Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PERHUBUNGAN

KOTA DUMAI

Oleh :
Siltia Helma Rida
2110090811043

Jurusan Ilmu Administrasi Negara


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-Dumai,2022

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedisiplinan kerja pegawai pada Dinas
Perhubungan Kota Dumai yang dilihat berdasarkan hasil wawancara terhadap Kepala Sub
Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Perhubungan Kota Dumai. Objek penelitian Dinas
Perhubungan Kota Dumai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
cara wawancara, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor kepribadian
yang terdiri atas (disiplin karena kepatuhan, disiplin karena identifikasi dan disiplin karena
internalisasi), sedangkan pada faktor lingkungan terdiri atas (tujuan dan kemampuan,
keteladanan pimpinan, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan dan
hubungan kemanusiaan) dengan hasil yang positif. Kendala yang menghambat disiplin
kerja : kurangnya kesadaran diri para pegawai sengan tanggung jawabnya sebagai ASN
maupun TKPK. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kedisiplinan
pegawai yaitu : memberikan sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran,
pimpinan tegas dan bijak dalam mengambil keputusan, serta menjalin hubungan baik
pimpinan dengan bawahan ataupun dengan sesama rekan kerja.
Kata Kunci: Disiplin, Sumber Daya Manusia

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis adalah suatu usaha yang dilakukan dengan cara mengamati secara detail dan
menguraikan item-item yang membentuknya dan item tersebut dikaji lebih lanjut.
Selanjutnya menurut Komaruddin, analisis ialah suatu aktivitas berfikir yang menguraikan
suatu keseluruhan menjadi elemen-elemen kecil sehingga dapat dikenal tanda-tanda
elemen, hubungan masing-masing elemen, dan fungsi setiap elemen dalam suatu elemen
keseluruhan yang terpadu.
Disiplin ialah suatu bentuk kepatuhan terhadap peraturan (hukum) serta menunaikan
tugasnya berdasarkan kewajibannya. Menurut pendapat Siswanto(2001) disiplin ialah suatu
sikap mematuhi, menaati, menghargai, serta menghormati peraturan-peraturan yang
berlaku, baik peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis, serta pelaksanaan tugas dan
wewenang yang dilimpahkan kepadanya tidak boleh dilanggar, jika melanggar akan
dikenai sanksi. Menurut Hadad Nawawi (2014:183), disiplin ialah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan yang telah disepakati bersama dalam
perusahaan sehingga penjatuhan hukuman terhadap seseorang atau kelompok dapat
dihindari.
Disiplin kerja adalah kesadaran dan kemauan untuk mematuhi semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang
rela mengikuti semua aturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesiapan
adalah sikap, tingkah laku dan tindakan individu sesuai dengan aturan Perusahaan. Atau
dapat dikatakan. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kemauan seseorang yang tumbuh dari
dalam dirinya untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan
segala peraturan perusahaan bagi karyawannya.
Jenis-jenis disiplin kerja, antara lain sebagai berikut:
1. disiplin diri, disiplin diri dikembangkan atau dikendalikan oleh diri sendiri,
2. Disiplin kelompok, Kinerja organisasi bukan kinerja individu, sehingga
diperlukan disiplin kelompok selain disiplin diri,
3. Disiplin Preventif, merupakan bentuk disiplin yang bertujuan untuk mendorong
pegawai agar disiplin mengikuti dan mengikuti berbagai standar peraturan yang
telah ditetapkan,
4. Disiplin korektif adalah upaya untuk membuat karyawan menyatukan kode dan
membimbing mereka untuk mematuhi peraturan sesuai dengan petunjuk yang
berlaku di instansi, dan
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja, yaitu faktor instrinsik dan
