Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PRALATSAR

KEDISIPLINAN

DISUSUN OLEH :

RANI PUSPITASARI
NIP. 19930617 202012 2 002

PUSKESMAS GRABAG I
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................2

BAB I LATAR BELAKANG.......................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM......................................................................4

BAB III PEMBAHASAN................................................................................6

BAB IV KESIMPULAN..................................................................................14

2
BAB I

LATAR BELAKANG

Kedisiplinan merupakan suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafan
mematuhi terhadap perintah atau larangan yang ada pada suatu hal karena
mengerti betul tentang pentingnya perintah dan larangan tersebut. Disiplin kerja
merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran
Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi
Pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di instansi. Kedisiplinan menjadi
hal yang wajib diperhatikan bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional diperlukan adanya Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, negara dan pemerintahan.juga dibutuhkan ASN yang bersatu
padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berkualitas tinggi, juga
mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara,
abdi negara, serta abdi masyarakat.
Sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh birokrasi Indonesia dalam mencapai
tujuan nasional adanya pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaktertiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Peningkatan disiplin dalam lingkungan aparatur negara adalah salah
satu upaya untuk mengatasi ketidaktertiban tersebut. Perwujudan pemerintah yang
bersih dan berwibawa diawali dengan penegakan disiplin nasional di lingkungan
aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Untuk itu semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu menambah ilmu
dan wawasan terkait pentingnya kedisplinan bagi ASN dan secara tidak langsung
ikut serta meningkatkan kedisiplinan kerja ASN.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM

Kedisiplinan merupakan sifat seorang Pegawai yang secara sadar mematuhi aturan
dan peraturan organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja
Pegawai dan Pemerintah, karena kedisiplinan sebagai bentuk latihan bagi Pegawai
dalam melaksanakan aturan-aturan Pemerintah. Semakin disiplin semakin tinggi
produktivitas kerja Pegawai dan kinerja Pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2010


tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Disiplin sendiri merupakan satu dari
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, karena tanpa adanya
disiplin, segala kegiatan yang akan dilakukan akan mendatangkan hasil yang
kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini mengakibatkan
kurangnya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi serta dapat juga menghambat
jalannya program organisasi yang dibuat.

Disiplin pegawai yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan kepada
pegawainya, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penanganan intensif
dari semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari
suatu organisasi / perusahaan. Dalam menangani pelanggaran yang dilakukan
bawahan perlu adanya kebijakan yang tegas guna mengoreksi, memperbaiki dan
menghindari terulangnya pelanggaran kembali hal-hal yang negatif di masa-masa
mendatang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk memelihara disiplin


pegawainya menurut Widodo (1981 : 98) antara lain :

1. Mengadakan pengawasan yang konsisten dan kontinyu


2. Memberi koreksi terhadap berbagai kekurangan dan atau kekeliruan

4
3. Memberi reward atau penghargaan walaupun dengan kata-kata terhadap
prestasi yang diraih bawahannya
4. Mengadakan komunikasi dengan bawahan pada waktu senggang yang
diarahkan pimpinan
5. Mengubah pengetahuan bawahan, sehingga dapat meningkatkan nilai dirinya
untuk kepentingan maupun organisasi / lembaga tempat bekerja
6. Memberikan kesempatan berdialog demi meningkatkan keakraban antara
pimpinan dan bawahan

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Secara
etimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang
menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Dalam bahasa Inggris
“discipline” yang berarti: tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku,
penguasaan diri, kendali diri; latihan membentuk, meluruskan, atau
menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental atau karakter moral;
hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki. Disiplin
merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan
di lingkungan kerja baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan disiplin adalah “sikap mental yang tercermin dalam
perbuatan, tingkah laku perorangan,kelompok atau masyarakat berupa
kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan
Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.
Peraturan Disiplin PNS adalah peraturan yang mengatur kewajiban,
larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar
oleh PNS.
Pengertian kedisiplinan menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
1. Suharsimi Arikunto (1980: 114), Disiplin adalah kepatuhan seseorang
dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya
kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak
luar.
2. Thomas Gordon (1996: 3), Disiplin adalah perilaku dan tata tertib yang
sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari
pelatihan yang dilakukan secara terus menerus.

6
3. Prijodarminto dalam Winanti (2017, Hlm. 199) mengatakan bahwa
kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
keteraturan, kesetiaan dan ketertiban.

B. Tujuan Kedisiplinan
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama kedisiplinan pegawai
adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari
esok.
Menurut Sastrohadiwiryo (2003 : 292) secara khusus tujuan kedisiplinan
pegawai, antara lain :
1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang
berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah
manajemen dengan baik.
2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta
mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu
yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan
yang diberikan kepadanya.
3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana,
barang dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.
4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma -
norma yang berlaku pada organisasi.
5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan
harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

C. Macam Kedisiplinan
Dalam setiap organisasi, disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam
yaitu :
1. Disiplin yang bersifat positif

7
Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang setiap
anggotanya mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas kemauannya
sendiri.Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena mereka
memahami,meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka berbuat
begitu karena mereka benar-benar menghendakinya bukan karena takut
akan akibat dari ketidakpatuhannya. Dalam suatu organisasi yang telah
menerapkan disiplin positif.
2. Disiplin yang bersifat negative
Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin
yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-
orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman.
Pendekatan pada disiplin negatif ini adalah menggunakan hukuman
pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakutkan
orang-orang sehingga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama.

Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya


suatu disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat
menghindarkan adanya disiplin yang bersifat negatif. Disiplin positif
merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang
dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif
sebagai unsur di dalam sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan
takut akan hukuman.

Ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine, adalah :

1. Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu


2. Apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya
3. Apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan
dengan hati-hati
4. Apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh
kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya
Sedangkan menurut Ali Imron berdasarkan cara membangun sebuah
kedisiplinan maka kedisiplinan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

8
1. Disipin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian
Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seseorang dikatakan
mempunyai tingkat disiplin yang tinggi manakala seseorang tersebut
mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran oleh pimpinan tanpa
harus menyumbangkan pikiran - pikirannya atau idei - denya.
Seseorang diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki
dan tidak boleh membantah.
2. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive
Pandangan dalam konsep yang kedua ini merupakan pertentangan atau
antitesa dari konsep ototarian,akan tetapi kedua konsep ini sama-sama
berada pada sisi yang ekstrim. Menurut konsep ini seseorang haruslah
diberikan kebebasan seluas - luasnya di dalam lingkungan kerja.
3. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali
atau kebebasan yang bertanggung jawab
Konsep yang ketiga ini merupakan konvergensi dari konsep otoritarian
dan konsep permissive. Pandangan dalam konsep ini menyatakan
bahwa seseorang memang diberi kebebasan yang seluas - luasnya untuk
berbuat apa saja. Akan tetapi seseorang yang bersangkutan tidak boleh
menyalahgunakan kebebasan yang diberikan, karena di dunia ini tidak
ada kebebasan yang mutlak. Sebab dalam melaksanakan kebebasan
tersebut ada batas-batas yang harus diikuti.

D. Indikator – Indikator Kedisiplinan


Kedisiplinan para pegawai dapat ditegakkan apabila para pegawai dapat
mentaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. Berikut ini adalah jenis
indikator-indikator dalam pendisiplinan menurut Soedjono (1983:72) adalah
sebagai berikut :
1. Ketepatan waktu
Yaitu para pegawai datang kekantor tepat waktu, tertib dan teratur.
Sehingga segala aktivitas kerja di dalam kantor dapat berjalan
semaksimal mungkin.

9
2. Kesetiaan/ patuh pada peraturan yang ada
Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar
tujuan suatu organisasi dapat tercapai dengan baik, untuk itu
dibutuhkan sikap setia dari pegawai terhadap komitmen yang telah
ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti sikap taat dan patuh dalam
mengenakan seragam atau dalam melaksanakan komitmen yang telah
disetujui bersama dan terhadap peraturan tata tertib yang telah
ditetapkan.
3. Penggunaan perlengkapan atau peralatan kantor
Sikap hati – hati dalam menggunakan pelengkapan atau peralatan
kantor dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja
yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan.
4. Kehadiran
Seorang dijadwalkan untuk bekerja harus hadir tepat pada waktunya
tanpa alasan apapun.
Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan suatu organisasi, berikut ini adalah indikator kedisiplinan menurut
Hasibuan (2000:191) diantaranya :
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara
ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti
bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus
sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2. Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan

10
pimpinan yang tidak baik, maka kedisiplinan bawahan pun akan kurang
disiplin.
3. Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan
semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin
baik pula.
4. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena
ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan
dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau
hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang
baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap
adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan
menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus
diterapkan dengan baik pada setiapperusahaan supaya kedisiplinan
karyawan perusahaan baik pula.
5. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif
dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral sikap,
gairah kerja, dan prestasi kerja bawahanya. Hal ini berarti atasan harus
selalu ada/hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan
petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan
dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian,
bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.
6. Sanksi Hukuman

11
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan
perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas,
bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani
bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner
akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan.
8. Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer
harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi
serta mengikat, diantara semua karyawannya. Terciptanya human
relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja
yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada
perusahaan. Jadi, kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan
kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

E. Undang – undang tentang Disiplin Pegawai


Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Peraturan tentang
disiplin Pegawai Negeri Sipil tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010 ditetapkan tanggal 6 Juni 2010, terdiri dari 7 Bab dan 51
Pasal. Bab I tentang ketentuan umum, Bab II tentang kewajiban dan
larangan, Bab III tentang hukuman disiplin, Bab IV tentang upaya
administratif, Bab V tentang berlakunya hukuman disiplin dan

12
pendokumentasian keputusan hukuman disiplin, Bab VI tentang ketentuan
peralihan dan Bab VII tentang ketentuan penutup.

F. Tingkat dan jenis hukuman disiplin


1. Tingkat ringan
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Tingkat sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1(satu) tahun
b. Penurunan gaji sebesar 1 kali kenaikan gaji berkala untuk paling
lama 1(satu) tahun
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1(satu) tahun
3. Tingkat berat
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk
paling lama 1 (satu) tahun
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

CPNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat, dinyatakan
tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS dan diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai CPNS.

13
BAB IV

KESIMPULAN

Dari makalah ini maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua


peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu kesanggupan Pegawai Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
3. Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya suatu
disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat menghindarkan
adanya disiplin yang bersifat negatif. Disiplin positif merupakan suatu hasil
pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang dapat menyesuaikan
dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif sebagai unsur di dalam sikap
patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan takut akan hukuman.
4. Undang – undang tentang Disiplin Pegawai tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 ditetapkan tanggal 6 Juni 2010.
5. Tingkat dan jenis hukuman disiplin ada 3 yaitu tingkat ringan, tingkat sedang
dan tingkat berat.

14

Anda mungkin juga menyukai