LANDASAN TEORI
17
18
Menurut Tulus Tu’u dalam Indah Puji Hartatik (2014, p.186) yang
mengemukakan beberapa fungsi disiplin, yaitu:
Membangun kepribadian
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan
yang memiliki disiplin tinggi sangat berpengaruh terhadap kepribadian
seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang,
tertib, dan tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang
baik.
Melatih kepribadian
Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar
senantiasa menunjukan kinerja yanng baik. Sikap, prilaku dan pola
kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui satu proses yang
panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan
melalui latihan, latihan dilaksanakan antar pegawai, pimpinan, dan seluruh
personal yang ada diorganisasi tersebut.
Hukuman
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting, karena
dapat memberikan dorongan kekuatan untuk menaati dan mematuhinya.
Tanpa ada nya ancaman hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat
menjadi lemah, serta motivasi untuk mengikuti aturan yang berlaku menjadi
berkurang.
19
Menurut Puji Hartatik ( 2014, p.190) jenis – jenis disiplin kerja yaitu :
Disiplin diri
Sikap disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini
merupakan tanggung jawab pribadi yang berarti mengakui dan menerima
nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri , pegawai merasa
bertanggung jawab dan dapat mengukur dirinya sendiri untuk kepentingan
organisasi.
Disiplin kelompok
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individu,sehingga
selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa disiplin kelompok adalah patut, taat, dan tunduknya
kelompok terhadap peraturan,pemerintah,dan ketentuan yang berlaku serta
mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya
pencapaian cita – cita dan tujuan tertentu, serta memelihara stabilitas
organisasi dan menjalankan standar – strandar organisasional.
Disiplin preventif
Disiplin preventif adalah disiplin yang ditunjukan untuk mendorong
pegawai agar berdisiplin dengan menaati dan mengikuti berbagai standar
peraturan yang telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko , disiplin
preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong pegawai agar
mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan –
penyelewengan dapat dicegah.
20
Disiplin korektif
Disiplin ini dimaksud untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan
yang berlaku dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang .hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan Prabu Mangkunegara bahwa disiplin
korektif adalah upaya untuk menggerakan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai
dengan pedoman yang berlaku dalam instansi.
Disiplin progresif
Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat
terhadap pelnggaran yang berulang.seperti yang dikemukan oleh Veithzal
Rivai’I bahwa disiplin progresif dirancang untuk memotivasi pegawai agar
mengoreksi kekeliruannya secara sukarela.
Teladanan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai
karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta
sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang kurang baik,
para bawahannya pun kurang disiplin. Pimpinan jangan mengharapkan
kedisiplinan bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan
harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan siteladani
bawahannya. Hal ini lah yang mengharuskan pimpinan mempunyai
kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai disiplin yang
baik pula.
Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijakin dasar
kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan merangsang
terciptanya kedisiplinan pegawai yang baik.
Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai
dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut
melanggar peraturan-peraturan instansi, sikap, dan perilaku indisipliner
pegawai akan berkurang. Berat/ringan sanksi hukuman yang akan
diterapkan ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan pegawai. Sanksi
hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan
diinformasikan secara jelas kepada semua pegawai. Sanksi hukuman
harusnya tidak selalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap
mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman
hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat
mendidik, dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam
instansi.
Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan pegawai instansi. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak
untuk menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi
hukuman yang ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas
menerapkan hukuman bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan
diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikia, pimpinan akan
dapat memelihara kedisiplina pegawai instansi. Sebaliknya, apabila seorang
pimpinan kurang tegas atau tidak menghukum karyawan yang indisipliner,
sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan bawahannya, bahkan sikap
indisipliner pegawai semakin banyak karena mereka bertanggung jawab
bahwa peraturan dan sanksi hukumannya tidak berlaku lagi. Pimpinan yang
tidak tegak menindak atau menghukum pegawai yang melanggar peraturan,
sebaliknya tidak usah membuat peraturan atau tata tertib pada instansi
tersebut.
