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan kuatir; perasaan tidak
mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang keliru; dan kelekatan-
kelekatan yang tidak teratur.

J.      Sanksi Disiplin Kerja


Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai
yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi.
Sedangkan sanksi pelanggaran adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan
organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur
pimpinan organisasi.
Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya
berlaku dalam suatu oranisasi yaitu:
1)      Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan jenis:
Teguran Lisan       
Teguran Tertulis
Pernyataan tidak puas secara tertulis

2)      Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan rincian :


Penundaan kenaikan gaji
Penurunan gaji
Penundaan kenaikan jabatan

3)      Sanksi Pelanggaran Berat, dengan rincian :


Penurunan pangkat
Pembebasan dari jabatan
Pemberhentian
Pemecatan
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja merupakan
tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat
memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi
tersebut Di harapkan untuk di kemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi
kebiasaan berpikir baik, positif, bermakna, dan memandang jauh ke depan. Disiplin
bukan hanya soal mengikuti dan menaati peraturan, melainkan sudah meningkat
menjadi disiplin berpikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek
kehidupannya.

B.     Saran
Disiplin itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat
berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan
yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat
diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi
tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita hidup
berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003


Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara:2005
Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Edisi Ke-enam Jilid I. (Alih Bahasa
oleh Mohamad Masud. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai