Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI

Carilah informasi dari berbagai literature tentang kedisiplinan pegawai di Indonesia!


Dari hasil pencarianmu tersebut buatlah makalah tentang kedisiplinan pegawai!Ketik secara
rapi,cetak dan beri nama sendiri dan kumpulkan kepada bapak/ibu guru untuk diberi penilaian!
MAKALAH KEDISIPLINAN KARYAWAN
D
I

S
U
S
U
N

O
L
E
H

CUT PUTRIYANI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
                Di dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun manusia berada, dibutuhkan peraturan-peraturan
dan ketentuan-ketentuan tang akan mengatur dan membatasi setiap kegiatan dan perilakunya. Manusia
sebagai individu terkadang ingin hidup bebas, sehingga ia ingin melepaskan diri dari ssegala ikatan dan
peraturan yang membatasi kegiatan dan perilalkunya.Namun manusia juga merupakan makhluk sosial
yang hidup di antara individi-individu lain, dimana ia mempunyai kebutuhan akan perasaan diterima
oleh orang lain.
Program disiplin karyawan ini hendaknya disusun secara cermat berdasarkan kepada metode-metode
ilmiah yang berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan atau organisasi saat ini
maupun untuk waktu yang akan datang. Disiplin harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mecapai hasil yang
optimal.
      Disiplin karyawan diarsakan semakin penting mamfaatnya, karena adanya tuntutan
pekerjaan/jabatan dan bertujuan baik untuk karier maupun non karier karyawan  baru/lama melalui
disiplin. Disiplin juga merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin
karyawan, maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik ,
sulit bagi organisasi atau badan mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya
rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong
gairah kerja, semangat kerja dan mendukung tewujudnya tujuan suatu organisasi  atau badan, karyawan
dan masyarakat. Karena itu setiap manajer selalu berusaha, agar para bawahannya mempunyai disiplin
yang baik .Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya
berdisiplin dengan baik.Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang
sangat sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
1.2  Rumusan Masalah
      1.            Pengertian disiplin karyawan
      2.            Pentingnya disiplin karyawan
      3.            Faktor-faktor yang memengaruhi disiplinan karyawan
      4.            Pelaksanaan disiplin karyawan
      5.            Hubungan disiplin dengan produktivitas kerja karyawan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Disiplin karyawan
                Singodimedjo (2002), mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang
untuk mematuhi dan nentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan
yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedabgkan disiplin yang merosot akan menjadi
penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
                Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap
peraturan dan ketentuan perusahaan. Bentuk disiplin yang baik akan tercemin pada suasana, yaitu:
1.      Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan
2.      Tinggi semangay dan gairah kerja dan inisiatif  para karyawan dalam melakukan pekerjaan
3.      Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
4.      Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan
5.      Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan
Latainer (dalm Soeiono, 1995), mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan yang berkembang di dalam
tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada
keputusan, peraturan,  dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan perilaku.
Bagi Beach (dalam Siagian, 2002), disiplin mempunyai dua pengertian. Arti yang pertama, melibatkan
belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman. Arti yang kedua lebih
sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap
hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang
menyebabkan iadapat menyesu Pengertian disiplin sering juga disebut adalah fungsi operasional kedua
dari manajemen personalia. Disiplin karyawan (baru/lama) perlu dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan.Agar disiplin inidapat dilaksanakan dengan baik terlebih dahulu harus dietetapkan
program disiplin karyawan.
Program disiplin karyawan ini hendaknya disusun secara cermat berdasarkan kepada metode-metode
ilmiah yang berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan atau organisasi saat ini
maupun untuk waktu yang akan datang. Disiplin harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mecapai hasil yang
optimal

Disiplin karyawan diarsakan semakin penting mamfaatnya, karena adanya tuntutan pekerjaan/jabatan
dan bertujuan baik untuk karier maupun non karier karyawan  baru/lama melalui disiplin. Dalam buku-
buku text book maupun praktek, banyak kita jumpai istilah yang digunakan untuk membahas masalah
pelatihan karyawan ini.Fllifo dalam bukunya personel management menggunakan istilah disisplin untuk
peningkatan pengetahuan atau keterampilan karyawan.
Untuk memudahkan pembahasannya, penulis kutip dari berbagai sumber mengenai pengertian dan
istilah-istilah diatas anatara lain: “Disiplin dalah usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun
pengetahuan bagi karyawan  agar pelaksanaan pencapaian tujuan tercapai”. ( Heidjaracman Suad
Husnan, 1990,4:77 )
Maka dalam pengertian ini istilah disiplin karyawan mencakup pengertian disiplin sebagai sarana
peningkatan keterampilan dan pengetahuan umum bagi karyawan.
Disiplin juga merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan,
maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik , sulit bagi
organisasi atau badan mencapai hasil yang optimal .
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan mendukung tewujudnya
tujuan suatu organisasi  atau badan, karyawan dan masyarakat. Karena itu setiap manajer selalu
berusaha, agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik .Seorang manajer dikatakan efektif
dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin dengan baik.Untuk memelihara dan
meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sangat sulit, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya.
Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan definisi Disiplin yaitu:
“ Disiplin” adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahan, Badan atau
organisasi dan norma-norma social yang berlaku, sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang secara
sukarela mentaati semua peratuaran dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya jadi karyawan akan
mematuhi dan mengerjakansemua tugasnya dengan baik bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu
sikap, atau tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan dengan peraturan organisasi atau
badan yang tertulis maupun tidak “.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat diartikan kesimpulan  sebagai berikut :
1.    Disiplin menekankan pada peningkatan dalam melakukan atau tugas tertentu.
2.    Disiplin diharapkan dapat menimbulkan perubahan dalam kebiasaan  bekerja  dan sikap karyawan
dalam pekerjaannya.
3.    Disiplin harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu yang harus     dilakukan di dalam organisasi.
Bila suatu organisasi atau badan akan menyelenggarakan kegiatan dengan disiplin terlebih dahulu
apayang menjadi tujuan dari disiplin yaitu untuk meningkatkan produktivitas kerja guru.
Salah satu ruang lingkup manajemen personalia yang ditunjukkan untuk meningkatkan disiplin para
pegawainya adalah penilaian disiplin kerja.
Untuk mencapai tujuannya, Instansi berusaha untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi para
pegawai terutama  guru, karena merekalah yang menggerakkan, mengelola serta mengatur penggunaan
sumber daya - sumber daya lainnya. Intansi atau sekolah menginginkan para   pegawainya disiplin  
semaksimal mungkin agar diperoleh maksimal pula.
Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Alex S. Nitisemito(1984: 199) Kedisiplinan adalah suatu
sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun
tidak tertulis.
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen
organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus
dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.
T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:
a.    Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti
berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.
b.    Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan
yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa
suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.
c.    Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif
ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih
serius.
aukan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan.

2.2 Pentingnya Disiplin Kerja


                Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode untuk
memelihara keteraturan tersebut. Tujuan uitama disiplin adalah untuk menigkatkan efisiensi
semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan. Singkatnya, disiplin dibutuhkan untuk tujuan
organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan
individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha untuk
melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang dikehendaki. (Tohardi, 2002)
                Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan
organisasi maupun bagi karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya
tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga di peroleh hasil  yang optimal. Adapun bagi
karyawan akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.

2.3.    Kegunaan Disiplin Kerja        


Adapun kegunaan disiplin kerja , berdasarkan pendapat yang     dikemukakan  oleh William B.Werther Jr,
Dan Keith Davis, ( 1996; 342 ) adalah :
1)    Performance Improvement
    Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan, para karyawan, manajer dan departemen personalia
dapat mengetahui tindakan apa yang harus diambil untuk meningkatkan disiplin kerja.
2)    Compensation Adjusments
    Evaluasi terhadap hasil kerja, membantu para pengambilan keputusan untuk menentukan
kompensasi.
3)    Placement Devisions
    Dengan melihat disiplin kerja pegawai yang bersangkutan dimasa lalu dapat membantu para manajer
dalam melakukan promosi, taransfer, dan demosi.
4)    Career Planning and Development
    Umpan balik mengenai disiplin kerja, yang dapat dijadikan  pedoman untuk mengarahkan jalur karir
yang dipilih oleh pegawai yang bersangkutan.
5)    Staffing Process Deviciencis
    Baik atau buruknya disiplin kerja, mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing yang
telah dilakukan.
6)    Job Design Error
    Penilaian disiplin kerja secara akurat, akan menjamin keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.

Sedangkan  menurut Drs.T.Hani Handoko; Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia ( 1992;
99 ), yaitu kegunaan disiplin kerja adalah :
a)    Perbaikan disiplin Kerja
b)    Penyesuaian kompensasi
c)    Keputusan penempatan
d)    Kebutuahan Pelatihan dan pengembangan
e)    Perencanaan dan pengembangan karir
f)    Penyimpangan proses staffing
g)    Ketidak akuratan informasional
h)    Kesalahan deskripsi pekerjaan
i)    Kesempatan kerja yang adil
j)    Tantangan eksternal

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian disiplin kerja memiliki kegunaan
ganda, yaitu memeberikan mamfaat yang besar bagi kepentingan individu atau pegawai yang
bersangkutan, maupun bagi
2.9.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan.
Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:

•    Besar kecilnya pemberian kompensasi


•    Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
•    Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
•    Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
•    Ada tidaknya pengawasan pimpinan
•    Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
•    Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
1.      Besar kecilnya  pemberian kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi dapat memengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala
peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jeri payanya
yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.
2.      Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan .
Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh  besar dalam perusaha’an,karena pimpinan dalam
suatu perusahaan masih menjadi panutan kariawan.para bawahan akan meniru yang dilihatnya setiap
hari. Apapun yang dibuat pimpinannya. Oleh sebab itu, bila seorang pemimpin menginginkan tegaknya
disiplin dalam perusaha’an, maka ia harus lebih dulu mempraktekkan, supaya dapat diikutidengan baik
oleh para karyawan lainnya.
3.      Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan diinformasikan kepada
mereka. Bila aturan disiplin hanya menurut selera pimpinan saja, atau berlaku untuk orang tertentu saja,
jangan diharap bahwa para karyawan akan mematuhi aturan tesebut.
4.      Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang  karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberenian pimpinan untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan
tehadap pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa
terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa.
5.      Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan
para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian, maka sedikit banyak para karyawan akan
terbiasa melaksanakan disiplin kerja.
6.      Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain.
Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang
menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri.
Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar, dan dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya.
7.      Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kegunaan Disiplin Kerja
   
Adapun kegunaan disiplin kerja , berdasarkan pendapat yang     dikemukakan  oleh William B.Werther Jr,
Dan Keith Davis, ( 1996; 342 ) adalah :
1)    Performance Improvement
    Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan, para karyawan, manajer dan departemen personalia
dapat mengetahui tindakan apa yang harus diambil untuk meningkatkan disiplin kerja.
2)    Compensation Adjusments
    Evaluasi terhadap hasil kerja, membantu para pengambilan keputusan untuk menentukan
kompensasi.
3)    Placement Devisions
    Dengan melihat disiplin kerja pegawai yang bersangkutan dimasa lalu dapat membantu para manajer
dalam melakukan promosi, taransfer, dan demosi.
4)    Career Planning and Development
    Umpan balik mengenai disiplin kerja, yang dapat dijadikan  pedoman untuk mengarahkan jalur karir
yang dipilih oleh pegawai yang bersangkutan.
5)    Staffing Process Deviciencis
    Baik atau buruknya disiplin kerja, mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing yang
telah dilakukan.
6)    Job Design Error
    Penilaian disiplin kerja secara akurat, akan menjamin keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.

Sedangkan  menurut Drs.T.Hani Handoko; Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia ( 1992;
99 ), yaitu kegunaan disiplin kerja adalah :
a)    Perbaikan disiplin Kerja
b)    Penyesuaian kompensasi
c)    Keputusan penempatan
d)    Kebutuahan Pelatihan dan pengembangan
e)    Perencanaan dan pengembangan karir
f)    Penyimpangan proses staffing
g)    Ketidak akuratan informasional
h)    Kesalahan deskripsi pekerjaan
i)    Kesempatan kerja yang adil
j)    Tantangan eksternal

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian disiplin kerja memiliki kegunaan
ganda, yaitu memeberikan mamfaat yang besar bagi kepentingan individu atau pegawai yang
bersangkutan, maupun bagi organisasi.