faktor ekstrinsik. Sementara itu, menurut Fadila Helmi dalam Indah Puji Hartatik
(2014:197), yaitu:
1. Faktor Kepribadian, Faktor yang di dalamnya penting bagi kepribadian seseorang,
sistem nilai asumsi yang berhubungan disiplin secara langsung. Ada tiga level
Perubahan sikap mental dalam perilaku, yaitu: Disiplin melalui kepatuhan, disiplin
in hanya didasarkan pada rasa takut. Disiplin pekerjaan yang dilakukan pada level
ini mendapatkan respon positif dari manajemen atau yang berkuasa. Sebaliknya jika
pengawas tidak hadir, disiplin kerja tidak terlihat. Disiplin melalui pengakuan,
disiplin itu berdasarkan pengenalan emosi Kekaguman dan penghormatan terhadap
kepemimpinan. Seorang pemimpin karismatik adalah karakter seperti itu sebagai
nilai dan pusat Indo. Pegawai hanya muncul Disiplin jika ada pusat pengakuan. Jika
tidak ada pusat identifikasi maka disiplin kerja jatuh dan kejahatan meningkat.
Disiplin untuk menginternalisasi, disiplin Pekerjaan pada level ini terjadi karena
pegawai memiliki disiplin diri yang tinggi. Dalam Pada level ini, orang tergolong
posesif disiplin diri
2. Faktor lingkungan, disiplin yang ada dalam diri seseorang terutama dalam
menghadapi lingkungan lingkungan sosial. Disiplin kerja yang tinggi tidak hanya
muncul, tetapi adalah pembelajaran berkelanjutan. Sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan efektif. Pemimpin adalah agen editor yang harus
memperhatikan prinsip konsisten, adil, positif dan terbuka. Jika aturan yang telah
disepakati bersama dilanggar, maka sistem yang telah dibuat akan rusak juga.
Dalam hal ini pemerintah harus adil dalam memperlakukan semua pegawai, tidak
boleh mendiskriminasi terutama dalam hal gaji. Selain faktor kepemimpinan Gaji,
sosial dan sistem penghargaan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
diabaikan. Gaji, sosial dan sistem penghargaan dapat memberikan motivasi kerja
yang tinggi untuk pegaawai, sehingga memberikan pengaruh positif pada
kedisiplinan pekerjaan pegawai tersebut.
Adapun fungsi dari disiplin kerja adalah sebagai berikut
1. Menata kehidupan bersama, Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama,
dalam suatu kelompok tertentu atau masyarakat. Dengan begitu kehidupan yang
terjalin antara individu satu dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.
2. Membangun kepribadian, Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang
pegawai. Lingkungan yang memiliki disiplin tinggi sangat berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang,
tertib, dan tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik
3. Melatih Kepribadian, Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian.
pegawai agar bisa senantiasa menunjukan kinerja yang baik. Sikap, prilaku dan
pola kehidupan yang baik dan disiplin terbentuk melalui satu proses yang panjang,
4. Hukuman, Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting,
karena dapat memberikan dorongan kekuatan untuk mentaati dan mematuhinya.
Tanpa adanya ancaman hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi
lemah, serta motivasi untuk mengikuti aturan yang berlaku menjadi berkurang, dan
5. Menciptakan lingkungan kondutif, Fungsi disiplin adalah membentuk, sikap,
perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin di dalam lingkungan kerja, sehingga
terciptanya suasana tertib dan teratur dalam pelaksanaan pekerjaan.
Adapun aspek – aspek dalam disiplin kerja adalah sebagai berikut.
1. Aspek pemahanan terhadap peraturan yang berlaku, Sebelum mematuhi suatu
peraturan perlu diketahui apakah pegawai sudah mengetahui atau memahami
standar atau peraturan dengan jelas. Seorang pegawai menunjukkan kedisiplinan
yang baik bila perilakunya menunjukkan usaha-usaha untuk memahami secara jelas
suatu peraturan, berarti pegawainya secara proaktif berusaha mendapatkan
informasi tentang peraturan sehingga pegawai akan selalu rajin mengikuti briefing,