23
Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusian yang harmonis diatara sesama pegawai ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu instansi. Hubungan-
hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct
single relationship, direct group relationship, dan cross relationship
hendaknya harmonis
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Suatu ukuran untuk menentukan keberhasilan organisasi maupun dalam
mencapai tujuannya adalah kinerja. Berkaitan dengan kinerja, ada dua
konsep penting yang perlu dipahami antara lain sistem manejemen kinerja
dan penilaian kinerja. Kinerja mengacu pada hasil pekerjaan yang dicapai
seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Bila hasil
pekerjaan melebihi standar pekerjaan dapat dikatakan kinerja pada pegawai
tersebut dianggap sesuai atau baik, sebaliknya bila hasil kerja yang dicapai
lebih rendah dari standar pekerjaan, maka kinerja rendah atau kurang baik.
Dalam menentukan apakah hasil kerja dari pegawai dianggap sesuai atau
27
belum sesuai dengan standar pekerjaan yang telah ditetapkan oleh pihak
manajemen dapat pula dibantu dengan cara melakukan penilaian atas kinerja
pegawai melalui berbagai pihak antaranya adalah pegawai itu sendiri, rekan
sekerja, atasan dan para bawahan. (Bangun, Wilson. 2012, p. 250).
Menurut Bangun wilson ( 2012, p.231) kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai pegawai berdasarkan persyaratan – persyaratan perkejaan.
Jumlah Pekerjaan
Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau
kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.
Kualitas Pekerjaan
Setiap pegawai dalam instansi harus memenuhi persyaratan tertentu untuk
dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan
tertentu.
Ketepatan Waktu
Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda untuk jenis pekerjaan
tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki ketergantungan
atas pekerjaan lainnya.
28
Kehadiran
Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran pegawai dalam
mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Ada pekerjaan yang
menuntut pegawai hadir selama delapan jam sehari untuk lima hari hari
kerja seminggu.
Kinerja yang baik akan diberikan oleh pegawai yang memiliki tingkat
loyalitas yang tinggi terhadap instansi. Namun ada banyak para ahli yang
mendefinisikan mengenai kinerja pegawai salah satunya adalah sebagai
berikut :
Pada setiap instansi yang berskala besar maupun menengah pada dasarnya
selalu memiliki tujuan yang diharapkan. Tujuan instnasi akan sedikit
menggambarkan atas harapan dari instansi tersebut, setiap harapan yang
diimpikan oleh instansi akan terfokus agar pegawai dapat membantu
instansi dalam mencapai tujuannya dengan cara memberikan hasil
pencapaian secara maksimal atas pekerjaan yang dilakukan.
Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
sesorang individu atau organsasi untuk dicapai. Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa bukanlah merupakan persyaratan, juga bukan
merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih
baik yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Dengan demikian tujuan
menunjukan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah tersebut,
dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan,
diperlukan kinerja individu, kelompok, dan organisasi. Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Standar
Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan suatu tujuan
dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang
diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu
tujuan dapat di capai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu
bahwa kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila
mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan.
Umpan Balik
Antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling terikat. Umpan balik
melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas, dalam mencapai
tujuan yang yang didefinisikan oleh standar. Umpan balik terutama penting
ketika kita mempertimbangkan real goals atau tujuan sebenarnya. Tujuan
yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujaun yang bermakna dan
berharga. Umpan balik merupakan masukan yang diperguankan untuk
30
Kinerja adalah hasil kerja yang dikeluarkan secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya. Prestasi
kerja atau hasil kerja baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai SDM
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dan Kinerja adalah tentang apa yang di
kerjakan dan bagaimana cara mengerjakanya. Oleh karena itu disimpulkan
bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kuantitas
maupun kualitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Dengan demikian lingkungan kerja non fisik yang baik akan menghasilkan
kinerja yang tinggi dan sesuai yang di inginkan. Penelitian mengenai
pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pernah dilakukan oleh
Ni Made Diah Yudiningsih, Fridayana Yudiaatmaja, Ni Nyoman
Yulianthini, Tahun 2016, yang menghasilkan bahwa, ada nya pengaruh
Positif dan signifikan lingkungan kerja non fisik dan disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai.
Disiplin Kerja
(X1)
Y
Kinerja
(Y)
Lingkungan Kerja
Non Fisik
(X2)
Keterangan :
3. Variabel disiplin kerja dan lingkungan kerja non fisik secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai.
37