2.4.    Persiapan Program Penilaian Prestasi Kerja

    Dalam melaksankan pengukuran atau penilaian terhadap pelaksanaan kerja dibutuhkan suatau sistem
penilaian yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
    Memang secara sepintas, atasan dapat dengan mudah menilai bawahan dalam melaksanakan
pekerjaannya, namun ukuran yang nyata untuk sukses atau gagal adalah sangat relative.Oleh karena itu,
dibutuhkan penilaian disiplin yang efekti, sehingga memberi gambaran yang akurat mengenai disisplin
kerja.
Menurut Wyne F.Cascio.( 1995; 277-279),  syrat agar penilaian disiplin kerja menjadi efektif, yaitu :
1.    Relevance, yang berarti bahwa system penilaian yang digunakan untuk hal-hal yang berhubungan,
merupakan kesesuaian antara hasil pekerjaan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.    Sensitivity, berarti bahwa system penilaian itu harus peka dalam    memebedakan kegiatan yang
mana berhasil dan yang tidak berhasil.
3.    Realibility, artinya hasil dari suatu system penilaian harus dapat dipercaya ( konsisten dan stabil).
4.    Acceptability, berti bahwa hasil dari system penilaian tersebut dapat diterima dalam hubungannya
dengan kesuksesan dari pelaksanaan pekerjaan pada suatu organisasi.
5.    Practicality, artinya bahwa suatu system penilaian harus dapat mendukung tercapainya tujuan
organisasi perusahaan, yaitu melalui peningkatanproduktivitas organisasi.

    Selain itu,  pengukuran disiplin kerja dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, yaitu para penilai
benar-benar secara langsung melihat pekerjaan yang dilakukan para pegawainnya serta pengamatan tak
langsung dimana para penilai hanya mengevaluasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh para
pegawai.

2.5.    Periode Penilaian Disiplin Kerja

Menurut Wayne F.Cascio.( 1995; 293 ),  menyatakan bahwa: “Sebagian besar perusahaan atau
organisasi melakukan penilaian disiplin kerja secara formal satu atau dua kali dalam
setahun.”                                                                                       
Namun dalam penelitian jumlah sebesar itu dianggap terlalu sedikit sekali kecuali, bila organisasi
memiliki agenda yang berfungsi untuk mencatat kegiatan sehari-hari dalam  organisasi. Karena jika tidak
demikian, maka sering timbul bias penilaian hanya melihat disiplin sebelum ia dinilai karena penilai telah
lupa mengenai disiplin kerja pegawai itu sebelumnya, atau dengan kata lain disiplin terakhir menutupi
disiplin kerja sebelumnya

2.6.    Siapa Yang Melaksanakan Penilaian

Pada umumnya, penilai adalah atasan langsung  dari orang yang dinilai, karena atasan langsunglah yang
paling sering berhubungan dan paling mengenal kerja bawahannya. Namun bila atasan langsung yang
melakukan penilaian, dikhawatirkan akan terdapat unsur subyektivitas.
Menurut S.P Siagian ada dua alternatif tentang siapa yan melakukan penilaian yaitu dilakukan oleh
sekelompok pegawai organisasi yang mempunyai tanggung jawab fungsional mengelola berbagai
kepegawaian, atau organisasi mempekerjakan konsultan yang dalam pelaksanaannya bekerja sama
dengan pegawai yang disebut sebelumnya antara lain:
a)    Supervisor/ Kepala Orang yang berada paling baik untuk melihat perilaku pegawai serta
menentukan apakah pegawai tersebut telah mencapai sasaran atau tujuannya, adalah orang yang paling
tepat untuk melakukan penilaian dan orang itu biasanya atasan langsung dari pegawai tersebut.
b)    Peer Evaluation
Adalah penilai yang dilakukan oleh rekan kerja dari pegawai tersebut.
c)    Reverse appraisal
Adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pegawai untuk menilai para atasan mereka karena pegawai
harus mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan  dari atasan tersebut.
d)    Team Appraisal
Penilai harus yang beragama, beriman supaya penilaiannya jujur dan adil.

2.7.    Pengukuran Disiplin Kerja

Dalam pengukuran disiplin kerja, perlu di ingat hal-hal sebagai  berikut :


a.    KetelitianPastikan bahwa penilai telah memiliki factor yang akurat serta harus dapt memastikan
bahwa evaluasinya didukung oleh informasi yang obyektif.
b.    Berfokus pada prilaku dan hasil, bukan pada sikapHal ini akan memudahkan dalam mengevaluasi
disiplin kerja secara   obyektif.
c.    Bersikap adil
d.    Bersikap rasional

    Bahwa berarti selain penilai tersebut harus adil, juga harus menggunakan waktu seefisien mungkin.