membaca pengumuman atau menanyakan ketidak jelasan suatu peraturan.
2. Aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan, standar pegawai memiliki disiplin
tinggi yaitu jika ia tidak memiliki catatan pelanggaran selama kerjanya, menaati
semua peraturan yang berlaku tanpa ada paksaan.
3. Aspek pemberian hukuman jika terjadi pelanggaran Disiplin sering dikonotasikan
sebagai hukuman namun tidak semua ketentuan disiplin berbentuk hukuman.
Hukuman hanya diberikan ketika seseorang karyawan melakukan pelanggaran.
Pemberian hukuman juga dilakukan sesusai jenis dan tingkat pelanggaran yang
dilakukan.
Kinerja pegawai adalah kemampuan kerja yang diperoleh dan diinginkan dari tingkah
laku seorang pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan di
bawah tanggung jawab perseorangan dan kolektif. Kinerja dapat menjadi cara bagi suatu
instansi untuk mengukur kapabilitas pegawai yang ada dalam suatu organisasi. Misi dari
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah menjadi pelayan masyarakat dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Pegawai harus dapat melaksanakan tugasnya dengan sangat
baik dan kemudian pengembangan terhadap pegawai harus diarahkan pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Instansi pemerintah adalah organisasi yang terdiri dari sekelompok individu yang
dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas pemerintahan sebagai bentuk pelayanan
sosial. Tujuan otoritas publik dapat dicapai jika mereka mampu mengelola, menggerakkan,
dan mengerahkan sumber daya manusianya secara efektif dan efisien. Sumber daya
manusia memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena pegawai berperan
dalam menentukan hidup matinya suatu organisasi pemerintah. Sumber daya manusia
adalah satu-satunya sumber daya yang memiliki perasaan, keinginan, keterampilan,
pengetahuan, motivasi, kekuatan dan karya (hubungan, rasa dan tujuan). Semua sumber
daya manusia potensial ini mempengaruhi upaya organisasi untuk mencapai tujuannya.
Secara umum permasalahan yang sering terjadi adalah sulitnya organisasi dalam
mengembangkan atau membangun sikap kerja yang baik dan benar terhadap karyawannya.
Banyak karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya, begitu pula dengan
karyawan yang sering terlambat dan malas. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan kurang
memiliki disiplin diri saat bekerja di organisasi. Pada saat yang sama, disiplin berguna
dalam melatih karyawan untuk mengikuti aturan, prosedur, dan praktik yang ada agar
dapat bekerja dengan baik.
Hukuman dan ancaman terhadap karyawan yang tidak disiplin dapat dikenakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, tetapi hanya untuk jangka pendek. Lembaga. Oleh
karena itu, kesadaran dan kesejahteraan karyawan penting untuk keberhasilan tindakan
disipliner. Pada dasarnya karyawan dengan tingkat disiplin kerja yang tinggi menunjukkan
sikap kerja yang baik dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, yang memberikan
karyawan rasa memiliki terhadap perusahaan tempatnya bekerja, dengan kata lain loyalitas
terhadap organisasi.
Penerapan disiplin kerja itu sendiri harus dikelola dengan baik oleh para pegawainya.
Jika kurangnya tingkat kedisiplinan para pegawai, maka hal itu akan menyebabkan mereka
bekerja dengan tidak maksimal, yang membuat kinerja dari instansi tersebut menjadi turun.
Karena disiplin yang baik akan mencerminkan betapa besarnya rasa tanggung jawab
seorang pegawai terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Kinerja pegawai harus
diperhatikan dengan baik, karena itu merupakan salah satu kunci untu mencapai
keberhasilan, oleh karena itu, jika suatu instansi melakukan kegiatan instansi pemerintahan
dengan kinerja yang kurang baik, maka citra suatu instansi akan menjadi tidak baik atau
bisa dikatakan buruk.

