Disusun Oleh :
NIM : 521180080
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AKI
SEMARANG 2020
A. DISIPLIN
Disiplin merupakan bentuk patuh atau rasa taat terhadap peraturan atau tunduk terhadap
pengawasan & pengendalian. Sementara pendisiplinan yakni merupakan suatu usaha yang
dilakukan guna menanamkan nilai-nilai atau pemaksaan agar subjek mematuhi sebuah
peraturan.Selain itu, Disiplin juga adalah sikap yang selalu memenuhi janji, Supaya orang
lain percaya karena salah satu modal seseorang dalam wirausaha yakni ialah mendapat
kepercayaan dari orang lain.
Disiplin adalah sikap yang selalu menepati janji, sehingga orang lain akan percaya. Asal kata
Disiplin adalah dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini muncul kata
Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dalam bahasa inggris adalah "disciple"
yang berarti pengikut atau murid. Dari sekarang kata disiplin mengalami perkembangan
makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap
peraturan dan tunduk pada pengawasan. Kedua, disiplin juga merupakan latihan yang
bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Perkataan disiplin mempunyai
arti kepatuhan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat
menjamin kelancaran berbagai aktivitas, antara lain belajar, bekerja, berusaha, dan lain-lain.
Dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam
kondisi sulit sekalipun.
Menegakkan disiplin kerja sangat penting bagi perusahaan. Adanya disiplin kerja akan
menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan kerja perusahaan, sehingga
memperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi karyawan, disiplin kerja memberikan
dampak suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Berikut beberapa teori menurut para ahli :
Menurut Sastrohadiwiryo (2003), disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sangsi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
Menurut Rivai (2011), disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan para
manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk
mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan kesediaan seorang dalam memenuhi segala peraturan perusahaan.
Menurut Hasibuan (2002), disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah
sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya, kesediaan adalah suatu sikap dan tingkah laku dalam
melaksanakan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
Menurut Sutrisno (2009), disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan
peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun yang
tidak tertulis.
Menurut Moekizat (2002), terdapat dua jenis disiplin kerja, yaitu:
1. Self imposed discipline, yaitu disiplin yang dipaksakan diri sendiri. Disiplin yang
berasal dari diri seseorang yang ada pada hakikatnya merupakan suatu tanggapan
spontan terhadap pimpinan yang cakap dan merupakan semacam dorongan pada
dirinya sendiri artinya suatu keinginan dan kemauan untuk mengerjakan apa yang
sesuai dengan keinginan kelompok.
2. Command discipline, yaitu disiplin yang diperintahkan. Disiplin yang berasal dari
suatu kekuasaan yang diakui dan menggunakan cara-cara menakutkan untuk
memperoleh pelaksanaan dengan tindakan yang diinginkan yang dinyatakan melalui
kebiasaan, peraturan-peraturan tertentu. Dalam bentuknya yang ekstrem command
discipline memperoleh pelaksanaannya dengan menggunakan hukum.
Menurut Hasibuan (2002), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
disiplin kerja, yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan dan Kemampuan j
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang
akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan
karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus
sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan
disiplin dalam mengerjakannya.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan
dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus mencontohkan perilaku
yang baik agar ditiru oleh bawahannya nanti. Seorang Pemimpin jangan mengharapkan
kedisiplinan bawahannya akan baik, jika dia pun tak mampu mencontohkan perilaku disiplin
yang baik kepada bawahannya.
c. Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas
jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya.
Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin
baik pula.
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia
yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan
harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan
perusahaan baik pula.
e. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan
kedisiplinan karyawan perusahaan. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja
karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan
pengawasan dari atasannya.
f. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan
perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indisipliner sesuai dengan sangsi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan pimpinan
menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan
yang baik pada perusahaan tersebut.
g. Sangsi
Sangsi berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sangsi hukuman
yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan
perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
B. KINERJA KARYAWAN
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai
dan Basri, 2005:50). Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi,
termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15). Pengertian kinerja ini
mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas
manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:68):
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins,
2006:260):
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi,
bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan
fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai
komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
Daftar Pustaka
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/disiplin-kerja-pengertian-jenis-indikator.html
https://www.materi.carageo.com/pengertian-disiplin/
https://dosenpsikologi.com/teori-disiplin-dalam-psikologi
https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-mempengaruhi-kinerja.html