2.8.    Tantangan dalam Penilaian Prestasi Kerja

  Dalam melakukan penilaian dalam disiplin kerja , sering timbul tantangan yang langsung maupun tidak
langsung yaitu :
1.    Legal Constraints
Penilaian Disiplin kerja harus bebas dari diskriminasi,apapun bentuk   penilaian yang digunakan,
penialaian itu harus realable dan valid jika tidak, maka hal itu akan melanggar hukum persamaan
kesempatan kerja .
2.    Rater Biases
Masalah dalam pengukuran yang subyektif adalah timbulnya kemungkinan untuk bias ( distorsi yang
tidak tepat dalam pengukuran )

William B. Werther Jr.Dan Keith Davis ( 1996 ; 347-350 ) mengemukakan   beberapa distorsi yang sering
timbul dalam penilaian displin kerja, yaitu :
A.    The holo effect
Distorsi ini timbul ketika mendapat peniulaian pribadi atau perasaan     pribadi menggoyahkan penilaian
disiplin. Distorsi ini paling sering muncul ketika penilai menilai ciri-ciri kepribadian dari orang  yang
mereka suka atau tidak suka.
B.    The Error Of Central Tendency
Beberapa penilai tidak suka menilai pegawai secara efektif atau tidak efektif, sehingga penilai berusaha
untuk membuat disiplin karyawan tersebut menjadi rata-rata. Dalam formulir penilaian, distorsi
inimenyebabkan penilai menghidari untuk menilai  sesuatu terlalu baik atau terlalu buruk.
C.    The Liniency and Strictness Bias
Bias ini terjadi jika penilai cenderung untuk memeberi penilai yang tinggi kepada pegawai  penilasi
seperti ini memandang kepada semua Diisplin kerja pegawai sebagai baik, sehingga dinilai dengan tinggi
sedangkan Stricness Bias adalah kebalikannya yaitu jika penilai cenderung memeberi nilai rendah dsalam
evaluasi.
D.    Cross Cultural Biases
Semua penilai mempunyai harapan tertentu tentang prilaku individu   sesuai dengan kebudayaan dan
nilai yang dipegangnya.
E.    Personal Prejudice
Ketidak senangan  penilaian terhadap sekelompok orang, akan dapat    menimbulkan distorsi pada
penilaian diatas orang-orang tersebut.
F.    The regency Effek
Kadang penilai dapat terpengaruh oleh hasil dari tindakan yang baru dibuat oleh orang yang dinilai, jika 
orang dinilai baru saja melakukan perbuatan baik, maka penilai dapat terpengaruh memberikan
penilaian baik kepada orang tersebut. 2.4 Pelaksanaan Disiplin Kerja
                Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal adalah melakukan
apa yang menjadi kewajibannya dan menepati aturan permainan. Organisasi atau perusahaan yang baik
harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus
dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan
disiplin itu antara lain:
      1.            Peraturan jam masuk, pulang,dan jam istirahat
      2.            Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkahlaku dalam  pekerjaan
      3.            Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan hubungan dengan unit kerja lain
      4.            Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan oleh para karyawan
selama dalam organisasi dan sebagainya. (Singodimedjo, 2000)

2.5  Hubungan Disiplin Dengan Produktivitas Kerja


                Disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan
upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Disiplin kerja para pegawai sangat penting.
Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap karyawan, karena hal ini akan
menyangkut tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu
tingkahlaku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, disiplin kerja dapat ditingkatkan apa bila
tedapat kondisi kerja yang dapat merangsang karyawan untuk berdisiplin. (Sukarno. 1994:54)
                Disiplin kerja atau kebiasaan-kebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam diri karyawan
sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di dasarkan atas kesadaran diri dalam
diri karyawan. Tohardi (2002), ketidakdisiplinan individu atau karyawan dapat memengaruhi
produktivitas kerja organisasi.
                Kegiatan pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar meengikuti
berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat di cegah. Sasaran
pokoknya dalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan untuk datang di kantor tepat
waktu. Dengan datang ke kantor tepat waktu dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya, maka
diharapkan produktivitas kerja akan meningkat.
                Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai dalam
suatu organisasisangat di pengaruhi oleh disiplin pegawai. Apalagi di antara pegawai sudah tidak
menghiraukan kedisiplin  kerja, maka dapat dipastikan produktivitas kerja akan menurun. Pdahal untuk
mendapatkan produktivitas kerja sangat di perlukan kedisiplinan dari para pegawai.

BAB III
KESIMPULAN

                Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para menejer untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku.
                Disiplin menunjuk kan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap
peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam
perusahaan itubdiabaikan atau seri8ng dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.
                Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan
perusahaan. Meelalui disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang yang berhasil
dalam karyanya adalah mereka yang memilki disiplin tinggi. Guna mewujudkan tujuan perusahaan, yang
pertama harus segera dibangun dan diteggakan diperusahaan tersebut adalah kedisiplinan
karyawannya. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu eperusahann dalam mencapai
tujuan.

Anda mungkin juga menyukai