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk memberitahukan pembaca bagaimana tingkat
kedisiplinan terhadap kerja pegawai pada Dinas Perhubungan Kota Dumai.

2. METODE PENELITIAN
Untuk menggali informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan penelitian ini, maka
penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan Teknik Pengumpulan Data.
Adapun cara yang digunakan penulis dalam melakukan pengumpulan data menggunakan
teknik-teknik sebagai berikut :
a) Pengamatan (Observation)
Cara memperoleh datanya yaitu dengan secara langsung datang ke lapangan untuk untuk
meninjau dan mengamati agar mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menyusun
penelitian.
b) Wawancara (Interview)
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab antara penulis
dengan pihak terkait yaitu ibu Novianti (Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum)
Dinas Perhubungan Kota Dumai.
3. HASIL PENELITIAN
Dari wawancara yang telah penulis lakukan dengan pihak terkait, maka hasil yang dapat
penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
Indikator Kedisiplinan Kerja Dinas Apel pagi 75%
Perhubungan Kota Dumai Absensi 80%
Absensi manual 75%
Jenis Absensi Elektonik absen (barcode) 60%
Tingkat Kedisiplinan Sudah meningkat dari tahun
sebelumnya 80%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa pegawai di
Dinas Perhubungan Kota Dumai yang masih saja melakukan pelanggaran atau kurang
disiplin terhadap peraturan yang telah dibuat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran diri
mereka dengan tanggung jawab sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) maupun TKPK
(Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kontrak) atau yang biasa disebut pegawai honorer.
Dalam hal ini, sanksi yang diberikan terhadap pegawai yang tidak disiplin berupa :
1. Surat Teguran
2. Untuk TKPK tidak diberikan gaji atau dipotong gaji
3. Untuk ASN tidak diberikan tunjangan atau dipotong gaji 0,5%
Dapat dilihat dari sanksi hukum Dinas Perhubungan Kota Dumai ini kurang baik,
karena dapat dilihat dari beberapa pegawai yang ada dikantor Dinas Perhubungan Kota
Dumai, masih saja ada pegawai yang datang terlambat dengan berbagai alasan yang
terkadang tidak diberi sanksi oleh kepala atau atasan di kantor Dinas Perhubungan tersebut,
pulang lebih awal dari waktu yang telah ditetapkan, pergi meninggalkan kantor tanpa izin
kepala Dinas Perhubungan, memperlama jam ishoma (istirahat, sholat dan makan siang)
dan lain sebagainya.
Kendala dalam kedisiplinan kerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Dumai yaitu,
kurangnya kesadaran diri pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Serta kurang tegasnya
sanksi – sanksi yang diberikan.
Upaya yang diberikan agar dapat mengurangi tingkat kedisiplinan yang buruk yaitu
hubungan kemanusiaann yang harmonis, baik di antara pimpinan dengan pegawai, maupun
pegawai dengan pegawai. Pimpinan harus memberikan pengawasan lebih tehadap
bawahannya, dan dapat memberikan motivasi lebih, agar pegawai semangat dalam
menjalankan tugasnya.

4. KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan
1. Masih terdapat beberapa pegawai di Dinas Perhubungan Kota Dumai yang masih saja
melakukan pelanggaran atau kurang disiplin terhadap peraturan yang telah dibuat. Hal
ini dikarenakan kurangnya kesadaran diri mereka dengan tanggung jawab sebagai
ASN (Aparatur Sipil Negara) maupun TKPK (Tenaga Kerja dengan Perjanjian
Kontrak) atau yang biasa disebut pegawai honorer.
2. Kendala dalam kedisiplinan kerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Dumai yaitu,
kurangnya kesadaran diri pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Serta kurang
tegasnya sanksi – sanksi yang diberikan.
Saran
1. Pimpinan harus memberikan contoh dalam hal ketepatan waktu kepada pegawainya
dan harus lebih aktif dalam mengawasi pegawainya.
2. Pimpinan harus memberikan motivasi lebih, agar pegawai semangat dalam
melaksanakan tanggung jawabnya
3. Para pegawai harus memiliki kesadaran lebih agar kedisiplinan kerja itu tercipta
4. Dan sanksi serta hukuman yang diberikan kepada pegawai harus lebih tegas, agar
pegawai mempunyai efek jeranya.

DAFTAR PUSTAKA
Anjaningrum, W. D. (2020). Analisis Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Perhubungan Kota Malang.
Selma, S., & Septayuda, I. (2021, May). Analisis Disiplin Kerja Pegawai Dalam
Meningkatkan Kualitas Layanan Di Balai Pkb Dinas Perhubungan Oki. In Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Vokasi (Semhavok) (Vol. 3, No. 1, Pp. 1-7).
Nurdin, M. A. F. (2021). Analisis Kedisiplinan Kerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan
Kota Sukabumi. Econeur (Journal Of Economics And Entrepreneurship), 6(1), 20-26.
Leuhery, F. (2018). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja, Dan
Pengembangan Karir Tehadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Provinsi
Maluku. Soso-Q: Jurnal Manajemen, 6(1), 118-133.
Rompasˡ, G. A. C., Tewal, B., & Dotulong, L. O. (2018). Pengaruh gaya kepemimpinan,
pengawasan, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan
Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 6(4).

Anda mungkin juga menyukai