PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang
lainnya, yaitu sumber daya alam maupun teknologi. Tenaga keja yang berkualitas seperti
menurut sagir (1988) ditandai oleh ketrampilan yang memadai, profesional, dan kreatif.
Schultz (1989) mengatakan ada beberapa faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja yaitu
tingkat kecerdasa, bakat, sifat kepribadian, tingkat pendidikan, kualitas fisik, etos atau
Kedudukan sumber daya manusia yang sangat penting tersebut untuk mencapai tujuan
dunia kerja yang semakin profesional dalam suatu organisasi. Tujuan dalam suatu organisasi
dapat tercapai dengan baik tergantung dari faktor manusia yang berperan dalam
keterampilan, kemampuan, dan etos kerja yang tinggi. Setiap lembaga atau instansi
memerlukan pegawai yang memiliki kepribadian tinggi dan memiliki kemampuan serta
kecakapan dalam mengambil keputusan. Penerapkan disiplin bertujuan agar kedisiplinan dapat
ditingkatkan oleh para pegawai dilembaga atau instansi tersebut memiliki produktivitas
yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran SDM tidak mungkin dipisahkan
dari tujuan perusahaan atau intansi, baik pemerintah maupun swasta. Salah satu bentuk
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalahnya adalah :
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya
tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang
sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang
berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi
sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan disiplin adalah “sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku
perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-
peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam
masyarakat”.
Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul Dasar- Dasar
kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan
yang telah ditetapkan. Disiplin merupakan tindakan untuk mendorong anggota organisasi
untuk memenuhi tuntutan sebagai ketentuan yang telah ditetapkan organisasi dan
suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap
3
dan prilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara suka rela berusaha kooperatif
dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerja (Siagian,2002:305).
Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin
baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa
disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat
kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap
manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang
baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang
diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai dengan
prosedur, sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efisien serta dapat
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan-
aturan yang ditetapkan dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkah
terakhir yang bisa diambil terhadap seorang pegawai yang performa kerjanya dibawah
standar. Disiplin kerja dapat dilihat dari, kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang
berlaku termasuk tata waktu dan tanggung jawab pada pekerjaannya, bekerja sesuai
Tidakan disiplin ini dapat berupa teguran-teguran, penskoran, penurunan pangkat atau
gaji dan pemecatan. Tindakan-tindakan ini disebabkan oleh kejadian- kejadian perilaku
4
khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-
1. Disiplin Preventif
Yaitu disiplin yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti
Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan,
dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena
dipaksa.
2. Disiplin Preventif
dapat berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh,
a. Disiplin Manajerial
akhir. Ada sekelompok orang yang akan mengarahkan apa yang harus mereka
b. Disiplin Tim
lain. Ketergantungan ini bertambah dari suatu komitmen setiap anggota terhadap
5
seluruh organisasi akan menjadi kejatuhan semua orang. Hal ini biasanya dijumpai
c. Disiplin Dini
perilaku untuk karyawan yang bermasalah atau karyawan yag tidak produktif. Disiplin
yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian besar orang memahami apa
yang diharapkan dari dirinya di pekerjaan dan biasanya karyawan diberi kepercayaan
tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini fokusnya adalah pada penemuan
fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya
6
utama dengan pendekatan positif terhadap disiplin adalah jumlah waktu yang
sangat lama untuk melatih para supervisor dan manajer yang diperlukan.
7
4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-
1. Pembagian tugas dan pekerjaan telah dibuat lengkap dan dapat diketahui dengan
3. Kesadaran setiap pekerjaan terhadap suatu tugas atau pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Adanya keinsyafan para pekerja bahwa akibat dari kecerobohan atau kelalaian
orang lain.
pegawai yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para
pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Sanksi atas pelanggaran disiplin yang
dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara
8
adil dapat diterima. Pada umumnya sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak,
tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin
a. Tingkat jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan / pekerjaan yang
diberikan sebelumnya.
perusahaan.
b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan, harian,
9
a. Teguran lisan kepada pegawai yang bersangkutan
b. Teguran Tertulis
G. Indikator-indikator kedisiplinan
Tujuan dan kemampuan dalam suatu organisasi harus jelas dan ditetapkan
secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini bearti
bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang pegawai harus sesuai
kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti
bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
2. Kepemimpinan
kurang disiplin.
3. Balas Jasa
10
Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan
4. Keadilan
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada
5. Waskat
atasannya
6. Sanksi
hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-
7. Ketegasan
11
untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi
8. Hubungan Kemanusiaan
hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct
harmonis.
12
supervisor dan manajer akan menggunakannya saat berurusan dengan
orang- orang mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan.
ketidakpastian.
c. Dokumentasi
tahu apa-apa”.
13
menyampaikannya secara impersonal dan memfokuskan kepada
orang banyak agar karyawan yang bersangkutan tidak merasa malu dan sakit
hati. Hal ini akan memalukan bawahan yang ditegur (meskipun mungkin
Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa karyawan telah
mungkin.
14
Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang bersangkutan
melakukan kesalahan tersebut, sehingga proses kerja dapat berjalan lancar kembali
Salah satu syarat agar ditumbuhkan disiplin dalam lingkungan kerja adalah
adanya pembagian pekerjaan yang tuntas sampai kepada pegawai atau pekerjaan
yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya,
adalah langkah terakhir dalam mengawasi pegawai karena tindakan disiplin itu
(Gomes, 2002:233).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja merupakan
tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi
berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi tersebut Di harapkan
untuk di kemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berpikir baik,
positif, bermakna, dan memandang jauh ke depan. Disiplin bukan hanya soal
B. Saran
berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan
yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat
16
diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi
tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita hidup
berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad. 2001. Psikologi Industri. Edisi Ke 4, Cetakan Ke-6. Yogyakarta: Liberty. Fathoni,
Abdurrahman. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Ginting, Eva Flora. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau. Skripsi.
Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19502
Hasibuan, Malayu SP. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
17
Putri, Ernindya. 2012. Pengaruh Disiplin dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Skripsi. Medan:
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. http://repository.
usu.ac.id/handle/123456789/33735
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
18